Anda di halaman 1dari 165

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, maka
mutu pendidikan di sekolah dasar harus mendapat perhatian yang serius
khususnya pada mata pelajaran Matematika yang selama ini dianggap
membosankan.
Matematika SD kelas V diarahkan agar siswa lebih mengenal bagaimana
cara berhitung, baik dalam materi pembelajaran maupun dalam kehidupannya
sehari-hari. Melalui Matematika diharapkan dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang perhitungan.
2

Matematika umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu


pendidikan, khususnya dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu
manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif. Hal ini berarti
untuk mempelajari Matematika diperlukan cara atau metode yang tepat dan efektif
agar siswa lebih mudah memahami dan tidak bosan serta hasil belajar dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan yakni sesuai dengan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
Untuk dapat mempelajari Matematika dengan baik, siswa harus lebih aktif
terlibat langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar perlu didasarkan pada pengalaman untuk membantu siswa belajar. Tujuan
utama pembelajaran Matematika di SD adalah membantu siswa untuk berhitung,
pemahaman dan keterampilan (life skill). Dengan demikian untuk meningkatkan
sekaligus mengembangkan hasil belajar siswa ketika mempelajari Matematika,
3

seorang guru harus dapat mencari model pembelajaran yang tepat sehingga
materi Matematika yang diajarkan dapat lebih mudah dipahami atau dimengerti
oleh siswa.
Kenyataannya menunjukkan bahwa siswa kelas V A SD Negeri 200310
Pudun Julu Padangsidimpuan merasa bosan, jenuh, tidak berminat belajar, dan
hasil belajar siswa rendah, hal tersebut di dapat pada tahun sebelumnya di tahun
2015, pada nilai raport dan nilai keseharian siswa. Karena guru masih
menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menjelaskan materi
sehingga siswa lebih banyak yang pasif,1 tidak memperhatikan guru, bermain-
main, dan ribut. Keaktifan siswa juga tidak berkembangkan, dimana siswa
seharusnya dapat memahami materi melalui media yang disediakan guru tetapi
siswa hanya mendengarkan penjelasan materi, selain itu guru kurang memberi
semangat pada siswa untuk belajar, guru hanya terfokus pada penyelesaian materi
4

atau mengejar target, tanpa melihat kondisi siswa. Hal ini akan sangat berdampak
pada siswa khususnya pada hasil belajar siswa yang sudah pasti rendah, dan tidak
akan mencapai nilai KKM yang diharapkan.
Hal ini diketahui berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri 200310
Pudun Julu Padangsidimpuan ternyata guru atau para pendidik masih kurang
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam penyajian materi
pelajaran Matematika atau model yang digunakan masih bersifat konvensional
yakni dengan ceramah dan pemberian tugas dengan kata lain pembelajaran lebih
berpusat pada guru.
Guru hanya menjelaskan materi tanpa melihat apakah dengan menjelaskan
saja siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan hanya sedikit proses yang
terjadi pada saat pembelajaran, misalnya kegiatan tanya jawab, yang terjadi siswa
lebih sering dituntut untuk menghafal dengan mengorbankan pengembangan
5

berpikir kritis, siswa juga lebih banyak bermain-main, dan keaktifan siswa masih
kurang pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu guru jarang menggunakan
media pembelajaran pada saat mengajar Matematika, sehingga berdampak kepada
siswa. Dimana KKM mata pelajaran Matematika di SD Negeri 200310 Pudun
Julu Padangsidimpuan adalah 70 siswa dituntut harus bisa mencapai nilai minimal
70 tetapi kenyataannya ≥ 85% dari jumlah siswa tidak mencapai KKM.
Rendahnya hasil belajar Matematika siswa akan menghasilkan siswa yang kurang
berkualitas.
Mind Mapping merupakan salah satu model pembelajaran yang
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika. Siswa dapat
membuat catatan dengan menggunakan gambar, simbol sampai kode-kode yang
tertulis, dengan catatan tersebut dapat menutupi kelemahan daya ingat siswa.
6

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan di atas dan


perlunya penerapan mind mapping dalam pembelajaran Matematika, maka penulis
tertarik untuk membuat suatu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
model mind mapping (peta pemikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada pembelajaran Matematika, dengan mengangkat sebuah judul
penelitian “Penggunaan Model Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Kelas V A SD Negeri
200310 Pudun Julu Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2016/2017”.
1.2. Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari tujuan terhadap masalah yang diteliti, maka
perlu ada pembatasan masalah sebagai berikut: “Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dengan Menggunakan Model Mind Mapping pada Pelajaran Matematika
7

Materi Bilangan Bulat di Kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu


Padangsidimpuan Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.3. Ru
musan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan batasana masalah di atas, yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan
menggunakan Model Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika materi bilangan bulat di kelas V Tahun Ajaran
2016/2017?”
1.4. Tujuan Penelitian
8

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka


penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika dengan menggunakan model Mind Mapping.
1.5. Hipotesis Penelitian
Untuk menjawab permasalahan dari penelitian yang telah di kemukakan
diatas dapatlah diajukan hipotesis sebagai berikut: “Melalui Penggunaan Model
Mind Mapping dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran
Matematika di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu Padangsidimpuan Tahun
Ajaran 2016/2017.

1.6. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
9

1. Bagi siswa, untuk memudahkan pemahaman terhadap materi


pembelajaran.
2. Bagi guru, memberikan alternatif pilihan penggunaan model
pembelajaran, sehingga guru lebih kreatif lagi untuk menggunakan dan
mengembangkan model pembelajaran khususnya mind mapping.
3. Bagi sekolah, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah
pengalaman mengajar.
5. Sebagai sumbangan pemikiran atau referensi bagi peneliti
selanjutnya yang relevan dengan judul penelitian ini.
10

10

10

10

10

10

10

10

10
11

11

11

11

11

11

11

11

11

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Proses Pembelajaran


2.1.1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Menurut
Slameto (2010) pengertian belajar secara psikologis dapat didefenisikan sebagai “
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Selanjutnya
Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009) berpandangan bahwa belajar adalah
“suatu perilaku, dimana pada saat orang belajar maka responnya baik, sebaliknya,
bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.
12

12

12

12

12

12

12

12

12

Belajar adalah suatu proses perubahan ditampakkan dalam bentuk


peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-
lain kemampuannya”. Selanjutnya Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2009)
menyatakan “belajar merupakan kegiatan yang kompleks, setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) Menyatakan bahwa sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri karena siswa yang menjadi
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar yang berupa
keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar.
13

13

13

13

13

13

13

13

13

Dari defenisi di atas, yang sangat perlu kita garis bawahi adalah bahwa
peningatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam
bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan orang itu dalam berbagai
bidang.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Agar proses belajar berhasil,
sebelum kegiatan belajar di kelas seorang guru perlu menyiapkan atau
merencanakan berbagai pengalaman yang akan diberikan kepada siswa dimana
5
pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai akan
hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu
(pengetahuan) yang baru.
14

14

14

14

14

14

14

14

14

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak dan
berlangsung sepanjang waktu untuk menuju suatu perubahan pada diri pembelajar.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Para ahli pendidikan telah banyak
mengungkapkan tentang pengertian belajar, antara lain yaitu:
Menurut Djamarah, (2006) dalam bukunya psikologi belajar,
mengemukakan bahwa “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman induvidu
15

15

15

15

15

15

15

15

15

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan


psikomotorik”.
Kemudian Hamalik (1993) dalam buku perencanaan pembelajaran
mendefinisikan belajar adalah “perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat
latihan dan pengalaman”. Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses yang
aktif memerlukan dorongan dan bimbingan kearah tercapainya tujuan yang
dikehendaki. Lebih rinci lagi Sardiman (2009) mendefinisikan bahwa: Belajar
adalah sustu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah
satu pertanda bahwa belum adanya perubahan tingkah laku pada seseorang yang
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), serta menyangkut nilai dan sikap (afektif).
16

16

16

16

16

16

16

16

16

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan para ahli di atas tentang
belajar, semua menekankan pada perubahan tingkah laku manusia. Seseorang
mempelajari sesuatu dan aktif dalam kegiatan itu tingkah lakunya tidak berubah,
orang tersebut belum dapat dikatakan belajar. Jadi, belajar merupakan suatu
proses kegiatan individu yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dan setiap perubahan tingkah laku
tersebut diperoleh dari pengalaman, praktek atau latihan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan, pemahaman, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Sedangkan pengalaman merupakan interksi antara individu dengan lingkungannya
sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar di sini diartikan sebagai proses perubahan
perilaku tetap dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi
paham, dari yang kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama
17

17

17

17

17

17

17

17

17

menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu
sendiri.
2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar
yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
siswa. Sudjana (2009) mengatakan bahwa: Hasil belajar pada hakikatnya
18

18

18

18

18

18

18

18

18

perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu, tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris.
Banyak aktivitas pada belajar yang dilakukan siswa, tidak hanya
memperhatikan penjelasan guru semata, tetapi dapat melakukan tanya jawab,
baik terhadap guru maupun antar siswa sendiri, melakukan diskusi dalam
kelompok belajar yang kecil atau besar, melakukan pengamatan terhadap diri
sendiri maupun lingkungannya,bahkan menurut Slameto (2010) mengatakan
siswa harus melakukan aktivitas dalam mengadakan percobaan (usaha) dalam
bidang kognitif, psikomotor, afektif dalam belajar, jadi belajar akan lebih menarik
dan efektif karena banyak aktivitas yang akan dilakukan.
Aktivitas atau kegiatan belajar tersebut tidak akan berjalan dengan baik
tanpa adanya partisipasi siswa itu tersebut, karena kegiatan belajar akan berjalan
19

