Anda di halaman 1dari 19

Hello Sehat > Informasi Kesehatan > Hidup Sehat > Fakta Unik > Mengulik Fungsi dan

Organ
Penting Dalam Sistem Reproduksi Manusia

Mengulik Fungsi dan Organ Penting Dalam


Sistem Reproduksi Manusia

Manusia bisa punya keturunan karena tubuhnya memiliki organ dan sistem
reproduksi. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak tahu bagian dan fungsi-fungsi dari sistem
reproduksinya sendiri. Padahal dengan mengenal sistem reproduksi, Anda dapat mengetahui
dengan pasti bagaimana cara menjaga kesehatan tubuh Anda sendiri. Yuk, cari tahu lebih rinci
mengenai sistem reproduksi manusia dalam artikel ini.

Mengenal sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing. Berikut
penjelasan sistem reproduksi wanita yang perlu Anda ketahui:

1. Vagina
Banyak orang mengira bahwa vagina bisa diamati dengan mata telanjang. Hal tersebut salah
kaprah. Vagina berada di dalam tubuh sehingga Anda tidak bisa melihatnya secara langsung.
Bagian yang bisa Anda lihat ketika menghadap ke alat genital dinamakan vulva.

Vagina sendiri merupakan saluran yang menghubungkan serviks (leher rahim) ke bagian luar
tubuh. Letak vagina tepatnya di belakang kandung kemih, agak lebih rendah dari rahim.

Fungsi organ satu ini adalah sebagai jalan lahir bayi saat persalinan serta tempat keluarnya darah
saat menstruasi. Vagina juga menjadi jalur akses sperma untuk menuju rahim.

2. Rahim (uterus)

Rahim adalah sebuah organ kecil yang berongga dan berbentuk seperti buah pir. Organ ini
berada di antara kandung kemih dan dubur. Bagian bawah rahim merupakan sebuah saluran yang
disebut leher rahim. Leher rahim ini menghubungkan vagina dengan rahim.

Rahim memiliki banyak fungsi penting dalam proses reproduksi. Selama siklus menstruasi
normal, lapisan rahim (endometrium), akan diselimuti dengan gumpalan darah yang menebal.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempersiapkan kehamilan. Apabila tidak ada
pembuahan, maka gumpalan darah tersebut akan luruh dan keluar melalui vagina. Nah, proses
luruhnya darah inilah yang disebut dengan menstruasi.

Sebaliknya, jika terjadi pembuahan, maka rahim akan menjadi rumah bagi embrio untuk tumbuh
dan berkembang sebelum akhirnya dilahirkan.

3. Ovarium

Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang berada di sisi kanan dan kiri rongga panggul,
tepatnya bersebelahan dengan bagian rahim atas. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel
telur dan hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesteron.

4. Tuba falopi

Tuba falopi adalah dua tabung panjang dan tipis yang membentang dari ujung kanan dan kiri
pada pada bagian atas rahim ke ujung ovarium.

Organ ini berfungsi sebagai saluran untuk sel telur (ovum) bergerak dari ovarium menuju rahim.
Konsepsi, alias pembuahan sel telur oleh sperma, terjadi di saluran tuba falopi.

Nantinya, sel telur yang berhasil dibuahi di saluran tuba falopi akan bergerak menuju rahim.

5. Vulva
ilustrasi vulva (tampak luar vagina)

Vulva adalah bagian luar dari anatomi vagina yang bisa Anda lihat dengan mata telanjang.
Bagian ini terdiri dari:

 Labia majora. Labira majora disebut juga sebagai “bibir besar”. Bagian ini mengandung
banyak kelenjar keringat dan minyak. Setelah pubertas, labia majora akan ditutupi
rambut-rambut halus.
 Labia minora. Labia minora disebut sebagai “bibir kecil” Disebut demikian karena
bagian ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 5 cm. Labia minora berada di dalam labia
majora, dan mengelilingi lubang vagina dan uretra (lubang tempat Anda buang air kecil).
Jadi, lubang tempat urin keluar dari tubuh berbeda dengan lubang keluarnya darah saat
Anda menstruasi.
 Klitoris. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang berada di dalam labia minora. Klitoris
ditutupi dengan lipatan kulit, yang disebut preputium, mirip dengan kulup di ujung di
penis. Sama halnya dengan penis, klitoris dikelilingi banyak saraf sehingga sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa menegang (ereksi).

Mengenal sistem reproduksi pria


Sama halnya dengan wanita, sistem reproduksi pria juga terdiri dari banyak bagian. Setiap
bagiannya tentu memiliki fungsi masing-masing yang sangat vital. Berikut bagian-bagian dari
sistem reporoduksi pria yang perlu Anda ketahui:

1. Penis
ilustrasi penis dan buah zakar (testis)

Penis adalah organ seks pria. Biasanya, organ ini akan mencapai ukuran
maksimalnya selama masa puber. Penis terdiri dari tiga bagian utama, pangkal (radix), batang
(corpus), dan kepala (glans).

Di ujung kepala penis terdapat lubang saluran uretra untuk mengeluarkan urin dari dalam tubuh.
Lubang ini juga berfungsi untuk mengeluarkan cairan mani ketika pria mencapai klimaks
(orgasme).

Di sepanjang batang penis, tepatnya pada sisi kiri dan kanannya, terdapat jaringan yang
dinamakan korpus kavernosum. Jaringan ini akan dipenuhi darah ketika pria terangsang secara
seksual. Saat jaringan ini dipenuhi darah, penis akan menjadi kaku dan ereksi sehingga
memungkinkan pria melakukan penetrasi selama hubungan seksual.

2. Skrotum
Skrotum adalah sebuah kantong kulit yang longgar dan menggantung di belakang penis. Bagian
tubuh satu ini juga dikenal dengan nama buah zakar dan sangat erat kaitannya dengan
testis. Selain berfungsi untuk membungkus testis, skrotum juga berperan untuk mendukung testis
memproduksi sperma normal.

Agar pria dapat menghasilkan sperma berkulitas, testis harus berada pada suhu yang tepat, yaitu
sedikit lebih dingin ketimbang suhu tubuh. Adanya otot-otot khusus di dinding skrotum
memungkinkannya testis untuk menjaga suhu optimal bagi produksi sperma.

3. Testis

Testis atau biasa disebut sebagai buah zakar, pelir, atau biji kemaluan adalah organ berbentuk
oval. Organ ini berada di dalam kantung di sebelah kanan dan kiri bagian belakang penis.

Fungsi utama testis adalah untuk memproduksi dan menyimpan sperma serta memproduksi
testosteron. Testosteron adalah hormon pria yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
sperma dan memberikan perubahan pada tubuh selama masa pubertas.

Biasanya, testis pria akan mulai tumbuh sekitar umur 10-13 tahun. Ketika testis tumbuh, kulit di
sekitar skrotum akan berwarna lebih gelap, menggantung ke bawah, dan memiliki rambut.
Ukuran testis setiap pria berbeda-beda, namun rata-rata testis memiliki ukuran panjang antara 5-
7,5cm dengan lebar 2,5cm.
Cara merawat sistem reproduksi manusia
Setelah mengetahui anatomi berserta fungsi dari sistem reproduksi manusia, Anda juga perlu
memahami cara merawat organ satu ini. Mengingat, sistem reproduksi manusia sangat sensitif
sehingga perawatan yang dibutuhkan pun tak boleh sembarangan. Berikut panduan sederhana
untuk merawat sistem reproduksi manusia:

 Setelah selesai urusan berkemih, pastikan penis dan vagina dibersihkan serta dikeringkan
dengan baik dan menyeluruh.
 Hindari pemakaian bedak, sabun wangi, gel, dan antiseptik karena ini akan dapat
memengaruhi keseimbangan yang sehat dari bakteri dan tingkat pH di dalam area genital
yang akan menyebabkan iritasi.
 Rutinlah ganti celana dalam setiap hari.
 Ada banyak jenis celana dalam untuk pria dan wanita. Secara umum, pilihlah celana
dalam yang berbahan katun untuk digunakan sehari-hari.
 Pilihlah baju atau celana yang longgar baik karena hal tersebut baik untuk organ
reproduksi Anda. Penggunaan baju dan celana yang terlalu ketat dapat membuat area
genital lembap, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi.
 Ketika Anda dan pasangan berencana untuk berhubungan seks, sebaiknya bersihkan dulu
area genital sebelum naik ke ranjang. Membersihkan area genital setelah seks juga tak
kalah pentingnya.
 Gunakan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak
diinginkan.
Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Unknown01:56:00No comments
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar) dan testis
(buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
 Akar (menempel pada didnding perut)
 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran tempat
keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans penis disebut
korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai
dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi
darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum
juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri
dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).

