BAB I
PENDAHULUAN
seorang guru harus dapat mencari model pembelajaran yang tepat sehingga
materi Matematika yang diajarkan dapat lebih mudah dipahami atau dimengerti
oleh siswa.
Kenyataannya menunjukkan bahwa siswa kelas V A SD Negeri 200310
Pudun Julu Padangsidimpuan merasa bosan, jenuh, tidak berminat belajar, dan
hasil belajar siswa rendah, hal tersebut di dapat pada tahun sebelumnya di tahun
2015, pada nilai raport dan nilai keseharian siswa. Karena guru masih
menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menjelaskan materi
sehingga siswa lebih banyak yang pasif,1 tidak memperhatikan guru, bermain-
main, dan ribut. Keaktifan siswa juga tidak berkembangkan, dimana siswa
seharusnya dapat memahami materi melalui media yang disediakan guru tetapi
siswa hanya mendengarkan penjelasan materi, selain itu guru kurang memberi
semangat pada siswa untuk belajar, guru hanya terfokus pada penyelesaian materi
4
atau mengejar target, tanpa melihat kondisi siswa. Hal ini akan sangat berdampak
pada siswa khususnya pada hasil belajar siswa yang sudah pasti rendah, dan tidak
akan mencapai nilai KKM yang diharapkan.
Hal ini diketahui berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri 200310
Pudun Julu Padangsidimpuan ternyata guru atau para pendidik masih kurang
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam penyajian materi
pelajaran Matematika atau model yang digunakan masih bersifat konvensional
yakni dengan ceramah dan pemberian tugas dengan kata lain pembelajaran lebih
berpusat pada guru.
Guru hanya menjelaskan materi tanpa melihat apakah dengan menjelaskan
saja siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan hanya sedikit proses yang
terjadi pada saat pembelajaran, misalnya kegiatan tanya jawab, yang terjadi siswa
lebih sering dituntut untuk menghafal dengan mengorbankan pengembangan
5
berpikir kritis, siswa juga lebih banyak bermain-main, dan keaktifan siswa masih
kurang pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu guru jarang menggunakan
media pembelajaran pada saat mengajar Matematika, sehingga berdampak kepada
siswa. Dimana KKM mata pelajaran Matematika di SD Negeri 200310 Pudun
Julu Padangsidimpuan adalah 70 siswa dituntut harus bisa mencapai nilai minimal
70 tetapi kenyataannya ≥ 85% dari jumlah siswa tidak mencapai KKM.
Rendahnya hasil belajar Matematika siswa akan menghasilkan siswa yang kurang
berkualitas.
Mind Mapping merupakan salah satu model pembelajaran yang
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika. Siswa dapat
membuat catatan dengan menggunakan gambar, simbol sampai kode-kode yang
tertulis, dengan catatan tersebut dapat menutupi kelemahan daya ingat siswa.
6
1.3. Ru
musan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasana masalah di atas, yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan
menggunakan Model Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi bilangan bulat di kelas V Tahun Ajaran
2016/2017?”
1.4. Tujuan Penelitian
8
10
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
12
12
12
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
13
13
13
Dari defenisi di atas, yang sangat perlu kita garis bawahi adalah bahwa
peningatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam
bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu dalam berbagai
bidang.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Agar proses belajar berhasil,
sebelum kegiatan belajar di kelas seorang guru perlu menyiapkan atau
merencanakan berbagai pengalaman yang akan diberikan kepada siswa dimana
5
pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru.
14
14
14
14
14
14
14
14
14
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak dan
berlangsung sepanjang waktu untuk menuju suatu perubahan pada diri pembelajar.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Para ahli pendidikan telah banyak
mengungkapkan tentang pengertian belajar, antara lain yaitu:
Menurut Djamarah, (2006) dalam bukunya psikologi belajar,
mengemukakan bahwa “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman induvidu
15
15
15
15
15
15
15
15
15
16
16
16
16
16
16
16
16
Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan para ahli di atas tentang
belajar, semua menekankan pada perubahan tingkah laku manusia. Seseorang
mempelajari sesuatu dan aktif dalam kegiatan itu tingkah lakunya tidak berubah,
orang tersebut belum dapat dikatakan belajar. Jadi, belajar merupakan suatu
proses kegiatan individu yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dan setiap perubahan tingkah laku
tersebut diperoleh dari pengalaman, praktek atau latihan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Sedangkan pengalaman merupakan interksi antara individu dengan lingkungannya
sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai proses perubahan
perilaku tetap dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi
paham, dari yang kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama
17
17
17
17
17
17
17
17
17
menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu
sendiri.
2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
siswa. Sudjana (2009) mengatakan bahwa: Hasil belajar pada hakikatnya
18
18
18
18
18
18
18
18
18
perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris.
Banyak aktivitas pada belajar yang dilakukan siswa, tidak hanya
memperhatikan penjelasan guru semata, tetapi dapat melakukan tanya jawab,
baik terhadap guru maupun antar siswa sendiri, melakukan diskusi dalam
kelompok belajar yang kecil atau besar, melakukan pengamatan terhadap diri
sendiri maupun lingkungannya,bahkan menurut Slameto (2010) mengatakan
siswa harus melakukan aktivitas dalam mengadakan percobaan (usaha) dalam
bidang kognitif, psikomotor, afektif dalam belajar, jadi belajar akan lebih menarik
dan efektif karena banyak aktivitas yang akan dilakukan.
Aktivitas atau kegiatan belajar tersebut tidak akan berjalan dengan baik
tanpa adanya partisipasi siswa itu tersebut, karena kegiatan belajar akan berjalan
19
19
19
19
19
19
19
19
19
dengan baik jika adanya kemauan siswa untuk melakukan aktivitas belajar, selain
itu guru bahkan orangtua turut berpartisipasi untuk memfasilitasi aktivitas belajar
siswa, sehingga dapatlah dilakukan aktivitas tersebut dengan baik dan maksimal,
guru harus berparitsipasi untuk mengarahkan, memantau, membantu siswa,
menyediakan sumber-sumber belajar, mengatur, menilai kemajuan siswa,
mengadakan evaluasi, dan menciptakan kondisi yang baik untuk seluruh aktivitas
siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Orangtua juga turut
berpartisipasi dalam mengawasi siswa, khususnya pada saat siswa berada di
rumah.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009) menyatakan “hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar”.
20
20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
21
21
21
21
21
21
observasi. Dengan cara ini dapat diketahui tingkat hasil belajar yang telah dicapai
siswa.
2.1.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi belajar, Slameto (2010) menggolongkan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan,yaitu:
A. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar,yang termasuk faktor intern ialah 1) Faktor Jasmaniah, yakni:
faktor kesehatan dan faktor tubuh. 2) Faktor Psikologis, yakni: a. inteligensi,
b. perhatian, c. minat, d. bakat, e. motif, f. kematangan, g. kesiapan. 3)
Faktor Kelelahan
B. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang
sedang belajar, dan yang termasuk faktor ekstern ialah: 1) Faktor Keluarga,
22
22
22
22
22
22
22
22
22
23
23
23
23
23
23
23
23
dijelaskan, guru harus memfasilitasi sampai memotivasi siswa untuk belajar. Jika
guru tidak berperan aktif kegiatan pembelajaran pasti tidak berjalan dengan baik.
2.1.4. Hakikat Hasil Belajar Matematika
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia secara etimologi belajar memiliki arti
“keseluruhan memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu dan belajar merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.
Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi karena latihan dan
pengalaman. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Untuk dapat disebut belajar, maka
perubahan yang diakibatkan oleh belajar harus relatif menetap. Berapa lama
periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu
24
24
24
24
24
24
24
24
24
25
25
25
25
25
25
25
25
26
26
26
26
26
26
26
26
menarik kembali (recalling) informasi di kemudian hari akan lebih mudah, serta
lebih dapat diandalkan daripada bila menggunakan cara pencatatan tradisional.
Siswa cenderung membuat catatan dalam bentuk linear dan panjang
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun poin-poin
materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional siswa tidak
banyak terlibat baik dari segi berpikir dan bertindak. Siswa hanya menerima
informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan
psikomotoriknya.
Dalam proses belajar, siswa menginginkan materi pelajaran yang diterima
menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut diperlukan
kembali siswa dapat mengingatnya. Roger Sperry dalam Tony Buzan (2009) pada
tahun 1950-an dan 1960-an melakukan beberapa percobaan yang luar biasa pada
korteks serebral bersama dengan Robert Ornstein, mereka meminta para
27
27
27
27
27
27
27
27
27
28
28
28
28
28
28
28
28
awal”. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa
diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Dari beberapa pendapat tentang penggunaan model pembelajaran Mind
Mapping maka ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Mind Mapping
dapat memberikan bantuan kepada siswa untuk berpikir secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak melakukan kegiatan
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari
pemecahan masalah, baik dari siswa itu sendiri, lingkungan, maupun masyarakat.
Semua Mind Mapping mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan
warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu
rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja
otak. Dengan Mind Mapping, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan
29
29
29
29
29
29
29
29
29
menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, mudah diingat dan bekerja selaras
dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.
2.2.1. Manfaat Mind Mapping
Manfaat Mind Mapping adalah untuk mencatat. Mind Mapping menggusur
metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan
memunculkan ide-ide baru. Menurut Michael Michalko dalam Tony Buzan,
(2009) Mind Mapping akan: “mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari
kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah,
memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, memungkinkan
kita mengelompokkan konsep, membantu membandingkannya, mensyaratkan
untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan
informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang”.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
31
31
31
32
32
32
32
32
32
32
32
33
33
33
33
33
33
33
33
34
34
34
34
34
34
34
34
35
35
35
35
35
35
35
35
36
36
36
36
36
36
36
36
37
37
37
37
37
37
37
37
memiliki seni
38
38
38
38
38
38
38
38
39
39
39
39
39
39
39
39
39
40
40
40
40
40
40
40
40
41
41
41
41
41
41
41
41
42
42
42
42
42
42
42
42
43
43
43
43
43
43
43
43
44
44
44
44
44
44
44
44
45
45
45
45
45
45
45
45
46
46
46
46
46
46
46
46
46
BAB III
METODE PENELITIAN
47
47
47
47
47
47
47
47
48
48
48
48
48
48
48
48
3.2.2. Tes
Salah satu alat yang dilakukan untuk melihat kemampuan serta tingkat
keberhasilan siswa adalah tes pilihan ganda. Tes awal (pre-tes) diberikan sebelum
pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat penguasaan
siswa terhadapmateri sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat, Tes awal
ini berisikan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran sebanyak 10 soal
berbentuk pilihan ganda. Tes akhir juga diberikan sebanyak 10 soal berbentuk
pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model mind
mapping.
49
49
49
49
49
49
49
49
50
50
50
50
50
50
50
50
Perencanaan
4.
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II
Pengamatan
?
51
51
51
51
51
51
51
51
51
3.4.1. Siklus I
1. Perencanaan
52
52
52
52
52
52
52
52
52
53
53
53
53
53
53
53
53
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah disusun atau
sesuai dengan RPP dengan memperlihatkan tindakan yang ingin diterapkan
yaitu model mind mapping. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Guru memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara mencatat
yang kreatif dan efektif dengan menggunakan mind mapping.
3) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari lalu
guru mengarahkan siswa apa saja yang berkaitan dengan materi, lalu
menuliskan segala hal tentang yang berhubungan dengan materi tersebut
54
54
54
54
54
54
54
54
54
55
55
55
55
55
55
55
55
3. Pengamatan/Observasis
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan tindakan secara khusus dan proses pembelajaran secara
umum dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan secara khusus dan
proses pembelajaran secara umum dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung dibantu oleh seorang guru kelas menyangkut keaktifan belajar
siswa.
2) Melaksanakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa
sesudah diterapkan tindakan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan
tes.
56
56
56
56
56
56
56
56
56
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa data observasi di dalam kelas
dan tes kreativitas belajar siswa. Refleksi ini dilakukan mengarah kepada
perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi ini dilakukan untuk
menganalisa perbaikan makna terhadap kesimpulan dari tindakan perbaikan yang
telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
3.4.2. Siklus II
Setelah siklus I dilakukan, belum menunjukkan hasil pada kemampuan
siswa dalam keterampilan membuat Mind Mapping, maka dalam hal ini
dilaksanakan siklus II. Pada tahap ini, kegiatan dilakukan adalah menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh, memperjelas data yang
diperoleh dan mengambil kesimpulan dari tindakan perbaikan yang telah
57
57
57
57
57
57
57
57
57
dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ke dua atau siklus lanjutan
merupakan perbaikan-perbaikan kegagalan pada siklus pertama ataupun siklus
sebelumnya dan pelaksanaan pembelajaran adalah sama sesuai dengan model
pembelajaran Mind Mapping
3.5. Parameter Pengamatan
Perhitungan hasil belajar siswa digunakan sebagai berikut:
1. Hasil belajar
Hasil Belajar = Skor yang diperoleh siswa x 100
Skor maksimal
58
58
58
58
58
58
58
58
X=
∑ Fx
∑N
Keterangan:
X = Nilai rata-rata Klasikal
Fx = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Kriteria Ketuntasan Klasikal di gunakan:
Nilai < 85 % = Siswa tidak tuntas dalam Belajar
Nilai ≥ 85 % = Siswa tuntas dalam Belajar
3. Untuk Mengetahui Persentase Ketuntasan Klasikal Digunakan Rumus:
59
59
59
59
59
59
59
59
59
F
PKK = x 100% (Sujana, 2009)
N
Keterangan :
PKK = Persentase ketuntasan klasikal
F = Siswa yang mengalami perubahan
N = Jumlah Seluruh siswa
Untuk melihat taraf perubahan proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai
adalah dengan menggunakan standar/penilaian sebagai berikut:
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan(%) Arti
70-89% Tinggi
60-69% Sedang
60
60
60
60
60
60
60
60
60
30-59% Rendah
61
61
61
61
61
61
61
61
0 – 1 = Kurang Sekali
1,1 – 2 = Kurang
2,1 – 3 = Cukup
3,1 – 4 = Baik
4,1- 5 = Sangat Baik
62
62
62
62
62
62
62
62
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
63
63
63
63
63
63
63
63
sifat pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan model mind mapping
di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu Padangsidimpuan.
4.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah
4.1.1.1. Deskripsi Data Tes Awal (Pre-test)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa
pada materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat dengan
menggunakan model mind mapping di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu
Padangsidimpuan. Sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan model
mind mapping, terlebih dahulu siswa diberikan pre-test (tes awal) dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat. Dari hasil pre-test yang dilakukan terhadap 22 orang siswa
diperoleh nilai sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Pre-Test
64
64
64
64
64
64
64
64
64
1 01 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 Tidak tuntas
0 1 0 0 4 40 Tidak tuntas
3 03 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 Tuntas
4 04 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 Tidak tuntas
5 05 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30 Tidak tuntas
25
6 06 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Tidak tuntas
7 07 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 70 Tuntas
8 08 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 30 Tidak tuntas
9 09 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 30 Tidak tuntas
65
65
65
65
65
65
65
65
65
10 10 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20 Tidak tuntas
11 11 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 60 Tidak tuntas
12 12 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Tidak tuntas
13 13 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 50 Tidak tuntas
14 14 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Tidak tuntas
15 15 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7 70 Tuntas
16 16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas
17 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas
18 18 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40 Tidak tuntas
19 19 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 Tidak tuntas
20 20 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70 Tuntas
66
66
66
66
66
66
66
66
66
21 21 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak tuntas
22 22 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas
67
67
67
67
67
67
67
67
22
68
68
68
68
68
68
68
68
Untuk jelasnya perbandingan jumlah siswa yang tuntas dengan tidak tuntas
pada saat pre-test dapat kita lihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.2. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada
saat pre-test
69
69
69
69
69
69
69
69
70
70
70
70
70
70
70
70
71
71
71
71
71
71
71
71
72
72
72
72
72
72
72
72
Pada tahap obervasi yang dilakukan oleh guru terhadap peneliti, masih
banyak kekurangan disana sini termasuk pelaksanaan model mind
mapping yang seyogianya siswa harus lebih tekun untuk belajar, namun
kenyataannya guru masih kewalahan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa. Namun secara keseluruhan pembelajaran
yang diberikan guru cukup (3), hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.3. LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU PADA
PERTEMUAN I SIKLUS I
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda!5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
73
73
73
73
73
73
73
73
73
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
2 Penyajian Materi √
5 Pengelolaan Kelas √
7 Penilaian Pembelajaran √
74
74
74
74
74
74
74
74
74
75
75
75
75
75
75
75
75
1,1 – 2 : Kurang
0 - 1 : Sangat Kurang
Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi sebagai prasyarat yang akan diketahui siswa
kemudian mengarahkan siswa untuk memahami pertanyaan prasyarat
tersebut.
Kegiatan inti
Memotivasi siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan model mind mapping. Dengan menggunakan model mind
mapping, guru menyajikan materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada
76
76
76
76
76
76
76
76
76
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti di SD Negeri
200310 Pudun Julu Padangsidimpuan bahwa tindakan yang dilakukan
77
77
77
77
77
77
77
77
77
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda! 5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
78
78
78
78
78
78
78
78
78
Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5
2 Penyajian Materi √
5 Pengelolaan Kelas √
7 Penilaian Pembelajaran √
79
79
79
79
79
79
79
79
80
80
80
80
80
80
80
80
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan serta pemberian soal
pada siklus I diperoleh hasil pembelajaran sudah lebih baik dari tes awal.
Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa pada siklus I dibawah
ini.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus I
No Butir Soal
No. Ketuntasan
Skor Nilai
Urut Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Belajar
Siswa
1 01 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 6 60 Tidak Tuntas
2 02 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas
3 03 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
81
81
81
81
81
81
81
81
81
4 04 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 60 Tidak Tuntas
5 05 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 50 Tidak Tuntas
6 06 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70 Tuntas
7 07 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
8 08 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak Tuntas
9 09 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas
10 10 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 Tidak Tuntas
11 11 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
12 12 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas
13 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 70 Tuntas
14 14 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 70 Tuntas
82
82
82
82
82
82
82
82
82
15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
16 16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
17 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
18 18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70 Tuntas
19 19 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas
20 20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas
21 21 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak Tuntas
22 22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
83
83
83
83
83
83
83
83
84
84
84
84
84
84
84
84
12 10 54,5% 45,5%
85
85
85
85
85
85
85
85
Kegiatan Awal
Appersepsi
86
86
86
86
86
86
86
86
86
87
87
87
87
87
87
87
87
88
88
88
88
88
88
88
88
89
89
89
89
89
89
89
89
1 2 3 4 5
2 Penyajian Materi √
5 Pengelolaan Kelas √
7 Penilaian Pembelajaran √
90
90
90
90
90
90
90
90
90
91
91
91
91
91
91
91
91
Pertemuan ke empat
Kegiatan Awal
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang lalu, kemudian memotivasi
siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan menggunakan model
mind mapping.
