STEP 1
1. Visus = ketajaman atau kejernihan penglihatan tergantung dari ketajaman fokus retina
dalam bola mata.
Bisa di cek dg opthotype vansnellen. Ditentukan d/D jarak normalnya itu 8/8. Kalo tdk
bisa nanti dg lambaian tangan, cahaya, dll.
2. Emetropia = mata yang normal menempatkan bayangan benda tepat diretina pada
keadaan mata tidak melakuakan akomodasi atau istirahat melihat jauh.
3. Ortoforia= posisi bola mata yg normal yaitu sejajar satu dengan yang lain.
4. Media refrakta = media yang ada dimata bagian bulbu oculi yang bisa membiasakan atau
membelokkan cahaya agar jatuh tepat di retina. Kornea, dll.
STEP 7
1. Bagaimana anatomi dari organ pengihatan yang terlibat dalam proses penglihatan?
Anatomi
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang membentuk dinding
orbita :
a. Lakrimal e. Maksila
b. Ethmoid f. Palatinum
c. Sfenoid g. Zygomatikum
d. Frontal
Berbentuk piramid, terletak pada kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut
45o dengan dinding medial
Dinding orbita terdiri atas tulang :
a. Atap atau superior : os. Frontal
b. Lateral : os. Frontal, os. Zygomatikum, ala magna os. Sfenoid
c. Inferior : os. Zygomatikum, os. Maksila, os. Palatina
d. Nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os ethmoid
Ilmu Penyakit Mata. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M. FKUI
Antara atap dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis superior ( dibatasi oeh corpus dan kedua
ala ossis sfnoidalis )
- N.Oculomotorius - N. Trochlearis
- N. Abduscens - N. Nasociliaris
- N. Opthalmius - Vasa opthalmica, a. Lacrimalis
- N. Frontalis - Arteri meningea media (kadang-kadang)
- N. Lacrimalis
Antara dasar orbita dan dinding lateral terdapat fissura orbitalis inferior.
- N. Maxillaris
- N. Zygomaticus
- Vasa infra orbitalis
- Serabut-serabut ganlion sfenopalatinum
choroidea
tunika corpus
selubung
vaskulosa cilliaris
iris
stratum
bulbus oculi tunika pigmenti
oculus nervosa
retina
n. opticus humor
aquosus
organon musculi
visuum oculi lensa
isi
crystalina
palpebra corpus
organo oculi vitreum
acessorius
conjunctiva
glandula
lacrimalis
A. Palpebra
a. Lapisan epidermal :
b. Lapisan muskular :
• m. Levator palpebra
• m. Orbikularis okuli
• m. Mulleri
• m. Riolani
c. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus ada Gld.Meibom
dng produksi sebum. Fungsi :
• Memberi bentuk palpebra
• Origo & insertio otot
• Memberi kekuatan pada palpebra
d. Lapisan konjungtiva
a) M.orbicularis oculi
i) Inervasi: n.Fasialis
ii) Fungsi: menutup mata
b) M.levator palpebra
i) Inervasi: N.occulomotorius
ii) Fungsi: membuka mata
c) M.tarsalis mulleri
i) Inervasi syaraf simpatis
ii) Fungsi: pertahankan palpebra membuka
- Melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersifat fisik atau kimiawi
- Memberi jalan masuk sinar ke dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan
- Pembasahan dan pelicinan seluruuh permukaan bola amta terjadi karena pemerataan
air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata
- Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan
bola mata
Ilmu Penyakir Mata. Perhimpunan dokter spesialis mata indonesia. Edisi 2. Sagung Seto
B. Konjungtiva
Terdiri dari 3 bagian :
Kornea
Korpus vitreum
Sebagai media refrakta
Bila kekeruhan sedikit akan melihat benda hitam melayang (floaters). Penyebabnya biasanya
uveitis posterior.
Bila keruh sekali penglihatan akan kabur, mis. Karena perdarahan atau uveitis posterior.
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan
Pupil
Fungsi pupil :
• Mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata
• Meningkatkan ketajaman fokus
• Mengurangi aberasi sferis dan kromatis
Buku Oftalmologi Umum, Vaugan
Lensa
Retina
Humor Aquous
Terdiri atas :
• N.trigeminus sensoris
• N.simpatis lwt gln.cervicale
• N.fascialis parasimpatis
Glandula lakrimalis, terdiri atas :
• Pars orbitalis
• Pars palpebralis
• Pars sekretorius : saluran sekresi duktuli lakrimalis 6-12 buah bermuara di forniks
superior sebelah lateral. Bisa tertutup oleh proses sikatrik akibat :
Trakhoma
Trauma kimia
Steven Johnson syndroma
Akibatnya produksi air mata berkurang/tidak ada sehingga menyebabkan keratitis sicca
• Terdiri atas :
Pungtum lakrimalis
Kanalikuli lakrimalis
Sakus lakrimalis
Duktus lakrimalis
Meatus lakrimalis (ada valvula Hasner)
• Mekanisme pengaliran air mata
Gerakan berkedip
Gerakan peristaltik
Gaya berat (gravitasi)
Gaya kapiler
Gaya pompa (dari lig.canthi)
• Tersumbat nrocos epifora
LAKRIMA
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke
punctum lacrimalis – canaliculi lacrimalis – saccus lacrimalis – ductus nasolacrimalis –
meatus nasi inferior.