19

19

19

19

19

19

19

19

dengan baik jika adanya kemauan siswa untuk melakukan aktivitas belajar, selain
itu guru bahkan orangtua turut berpartisipasi untuk memfasilitasi aktivitas belajar
siswa, sehingga dapatlah dilakukan aktivitas tersebut dengan baik dan maksimal,
guru harus berparitsipasi untuk mengarahkan, memantau, membantu siswa,
menyediakan sumber-sumber belajar, mengatur, menilai kemajuan siswa,
mengadakan evaluasi, dan menciptakan kondisi yang baik untuk seluruh aktivitas
siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Orangtua juga turut
berpartisipasi dalam mengawasi siswa, khususnya pada saat siswa berada di
rumah.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2009) menyatakan “hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar”.
20

20

20

20

20

20

20

20

20

Selanjutnya, menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2009)


mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, terdiri
dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap, terdiri dari penerimaan,
jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi
3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak, terdiri dari gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan, gerakan keterampilan
kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar akan tercapai dengan baik jika seluruh kegiatan atau aktivitas
belajar berjalan dengan baik, untuk mengetahui hasil belajar atau untuk menilai
hasil belajar siswa dapat dilakukan beberapa cara, misalnya dengan nilai tes dan
21

21

21

21

21

21

21

21

21

observasi. Dengan cara ini dapat diketahui tingkat hasil belajar yang telah dicapai
siswa.
2.1.3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi belajar, Slameto (2010) menggolongkan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan,yaitu:
A. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar,yang termasuk faktor intern ialah 1) Faktor Jasmaniah, yakni:
faktor kesehatan dan faktor tubuh. 2) Faktor Psikologis, yakni: a. inteligensi,
b. perhatian, c. minat, d. bakat, e. motif, f. kematangan, g. kesiapan. 3)
Faktor Kelelahan
B. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang
sedang belajar, dan yang termasuk faktor ekstern ialah: 1) Faktor Keluarga,
22

22

22

22

22

22

22

22

22

yakni: a) cara orang tua mendidik, b) relasi antar anggota keluarga, c)


suasana rumah, d) keadaan ekonomi keluarga, e) pengertian orang tua, f)
latar belakang kebudayaan. 2) Faktor Sekolah, yakni: a. metode mengajar, b.
kurikulum, c. relasi guru dengan siswa, d. relasi siswa dengan siswa, e.
disiplin sekolah, f. alat pelajaran, g. waktu sekolah, h. standar pelajaran di
atas ukuran, i. keadaan gedung, j. metode belajar, k. tugas rumah. 3) Faktor
Masyarakat, yakni: a. kegiatan siswa dalam masyarakat, b. mass media, c.
teman bergaul, d. bentuk kehidupan masyarakat.
Dengan mengetahui faktor-faktor belajar di atas maka guru dapat
merancang pembelajaran atau menciptakan kondisi belajar yang mengoptimalkan
hasil belajar siswa yang akan diperoleh. Dalam pembelajaran guru juga memiliki
pengaruh besar terhadap proses dan hasil belajar siswa, karena seperti yang telah
23

23

23

23

23

23

23

23

23

dijelaskan, guru harus memfasilitasi sampai memotivasi siswa untuk belajar. Jika
guru tidak berperan aktif kegiatan pembelajaran pasti tidak berjalan dengan baik.
2.1.4. Hakikat Hasil Belajar Matematika
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia secara etimologi belajar memiliki arti
“keseluruhan memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu dan belajar merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.
Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi karena latihan dan
pengalaman. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan
makna yang terkandung dalam belajar. Untuk dapat disebut belajar, maka
perubahan yang diakibatkan oleh belajar harus relatif menetap. Berapa lama
periode itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu
24

24

24

24

24

24

24

24

24

hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung


berhari- hari, berbulan- bulan ataupun bertahun-tahun.
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap. Secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. 2. Model Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Saleh (2008), Mind Mapping merupakan “salah satu cara kreatif
yang dapat digunakan oleh guru pada saat kegiatan belajar-mengajar
berlangsung”. Mind Mapping adalah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama dalam materi pelajaran.
Selanjutnya Windura (2008) mendefinisikan “Mind Mapping” merupakan “suatu
25

25

25

25

25

25

25

25

25

teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengekplorasi seluruh kemampuan


otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar”.
Mind Mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang
sudah ada sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh
siswa dengan penggunaan warna dan simbol-simbol yang menarik akan
menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran baru dan beda. Pemetaan pikiran
merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan
belajar.
Mind Mapping juga merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan
dengan memberikan kemudahan kepada kita dalam mengatur segala fakta dan
hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak kita
dilibatkan dari awal. Ini berarti bahwa upaya untuk mengingat (remembering) dan
26

26

26

26

26

26

26

26

26

menarik kembali (recalling) informasi di kemudian hari akan lebih mudah, serta
lebih dapat diandalkan daripada bila menggunakan cara pencatatan tradisional.
Siswa cenderung membuat catatan dalam bentuk linear dan panjang
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun poin-poin
materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional siswa tidak
banyak terlibat baik dari segi berpikir dan bertindak. Siswa hanya menerima
informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan kegiatan
psikomotoriknya.
Dalam proses belajar, siswa menginginkan materi pelajaran yang diterima
menjadi memori jangka panjang sehingga ketika materi tersebut diperlukan
kembali siswa dapat mengingatnya. Roger Sperry dalam Tony Buzan (2009) pada
tahun 1950-an dan 1960-an melakukan beberapa percobaan yang luar biasa pada
korteks serebral bersama dengan Robert Ornstein, mereka meminta para
27

27

27

27

27

27

27

27

27

mahasiswa untuk melakukan berbagai tugas mental seperti melamun, menghitung,


membaca, menggambar, berbicara, menulis, memberi warna berbagai bentuk, dan
mendengarkan musik, sementara mereka mengukur gelombang otak mereka.
Hasilnya korteks serebral membagi tugas ke dalam dua kategori utama: tugas otak
kiri dan tugas otak kanan. Pada umunya, korteks otak kanan berkaitan dengan
irama, kesadaran ruang, imajinasi, melamun, warna, dimensi, dan tugas-tugas
yang membutuhkan kesadaran holistik atau gambaran keseluruhan. Tugas-tugas
otak kiri termasuk kata-kata, logika, angka, urutan, daftar, dan analisis. Jika kedua
belahan otak kiri dan otak kanan ini dipadukan secara bersamaan maka informasi
(memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka panjang.
Selanjutnya Tony Buzan (2009) mengatakan bahwa “Mind Mapping
merupakan “peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun
fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak
28

28

28

28

28

28

28

28

28

awal”. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa
diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan tradisional.
Dari beberapa pendapat tentang penggunaan model pembelajaran Mind
Mapping maka ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Mind Mapping
dapat memberikan bantuan kepada siswa untuk berpikir secara kreatif dan
menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak melakukan kegiatan
mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari
pemecahan masalah, baik dari siswa itu sendiri, lingkungan, maupun masyarakat.
Semua Mind Mapping mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan
warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu
rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja
otak. Dengan Mind Mapping, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan
29

29

29

29

29

29

29

29

29

menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, mudah diingat dan bekerja selaras
dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.
2.2.1. Manfaat Mind Mapping
Manfaat Mind Mapping adalah untuk mencatat. Mind Mapping menggusur
metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan
memunculkan ide-ide baru. Menurut Michael Michalko dalam Tony Buzan,
(2009) Mind Mapping akan: “mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari
kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah,
memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, memungkinkan
kita mengelompokkan konsep, membantu membandingkannya, mensyaratkan
untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan
informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang”.
30

30

30

30

30

30

30

30

30

Mind Mapping selain mampu membebaskan seseorang yang ingin merekam


informasi, juga membantu orang tersebut utuk mengait-ngaitkan informasi dengan
dirinya dan sekaligus menjadikan diri tersebut kreatif. Menurut Tony Buzan
(2009:6) Mind Mapping dapat membantu untuk:
1. Merencana.
2. Berkomunikasi.
3. Menjadi lebih kreatif.
4. Menghemat waktu.
5. Menyelesaikan masalah.
6. Memusatkan perhatian.
7. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.
8. Mengingat dengan lebih baik.
9. Belajar lebih cepat dan efesien.
31

31

31

31

31

31

31

31

31

10. Melihat “gambar keseluruhan”.


11. Menyelamatkan pohon.
2.2.2. Tahap-Tahap Membuat Mind Mapping
Mind Mapping juga mempunyai tahap-tahap untuk membuatnya, hal ini
didukung oleh Tony Buzan (2009), ada tujuh langkah dalam membuat mind
mapping, dimana sebelum membuat Mind Mapping dibutuhkan bahan-bahan yang
penting dalam merencanakan tahap ini yaitu: kertas kosong tak bergaris, pena dan
pensil warna, otak, dan imajinasi.
Adapun langkah-langkah dalam membuat Mind Mapping menurut Tony
Buzan (2009) adalah sebagai berikut:
1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena sebuah
gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi
32

32

32

32

32

32

32

32

32

3. Gunakan warna.Warna membuat mind mapping lebih hidup,


menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dan dua, dan
seterusnya.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung,bukan garis lurus. Karena
garis lurus akan membosankan otak.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci
tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind
mapping.
7. Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar
bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam
mind map kita,mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.
33

33

33

33

33

33

33

33

33

Selain itu dalam pembelajaran-partisipatif mengatakan tahap-tahap dalam


membuat mind map adalah sebagai berikut:
1. Bayangkan sel-sel otak (neuron) seperti pohon, masing-masing
menyimpan informasi yang berhubungan pada cabang-cabangnya.
2. Susun kembali poin-poin kunci, dari topik mana pun yang ingin
dikeluarkan.
3. Mulailah dengan gagasan inti,biasanya dengan satu simbol di
tengah halaman lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di
sekelilingnya
4. Usahakan mencatat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin
yang ingin anda ingat atau tampakkan, satu tema utama untuk setiap
cabang.
34

34

34

34

34

34

34

34

34

5. Letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang


sama, masing-masing membentuk sub cabang.
6. Gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang
berhubungan.
7. Lukislah sebanyak mungkin gambar atau simbol.
8. Ketika melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas
warna.
9. Kembangkan terus setiap peta secara teratur.
Dari pendapat di atas, dapat diketahui kesimpulan bahwa dalam membuat
mind mapping haruslah menggunakan dan mengikuti tahap-tahap yang sudah
ditentukan untuk menghasilkan mind mapping yang efektif.
2.2.3. Langkah-Langkah Pembuatan Catatan dengan Model Mind Mapping
35

35

35

35

35

35

35

35

35

Mind Mapping tidak hanya mempermudah anak-anak didik dalam


menerima pelajaran, tetapi juga mudah bagi guru untuk membuatnya. Mind
Mapping dapat dibuat dengan menggunakan waktu yang singkat. Karena mind
mapping begitu mudah dan alami, bahan-bahan untuk membuat mind mapping
sangatlah mudah, Tony Buzan (2006:14) mengemukakan ada beberapa bahan
yang diperlukan untuk membuat mind mapping yaitu: “ 1. Kertas kosong,
2.Pensil warna, 3. Otak, dan 4. Imajinasi”.
Untuk memudahkan kita untuk memahami langkah-langkah dalam
pembuatan catatan mind mapping, lihatkah tabel di bawah ini:

Langkah-Langkah Pembuatan Catatan Mind Mapping


No Langkah Kegiatan

1 Mulai dari tengah-tengah Letakkan kertas dengan posisi


36

36

36

36

36

36

36

36

36

memanjang dan mulai menulis dari


kertas
tengah

Tentukan gambar yang sesuai dengan


Gunakan gambar untuk pokok bahasan, dan letakkan gambar
2
gagasan sentral tersebut pada tengah kertas, yang
berfungsi sebagai sentral

Modifikasilah catatan dengan bermacam


3 Gunakan warna
warna agar kelihatan lebih menarik

Hubungkan cabang-cabang Buatlah garis penghubung antara gambar


4
utama ke gambar sentral dengan sub-sub pokok bahasan

5 Buatlah cabang dalam Usahakan bentuk garis penghubung itu


bentuk melengkung dalam bentuk melengkung agar kelihatan
37

37

37

37

37

37

37

37

37

memiliki seni

Pilihlah kata-kata yang mudah diingat


6 Gunakan kata kunci
sebagai kata kunci

Pilih gambar yang sesuai dengan sub


7 Gunakan gambar
pokok bahasan
38

38

38

38

38

38

38

38

38
39

39

39

39

39

39

39

39

39

Model di atas mendeskripsikan kerangka pikir analisis. Hubungan antara


setiap unsur bisa tidak memiliki keterkaitan langsung bahkan dapat mencerminkan
perbedaan. Contoh seperti ini dapat digunakan dalam sistem pembelaran tematik
seperti mengeksplorasi topik lingkungan dilihat dari berbagai dimensi, misalnya
dari dimensi pelajaran ekonomi, sosial, agama, geografi dan biologi. Model itu
juga cocok digunakan dalam satu mata pelajaran saja tetapi meliputi banyak
kompetensi dasar.
2.2.4. Karakteristik Model Mind Mapping
Mind Mapping merupakan metode pembelajaran yang cara kerjanya sama
dengan cara kerja otak kita. Mind mapping merupakan cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari
otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah
akan memetakan pikiran-pikiran kita.
40

40

40

40

40

40

40

40

40

Menurut Tony Burzan (2008) mind mapping memiliki beberapa


karakteristik yaitu : 1) memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah atau
area yang luas, 2) memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-
pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada, 3)
mengumpulkan sejumlah besar data dari satu tempat, 4) mendorong pemecahan
masalah dengan memberikan kita melihat jalan-jalan trobosan kreatif baru, 5)
menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat, 6) meningkatkan
kecepatan berfikir, 7) memberi anda kelenturan yang tak terbatas, 8) menjelajah
jauh dari pemikiran anda tempat ide-ide orisinal menunggu.
2.2.5. Keuntungan Penggunaan Mind Mapping
Keuntungan penggunaan catatan mind mapping yaitu membiasakan siswa
untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk
kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang
41

41

41

41

41

41

41

41

41

berkaitan dengan sistimbik yaitu peranannya sebagai pengatur emosi seperti


marah, senang, lapar, haus, dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk
menciptakan motivsi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah
kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau
mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya.
Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran diduga kreativitas (sikap
kreatif) siswa akan meningkat. Adapun kelemahan dalam menggunakan model
mind mapping ini adalah bagi siswa yang kurang aktif atau tidak mau berfikir
akan mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan teknik ini banyak menggunakan
otak sebagai fasilitas utama. Namun hal ini dapat diatasi dengan cara guru lebih
menjiwai siswanya dan lebih mendekatkan diri kepada siswa sehingga semua
siswa dapat mengikuti pelajaran.
42

42

42

42

42

42

42

42

42

2.3. Materi Ajar


Sifat-sifat pengerjaan hitung adalah sebagai berikut:
A. Sifat Komutatif (pertukaran)
I. Komutatif pada penjumlahan
1. 125 + 475 = 475 + 125
2. 348 + 749 = 749 + 348
Bentuk umum: a + b = b + a
II. Komutatif pada perkalian
1. 125 X 321 = 321 X 125
2. 765 X 432 = 432 X 765
Bentuk umum: a x b = b x a

B. Sifat Asosiatif (pengelompokkan)


43

43

43

43

43

43

43

43

43

I. Asosiatif pada penjumlahan


1. (359 + 354) + 512 = 359 + (354 + 512)
2. 653 + (119 + 378) = (653 +119) + 378
Bentuk umum: (a + b) + c = a + (b + c)
II. Asosiatif pada perkalian
1. (2 X 4) X 3 = 2 X ( 3x4)
2. 4 X (5X8) = (4X5) X 8
Bentuk umum : (a x b) x c = a x (b x c)
C. Sifat Distributif (Penyebaran)
I. Distributif perkalian terhadap penjumlahan
1. 15 x (10 + 2) = (15 x 10) + (15 x 2)
2. (3 x 4) + (3 x 6) = 3 x (4 + 6)
Bentuk umum: a x (b x c) = (a x b) + (a x c)
44

44

44

44

44

44

44

44

44

II. Distributif perkalian terhadap pengurangan


1. 15 x (10 – 2) = (15 x 10) – (15 x 2)
2. (4 x 17) – (4 x 7) = 4 x (17 – 7)
Bentuk umum: a x (b – c) = (a x b) – (a x c)
45

45

45

45

45

45

45

45

45
46

46

46

46

46

46

46

46

46

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian


47

47

47

47

47

47

47

47

47

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 200310 Pudun Julu


Padangsidimpuan, dimana peneliti memilih tempat tersebut di karenakan sekolah
tersebut berada dilingkungan tempat tinggal peneliti dan tempat peneliti
melaksankana tugas sebagai pengajar.
3.2. Bahan dan alat
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
observasi dan tes.
3.2.1. Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap siswa dan guru
serta seluruh kegiatan pembelajaran mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai
berakhirnya pelaksanaan tindakan. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana proses pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang
sesuai dengan yang dikehendaki.
48

48

48

48

48

48

48

48

48

3.2.2. Tes
Salah satu alat yang dilakukan untuk melihat kemampuan serta tingkat
keberhasilan siswa adalah tes pilihan ganda. Tes awal (pre-tes) diberikan sebelum
pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat penguasaan
siswa terhadapmateri sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat, Tes awal
ini berisikan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran sebanyak 10 soal
berbentuk pilihan ganda. Tes akhir juga diberikan sebanyak 10 soal berbentuk
pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
meningkat setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan model mind
mapping.

3.3. Metode Penelitian


49

49

49

49

49

49

49

49

49

Jenis penelitian ini termasuk penelititan tindakan kelas (PTK) dengan


penggunaan model mind mapping sebagai sasaran utama. Peneliti berupaya
memaparkan penggunaan model pembelajaran mind mapping untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas V A SD
Negeri 200310 Pudun Julu Padangsidimpuan
19 dan pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
3.3.1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas V A SD Negeri 200310 Pudun
Julu Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 22 orang, 10
orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penentuan kelas ini diambil berdasarkan
hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan hasil rujukan dari kepala
sekolah. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran Mind Mapping untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
50

50

50

50

50

50

50

50

50

3.4. Pelaksanaan Penelitian


Desain penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut ini:

Perencanaan
4.
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II

Pengamatan
?
51

51

51

51

51

51

51

51

51

Gambar 1: Model desain penelitian Arikunto dkk (2008).


Penelitian dilakukan dalam kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus. Dan
setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas. Pada
penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas umtuk mengidentifikasi
dan mencari pemecahan masalah pembelajaran pada mata pelajaran Matematika
kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu Padangsidimpuan.

3.4.1. Siklus I
1. Perencanaan
52

52

52

52

52

52

52

52

52

Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali pertemuan


dengan guru kelas untuk membahas tekhnis pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Dengan pertemuan tersebut kurikulum sebagai acauan untuk mengkaji tentang:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan
metode pembelajaran yang digunakan.
2) Membuat lembar observasi tentang kegiatan guru dan siswa.
3) Menyusun tes untuk mengetahui hasil belajar siswa selama
tindakan penelitian diterapkan.
4) Mengembangkan skenario pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran mind mapping, dimana dibahas tahap-tahap
pembuatan mind mapping disertai dengan bahan-bahan yang dibutuhkan.
Untuk membuat
5) Membuat media pembelajaran.
53

53

53

53

53

53

53

53

53

2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah disusun atau
sesuai dengan RPP dengan memperlihatkan tindakan yang ingin diterapkan
yaitu model mind mapping. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan
kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Guru memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara mencatat
yang kreatif dan efektif dengan menggunakan mind mapping.
3) Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari lalu
guru mengarahkan siswa apa saja yang berkaitan dengan materi, lalu
menuliskan segala hal tentang yang berhubungan dengan materi tersebut
54

54

54

54

54

54

54

54

54

dengan menggunakan tahap dan bahan mind mapping, misalnya dengan


membuat gambar yang menarik, memberi warna-warna yang menarik.
4) Guru memilih beberapa siswa untuk memperlihatkan dan
membacakan hasil ringkasan yang telah dibuat.
5) Guru memberi masukan kepada siswa untuk membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
6) Guru memberi saran tentang hasil mind mapping yang telah dibuat.
7) Memberikan latihan kepada setiap siswa secara individu untuk
membuat sebuah mind mapping.
8) Memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan
nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berukutnya (terkini).
55

55

55

55

55

55

55

55

55

3. Pengamatan/Observasis
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan observasi
terhadap pelaksanaan tindakan secara khusus dan proses pembelajaran secara
umum dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan secara khusus dan
proses pembelajaran secara umum dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung dibantu oleh seorang guru kelas menyangkut keaktifan belajar
siswa.
2) Melaksanakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa
sesudah diterapkan tindakan. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan
tes.
56

56

56

56

56

56

56

56

56

4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa data observasi di dalam kelas
dan tes kreativitas belajar siswa. Refleksi ini dilakukan mengarah kepada
perbaikan-perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi ini dilakukan untuk
menganalisa perbaikan makna terhadap kesimpulan dari tindakan perbaikan yang
telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
3.4.2. Siklus II
Setelah siklus I dilakukan, belum menunjukkan hasil pada kemampuan
siswa dalam keterampilan membuat Mind Mapping, maka dalam hal ini
dilaksanakan siklus II. Pada tahap ini, kegiatan dilakukan adalah menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh, memperjelas data yang
diperoleh dan mengambil kesimpulan dari tindakan perbaikan yang telah
57

57

57

57

57

57

57

57

57

dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ke dua atau siklus lanjutan
merupakan perbaikan-perbaikan kegagalan pada siklus pertama ataupun siklus
sebelumnya dan pelaksanaan pembelajaran adalah sama sesuai dengan model
pembelajaran Mind Mapping
3.5. Parameter Pengamatan
Perhitungan hasil belajar siswa digunakan sebagai berikut:
1. Hasil belajar
Hasil Belajar = Skor yang diperoleh siswa x 100
Skor maksimal

Kriteria yang digunakan adalah:


58

58

58

58

58

58

58

58

58

Nilai ≤ 70 = Siswa tidak tuntas dalam belajar


Nilai ≥ 70 = Siswa tuntas dalam belajar
2. Untuk mengetahui Nilai Rata-rata Klasikal digunakan rumus:

X=
∑ Fx
∑N
Keterangan:
X = Nilai rata-rata Klasikal
Fx = Jumlah siswa yang tuntas
N = Jumlah siswa seluruhnya
Kriteria Ketuntasan Klasikal di gunakan:
Nilai < 85 % = Siswa tidak tuntas dalam Belajar
Nilai ≥ 85 % = Siswa tuntas dalam Belajar
3. Untuk Mengetahui Persentase Ketuntasan Klasikal Digunakan Rumus:
59

59

59

59

59

59

59

59

59

F
PKK = x 100% (Sujana, 2009)
N
Keterangan :
PKK = Persentase ketuntasan klasikal
F = Siswa yang mengalami perubahan
N = Jumlah Seluruh siswa
Untuk melihat taraf perubahan proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai
adalah dengan menggunakan standar/penilaian sebagai berikut:
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa
Tingkat Keberhasilan(%) Arti

>90% Sangat tinggi

70-89% Tinggi

60-69% Sedang
60

60

60

60

60

60

60

60

60

30-59% Rendah

<30% Sangat Rendah

4. Analisis Untuk Observasi


Analisis untuk observasi digunakan Rumus:
ΣB
Pi =
N
Keterangan:
Pi = Hasil Observasi
B = Skor observasi
N = Jumlah item observasi
Kriteria yang digunakan:
61

61

61

61

61

61

61

61

61

0 – 1 = Kurang Sekali
1,1 – 2 = Kurang
2,1 – 3 = Cukup
3,1 – 4 = Baik
4,1- 5 = Sangat Baik
62

62

62

62

62

62

62

62

62

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini disajikan dengan menampilkan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif mengacu pada konsep teori yang ada
dan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum serta menyeluruh dari
objek penelitian atau situasi sosial, pernyataan-pernyataan, informasi, peristiwa
yang terjadi selama pelaksanaan tindakan, hasil observasi, refleksi serta para aktor
sekolah serta evaluasi. Sedangkan analisis kuantitatif yaitu analisis persentase
siswa secara individual maupun klasikal dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dengan pokok bahasan sifat-
63

63

63

63

63

63

63

63

63

sifat pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan model mind mapping
di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu Padangsidimpuan.
4.1.1. Alternatif Pemecahan Masalah
4.1.1.1. Deskripsi Data Tes Awal (Pre-test)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar Matematika siswa
pada materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat dengan
menggunakan model mind mapping di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu
Padangsidimpuan. Sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan model
mind mapping, terlebih dahulu siswa diberikan pre-test (tes awal) dengan tujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat. Dari hasil pre-test yang dilakukan terhadap 22 orang siswa
diperoleh nilai sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Pre-Test
64

64

64

64

64

64

64

64

64

No. Butir Soal


Ketuntasan
No Responden Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 belajar
Siswa

1 01 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 Tidak tuntas

0 1 0 0 4 40 Tidak tuntas

3 03 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80 Tuntas

4 04 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 Tidak tuntas

5 05 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30 Tidak tuntas
25
6 06 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Tidak tuntas

7 07 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 70 Tuntas

8 08 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 30 Tidak tuntas

9 09 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 30 Tidak tuntas
65

65

65

65

65

65

65

65

65

10 10 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20 Tidak tuntas

11 11 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 60 Tidak tuntas

12 12 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 40 Tidak tuntas

13 13 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 50 Tidak tuntas

14 14 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 40 Tidak tuntas

15 15 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7 70 Tuntas

16 16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas

17 17 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas

18 18 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 40 Tidak tuntas

19 19 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 Tidak tuntas

20 20 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70 Tuntas
66

66

66

66

66

66

66

66

66

21 21 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak tuntas

22 22 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 70 Tuntas

Jumlah 111 1110

Rata-rata 5,05 50,5

Angka ketuntasan tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal dapat


dihitung dengan menggunakan rumus:
P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa
a. Tuntas = 7 x 100% =31,8%
22
b. Tidak Tuntas = 15 x 100% = 68,2%
67

67

67

67

67

67

67

67

67

22

Setelah dilaksanakannya tes awal maka dapat dilihat tingkat penguasaaan


siswa terhadap soal yang diberikan. Dari hasil pre-test siswa diperoleh kesimpulan
bahwa siswa masih tergolong sangat rendah dalam menyelesaikan soal-soal sifat
pengerjaan hitung.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa masih
memiliki tingkat keberhasilan dibawah 85% yaitu rata-rata sebesar 5,05 sehingga
secara perorangan belum mencapai ketuntasan belajar. Kemampuan awal siswa
masih tergolong rendah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan
awal siswa masih rendah. Adapun masalah yang dihadapi adalah, siswa belum
mampu membedakan antara sifat komutatif, distributif dan assosiatif.
68

68

68

68

68

68

68

68

68

Untuk jelasnya perbandingan jumlah siswa yang tuntas dengan tidak tuntas
pada saat pre-test dapat kita lihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.2. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada
saat pre-test

Keterangan Nilai rata- Ketuntasan Persentase


rata kelas Ketuntasan

Jumlah Tuntas Tidak Tuntas Tidak


Tuntas Tuntas
22 50,5
7 siswa 15 siswa 31,8 68,2

4.1.1.2. Deskripsi Siklus I


a. Perencanaan
69

69

69

69

69

69

69

69

69

Dari pre-test yang dilakukan ditemukan tingkat ketuntasan belajar siswa


ternyata sangat rendah, untuk itu peneliti membuat alternatif pemecahan
masalah terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa yaitu dengan
menggunakan model mind mapping, pemecahan masalah yang dilakukan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan pembelajaran
yang dilakukan merupakan pengembangan perencanaan tindakan yang
telah direncanakan. Adapun tindakan yang akan dilaksanakan adalah:
Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan model mind
mapping. Guru mempersiapkan materi ajar Matematika berupa pembuatan
RPP pembelajaran dengan materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada
bilangan bulat serta membuat lembar observasi yang berisi tentang
penilaian proses pembelajaran ketika model mind mapping diterapkan.
70

70

70

70

70

70

70

70

70

Selanjutnya menyiapkan tahapan materi pelajaran yang sesuai dengan


kondisi siswa dan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti. Guru
mempersiapkan soal-soal yang berisi tahapan materi. Kemudian membuat
tes hasil belajar siswa/siklus I untuk melihat hasil belajar pada materi sifat-
sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat.
Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi sebagai prasyarat yang akan diketahui siswa
kemudian mengarahkan siswa untuk memahami pertanyaan prasyarat
tersebut
Kegiatan Inti
71

71

71

71

71

71

71

71

71

Memotivasi siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari dengan


menggunakan model mind mapping. Dengan menggunakan model mind
mapping, guru menyajikan materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada
bilangan bulat, kemudian memberikan lembar kerja siswa yang berisi
materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat. Guru memberikan
pendekatan atau bimbingan individu bagi siswa yang mangalami kesulitan
mengerjakan lembar kerjanya, kemudian berusaha sendiri untuk
memperbaikinya.
Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab untuk meluruskan
kesalah pahaman serta memberikan penguatan dan kesimpulan. Pada
pertemuan pertama guru memberikan PR.
Observasi
72

72

72

72

72

72

72

72

72

Pada tahap obervasi yang dilakukan oleh guru terhadap peneliti, masih
banyak kekurangan disana sini termasuk pelaksanaan model mind
mapping yang seyogianya siswa harus lebih tekun untuk belajar, namun
kenyataannya guru masih kewalahan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa. Namun secara keseluruhan pembelajaran
yang diberikan guru cukup (3), hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.3. LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU PADA
PERTEMUAN I SIKLUS I

Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda!5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
73

73

73

73

73

73

73

73

73

Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

1 Keterampilan membuka pelajaran √

2 Penyajian Materi √

3 Pelaksanaan model Mind Mapping √

4 Pemanfaatan model pembelajaran Mind


Mapping √

5 Pengelolaan Kelas √

6 Sikap terhadap siswa √

7 Penilaian Pembelajaran √
74

74

74

74

74

74

74

74

74

8 Keterampilan menutup pelajaran √

9 Sikap guru selama pembelajaran √

10 Efisiensi penggunaan waktu √

Jumlah skor yang diperoleh 31

Nilai = Skor observasi = 31 = 3,1

Jumlah item yang diobservasi 10

Kriteria yang digunakan


4,1 - 5 : Sangat Baik
3,1- 4 : Baik
2,1 – 3 : Cukup
75

75

75

75

75

75

75

75

75

1,1 – 2 : Kurang
0 - 1 : Sangat Kurang

Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi sebagai prasyarat yang akan diketahui siswa
kemudian mengarahkan siswa untuk memahami pertanyaan prasyarat
tersebut.
Kegiatan inti
Memotivasi siswa untuk memahami materi yang akan dipelajari dengan
menggunakan model mind mapping. Dengan menggunakan model mind
mapping, guru menyajikan materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada
76

76

76

76

76

76

76

76

76

bilangan bulat, kemudian memberikan lembar kerja siswa yang berisi


materi sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat. Guru memberikan
pendekatan atau bimbingan individu bagi siswa yang mangalami kesulitan
mengerjakan lembar kerjanya, kemudian berusaha sendiri untuk
memperbaikinya.
Kegiatan Akhir
Bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab untuk meluruskan
kesalah pahaman serta memberikan penguatan dan kesimpulan. Pada
pertemuan ini, guru memberikan tes 10 soal dalam bentuk pilihan ganda.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti di SD Negeri
200310 Pudun Julu Padangsidimpuan bahwa tindakan yang dilakukan
77

77

77

77

77

77

77

77

77

peneliti pada pertemuan 2 siklus I pelaksanaan mind mapping sudah


tampak namun, dalam penyajian materi, guru mengalami kewalahan untuk
melakukan pendekatan/ bimbingan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan menyelesaikan soal-soal dalam lembar kerja, namun secara
keseluruhan pembelajaran yang diberikan guru sudah baik. Hal ini dapat
kita lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4. LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU PADA
PERTEMUAN II SIKLUS I

Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda! 5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
78

78

78

78

78

78

78

78

78

Skor
No Aspek yang diamati
1 2 3 4 5

1 Keterampilan membuka pelajaran √

2 Penyajian Materi √

3 Pelaksanaan model Mind Mapping √

4 Pemanfaatan model pembelajaran Mind √


Mapping

5 Pengelolaan Kelas √

6 Sikap terhadap siswa √

7 Penilaian Pembelajaran √

8 Keterampilan menutup pelajaran √


79

79

79

79

79

79

79

79

79

9 Sikap calon guru selama pembelajaran √

10 Efisiensi penggunaan waktu √

Jumlah skor yang diperoleh 35

Nilai = Skor observasi = 35 = 3,5

Jumlah item yang diobservasi 10

Kriteria yang digunakan


4,1 - 5 : Sangatbaik
3,1 – 4 : Baik
2,1 – 3 : Cukup
1,6 – 2 : Kurang
0 – 1,5 : Sangat Kurang
80

80

80

80

80

80

80

80

80

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan serta pemberian soal
pada siklus I diperoleh hasil pembelajaran sudah lebih baik dari tes awal.
Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil belajar siswa pada siklus I dibawah
ini.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus I
No Butir Soal
No. Ketuntasan
Skor Nilai
Urut Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Belajar
Siswa

1 01 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 6 60 Tidak Tuntas

2 02 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas

3 03 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas
81

81

81

81

81

81

81

81

81

4 04 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 60 Tidak Tuntas

5 05 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 5 50 Tidak Tuntas

6 06 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70 Tuntas

7 07 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

8 08 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak Tuntas

9 09 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas

10 10 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 50 Tidak Tuntas

11 11 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

12 12 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas

13 13 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 70 Tuntas

14 14 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 70 Tuntas
82

82

82

82

82

82

82

82

82

15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

16 16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

17 17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

18 18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70 Tuntas

19 19 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 50 Tidak Tuntas

20 20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 Tuntas

21 21 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 5 50 Tidak Tuntas

22 22 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80 Tuntas

Jumlah 144 1440

Rata-rata 6,54 65,4


83

83

83

83

83

83

83

83

83

Angka ketuntasan tingkat keberhasilan belajar siswa


P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa

a. Tuntas = 12 x 100% = 54,5%


23

b. Tidak Tuntas = 10 x 100% = 45,5%


22

Tabel 4.6. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I


Nilai Rata-rata
Keterangan Ketuntasan Persentase Ketuntasan
Kelas

22 65,4 Tuntas Tidak Tuntas Tidak


Tuntas Tuntas
84

84

84

84

84

84

84

84

84

12 10 54,5% 45,5%

4.1.1.3. Deskripsi Siklus II


Pertemuan I
a. Perencanaan
Dari hasil siklius I yang sudah diperoleh tergolong masih sedang, belum
mencapai ketuntasan yang diinginkan. Oleh karena itu pada siklus II guru
menyiapkan dan mengembangkan materi dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan labih baik lagi, yaitu menyediakan gambar
model mind mapping yang lebih menarik lagi dan berusaha menggunakan
waktu se-efisien mungkin. Adapun rencana yang dipersiapkan guru adalah:
85

85

85

85

85

85

85

85

85

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan


variasi model mind mapping.
2. Membuat lembar observasi yang berisi tentang penilaian terhadap
proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus ke II adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP dengan
menggunakan model mind mapping yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada kegiatan siklus I hasil belajar yang dicapai secara
klasikal masih tergolong sedang, oleh karena itu dilakukan tindakan pada
siklus II. Hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal
Appersepsi
86

86

86

86

86

86

86

86

86

Tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya melalui beberapa


soal secara lisan, kemudian memotivasi siwa untuk memahami materi
yang akan dipelajari dengan menggunakan model mind mapping dan
menginformasikan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari
berkaitan dengan materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
Dengan menggunakan model mind mapping, guru menyajikan materi sifat
operasi hitung yaitu sifat komutatif (pertukaran tempat yaitu yang di
sebelah kanan menjadi di sebelah kiri dan sebaliknya) berlaku pada
penjumlahan dan perkalian, sifat assosiatif (pengelompokan yaitu dengan
menggunakan tanda kurung) juga hanya berlaku pada penjumlahan dan
perkalian sedangkan sifat distributif (penyebaran) berlaku pada perkalian
terhadap penjumlahan serta perkalian terhadap pengurangan. Pada
87

87

87

87

87

87

87

87

87

kegiatan ini guru sangat menekankan agar siswa harus mampu


membedakan antara sifat komutatif, asosiatif dan distributif. Guru
memberikan pendekatan atau bimbingan individual bagi siswa yang
mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan dan
berusaha memperbaiki sendiri agar siswa lebih paham.
Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa bertanya jawab untuk meluruskan kesalah-
pahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan.
Untuk menyelesaikan lembar kerja, siswa diharapkan dapat bekerja secara
mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pada pertemuan ketiga
ini, guru memberikan PR.
Observasi
88

88

88

88

88

88

88

88

88

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti di SD Negeri


200310 Pudun Julu Padangsidimpuan bahwa tindakan yang dilakukan
peneliti pada pertemuan 1 siklus II pelaksanaan mind mapping sudah
tampak namun, penyajian materi guru masih mengalami kewalahan,
namun secara keseluruhan pembelajaran yang diberikan guru sudah baik
(4). Hal ini dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7. LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU PADA


PERTEMUAN I SIKLUS II
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda! 5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
89

89

89

89

89

89

89

89

89

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5

1 Keterampilan membuka pelajaran √

2 Penyajian Materi √

3 Pelaksanaan model Mind Mapping √

4 Pemanfaatan model pembelajaran Mind Mapping √

5 Pengelolaan Kelas √

6 Sikap terhadap siswa √

7 Penilaian Pembelajaran √
90

90

90

90

90

90

90

90

90

8 Keterampilan menutup pelajaran √

9 Sikap calon guru selama pembelajaran √

10 Efisiensi penggunaan waktu √

Jumlah skor yang diperoleh 39

Nilai = Skor observasi = 39 = 3,9

Jumlah item yang diobservasi 10

Kriteria yang digunakan


4,1 - 5 : Sangat Baik
3,1 – 4 : Baik
2,1 – 3 : Cukup
1,6 – 2 : Kurang
0 – 1,5 : Sangat Kurang
91

91

91

91

91

91

91

91

91

Pertemuan ke empat
Kegiatan Awal
Apersepsi
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang lalu, kemudian memotivasi
siswa tentang materi yang akan dipelajari dengan menggunakan model
mind mapping.

Kegiatan inti
Dengan menggunakan model mind mapping, guru menyajikan materi yang
akan dipelajari yaitu sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat.
Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswa yang materinya
92

92

92

92

92

92

92

92

92

berhubungan dengan sifat-sifat pengerjaan hitung pada bilangan bulat, dan


siswa mengerjakannya secara individu. Selanjutnya guru memberikan
bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan
soal dan berusaha untuk memprbaikinya sendiri.
Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa bertanya jawab untuk meluruskan kesalah-
pahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan. Untuk mengerjakan
soal yang diberikan guru, diharapkan siswa bekerja sendiri sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Pada pertemuan ini, guru memberikan tes
kemampuan belajar sebanyak 10 soal (tes siklus II) berbentuk pilihan
ganda.
c. Observasi
93

93

93

93

93

93

93

93

93

Pengamatan dilakukan oleh wali kelas V dengan menggunakan lembar


observasi terhadap peneliti, dengan tujuan apakah pelaksanaan tindakan
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang khususnya
dengan menggunakan model mind mapping.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan 2 siklus ke II guru sudah
optimal dan sangat baik untuk menggunakan model mind mapping dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8. LEMBAR OBSERVASI TERHADAP GURU PADA
PERTEMUAN II SIKLUS II
Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan
anda! 5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1=
Sangat Kurang
94

94

94

94

94

94

94

94

94

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5

1 Keterampilan membuka pelajaran √

2 Penyajian Materi √

3 Pelaksanaan model Mind Mapping √

4 Pemanfaatan model pembelajaran Mind √


Mapping

5 Pengelolaan Kelas √

6 Sikap terhadap siswa √


95

95

95

95

95

95

95

95

95

7 Penilaian Pembelajaran √

8 Keterampilan menutup pelajaran √

9 Sikap guru selama pembelajaran √

10 Efisiensi penggunaan waktu √

Jumlah skor yang diperoleh 45

Nilai = Skor observasi = 45 = 4,5

Jumlah item yang diobservasi 10

Kriteria yang digunakan


4,1 - 5 : Sangatbaik
3,1 – 4 : Baik
2,1 – 3 : Cukup
1,6 – 2 : Kurang
96

96

96

96

96

96

96

96

96

0 – 1,5 : Kurang sekali

d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan serta pemberian tes
pada siklus II diperoleh hasil pembelajaran yang sudah lebih baik dari tes
siklus I dan telah mencapai tingkat keberhasilan dan secara klasikal telah
mencapai KKM. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9. Rekapitulasi Nilai Siswa Pada Siklus II


No Siswa Butir Soal Skor Nilai
97

97

97

97

97

97

97

97

97

Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Angga Pratama 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 70
2 Alya Amanda Nst 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 60
3 Dimas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
4 Lisna Sari Tanjung 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80
5 Mhd Zul Arifal 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 80
6 Mhd Taufik 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 80
7 Mona Sazkia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
8 Fatima Hasanah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
9 Rifansha Aditia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
10 Soya Nova 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
98

98

98

98

98

98

98

98

98

11 Yusmita Fariani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100


12 Dwi Sandi Prayuda 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 70
13 Nur Sakinah Hsb 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
14 Reja Adrian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
15 Taufik Hidayat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
Sagala

16 Anggina Rahayu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100


17 Keila Putri Utari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
18 Amunallah Paki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
19 Rangga Saputra 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
20 Sarbila Siregar 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80
21 Salsa Nabila Siregar 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6 60
99

99

99

99

99

99

99

99

99

22 Ahmad Yasir Hrp 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100

Jumlah 197 1970

Rata-rata 8,95 89,5

Angka ketuntasan tingkat keberhasilan belajar siswa:


P = ∑ Siswa yang tuntas belajar x 100%
∑ Siswa

a. Tuntas = 20 x 100% = 90,9%


22

b. Tidak Tuntas = 2 x 100% = 9,1%


22
100

100

100

100

100

100

100

100

100

Tabel 4.10. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II


Keterangan Nilai Rata- Ketuntasan Persentase
rata Kelas Ketuntasan

22 89,5 Tuntas Tidak Tuntas Tidak


Tuntas Tuntas

20 2 90,9 9,1

Upaya-upaya yang telah dilakukan saat pembelajaran matematika pada


siklus II telah terjadi peningkatan, hal ini dapat kita lihat secara klasikal sebanyak
20 orang (90,9%) sudah mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Karena siswa
telah m,encapai tingkat keberhasilan seperti yang diharapkan, sehingga tidak perlu
lagi melaksanakan pembelajaran ke siklus berikutnya.
Hal-hal yang dapat direfleksikan pada siklus ke II adalah:
101

101

101

101

101

101

101

101

101

1. Siklus ke II ini guru tidak lagi mengalami kendala yang berarti


untuk melakukan pendekatan/bimbingan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan saat belajar Matematika pada materi sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat, karena saat kegiatan inti, guru telah menjelaskan
dengan baik, seingga siswa yang membutuhkan pendekatan/bimbingan
menurun.
2. Pemanfaatan waktu sudah baik saat siklus ke II ini, karena telah
terencana dengan baik.
3. Nilai ketuntasan belajar, secara klasikal mengalami peningkatan
mulai dari pre-test sampai dengan tes akhir pada siklus II.

4.2. Pembahasan Penelitian


Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model mind mapping,
adalah salah satu cara dipilih dan dilaksanakan oleh peneliti untuk membantu
102

102

102

102

102

102

102

102

102

siswa memudahkan mereka untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, terutama


belajar Matematika dengan tujuan akhir dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian pada saat pre-test atau sebelum diadakan tindakan
diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 5,05 dengan tingkat keberhasilan belajar
secara klasikal sebanyak 7 orang orang (31,8%), masih tergolong rendah. Namun
setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran melalui model mind mapping yang
dilakukan peneliti pada siklus I diperoleh rata-rata kelas meningkat menjadi 6,54
dengan tingkat keberhasilan siswa secara klasikal sebanyak 12 orang (54,5%)
masih tergolong rendah, dan aktivitas siswa tergolong cukup (66%). Hal ini
berarti terjadi peningkatan keberhasilan yang dapat dilihat dari data pre-test dan
data pada tes siklus I yaitu rata-rata siswa meningkat 6,54 dan peningkatan
keberhasilan belajar siswa secara klasikal sebesar 54,5% namun peningkatan ini
103

103

103

103

103

103

103

103

103

belum mencapai standar yang telah ditetapkan, sehingga perlu berbaikan dan
pengembangan pada siklus II.
Pada siklus II, dari tes hasil belajar yang diperoleh nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 89,5 dengan tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal
sebanyak 20 orang (90,9%) sudah tergolong dalam tingkat yang tinggi serta
aktivitas siswa tergolong baik (78%). Hal ini berarti terjadi peningkatan
keberhasilan yang dapat dilihat dari data tes, siklus I dan sikus II yaitu nilai rata-
rata siswa meningkat sebesar 24,1 dan peningkatan keberhasilan belajar secara
klasikal sebesar 36,4% dan peningkatan ini sudah mencapai standar yang telah
ditetapkan dengan nilai siswa secara individu sudah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar berdasarkan KKM yaitu nilai ≥ 70 dan ketuntasan hasil belajar secara
klasikal yaitu ≥85 siswa tuntas.
104

104

104

104

104

104

104

104

104

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka hasil peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika di kelas V A SD Negeri 200310 Pudun Julu
Padangsidimpuan melalui model mind mapping tercapai pada siklus II dan
peningkatan hasil belajar siswa secara individu dan klasikal telah mencapai
kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan
pada siklus III. Namun masih ada beberapa orang lagi yang belum tuntas, itupun
karena siswa malas dan kurang pandai untk membaca.
Untuk lebih jelas melihat perolehan nilai individu, nilai rata-rata kelas dan
presentase nilai perubahan hasil belajar siswa pada saat pre-test, siklus I, dan
siklus II dilihat pada tabel dan diagram berikut.

Tabel 4.11. Perbandingan Nilai dan Ketuntasan Siswa Pada Saat pre-test, tes
siklus I dan tes siklus II.
105

105

105

105

105

105

105

105

105

No Urut Pre-test Tes siklus I Tes siklus II Keterangan


Respon-den
Nila Ketuntasa (peningkata
Ketuntasan Nilai Ketuntasan Nilai
i n n nilai)

A1 50 Tdk 60 Tdk 70 Tdk Meningkat


Tuntas Tuntas Tuntas

A2 40 Tdk 50 Tdk 60 Tdk Meningkat


Tuntas Tuntas Tuntas

A3 80 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat

A4 40 Tdk 60 Tdk 80 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A5 30 Tdk 50 Tdk 80 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A6 40 Tdk 70 Tuntas 80 Tuntas Meningkat


106

106

106

106

106

106

106

106

106

Tuntas

A7 70 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat

A8 30 Tdk 50 Tdk 90 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A9 30 Tdk 50 Tdk 100 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A10 20 Tdk 50 Tdk 100 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A11 60 Tdk 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat


Tuntas

A12 40 Tdk 50 Tdk 70 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A13 50 Tdk 70 Tuntas 100 Tuntas Meningkat


107

107

107

107

107

107

107

107

107

Tuntas

A14 40 Tdk 70 Tuntas 100 Tuntas Meningkat


Tuntas

A15 70 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat

A16 70 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat

A17 70 Tdk 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat


Tuntas

A18 40 Tdk 70 Tdk 100 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A19 50 Tdk 50 Tdk 100 Tuntas Meningkat


Tuntas Tuntas

A20 70 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas Meningkat

A21 50 Tdk 50 Tdk 60 Tdk Meningkat


108

108

108

108

108

108

108

108

108

Tuntas Tuntas Tuntas

A22 70 Tuntas 80 Tuntas 100 Tuntas Meningkat


Total Nilai 1110 1440 1970
Nilai Rata-rata 50,5 65,4 89,5
Kelas

Jumlah Siswa 7 12 20
Yang Tuntas

Persentase (%) 31,8 54,5 90,9


109

109

109

109

109

109

109

109

109

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model Mind
Mapping dapat melatih dan membentuk siswa untuk mandiri, percaya diri
serta memudahkan siswa untuk memahami materi sifat operasi hitung
dalam proses belajar mengajar.
110

110

110

110

110

110

110

110

110

2. Pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping dapat


membangkitkan keinginan, minat baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan dalam kegiatan belajar. Hal ini dapat dilihat dari data pada saat
pre tes ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya sebanyak 7 orang
siswa (31,8%), namun setelah pelaksanaan siklus I dengan menggunakan
model mind mapping diperoleh peningkatan ketuntasan belajar siswa
secara klasikal sebanyak 12 orang siswa.
3. Dengan menggunakan model Mind Mapping dapat meningkatkan
pengetahuan, dan memberikan fleksibilitas dalam penyampaian pesan.
4. Dengan menggunakan model Mind Mapping dapat memungkinkan
siswa untuk belajar mandiri kapan dan dimana saja sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
111

111

111

111

111

111

111

111

111

5. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan


hasil belajar siswa melalui penggunaan model Mind Mapping, dari hasil
belajar siswa pada tes awal dengan nilai rata-rata 50,5. pada postes siklus I
menjadi 65,4 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 89,5.
6. Dengan menggunakan model Mind Mapping terjadi perubahan
yang nyata terhadap hasil belajar siswa, terlihat dari perbedaan siswa yang
mengalami perubahan mulai dari tes awal hanya 7 orang yang tuntas,
postes siklus I sebanyak 12 orang dan pada postes II siklus II sebanyak 20
orang.

5.2. Saran

44
112

112

112

112

112

112

112

112

112

Dengan menggunakan model Mind Mapping terbukti dapat meningkatkan


hasil belajar siswa dalam materi pelajaran Matematika pokok bahasan sifat-sifat
pengerjaan hitung, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan guru menggunakan
model Mind Mapping sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Sebaiknya kepala sekolah dapat mengkoordinasikan pelaksanaan
pembelajaran Matematika dengan menggunakan model mind mapping
untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa, menyediakan model
Mind Mapping sebagai sarana pembelajaran, agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
3. Kepada orang tua siswa, sebaiknya selalu mengikuti perkembangan
hasil belajar siswa dirumah, agar siswa lebih giat lagi belajar di rumah.
113

113

113

113

113

113

113

113

113

4. Karena penggunaan model Mind Mapping ini sangat bermanfaat


bagi guru dan siswa, maka diharapkan penggunaan model Mind Mapping
ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran Matematika maupun
pelajaran lain.
114

114

114

114

114

114

114

114

114

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Buzan, Tony. 2008. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas, Jakarta:


Gramedia.

Buzan, Tony. 2009. Mind Map. Jakarta: Gramedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


115

115

115

115

115

115

115

115

115

Hamalik. 1993. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Alumni.

Saleh, A. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Mapping. Bogor: Regina.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosda.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.
116

116

116

116

116

116

116

116

116

Windura Sutanto, BLI. 2010. Mind Map. Jakarta: Gramedia

58
117

117

117

117

117

117

117

117

117

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

(RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : V ( Lima )//1 (Ganjil)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : Siklus I

A. Standar Kompetensi
118

118

118

118

118

118

118

118

118

1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan


masalah.

B. Kompetensi Dasar
1.1 Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran.

C. Indikator
 Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat assosiatif.
 Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat komutatif.
119

119

119

119

119

119

119

119

119

 Menyelesaikan soal dengan menggunakan sifat distributive


perkalian terhadap penjumlahan dan perkalian terhadap pengurangan.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

- Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) dalam pembelajaran.


- Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) dalam
pembelajaran.
- Menggunakan sifat distributif (penyebaran) dalam pembelajaran.

 Karakter siswa yang diharapkan: - Disiplin


- Rasa hormat dan perhatian
120

120

120

120

120

120

120

120

120

- Tekun dan tanggung jawab


E. Materi Ajar

BILANGAN

Menyelesaikan soal dengan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung pada


bilangan bulat.

F. Metode Pembelajaran

- Mind Mapping

G.Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokas


i
Waktu
121

121

121

121

121

121

121

121

121

A. Kegiatan Awal
- Guru menggadakan apersepsi
- Memberikan arahan-arahan atau - Siswa mendengarkan 10
- Siswa mendengarkan menit
contoh sifat pengerjaan hitung
- Guru menjelaskan tentang tujuan penjelasan dari guru
- Siswa mendengarkan
pembelajaran
penjelasan guru

B. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

- Guru memberi penjelasan 50


mengenai sifat pengerjaan menit
- Siswa mendengarkan
122

122

122

122

122

122

122

122

122

hitung pada bilangan bulat penjelasan materi pelajaran

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

- Guru menyuruh siswwa untuk - Siswa mulai menentuka


menentukan sifat-sifat operasi sifat-sifat operasi hitung pada
hitung pada bilangan bulat bilangan bulat seperti
yaitu, komutatif, assosiatif dan distributif, assosiatif dan
distributif distributif
- Guru meminta siswa untuk
- Siswa menyiapkan alat dan
menyiapkan kertas kosong,
bahan
pensil warna, dan daya
kreatifitas yang dimiliki oleh
123

123

123

123

123

123

123

123

123

setiap siswa - Siswa memulai catatan dari


- Guru menyuruh siswa untuk
tengah kertas
memulai membuat catatan dari
tengah-tengah kertas mengenai
sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat
- Siswa membuat gambar
- Guru menyuruh siswa untuk
yang sesuai dengan materi
membuat gambar pada ide
pokok yang menjadi sentral
- Guru menyuruh siswa untuk
membuat garis penghubung - Siswa membuat garis

pada setiap sub dengan menulis penghubung pada setiap sub

distributif, assosiatif dan dari gambar sentral dengan


garis lengkung
124

124

124

124

124

124

124

124

124

komutatif - Siswa menarik garis cabang


- Guru menyuruh siswa untuk
untuk setiap sifat-sifat
membuat cabang yang
pengerjaan hitung dan
melengkung untuk mengisi
menuliskannya
sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat
- Guru menyuruh seorang siswa
- Siswa kedepan untuk
untuk membuat cabang yang
membacakan/menunjukkan
melengkung untuk mengisi
hasil kreatifitasnya
sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat
- Guru menyuruh salah seorang
- Siswa kedepan untuk
siswa untuk membacakan hasil
membacakan/menunjukkan
kreatifitasnya
125

125

125

125

125

125

125

125

125

- Menguji pemahaman hasil kreatifitasnya


- Siswa mengerjakan soal-
kemampuan dan keterampilan
soal latihan
siswa untuk mengerjakan soal-
soal latihan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

- Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
- Siswa bertanya mengenai
menanyakan apa yang belum
materi yang disampaikan
atau kurang dimengerti
mengenai pelajaran tersebut
126

126

126

126

126

126

126

126

126

C. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, guru:

- Guru menyimpulkan materi - Siswa menyimpulkan pelajaran


- Guru mengulang kembali - Siswa menyimak penjelasan
10
mengeenai sifat-sifat pengejaan dari guru
menit
hitung pada bilangan bulat,
memberikan pekerjaan rumah,
dan menginformasikan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.

H.Alat/Bahan dan Sumber Belajar


127

127

127

127

127

127

127

127

127

a. Alat
- Kertas
- Spidol
- Pensil warna
b. Bahan
- Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V Tim Bina
Karya Guru
- Matematika untuk Kelas V SD/MI Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.

I. Penilaian

a. Prosedur : Penilaian proses

b. Jenis tes : Tulisan

c. Bentuk tes : Pilihan berganda


128

128

128

128

128

128

128

128

128

d. Alat Penilaian : 1. Soal pilihan ganda

2. Lembar Observasi

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
129

129

129

129

129

129

129

129

129

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II

(RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/ Semester : V ( Lima )//1 (Ganjil)

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Pertemuan : Siklus II
130

130

130

130

130

130

130

130

130

C. Standar Kompetensi
2. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah.

D. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan operasi hitung pada bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran.

F. Indikator
 Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan
menggunakan sifat assosiatif.
131

131

131

131

131

131

131

131

131

 Menyelesaikan soal penjumlahan dan perkalian dengan


menggunakan sifat komutatif.
 Menyelesaikan soal dengan menggunakan sifat distributive
perkalian terhadap penjumlahan dan perkalian terhadap pengurangan.

G. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

- Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) dalam pembelajaran.


- Menggunakan sifat assosiatif (pengelompokan) dalam
pembelajaran.
- Menggunakan sifat distributif (penyebaran) dalam pembelajaran.
 Karakter siswa yang diharapkan: - Disiplin
- Rasa hormat dan perhatian
- Tekun dan tanggung jawab
132

132

132

132

132

132

132

132

132

H. Materi Ajar

BILANGAN

Menyelesaikan soal dengan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung pada


bilangan bulat.

F. Metode Pembelajaran

- Mind Mapping

G.Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokas


i
Waktu
133

133

133

133

133

133

133

133

133

D. Kegiatan Awal
- Guru menggadakan apersepsi
- Memberikan arahan-arahan atau - Siswa mendengarkan 10
- Siswa mendengarkan menit
contoh sifat pengerjaan hitung
- Guru menjelaskan tentang tujuan penjelasan dari guru
- Siswa mendengarkan
pembelajaran
penjelasan guru

E. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

- Guru memberi penjelasan - Siswa mendengarkan 50


mengenai sifat pengerjaan penjelasan materi pelajaran menit
134

134

134

134

134

134

134

134

134

hitung pada bilangan bulat

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru: - Siswa mulai menentuka


sifat-sifat operasi hitung pada
- Guru menyuruh siswwa untuk
bilangan bulat seperti
menentukan sifat-sifat operasi
distributif, assosiatif dan
hitung pada bilangan bulat
distributif
yaitu, komutatif, assosiatif dan
distributif
- Guru meminta siswa untuk
-Siswa menyiapkan alat dan bahan
menyiapkan kertas kosong,
pensil warna, dan daya
kreatifitas yang dimiliki oleh
135

135

135

135

135

135

135

135

135

setiap siswa
- Guru menyuruh siswa untuk
- Siswa memulai catatan dari
memulai membuat catatan dari
tengah kertas
tengah-tengah kertas mengenai
sifat-sifat pengerjaan hitung
pada bilangan bulat
- Siswa membuat gambar
- Guru menyuruh siswa untuk
yang sesuai dengan materi
membuat gambar pada ide
pokok yang menjadi sentral
- Guru menyuruh siswa untuk
membuat garis penghubung
- Siswa membuat garis
pada setiap sub dengan menulis
penghubung pada setiap sub
distributif, assosiatif dan
dari gambar sentral dengan
komutatif
136

136

136

136

136

136

136

136

136

- Guru menyuruh siswa untuk garis lengkung


membuat cabang yang
melengkung untuk mengisi
- Siswa menarik garis cabang
sifat-sifat pengerjaan hitung
untuk setiap sifat-sifat
pada bilangan bulat
- Guru menyuruh seorang siswa pengerjaan hitung dan
untuk membuat cabang yang menuliskannya
- Siswa kedepan untuk
melengkung untuk mengisi
membacakan/menunjukkan
sifat-sifat pengerjaan hitung
hasil kreatifitasnya
pada bilangan bulat
- Guru menyuruh salah seorang
siswa untuk membacakan hasil
- Siswa kedepan untuk
kreatifitasnya
- Menguji pemahaman membacakan/menunjukkan
137

137

137

137

137

137

137

137

137

kemampuan dan keterampilan hasil kreatifitasnya


- Siswa mengerjakan soal-
siswa untuk mengerjakan soal-
soal latihan
soal latihan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

- Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk - Siswa bertanya mengenai
menanyakan apa yang belum materi yang disampaikan
atau kurang dimengerti
mengenai pelajaran tersebut
138

138

138

138

138

138

138

138

138

F. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan penutup, guru:

- Guru menyimpulkan materi - Siswa menyimpulkan pelajaran


- Guru mengulang kembali - Siswa menyimak penjelasan
10
mengeenai sifat-sifat pengejaan dari guru
menit
hitung pada bilangan bulat,
memberikan pekerjaan rumah,
dan menginformasikan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
139

139

139

139

139

139

139

139

139

H.Alat/Bahan dan Sumber Belajar

c. Alat
- Kertas
- Spidol
- Pensil warna
d. Bahan
- Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V Tim Bina
Karya Guru
- Matematika untuk Kelas V SD/MI Pusat Perbukuan Dep Dik Nas.

I. Penilaian

a. Prosedur : Penilaian proses


140

140

140

140

140

140

140

140

140

b. Jenis tes : Tulisan

c. Bentuk tes : Pilihan berganda

d. Alat Penilaian : 1. Soal pilihan ganda

2. Lembar Observasi

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
141

141

141

141

141

141

141

141

141
142

142

142

142

142

142

142

142

142

Lampiran 3
LEMBAR SOAL SIKLUS I

Nama : ----------------------
Kelas : ---------------------
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling
tepat
1. -9 + 3 = 3 + (-9). Hal ini menunjukkan sifat…
a. Distributif b. komutatif c. assosiatif d. Komulatif

2. (-2 + 3) + 4 = -2 + (… + 4)
a. -2 b. 3 c. 5 d. 9
3. (-2 x 74) – (- 2 x 49) = … x (74 – 49)
143

143

143

143

143

143

143

143

143

a. -2 b. 25 c. 49 d. 74

4. 5 x 3 x 6 = 5 x 6 x 3. Soal ini menggunakan sifat…


a. Distributif b. komutatif c. assosiatif d. Positif

5. 8 x 45 = 8 x (50 – 5). Sifat seperi ini menunjukkan sifat … pada pengurangan.


a. distributif b. komutatif c. asosiatif d. Inisiatif

6. 8 x 45 = 8 x (50 -5) … (8 x 50) – (8 x 5). Untuk menjawab soal di samping kita


pegunakan tanda…
a.> b. < c. = d.≠

7. (-6 x 53) – (-6 x 28) = … x (… - 28)


144

144

144

144

144

144

144

144

144

a. (-6 dan 6) b. 6 dan 28 c. 53 dan 28 d. 6 dan 53

8. Soal yang menunjukkan sifat assosiatif pada perkalian adalah:


a. (6 x 5) x 3 = 6 x (5 x 3) c. (6 x 5) x 3 = 6 x 5 x 3
b. (6 x 5) x 3 = (6 + 5) x 3 d. (6 x 5) x 3 = (6 x 5 ) + 3

9. 15 x (10 + 2 ) = (15 x 10) + (15 x 2). Hasilnya = …


a. 152 b. 160 c. 180 d. 1512

10. Yang menunjukkan sifat assosiatif pada soal berikut adalah…


a.( -3 x 2 ) x 5 = -3 x ( 2 x 5) c. 7 x ( - 4 ) = (- 4 ) x 7
b. 50 + ( - 5 ) = ( - 5 ) + 50 d. 5 x ( 10 + 8 ) = ( 5 x 10 ) + ( 5 x 8)
145

145

145

145

145

145

145

145

145

Selamat Mengerjakan

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
146

146

146

146

146

146

146

146

146

Lampiran 4
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I

1. B
2. B
3. A
4. B
5. A
6. C
7. D
8. A
9. C
10. A

Tehnik/ cara penilaian


Nilai = Skor yang diperoleh x 100%
147

147

147

147

147

147

147

147

147

Skor maksimum

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
148

148

148

148

148

148

148

148

148

Lampiran 5
LEMBAR SOAL SIKLUS II

Nama : ----------------------
Kelas : ---------------------
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling
tepat
1. 130 + 27 = 27 + …
a. 27 b. 54 c.130 d.150

2. 29 x 10 = 10 x 29. Soal disamping menunjukkan sifat…. pada perkalian


149

149

149

149

149

149

149

149

149

a. assosiatif b. komutatig c. Distributive d. Produktif

3. 98 x ( 81 x 500 ) = ( a x 81 ) x 500. a. =…………


a. komutatif b. distriutif c. assosatif d.produktif

4. Penjumlahan dari 256 + 512 hasilnya serupa dengan….


a. 512 + 256 b. 512 – 256 c. 512 x 256 d. 512 : 25

5. Sifat distributive disebut juga dengan ….


a. pertukaran c. Perbandinga
b.pengelompokan d. Penyebaran

6. Soal di bawah ini yang menunjukkan sifat assosiatif adalah…


150

150

150

150

150

150

150

150

150

a. ( 50 + 20 ) + 40 =50 + ( 20 + 40 )
b. 25 ( + 30 x 55 ) = 25 + ( 30 x 55 )
c. ( 15 ) + 30 - 20 = ( 15 + 30 ) – 20
d. ( 75 – 50 ) + 125 = ( 125 – 75 ) + 50
7. 2 x ( 10+ 10 + 10 + 10 ) = 2 x ( 4 x 10 ). Cara perkalian seperti ini
menggunakan sifat… pada
perkalian.
a. distributive b, assosiatif c. Komutatif d. Produktif
8. Andi mempunyai 2 kotak mainan, setiap kotak berisi 3 bungkus kelereng.
Setiap bungkus berisi 4 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng Andi ?
a.( 2 x3 ) x 4 = 24 b. ( 2 + 3 ) x 4 = 20
c. 2 + ( 3 x 4 ) = 14 d. ( 2 x 3 ) + 6 = 12
151

151

151

151

151

151

151

151

151

9. 5 x ( 13 – 3 ) = ( 5 x 13 ) – ( 5 x 3 ) . Menggunakan sifat distributive terhadap



a. penurangan b.penjumlahan c. pembagian d. Perkalian

10. 9 x 123 = 9 x ( 100 + 20 + 3 )


= ( … x 100 ) + ( … x 20 ) + ( … x 3 ).
Untuk mengisi tititk – titk tersebut adalah…

a. 123 b. 100 c. 23 d. 9

Selamat Mengerjakan
152

152

152

152

152

152

152

152

152

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
153

153

153

153

153

153

153

153

153

Lampiran 6

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. C
2. B
3. C
4. A
5. D
6. A
7. B
8. A
9. A
10. D
154

154

154

154

154

154

154

154

154

Tehnik/ cara penilaian


Nilai = Skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimum

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
155

155

155

155

155

155

155

155

155
156

156

156

156

156

156

156

156

156

Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS I

Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda!
5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang

Nama Siswa :
Kelas/ Semester : V (lima)/ I (ganjil)
Mata Pelajaran : Matematika

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5
157

157

157

157

157

157

157

157

157

1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran √

2 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang √ √


dijelaskan oleh guru

3 Mau untuk meminta bimbingan dari guru √ √


untuk membuat model Mind Mapping

4 Penguasaan materi pelajaran √

5 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang √


belum jelas

6 Memberikan jawaban yang berhubungan √


dengan pertanyaan
158

158

158

158

158

158

158

158

158

7 Siswa ikut berperan aktif saat pembelajaran √

8 Tanggung jawab terhadap tugas √

9 Kemandirian belajar siswa √

10 Mampu memanfaatkan waktu belajar secara √


efektif

Jumlah skor yang diperoleh 33

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100% = 33 x 100% = 66%

Skor total 50

Skala nilai:
85%-100% : Sangat baik
70%-84% : Baik
55%-69% : Cukup baik
159

159

159

159

159

159

159

159

159

≥55% : Kurang

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
160

160

160

160

160

160

160

160

160
161

161

161

161

161

161

161

161

161

Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SAAT PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS II

Petunjuk: Beri tanda cek list (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda!
5= Sangat baik 4= Baik 3= Cukup 2= Kurang 1= Sangat Kurang

Nama Siswa :
Kelas/ Semester : V (lima)/ I (ganjil)
Mata Pelajaran : Matematika

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5
162

162

162

162

162

162

162

162

162

1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran √

2 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang √


dijelaskan oleh guru

3 Mau untuk meminta bimbingan dari guru √ √


untuk membuat model Mind Mapping

4 Penguasaan materi pelajaran √

5 Mengajukan pertanyaan tentang materi yang √


belum jelas

6 Memberikan jawaban yang berhubungan √


dengan pertanyaan
163

163

163

163

163

163

163

163

163

7 Siswa ikut berperan aktif saat pembelajaran √

8 Tanggung jawab terhadap tugas √

9 Kemandirian belajar siswa √

10 Mampu memanfaatkan waktu belajar secara √


efektif

Jumlah skor yang diperoleh 39

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh x 100% = 39 x 100% = 78%

Skor total 50

Skala nilai:
85%-100% : Sangat baik
70%-84% : Baik
55%-69% : Cukup baik
164

164

164

164

164

164

164

164

164

≥55% : Kurang

Observer, Peneliti,

RABUDIN, S.Pd UMMI HASIBUAN, S.Pd


NIP: 19701224 200003 1 002 NIP: 19660520 198604 2 002
165

165

165

165

165

165

165

165

165

Anda mungkin juga menyukai