a. Arus Pikir Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada □ Koheren tujuan pembicaraan. Kalimat / pembicaran dapat difahami dengan baik. □ Logorea □ Inkoheren Banya bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa Pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti, control mungkin coherent atau incoherent. pikiran atau kata keluar bersama-sama tanpa hubungan □ Kehilangan asosiasi yang logis atau tata bahasa tertentu hasil disorganisasi Asosiasi Longgar: Pembicaraan tidak ada hubungan pikir. antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, Misal : Seorang penulis pernah menerima surat antara dan klien tidak menyadarinya. Contohnya: “Saya mau lain sebagai berikut, “Saya minta dijanji, tidur, lahir, makan. Semua orang dapat berjalan”. Bila ekstrim, maka dengan pakaian lengkap untuk anak saya satu atau lebih akan terjadi inkoherensi. Asosiasi yang sabgat longgar menurut pengadilan Allah dengan suami jodohnya yang dapat silihat dari ucapan seorang penderita seperti menyinggung segala percobaan…”. berikut ini, “….Saya yang menjalankan mobil kita harus □ Sirkumstansial membikin tenaga nuklir dan harus minum es krim…”. Pikiran berputar-putar (”circumstantiality”): menuju □ Bicara lambat secara tidak langsung kepada idea pokok denga Untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali. menambahakan banyak hal yang remeh-remeh, yang □ Flight of idea menjemukan, dan yang tidak relevant. Lompat gagasan/ pikiran melayang : pikiran yang sangat □ Neologisme cepat, verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh menghasilkan perpindahan yang konstan dari satu ide umum, misalnya “Saya radiltu semua partimun”. ke ide lainnya, sehingga suatu idea yang belum selesai diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain. Ide biasanya berhubungan dan dalam bentuk yang tidak parah, pendengar mungkin dapat mengikuti jalan Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara pikirnya. Misal : seorang pasien pernah bercerita, berlebihan. berulang-ulang menceritakan suatu idea, “Waktu saya datang ke rumah sakit kakak saya baru pikiran atau tema secara berlebihan. Seoraqng penulis mendapat rebewes, lalu untung saya pakai kemeja biru, pernah mendengar seorang pasien berkata,”Nanti besok hingga pak dokter menanyakan bila sudah makan…”. saya pulang, ya saya sudah kangen rumah, besok saya □ Bicara cepat sudah berada di rumah, sudah makan enak di rumah Untuk mengutarakan pikiran mungkin sangat cepat. sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi nanti saya sudah □ Irrelevansi bisa tidur di rumah, besok ayah akan datang mengambil Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya saya pulang…”. dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang □ Afasia dibicarakan. Bisa sensorik (tidakmengerti pembicaraan orang lain), □ Main kata-kata motorik (tidak bisa atau sukar berbicara), sering Membuat sajak secara tidak wajar. Umpamanya pernah kedua-duanya sekaligus dan terjadi karena kerusakan seorang penulis menerima sajak yang antara lain otak. berbunyi: □ Asosiasi bunyi Wahai jagoku yang tersembunyi “Clang association”, yaitu mengucapkan perkataan yang Meskipun kau jago mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah Tanpa kau hatiku sunyi didengar, “Saya mau makan di Tarakan, seakan-akan Tanpa kau hatiku mewangi berantakan”. □ Blocking □ Lain-lain…………….. Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah Jelaskan: pembicaraan mudah dipahami maksud dan sebuah kalimat. Pasien tidak dapat menerangkan tujuannya kenapa ia berhenti. Diagnosa Keperawatan: □ Pengulangan pembicaraan/perseverasi b. Isi Pikir □ Obsesif Rasa terasing (alienasi): perasaan bahwa dirinya sudah Isi pikiran yang kukuh (“persistent”) timbul, biarpun tidak menjadi lain, berbeda, asing. dikehendakinya, dan diketahuinya bahwa hal itu tidak □ Pikiran bunuh diri wajar atau tidak mungkin. “Suicidal thoughts/ideation”: mulai dari kadang-kadang □ Ekstasi memikirkan hal bunuh diri sampai terus-menerus Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi (“ectasy”) memikirkan cara bagaiman ia dapat membunuh dirinya. dapat timbul secara mengambang pada orang yang □ Preokupasi normal selama fase permulaan narkosa (anesthesia Pikiran terpaku hanya pada sebuah idea saja, yang umum). Boleh juga disebabkan oleh narkotika (“feeling biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada high” atau “fligh” sebagai logat para narkotik) atau emosional yan kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat kadang-kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia. menjadi obsesi. Semua mengatakan bahwa isi pikiran mereka itu tidak □ Pikiran isolasi sosial dapat diceritakan. “Social isolation”: rasa terisolasi, tersekat, terkunci, □ Fantasi terpencil dari masyarakat; rasa ditolak, tidak disukai oleh Ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian orang lain; rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang yang diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai lain; lebih suka menyendiri. tidak nyata. Fantasi yang kreatif menyiapkan si individu □ Ide yang terkait untuk bertindak sesudahnya: fntasi dalam lamunan “Ideas of reference”: pembicaraan orang lain, merupakan pelarian bagi keinginan yang tidak dapat benda-benda atau sesuatu kejadian dihubungkannya dipenuhi. Pada psedologia fantastika (“psedologia dengan dirinya. fantastica”) orang itu percaya akan kebenaran fantasinya secara intermittent dan selama jangka waktu yang cukup lama untuk bertindak sesuai dengan itu. □ Aliensasi □ Pikiran rendah diri Merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atu tidak dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan pernah dilakukan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun □ Pesimisme dibuktika kemusyahilan hal itu. Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak Dibawah ini macam waham: hal dalam hidupnya □ Agama □ Pikiran magis Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan Keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya kenyataan □ Pikiran curiga □ Somatik/hipokondria Sikap individu dimana individu gagal mengembangkan Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan rasa percaya (Basic Trust) dengan orang lain. dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan □ Fobia, sebutkan………… kenyataan Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau □ Kebesaran keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasioanl kemampuannya yang disampaikan secara berulang adanya. Fobi itu dapat mengakibatkan kompulsi, yang tidak sesuai dengan kenyataan umpamanya fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan □ Kejar/curiga kompulsi cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan dari Kejaran: Yakin bahwa ada orang / kelompok yang kecemasan yang mengambang (“free-floating anxiety”) mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang atau kecemasan terhadap keadaan umum, nisalnya dibicarakan orang banyak takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam usahanya. Curiga: Klien mempunyai keyakinan bahwa ada □ Waham: seseorang atu kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang c. Bentuk Pikir dan tidak sesuai dengan kenyataan □ Realistik □ Nihilistik Cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada. Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau □ Non Realistik meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan. sesuai dengan kenyataan □ Dereistik □ Dosa Cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan sangkut pautnya dengan kenyataan, logika atau yang besar yang tidak bisa diampuni pengalaman. □ Sisip pikir □ Otistik Klien yakin ada pikiran orang lain yang disisipkan di Cara berfikir berdasarkan lamunan / fantasi / halusinasi / dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan wahamnya sendiri tidak sesuai dengan kenyataan Jelaskan: □ Siar pikir Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya saat ini. Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia Klien mengetahui bahwa dirinya sedang dirumah sakit pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang karena dirinya sering marah-marah di rumah dan sakit stres tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak memikirkan masa depannya. sesuai dengan kenyataan Diagnosa Keperawatan: □ Kontrol pikir Klien yakin pikirannya dikontrololeh kekuatan dari luar. Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga □ Lain-lain………….. University press, Surabaya.