2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.

Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria

1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke
bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan
membentuk korda spermatika.

2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air
kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian
tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis,
perbesaran prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi
hampir sama dengan kelenjar prostat.

4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis. Fungsi Vesika
seminalis adalah mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen.

5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan belakang dari
testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.

6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan masuk
ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya bergabung
dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

Bangunan Penyokong atau Penyambung


Funikulus Spermatikus: Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan
serabut-serabut saraf.

Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas
(kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia
tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam
setelah ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100
juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti
(nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung
kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi
untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan
ductus ejakulotoris.

B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

1. Hormon pada Laki-laki


a. FSH : Menstimulir spematogenesis.
b. LH : Menstimulir Sel Interstial Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:


Sebelum lahir:
a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi : untuk pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi, penting dalam
spermatogenesis, serta untuk pertumbuhan tanda kelamin sekunder

Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64
hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa
adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis


terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus
seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli,
dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
• LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
• FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih
bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami
meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi
masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi,
fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri
dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi
umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Genetalia Eksterna (vulva) terdiri dari:

1. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas
simfisis pubis.

2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian
bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan
selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à
panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.

3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna kemerahan;Bagian
atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis, sementara bagian.
Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog
dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata
tidak melebihi 2 cm.

5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini,
dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan
cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi
masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

6. Himen (selaput dara)


Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari
liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar.
Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior

7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.

2. Genetalia Interna

1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh
karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian
depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke
dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5.
keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).

2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum.
Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah
berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus
seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan
parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat menahan
beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan yang
diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan
mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam.
Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian
rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas dari
kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan
selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar endometrium.
Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan oleh perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat
membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan uterus saat
hamil dan persalinan.

3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3
sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap melakukan implantasi.

4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina
dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus
menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika
dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila
habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya
terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan ovum yang
disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur
dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

D. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

1. Hormon Reproduksi pada wanita


a. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

E. Siklus Menstruasi

Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan akan
mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium secara
bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya lebih
cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen guna
mempersiapkan endometrium.
F. Hormon-Hormon Reproduksi

1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka
estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi
rendah, begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang
matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu
perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya
ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.
Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya
makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml),
kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai
akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan
fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan
awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi
air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur
dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga

Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi folikel
matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel di dalam berisi satu
sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan dilepas satu ovum dari sebuah
folikel mulai dari seorang wanita mengalami puber sampai menopause. Setiap ovarium
menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat
mematangkan sel telur selama wanita melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami
degenerasi. Oogenesis dan ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri
dan ovarium kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat kita lihat pada
Gambar berikut.

Sumber : http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang
menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru
yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran
besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I.
Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi,
masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan
polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada Gambar 9.5b, ootid berukuran paling besar.
Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan
fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi. Perlu diketahui bahwa sejak bayi
perempuan masih berada di dalam kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis sampai
tahap metafase II. Setelah itu inaktif sampai perempuan mencapai pertumbuhan yang siap untuk
mengalami menstruasi dan menjadi ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja,
pematangan sel telur dalam folikel hanya melanjutkan tahap telofase II.

Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi. http://bbiologi.blogspot.com/2012/03/ anatomi-


fisiologi-sistem-reproduksi.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012.
Riani, Intan. 2012. Pembentukan gamet Jantan Spermatogenesis. http://intanriani.wordpress.com
/pembentukan-gamet-jantan-spermatogenesis/. Diakses pada tanggal 14 mei 2012.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai