Anda di halaman 1dari 5

1.

Proses Pikir □ Tangensial


a. Arus Pikir Pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada
□ Koheren tujuan pembicaraan.
Kalimat / pembicaran dapat difahami dengan baik. □ Logorea
□ Inkoheren Banya bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa
Pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti, control mungkin coherent atau incoherent.
pikiran atau kata keluar bersama-sama tanpa hubungan □ Kehilangan asosiasi
yang logis atau tata bahasa tertentu hasil disorganisasi Asosiasi Longgar: Pembicaraan tidak ada hubungan
pikir. antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya,
Misal : Seorang penulis pernah menerima surat antara dan klien tidak menyadarinya. Contohnya: “Saya mau
lain sebagai berikut, “Saya minta dijanji, tidur, lahir, makan. Semua orang dapat berjalan”. Bila ekstrim, maka
dengan pakaian lengkap untuk anak saya satu atau lebih akan terjadi inkoherensi. Asosiasi yang sabgat longgar
menurut pengadilan Allah dengan suami jodohnya yang dapat silihat dari ucapan seorang penderita seperti
menyinggung segala percobaan…”. berikut ini, “….Saya yang menjalankan mobil kita harus
□ Sirkumstansial membikin tenaga nuklir dan harus minum es krim…”.
Pikiran berputar-putar (”circumstantiality”): menuju □ Bicara lambat
secara tidak langsung kepada idea pokok denga Untuk mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali.
menambahakan banyak hal yang remeh-remeh, yang □ Flight of idea
menjemukan, dan yang tidak relevant. Lompat gagasan/ pikiran melayang : pikiran yang sangat
□ Neologisme cepat, verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh menghasilkan perpindahan yang konstan dari satu ide
umum, misalnya “Saya radiltu semua partimun”. ke ide lainnya, sehingga suatu idea yang belum selesai
diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain. Ide
biasanya berhubungan dan dalam bentuk yang tidak
parah, pendengar mungkin dapat mengikuti jalan Berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara
pikirnya. Misal : seorang pasien pernah bercerita, berlebihan. berulang-ulang menceritakan suatu idea,
“Waktu saya datang ke rumah sakit kakak saya baru pikiran atau tema secara berlebihan. Seoraqng penulis
mendapat rebewes, lalu untung saya pakai kemeja biru, pernah mendengar seorang pasien berkata,”Nanti besok
hingga pak dokter menanyakan bila sudah makan…”. saya pulang, ya saya sudah kangen rumah, besok saya
□ Bicara cepat sudah berada di rumah, sudah makan enak di rumah
Untuk mengutarakan pikiran mungkin sangat cepat. sendiri, ya pak dokter, satu hari lagi nanti saya sudah
□ Irrelevansi bisa tidur di rumah, besok ayah akan datang mengambil
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya saya pulang…”.
dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang □ Afasia
dibicarakan. Bisa sensorik (tidakmengerti pembicaraan orang lain),
□ Main kata-kata motorik (tidak bisa atau sukar berbicara), sering
Membuat sajak secara tidak wajar. Umpamanya pernah kedua-duanya sekaligus dan terjadi karena kerusakan
seorang penulis menerima sajak yang antara lain otak.
berbunyi: □ Asosiasi bunyi
Wahai jagoku yang tersembunyi “Clang association”, yaitu mengucapkan perkataan yang
Meskipun kau jago mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah
Tanpa kau hatiku sunyi didengar, “Saya mau makan di Tarakan, seakan-akan
Tanpa kau hatiku mewangi berantakan”.
□ Blocking □ Lain-lain……………..
Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti di tengah Jelaskan: pembicaraan mudah dipahami maksud dan
sebuah kalimat. Pasien tidak dapat menerangkan tujuannya
kenapa ia berhenti. Diagnosa Keperawatan:
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi b. Isi Pikir
□ Obsesif Rasa terasing (alienasi): perasaan bahwa dirinya sudah
Isi pikiran yang kukuh (“persistent”) timbul, biarpun tidak menjadi lain, berbeda, asing.
dikehendakinya, dan diketahuinya bahwa hal itu tidak □ Pikiran bunuh diri
wajar atau tidak mungkin. “Suicidal thoughts/ideation”: mulai dari kadang-kadang
□ Ekstasi memikirkan hal bunuh diri sampai terus-menerus
Kegembiraan yang luar biasa atau ekstasi (“ectasy”) memikirkan cara bagaiman ia dapat membunuh dirinya.
dapat timbul secara mengambang pada orang yang □ Preokupasi
normal selama fase permulaan narkosa (anesthesia Pikiran terpaku hanya pada sebuah idea saja, yang
umum). Boleh juga disebabkan oleh narkotika (“feeling biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada
high” atau “fligh” sebagai logat para narkotik) atau emosional yan kuat. Ini belum merupakan, tetapi dapat
kadang-kadang timbul sepintas lalu pada skizofrenia. menjadi obsesi.
Semua mengatakan bahwa isi pikiran mereka itu tidak □ Pikiran isolasi sosial
dapat diceritakan. “Social isolation”: rasa terisolasi, tersekat, terkunci,
□ Fantasi terpencil dari masyarakat; rasa ditolak, tidak disukai oleh
Ialah isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian orang lain; rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang
yang diharapkan atau diinginkan, tetapi dikenal sebagai lain; lebih suka menyendiri.
tidak nyata. Fantasi yang kreatif menyiapkan si individu □ Ide yang terkait
untuk bertindak sesudahnya: fntasi dalam lamunan “Ideas of reference”: pembicaraan orang lain,
merupakan pelarian bagi keinginan yang tidak dapat benda-benda atau sesuatu kejadian dihubungkannya
dipenuhi. Pada psedologia fantastika (“psedologia dengan dirinya.
fantastica”) orang itu percaya akan kebenaran
fantasinya secara intermittent dan selama jangka waktu
yang cukup lama untuk bertindak sesuai dengan itu.
□ Aliensasi □ Pikiran rendah diri
Merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
diri sendiri tentang suatu hal yang pernah atu tidak dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan
pernah dilakukan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya, biarpun
□ Pesimisme dibuktika kemusyahilan hal itu.
Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak Dibawah ini macam waham:
hal dalam hidupnya □ Agama
□ Pikiran magis Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan dan
Keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan
hal-hal yang mustahil / diluar kemampuannya kenyataan
□ Pikiran curiga □ Somatik/hipokondria
Sikap individu dimana individu gagal mengembangkan Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan
rasa percaya (Basic Trust) dengan orang lain. dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
□ Fobia, sebutkan………… kenyataan
Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau □ Kebesaran
keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasioanl kemampuannya yang disampaikan secara berulang
adanya. Fobi itu dapat mengakibatkan kompulsi, yang tidak sesuai dengan kenyataan
umpamanya fobi kotor atau fobi kuman menimbulkan □ Kejar/curiga
kompulsi cuci-cuci tangan. Ini perlu dibedakan dari Kejaran: Yakin bahwa ada orang / kelompok yang
kecemasan yang mengambang (“free-floating anxiety”) mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang
atau kecemasan terhadap keadaan umum, nisalnya dibicarakan orang banyak
takut akan jatuh sakit, takut gagal dalam usahanya. Curiga: Klien mempunyai keyakinan bahwa ada
□ Waham: seseorang atu kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang c. Bentuk Pikir
dan tidak sesuai dengan kenyataan □ Realistik
□ Nihilistik Cara berfikir sesuai kenyataan atau realita yang ada.
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia atau □ Non Realistik
meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak Cara berfikir yang tidak sesuai dengan kenyataan.
sesuai dengan kenyataan □ Dereistik
□ Dosa Cara berfikir dimana proses mentalnya tidak ada
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan sangkut pautnya dengan kenyataan, logika atau
yang besar yang tidak bisa diampuni pengalaman.
□ Sisip pikir □ Otistik
Klien yakin ada pikiran orang lain yang disisipkan di Cara berfikir berdasarkan lamunan / fantasi / halusinasi /
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan wahamnya sendiri
tidak sesuai dengan kenyataan Jelaskan:
□ Siar pikir Klien mengetahui tentang kondisi kesehatannya saat ini.
Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia Klien mengetahui bahwa dirinya sedang dirumah sakit
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang karena dirinya sering marah-marah di rumah dan sakit stres
tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak memikirkan masa depannya.
sesuai dengan kenyataan Diagnosa Keperawatan:
□ Kontrol pikir
Klien yakin pikirannya dikontrololeh kekuatan dari luar. Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga
□ Lain-lain………….. University press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai