Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PTP – 153 TEKNIK PELEDAKAN

Modul1
Perlengkapan dan Peralatan Peledakan

DisusunOleh:

Haechal Nuansa Fikry (F1D117017)


Kelompok: 1

Asisten:

Trigianto (F1D116018)

LABORATORIUM ENERGI REKAYASA DAN MATERIAL II


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Peledakan merupakan salah satu kegiatan pada penambangan untuk
melepaskan batuan dari massa batuan induknya. Perencanaan peledakan
merupakan suatu tahapan pemberaian bahan galian dan dibuat agar diperoleh
suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien dan ramah lingkungan. Oleh sebab
itu sasaran utama dari perencanaan peledakan adalah mempersiapkan sejumlah
bahan peledak dan asesorisnya agar diperoleh ukuran fragmentasi yang sesuai
dengan proses selanjutnya dan memenuhi target produksi.

Masalah yang sering timbul pada penambangan adalah diperolehnya


ukuran hasil peledakan yang tidak sesuai dengan ukuran gape crusher pada proses
peremukan sehingga diperlukan adanya secondary blasting. Hal ini menyebabkan
kegiatan pembongkaran dengan peledakan tidak ekonomis lagi. Dan biasanya
masalah ini terjadi karena cara pembongkaran yang tidak sesuai dengan pola
pemboran dan peledakan yang dianjurkan, yang dalam hal ini dapat juga karena
faktor pengisian bahan peledak.

Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan alat bor yang
tepat, penentuan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan dan
pemilihan bahan peledak serta pelaksanaan di lapangan yang sesuai
dengan prosedur dan pengawasan yang bertanggung jawab akan sangat
menentukan keberhasilan proses pembongkaran sehingga akan diperoleh ukuran
boulder yang dibutuhkan sehingga target produksi yang diinginkan dapat
mencapai target yang di rencanakan.

1.2 TujuanPraktikum
1. Mampu mengenal berbagai jenis dan tipe perlengkapan peledakan yang
digunakan pada penambangan bahan galian, sebagai bahan pembantu
proses peledakan yang habis pakai
2. Mampu mengenal berbagai jenis dan tipe peralatan peledakan yang
digunakan pada penambangan bahan galian, sebagai bahan pembantu
proses peledakan yang dapat dipakai berulang kali
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Teknik peledakan yang secara umum berisikan pengetahuan praktis
tentang praktik peledakan pada penambangan bahan galian yang didalam
pelaksanaannya tanpa meninggalkan azas efisiensi dan efektifitas. Agar harapan
tersebut terpenuhi, maka setiap individu yang berkecimpung dalam
pelaksanaan peledakan harus mempertimbangkan aspek keselamatan (safety),
target produksi (production) dan lingkungan (environment). Peledakan pada
perusahaan tambang dilakukan untuk memberaikan batuan dari batuan induknya.
Dan dilakukan untuk menunjang operasi penggalian yang dilakukan excavator,
karna tujuan dari peledakan itu sendiri membuat fragmentasi sehingga dapat
menghasilkan rekahan pada batuan, yang dapat memudahkan dalam proses
penggalian batuan tersebut.
(Koesnaryo, 2001)

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)


dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan. Pekerjaan
peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan
dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan
kecelakaan.
(Rai, 1980)

Menurut (Kartodharmo, 1984) peledakan merupakan kegiatan pemecahan


suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses
terjadinya ledakan. Beberapa istilah dalam peledakan:
1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan peledakan di dalam
lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan
geofisika cara seismik bias.
2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan peledakan sekunder untuk
pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak
berdiatemeter kecil dan diisi sedikit bahan peledak.
3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan cara menimbulkan energi
seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara.
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan celedakan yang
dilakukan di luar jam gilir kerja.
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan cara peledakan
jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak
yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang.
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan proses peledakan dalam
pembuatan parit.
7. Peledakan teredam (cushion blasting) merupakan cara peledakan dengan
membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak atau
membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol sehingga
menghasilkan getaran yang relatif lembut.

Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan


karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang
mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas
merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan
peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan
terakhir detonasi.
(Sudarmono, 2008)

Peralatan Peledakan Adalah semua bahan atau alat-alat yang dapat


digunakan lebih dari satu kali pemakaian dalam operasional peledakan. Seperti,
Blasting Machine, cramper, lead wire, multimeter, MMU, shot gun, rheostat dan
fussion tester. Sedangkan perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau alat-
alat yang hanya dapat digunakan untuk satu kali peledakan, antara lain : detonator,
bahan peledak, sumbu api, sumbu ledak, booster, relay conector.
(Arif, 1984)
2.2 Deskripsi Alat
2.2.1 Peralatan
No Nama dan Gambar Deskripsi Peralatan
1 Blasting Machine (generator) Pengertian generator adalah
sumber energi yang mengubah
energi gerak menjadi energi
listrik dalam jumlah yang besar.