a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terdapat
di palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 um
b. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama
dan kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7
um. Selain air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen,
protein (termesuk imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal
lapisan ini 0,02 – 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi
oleh epitel permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin.
Sedangkan mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.
b. Fungsi air mata
• sebagai cairan pelindung terhadap kekeringan dan
• sebagai antibakterial karena mengandung enzim lisozim
• sebagai pelicin pada waktu berkedip
tempat perlkatan lensa dibadan siliaris disebut otot siliaris. otot ini mempunyai 2
perangkat otot polos yaitu serabut meridional dan sirkular . serabut miridional
membentang sampai peralihan kornea – sklera dr ligamen. kalao seranut berkontraksi
bagian perifer lgamen lensa tertarik ke depan dan bagian medialnya ke arah kornea
sehingga regangan lensa berkurang sebagian. serabut sirkular tersusun melingkar
sehingga saaat kontraksi terjadi gerak seperti sfingter , jarak antar ligamen mendekat
aehingga terjadi regangan dr ligamen terhadap kapsul lensa berkurang.
kontraksi aeperangkat otot polos ini akan mengendurkan ligamen kapsul lensa dan lensa
cembung . otot siliaris relaksasi maka kekuatan lensa berkurang menjadi kecil, bila otot
siliaris kontraksi kuat , kekuatan lensa menjadi maksimal.
otot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh saraf para simpatis.perangsangan saraf para
simoatis menimbulkan kontraksi otot siliaris , selanjutnya mengendurkan ligamen lensa
dan meningkatkan daya bias. dengan meningkatnya daya bias, mata mampu melihat
objek lebih dekat dibanding waktu daya bias rendah. akibat dengan mendekatnya objek
ke mata frekwensi impuls para simpatasi ke otot siliaris secara progresif ditingkatkan
agar ogjek tetap tampak jelas
akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik yg secara otomatis mengatur
kekuatan fokal lensa untuk tingkat tajam penlihatan yg paling tinggi.
- mata seakan3 mengubah jarak titik fiksasi , lensa selalu mengubah kekuatnnya
dalam arah yg sesuai untuk menapai fokus yg baru. lensa tidak membut kesalahan
dalam dan mengbah kekuatnya pada rah yg salah.
- aberasi kromatik, dg demikian sinar cahaya difokuskan sedikit diposterior sinar
cahaya biru dr pada merah. mata dapt mendeteksi mana dr ke dua type sinar yg
dapat mendeteksi sinar lebih kuat atau lemah.
bila benda difiksasi pd objekdekat mata berkonvergensi saling maju.
korne fovea terletak pada lekukan lubang paling dalam dr lainnya pada
retina maka kejelasan fokus pad fovea beda dengan sekitarnya.
tingkat akomodasi bergetar sedikit sepanjang waktu pada frekuensi sampai
2 x per detik, bayangan jadi ebih jelas bila getaran lensa kuat diubah dalam
arah sesuai menjadi lemah bila kekuatan lensa dalam arah yg salah.
o meknisme penghantar impuls saraf dalam proses penglihatan
setelah meningglakan retina impuls saraf berjalan ke belakang melalui n.optikus.
dikiasma optikus semua serabut dari bagian nasal retina menyeberangi garis tengah
tempat mereka berabung dengan serabut yg berasaldari bagian temporal retina mata yg
lain sehingga trebntuk traktus oktikus. saraf dr trktus optikus bersinaps di nukleus
genikulatu lateral dorsalis dan dr sini serabut genikulokalkarina berjalan melalui radiasi
optika menuju korteks penglihatan primer yg berada di area kalkarian lobus oksipital.
bayangan penglihatan dalam kedua mata normal mengadakan fusi satu sama lain pada
titik yg berhubungan pada retina. korteks penglihatan berperan dalam fusi.
Tiap mata dapat abduksi (menjauh dr hidung) dan aduksi (mendekati hidung), melihat ke atas
(elevasi), ke bawah (depresi). Enam otot ekstra okuler mengontrol pergerakan mata. Rektus
medialis dan lateralis menggerakkan mata pada arah horizontal shg masing2 menghasilkan
aduksi dan abduksi. Rektus vertikalis mengelevasi dan mendepresi mata pada abduksi. Otot
oblikus superior menyebabkan depresi dalam posisi aduksi dan oblikus inferior menyebabkan
elevasi dalam posisi aduksi. Semua otot vertikalis memiliki aksi sekunder tambahan (intorsi,
ekstorsi, pergerakan sirkular mata).
Tiga saraf kranialis mempersarafi semua otot ini yg nukleusnya berada pada batang otak,
bersama dgn jaras yg menghubungkan mereka dgn nukleus2 lain (mis vestibularis) dan dgn
pusat melihat (melihat horizontal di pons dan melihat vertical di otak tengah). Semuanya
mengkoordinasi pergerakan kedua mata.
Hubungan antar nucleus memastikan gerakan kedua mata terkoordinasi. Sebagai contoh saat
melihat ke kanan, otot rektus lateralis kanan dan rektus medialis kiri sama2 terstimulasi. Di
saat yg sama, inervasi otot2 antagonis yg menggerakkan mata ke kiri (rektus lateralis kiri dan
rektus medialis kanan) terinhibisi.
(Lecture Notes Oftalmologi)
Ganong WF. Review of Medical Physiology. 22nd ed. Singapore: McGrawHill; 2005.
p. 148-70.
Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan dan untuk
membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita.
Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke
punctum lacrimalis – canaliculi lacrimalis – saccus lacrimalis – ductus nasolacrimalis –
meatus nasi inferior.
a. Lipid, lapisan paling superficial yang dihasilkan oleh kelenjar Meibom yang terdapat di
palpebra superior dan inferior. Tebal lapisan ini 0,1 um
b. Akuos, lapisan tengah (paling tebal) yang dihasilkan oleh kelenjar Lakrimalis utama dan
kelenjar lakrimalis asesorius (kelenjar Krause dan Wolfring). Tebal lapisan ini 7 um. Selain
air sebagai komponen utama, juga terdiri dari elektrolit, glukosa, oksigen, protein (termesuk
imunoglobulin A), enzim dan komponen lainnya.
c. Mucin, lapisan paling profunda yang dihasilkan oleh sel Goblet conjunctiva. Tebal lapisan
ini 0,02 – 0,05 um. Selain dihasilkan oleh sel Goblet, mucin juga diproduksi oleh epitel
permukaan conjunctiva dan kornea yang disebut dengan N-linked mucin. Sedangkan mucin
yang dihasilkan oleh sel Goblet disebut dengan O-linked mucin.
penyebab miopia yaitu usia, status gizi, onset miopia, tekanan intraokular, stress dan faktor
sosialekonomi
Tujuan pemeriksaan fisik mata adalah untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
Fungsi disini mencakup fungsi penglihatan dan bukan penglihatan, seperti gerak mata dan
kesejajaran.
PEMERIKSAAN LUAR
Pemeriksaan secara umum pada adneksa mata (palpebra : ptosis atau retraksi palpebra dan
periokuler). Lesi kulit, pertumbuhan dan tanda-tanda radang seperti pembengkakan, eritema,
pamas, dan nyeri tekan diecaluasi melalui inspeksi dan palpasi sepintas.
PENGLIHATAN
setiap pemeriksaan mata harus mencakup penilaian ketajaman penglihatan, walaupun
ketajaman penglihatan tidak disebut sebagai bagian dari keluhan utama.
Refraksi : mata emetrop secara alami memiliki fokus yang optimal untuk penglihatan jauh.
Mata ametrop (miopia, hiperopia, atau astigmat) memerlukan lensa koreksi agar terfokus
dengan baik untuk melihat jauh.
Uji penglihatan sentral : ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan
objek dalam berbagai ukuran yang diletakkan pada jarak standar dari mata. Misalnya kartu
Snellen. Ketajaman penglihatan yang belum dikoreksi diukur tanpa kacamata atau lensa
kontak. Ketajaman terkoreksi berarti menggunakan alat bantu.
Mata yang tidak bisa membaca satu hurufpun diuji dengan hitung jari.
Jika tidak bisa mengitung jari, diuji dengan mendeteksi tangan yang digerakkan secara
vertikal atau horizontal (penglihatan HM / hand movement)
Tingkat penglihatan yang lebih rendah lagi adalah kesanggupan mempersepsi cahaya (LP/
Light perception). Mata yang tidak dapat mempersepsi cahaya dianggap buta total (NLP/ No
light perception)
Uji Pinhole : Penglihatan kabur akibat kelainan refraksi disebabkan oleh banyaknya berkas
sinar tak terfokus yang masuk ke pupil dan mencapai retina sehingga terbrntuk bayangan
yang fokusnya tidak tajam. Melihat kartu snellen melalui pinhole mencegah sebagian besar
berkas tak terfokus yang memasuki mata sehingga bayangan yang dihasilkan menjadi lebih
tajam.
Uji penglihatan perifer : penglihatan lapang pandang perifer dapat dilakukan dengan uji
konfrontasi.
PUPIL
Pemeriksaan dasar : pupil harus tampak simetris dan masing-masing harus diamati ukuran,
bentuk (bulat atau tidak teratur), dan reaksi terhadap cahaya. Pada saat pupil disinari, ada dua
respon yang dapat dilihat, yaitu respon langsung dan respon konsensual.
MOTILITAS MATA
Uji kesejajaran : pasien normal memiliki penglihatan binokuler. Hal ini dicapai dengan
meminta menempatkan masing-masing mata sedemikian rupa sehingga kedua fovea terfiksasi
secara serentak pada objek yang dilihat. Uji kesejajaran sederhana dapat dilakukan dengan
meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa feet. Sebuah pantulan akan tampak
pada setiap kornea dan seharusnya terletak di pusat masing-masing pupil jika kedua mata
berpadu lurus.
Uji menutup (cover test) : pasien diminta membuka kedua matanya dan menatap objek yang
jauh. Jika kedua mata terfiksasi bersama pada objek, menutup satu mata tidak akan
mempengaruhi posisi atau kelanjutan fiksasi mata yang satunya. Jika mata kedua tidak
berpadu identik (berputar abnormal ke luar atau ke dalam), mata ini tidak terfiksasi
bersamaan pada objek.
Menguji gerak ekstraokuler : kedua mata pasien diminta mengikuti objek saat objek
digerakkan ke salaha satu daeri empat arah pandangan utama. Pemeriksa memperhatikan
kecepatan, kelancaran, dan simetri gerakan serta mencatat adanya ketidakstabilan fiksasi.
Gangguan gerakan mata bisa disebabkan oleh gangguan neurologik (mis, kelumpuhan saraf
kranial), kelemahan otot ekstraokuler, atau kendala mekanik di dalam orbita yang
membatasai rotasi bola mata (mis, fraktur lantai orbit dengan m rectus inferior terjepit).
Pemeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin
Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas
sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris
mendatar. Huruf yang teratas adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita
membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda
dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh
mata kanan dengan terlebih dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian.
Tajam penglihatan dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien
dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal
bisa membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian dapat ditulis rumus:
V =d/D
Keterangan:
Pada tabel di bawah ini terlihat visus yang dinyatakan dalam sistem desimal, Snellen
dalam meter dan kaki.
2. Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.
3. Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50,
berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.
4. Bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
5. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji
hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
6. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada
jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan
hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1
meter.
7. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk
daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1
meter, berarti visus adalah 1/300.
8. Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat
lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat
melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga.
9. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan
penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total
OFTALMOLOGI UMUM. EDISI 17. VAUGHAN & ASBURY.
pemeriksaan mata
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Anamnesis
keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan cepat timbulnya.
Lokasi, berat dan keadaan lingkungan.
Riwayat kesehatan lalu
1. berpusat pada kesehatan umum
2. penyakit sistemik
3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan hipertensi.
Riwayat keluarga
1. berhubungan dengan gg mata :
strabismus
glaucoma
katarak
masalah retina : degenerasi macula
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
pemeriksaan visus
pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.
1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)
2. conjungtiva
3. cornea keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea
dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)
fotokeratoskop alat yang menilai keseragaman dan ratanya permukaan dengan
memantulkan pola lingkaran konsentris ke atasnya.
Pachymeter mengukur ketebalan kornea sentral.
4. camera oculi anterior dengan gonioskopi, alat pemeriksaan anatomi kamera anterior
dengan pembesaran binokuler dan sebuah goniolens khusus.
5. pupil (simetris, ukuran, bentuk bulat atau tidak teratur, reaksi terhadap cahaya dan
akomodasi)
6. lensa
7. corpus vitreus
8. retina
motilitas mata mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya, baik masing-masing
sendiri (ductions) dan bersama (version).
Pemeriksaan visus
Inspeksi, dengan urutan :
o Posisi bola mata
o Gerak bola mata
o Palpebra
o Silia
o Konjungtiva
o Sklera
o Kornea
o Camera Oculi Anterior (COA)
o Iris
o Pupil
o Lensa
o Korpus vitreum / badan kaca
o Retina
karena dengan meningkatnya usia lensa akan semakin besar dan melebar serta kurang
elastik sebagian disebabkan oleh denaturasi protein, akibatnya kemampuan untuk
merubah bentuk akan berkurang secara progresif
Fungsi
Sebagai media refrakta
Bila keruh penglihatan kabur