Kegiatan inti
Dengan menggunakan model mind mapping, guru menyajikan materi yang
akan dipelajari yaitu sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat.
Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswa yang materinya
92
92
92
92
92
92
92
92
92
93
93
93
93
93
93
93
93
94
94
94
94
94
94
94
94
1 2 3 4 5
2 Penyajian Materi √
5 Pengelolaan Kelas √
95
95
95
95
95
95
95
95
7 Penilaian Pembelajaran √
96
96
96
96
96
96
96
96
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan serta pemberian tes
pada siklus II diperoleh hasil pembelajaran yang sudah lebih baik dari tes
siklus I dan telah mencapai tingkat keberhasilan dan secara klasikal telah
mencapai KKM. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
97
97
97
97
97
97
97
97
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Angga Pratama 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70
2 Alya Amanda Nst 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 60
3 Dimas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
4 Lisna Sari Tanjung 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80
5 Mhd Zul Arifal 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80
6 Mhd Taufik 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80
7 Mona Sazkia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
8 Fatima Hasanah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
9 Rifansha Aditia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
10 Soya Nova 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
98
98
98
98
98
98
98
98
98
99
99
99
99
99
99
99
99
100
100
100
100
100
100
100
100
20 2 90,9 9,1
101
101
101
101
101
101
101
101
102
102
102
102
102
102
102
102
103
103
103
103
103
103
103
103
belum mencapai standar yang telah ditetapkan, sehingga perlu berbaikan dan
pengembangan pada siklus II.
Pada siklus II, dari tes hasil belajar yang diperoleh nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 89,5 dengan tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal
sebanyak 20 orang (90,9%) sudah tergolong dalam tingkat yang tinggi serta
aktivitas siswa tergolong baik (78%). Hal ini berarti terjadi peningkatan
keberhasilan yang dapat dilihat dari data tes, siklus I dan sikus II yaitu nilai rata-
rata siswa meningkat sebesar 24,1 dan peningkatan keberhasilan belajar secara
klasikal sebesar 36,4% dan peningkatan ini sudah mencapai standar yang telah
ditetapkan dengan nilai siswa secara individu sudah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar berdasarkan KKM yaitu nilai ≥ 70 dan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal yaitu ≥85 siswa tuntas.
104
104
104
104
104
104
104
104
104
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka hasil peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu
Padangsidimpuan melalui model mind mapping tercapai pada siklus II dan
peningkatan hasil belajar siswa secara individu dan klasikal telah mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan
pada siklus III. Namun masih ada beberapa orang lagi yang belum tuntas, itupun
karena siswa malas dan kurang pandai untk membaca.
Untuk lebih jelas melihat perolehan nilai individu, nilai rata-rata kelas dan
presentase nilai perubahan hasil belajar siswa pada saat pre-test, siklus I, dan
siklus II dilihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.11. Perbandingan Nilai dan Ketuntasan Siswa Pada Saat pre-test, tes
siklus I dan tes siklus II.
105
105
105
105
105
105
105
105
105
106
106
106
106
106
106
106
106
Tuntas
107
107
107
107
107
107
107
107
Tuntas
108
108
108
108
108
108
108
108
Jumlah Siswa 7 12 20
Yang Tuntas
109
109
109
109
109
109
109
109
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model Mind
Mapping dapat melatih dan membentuk siswa untuk mandiri, percaya diri
serta memudahkan siswa untuk memahami materi sifat operasi hitung
dalam proses belajar mengajar.
110
110
110
110
110
110
110
110
110
111
111
111
111
111
111
111
111
5.2. Saran
44
112
112
112
112
112
112
112
112
112
113
113
113
113
113
113
113
113
114
114
114
114
114
114
114
114
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
115
115
115
115
115
115
115
115
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosda.
116
116
116
116
116
116
116
116
58
117
117
117
117
117
117
117
117
117
Lampiran 1
(RPP)
Pertemuan : Siklus I
A. Standar Kompetensi
118
118
118
118
118
118
118
118
118
B. Kompetensi Dasar
1.1 Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran.
C. Indikator
Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat assosiatif.
Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat komutatif.
119
119
119
119
119
119
119
119
119
D. Tujuan Pembelajaran
120
120
120
120
120
120
120
120
BILANGAN
F. Metode Pembelajaran
- Mind Mapping
G.Langkah-Langkah Pembelajaran
121
121
121
121
121
121
121
121
A. Kegiatan Awal
- Guru menggadakan apersepsi
- Memberikan arahan-arahan atau - Siswa mendengarkan 10
- Siswa mendengarkan menit
contoh sifat pengerjaan hitung
- Guru menjelaskan tentang tujuan penjelasan dari guru
- Siswa mendengarkan
pembelajaran
penjelasan guru
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
122
122
122
122
122
122
122
122
Elaborasi
123
123
123
123
123
123
123
123
124
124
124
124
124
124
124
124
125
125
125
125
125
125
125
125
Konfirmasi
- Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
- Siswa bertanya mengenai
menanyakan apa yang belum
materi yang disampaikan
atau kurang dimengerti
mengenai pelajaran tersebut
126
126
126
126
126
126
126
126
126
C. Kegiatan Akhir
127
127
127
127
127
127
127
127
a. Alat
- Kertas
- Spidol
- Pensil warna
b. Bahan
- Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V Tim Bina
Karya Guru
- Matematika untuk Kelas V SD/MI Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.
I. Penilaian
128
128
128
128
128
128
128
128
2. Lembar Observasi
Observer, Peneliti,
129
129
129
129
129
129
129
129
Lampiran 2
(RPP)
Pertemuan : Siklus II
130
130
130
130
130
130
130
130
130
C. Standar Kompetensi
2. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah.
D. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran.
F. Indikator
Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat assosiatif.
131
131
131
131
131
131
131
131
131
G. Tujuan Pembelajaran
132
132
132
132
132
132
132
132
H. Materi Ajar
BILANGAN
F. Metode Pembelajaran
- Mind Mapping
G.Langkah-Langkah Pembelajaran
133
133
133
133
133
133
133
133
D. Kegiatan Awal
- Guru menggadakan apersepsi
- Memberikan arahan-arahan atau - Siswa mendengarkan 10
- Siswa mendengarkan menit
contoh sifat pengerjaan hitung
- Guru menjelaskan tentang tujuan penjelasan dari guru
- Siswa mendengarkan
pembelajaran
penjelasan guru
E. Kegiatan Inti
Eksplorasi
134
134
134
134
134
134
134
134
Elaborasi
135
135
135
135
135
135
135
135
setiap siswa
- Guru menyuruh siswa untuk
- Siswa memulai catatan dari
memulai membuat catatan dari
tengah kertas
tengah-tengah kertas mengenai
sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat
- Siswa membuat gambar
- Guru menyuruh siswa untuk
yang sesuai dengan materi
membuat gambar pada ide
pokok yang menjadi sentral
- Guru menyuruh siswa untuk
membuat garis penghubung
- Siswa membuat garis
pada setiap sub dengan menulis
penghubung pada setiap sub
distributif, assosiatif dan
dari gambar sentral dengan
komutatif
136
136
136
136
136
136
136
136
136
137
137
137
137
137
137
137
137
Konfirmasi
- Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk - Siswa bertanya mengenai
menanyakan apa yang belum materi yang disampaikan
atau kurang dimengerti
mengenai pelajaran tersebut
138
138
138
138
138
138
138
138
138
F. Kegiatan Akhir
139
139
139
139
139
139
139
139
c. Alat
- Kertas
- Spidol
- Pensil warna
d. Bahan
- Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V Tim Bina
Karya Guru
- Matematika untuk Kelas V SD/MI Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.