2 Blasting Machine (Baterai) Pengertian baterai adalah


sumber energi yang menyimpan
energi kimia dan mengeluarkan
kembali dalam bentuk energi
listrik.

3 Kawat Utama (Lead wire) Kawat utama berfungsi sebagai


penghubung rangkaian
peledakan listrik dengan alat
pemicu ledak listrik atau blasting
machine.

4 Shot Gun
5 Mobil Mixer/Manufacturing Mobil Mixer/Manufacturing
Unit (MMU) Unit adalah alat yang digunakan
untuk pengisian lubang ledak
secara mekanis. MMU
umumnya terdiri dari tiga
kompartemen yang bermuatan
butiran Ammonium Nitrate
(AN), bahan bakar (solar), dan
emulsi.
6 Mesin Bor Sumber 6nergy penghasil gaya
adalah udara bertekanan tinggi
(Pneumatic) yang dihasilkan dari
kompresor dan sekaligus sebagai
tenaga penggerak unit alat bor
untuk berpindah dari satu lokasi
ke lokasi lainnya.
7 Multimeter Multimeter berfungsi untuk
mengukur ketahan, voltage.

2.2.2 Perlengkapan
No Nama dan Gambar Deskripsi Perlengkapan
1 Detonator Biasa Merupakan Detonator yang
menjadi pemicu awal proses
peledakan.
2 Detonator Listrik Detonator listrik berfungsi
hampir sama dengan detonator
biasa hanya saja di gunakan
pada proses peledakan listrik

3 Bahan Peledakan (ANFO) Bahan peledak (ANFO) adalah


singkatan dari ammoniun nitrat
(AN) sebagai zat pengoksida dan
fuel oil (FO) sebagai bahan
bakar.

4 Bahan Peledak (Dodol/Gel) Merupakan bahan peledak


istimewa yang memiliki
kekuatan tinggi dan beremulsi
sensitif yang kuat, namun
demikian memiliki sensitivitas
yang rendah terhadap impak
mekanik. Bahan peledak ini
merupakan bahan peledak kuat
yang tahan terhadap air.
5 Sumbu Api Sumbu api adalah alat berupa
sumbu yang fungsinya
merambatkan api dengan
kecepatan tetap . Perambatan api
tersebut dapat menyalakan
ramuan pembakar (Ignition
Mixture) di dalam Detonator
biasa, sehingga dapat
meledakkan isian primer dan
isian dasarnya
6 Booster Merupakan bahan peledak
dengan daya ledak paling tinggi
diantara semua jenis handak
yang dipakai di dunia
pertambangan saat ini.
Merupakan pencampuran proses
pelelehan dari TNT (Tri Nitro
Toluena) dengan PETN (Penta
Erytrithol Tetra Nitrate)
7 Relay Connector Relay Connector merupakan
perlengkapan peledakan yang
digunakan untuk waktu tunda di
atas permukaan, baik antar baris
maupun antar lubang bor.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang peralatan dan perlengkapan
pada peledakan. Pertama asisten laboratorium menjelaskan mengenai peralatan
dan perlengkapan pada peledakan beserta fungsinya. Perlengkapan pada
peledakan adalah bahan pembantu proses peledakan yang habis pakai, sedangkan
peralatan pada peledakan adalah bahan pembantu proses peledakan yang dipakai
berulang kali.

Pada peralatan peledakan terdapat alat yang digunakan yaitu detonator


kilat. Detonator kilat digunakan untuk mendeteksi kilat dengan mengetahui
keberadaan kilat itu akan muncul. Alat ini digunakan apabila perlengkapan
peledakan berupa listrik atau elektrik. Cara kerja alat ini yaitu dengan
menancapkan berupa batang besi diarea peledakan yang nantinya jika ada kilat
yang akan muncul, lampu yang ada pada batangan besi itu akan menyala dan
menandakan bahwa terdapat kilat. Kemudian multimeter yang digunakan untuk
mengukur kuat arus pada sumbu jika perlengkapan digunakan berupa listrik.
Kegunaan dari mengukur kuat arus ini adalah agar dapat diketahui apakah arus
listrik yang dihasilkan cukup kuat atau tidak untuk mencapai detonator. Namun,
kuat arus listrik ini tidak akan mempengaruhi kuat ledak yang akan dihasilkan
nantinya karena listrik yang dihasilkan hanya akan memicu detonator untuk
meledakkan primer.

Perlengkapan pada peledakan yang digunakan pada proses peledakan


nantinya pasti akan hancur itu sebabnya perlengkapan hanya dapat di pakai sekali
saja. Kemudian pemasangan delay element juga hanya perlu menyambungkan
sumbu ke delay. Namun, perlengkapan yang akan digunakan harus diperhitungkan
baik-baik agar sesuai dengan target dan pada saat pemesanan perlengkapan seperti
sumbu yang terlalu pendek atau bahan peledak yang kurang agar tidak terjadi
yang namanya miss fire.

Dalam proses peledakan ada yang namanya miss fire atau juga disebut
gagal ledak. Hal ini bisa terjadi jika perlengkapan yang digunakan tidak sesuai
perhitungan. Seperti, detonator yang digunakan tidak bagus atau rusak,
pemasangan rangkaian yang salah, sumbu yang terlalu pendek, dan lain-lain. Hal
ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan berbahaya bagi pekerja.

Kemudian terdapat metode peledakan yang menggunakan dua booster.


Booster pertama di letakkan di tengah lubang dan booster yang kedua diletakkan
di dekat primer. Menggunakan dua booster menyusaikan sifat batuan yang ingin
diledakkan dan dalamnya lobang bor yang dibuat. Jika batuan yang ingin
diledakkan harus keras dan jarak lubang bor yang dalam, maka menggunakan dua
booster agar kekuatan ledakan yang dihasilkan semakin besar dan hasil peledakan
dapat mencapai target. Namun sebelum melakukan hal tersebut, ada baiknya
mempertimbangkan perhitungan terlebih dahulu.

Pada proses peledakan ada yang namanya kabel delay. Kabel delay ini
terdapat berbagai macam warna seperti merah, hitam, kuning. Setiap warna
berbeda waktu delaynya. Namun terdapat warna yang sama seperti hitam. Ini juga
tidak berpengaruh pada delaynya karena akan berbeda juga. Waktu delay tersebut
dapat dilihat dari angka yang tertulis di kabel tersebut, seperti 32 ms dan lain-lain.
Kemudian, proses terjadinya ledakan yaitu berawal dari sumbu yang terpicu oleh
blasting machine yang membuat sumbu membawa pembakaran atau heat ke
detonator dan membuat primer meledak. Jika menggunakan booster, setelah
primer meledak, booster akan meledak dan menghasilkan ledakan yang lebih
besar.

Peledakan pada perusahaan tambang dilakukan yntuk memberaikan


batuan dari batuan induknya. Dan dilakukan untuk menunjang operasi penggalian
yang dilakukan excavator, karena tujuan dari peledakan itu sendiri membuat
fragmentasi sehingga dapat menghasilkan rekahan pada batuan, yang dapat
memudahkan dalam proses penggalian batuan tersebut. Pola Peledakan, Secara
umumpola peledakan menunjukan urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu
ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut waktu tunda (delay time).
Berikut adalah keuntunganyang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda pada
sistem peledakan antara lain : mengurangi getaran, mengurangi Over break.
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Perlengkapan merupakan bahan pembantu proses peledakan yang habis
pakai dengan contoh yaitu sumbu api, bahan peledak, detonator, booster,
dan relay connector.
2. Peralatan merupakan bahan pembantu proses peledakan yang dapat di
pakai berulang kali dengan contoh yaitu APD,blasting machine,
cramper,lead wire,shot gun.

6.2 Saran
Diharapkan untuk pelaksanaan praktikum peledakan kedepan dapat
berjalan dengan baik dan tertata lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, I., 1984, Teknik Peledakan . Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas


Teknologi Mineral, ITB, Bandung.

Kartodharmo, M., 1984, Teknik Peledakan, Laboratorium Geoteknik Pusat Antara


Universitas Ilmu Rekayasa , ITB, Bandung.

Koesnaryo, S., 2001, Rancangan Peledakan Batuan . Jurusan Teknik


Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN. Yogyakarta.

Rai, M.A., 1980, Mekanika Batuan”. Laboratorium Geoteknik Pusat Antar


Universitas Ilmu Rekayasa, ITB. Bandung.

Sudarmono, D., 2008. Pengaruh Peledakan Terhadap Pit Wall dan Slope Design
Pada Tambang Terbuka. Jurnal Rekayasa Sriwijaya, 17(3):23-31.

Anda mungkin juga menyukai