I. Penilaian
140
140
140
140
140
140
140
140
2. Lembar Observasi
Observer, Peneliti,
141
141
141
141
141
141
141
141
142
142
142
142
142
142
142
142
142
Lampiran 3
LEMBAR SOAL SIKLUS I
Nama : ----------------------
Kelas : ---------------------
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling
tepat
1. -9 + 3 = 3 + (-9). Hal ini menunjukkan sifat…
a. Distributif b. komutatif c. assosiatif d. Komulatif
2. (-2 + 3) + 4 = -2 + (… + 4)
a. -2 b. 3 c. 5 d. 9
3. (-2 x 74) – (- 2 x 49) = … x (74 – 49)
143
143
143
143
143
143
143
143
143
a. -2 b. 25 c. 49 d. 74
144
144
144
144
144
144
144
144
145
145
145
145
145
145
145
145
Selamat Mengerjakan
Observer, Peneliti,
146
146
146
146
146
146
146
146
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
1. B
2. B
3. A
4. B
5. A
6. C
7. D
8. A
9. C
10. A
147
147
147
147
147
147
147
147
Skor maksimum
Observer, Peneliti,
148
148
148
148
148
148
148
148
Lampiran 5
LEMBAR SOAL SIKLUS II
Nama : ----------------------
Kelas : ---------------------
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling
tepat
1. 130 + 27 = 27 + …
a. 27 b. 54 c.130 d.150
149
149
149
149
149
149
149
149
150
150
150
150
150
150
150
150
a. ( 50 + 20 ) + 40 =50 + ( 20 + 40 )
b. 25 ( + 30 x 55 ) = 25 + ( 30 x 55 )
c. ( 15 ) + 30 - 20 = ( 15 + 30 ) – 20
d. ( 75 – 50 ) + 125 = ( 125 – 75 ) + 50
7. 2 x ( 10+ 10 + 10 + 10 ) = 2 x ( 4 x 10 ). Cara perkalian seperti ini
menggunakan sifat… pada
perkalian.
a. distributive b, assosiatif c. Komutatif d. Produktif
8. Andi mempunyai 2 kotak mainan, setiap kotak berisi 3 bungkus kelereng.
Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng Andi ?
a.( 2 x3 ) x 4 = 24 b. ( 2 + 3 ) x 4 = 20
c. 2 + ( 3 x 4 ) = 14 d. ( 2 x 3 ) + 6 = 12
151
151
151
151
151
151
151
151
151
a. 123 b. 100 c. 23 d. 9
Selamat Mengerjakan
152
152
152
152
152
152
152
152
152
Observer, Peneliti,
153
153
153
153
153
153
153
153
Lampiran 6
1. C
2. B
3. C
4. A
5. D
6. A
7. B
8. A
9. A
10. D
154
154
154
154
154
154
154
154
154
Observer, Peneliti,
155
155
155
155
155
155
155
155
156
156
156
156
156
156
156
156
156
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS I
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda!
5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang
Nama Siswa :
Kelas/ Semester : V (lima)/ I (ganjil)
Mata Pelajaran : Matematika
1 2 3 4 5
157
157
157
157
157
157
157
157
157
158
158
158
158
158
158
158
158
Skor total 50
Skala nilai:
85%-100% : Sangat baik
70%-84% : Baik
55%-69% : Cukup baik
159
159
159
159
159
159
159
159
159
≥55% : Kurang
Observer, Peneliti,
160
160
160
160
160
160
160
160
161
161
161
161
161
161
161
161
161
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS II
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda!
5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang
Nama Siswa :
Kelas/ Semester : V (lima)/ I (ganjil)
Mata Pelajaran : Matematika
1 2 3 4 5
162
162
162
162
162
162
162
162
162
163
163
163
163
163
163
163
163
Skor total 50
Skala nilai:
85%-100% : Sangat baik
70%-84% : Baik
55%-69% : Cukup baik
164
164
164
164
164
164
164
164
164
≥55% : Kurang
Observer, Peneliti,
165
165
165
165
165
165
165
165