Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan
metabolisme, dan pengeluaran zat–zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ–organ
serta menghasilkan energi. Akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi
pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bisa dikatakan malnutrisi. seseorang
yang gizi buruk disebakan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari–hari. Pada umumnya penderita berasal dari keluarga yang
berpenghasilan rendah, tanda–tanda klinis gizi buruk dapat menjadi
indikator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita gizi
buruk. Di awal kehidupannya, lambung dan usus bayi sesungguhnya belum
sepenuhnya matang.Bayi dapat mencerna gula dalam susu(laktosa), tetapi belum
mampu menghasilkan amilase dalam jumlah yang cukup. Ini berarti bahwa bayi
tidak dapat mencerna tepung sampai paling tidak usia 3 bulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja prinsip gizi seimbang bagi bayi?
2. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi per hari Balita
3. Apa saja macam-macam makanan bagi bayi
4. Bagaimana cara pengelolaan makanan untuk bayi?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi!
6. Apa sajakah factor penyebab masalah gizi pada bayi
7. Apa pengaruh status gizi seimbang bagi bayi?

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip gizi bagi bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya
umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan Makanan tambahan/
pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi
ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya.
Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu,
susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan
150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi
tersebut.

2.2 Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi per hari Balita

Untuk menghitung jumlah nutrisi sehari-hari yang harus dikonsumsi oleh balita
ada beberapa macam penghitungannya yaitu:
1. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi
a. kebutuhan kalori/ energi=1000+(100 x usia dalam tahun)
b. kebutuhan kalori/energi untuk usia 1-3 tahun=100 kalori/kgBBideal
c. kebutuhan kalori atau energi untuk usia 4-5 tahun= 90kalori/kgBB ideal
2. Kebutuhan protein
Kebutuhan protein (gram)=(total energi harian x 10%):4
3. Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak/gram=(total energi harian x 20%):9
4. Kebutuhan karbohidarat
Kebutuhan karbohidra=(100%-(%kebutuhan protein + % kebutuhan lemak) x
total energi harian):4

5
Contoh perhitungan

Untuk anak balita berusia 2 tahun

BB ideal = (usia x 2) +8

BB ideal untuk balita usia 2 tahun = ( 2x2) +8= 12kg

a. Kebutuhan kalori=100kalori/kg Bbideal


= 100x12kg
= 1200kalori/hari
b. Kebutuhan protein = (12000 kalori/hari x 10%):4

=30 gram

c. Kebutuhan lemak = (1200 x 20 %) : 9


= 27 gram
d. Kebutuhan KH = (70 % x 1200 kalori ) : 4
= 210 gram
2.3 Macam-macam makanan bagi bayi
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
A. ASI (Air Susu Ibu)
Makanan pertama dan utama bayi tentu saja air susu ibu.Air susu ibu
cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal: karbohidrat
dalam ASI berupa laktosa; lemaknya banyak mengandung polyunsaturated fatty
acid(asam lemak tak jenuh ganda);protein utamanya lactalbumin yang mudah di
cerna; kandungan mineral dan vitamin nya banyak ;rasio kalsium-fosfat sebesar
2:1 yang merupakan kondisi yang ideal bagi penyerapan kalsium. Selain itu
kalsium juga mengandung anti -infeksi.

 Manfaat ASI:
1. Bagi Ibu
a. Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan

6
mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan berkurangnya
perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain itu,
mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
b. Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu
yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
c. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya
karena dapat menyusui.
2. Bagi Bayi
a. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak,
karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.
b. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus,
antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
c. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui
kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat
untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa
aman dan kasih sayang.
d. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah
periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
e. Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang
mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena
menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih
lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam
sehingga merusak gigi.
f. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

7
 Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium
laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.
2. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke
sepuluh.
3. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.
B. MP ASI (Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya :
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya ,jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
1. Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
c. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
b. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
c. Membuat variasi makanan.
d. Ajak makan bersama anggota keluarga lain
e. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
f. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama

8
9
2.4 Cara mengelola makanan bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh
kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
Tabel 1. Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan
(Exclusive breastfeeding) atau minuman lain termasuk air putih,
kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI
yang diperas.
Pemberian ASI Predominan Selain mendapat ASI, bayi juga diberi
(Predominant breastfeeding) sedikit air minum, atau minuman cair lain,
misal air teh.
Pemberian ASI Penuh Bayi mendapat salah satu ASI eksklusifatau
(Full breastfeeding) ASI predominan
Pemberian Susu Botol Cara pemberian makan bayi dengan susu
(Bottle feeding) apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan
botol.
Pemberian ASI Parsial Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu
(Artificial feeding) buatan/ formula atau sereal atau makanan
lain.
Pemberian Makanan Memberikan bayi makanan lain disamping
Pendamping ASI (MPASI) ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6
tepat waktu (Timely bulan.
complementary feeding)

10
Tabel 2. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah
melahirkan.
Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI Mulai diberikan pada umur antara 4-6
(MPASI) bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila
menunjukkan kesiapan neurologis dan
neuromuskuler).
Berikan MP ASI Pada semua bayi yang telah berumur lebih
dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.

Cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan:


1. KARBOHIDRAT
Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam
sumber karbohidarat, seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun
maupunjagung.
Cara memasak:
a. Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai
matang dengan air secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).
b. Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen
beras merah lebih keras.
b. Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi
mentega, garam dan gula.
c. Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).

11
2. PROTEIN
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe
dan tahu.
Cara memasak:

a. Telur
Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar
gizinya akan berkurang. Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit)
atau masak cepat menggunakan sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran
yang diiris halus.
b. Ayam
Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai
campuran cap cay, disup, digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau
digoreng sejenak menjadi ayam pop. Jangan lupa, buang kulit ayam karena
mengandung minyak jenuh.
c. Daging-dagingan
Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat besi
tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis,
karena itu potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso
dan sosis, proteinnya tidak sebaik daging segar. Selain itu juga mengandung zat
aditif sehingga jangan terlalu sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis
sebaiknya ditumis, disup atau sebagai campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan
digoreng karena akan menambah kadar lemak yang sudah tinggi.
3. VITAMIN DAN MINERAL
Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau warna sayuran,
makin banyak vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah,
vitaminya semakin kaya.
Cara memasak sayur :
a. Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong,
kangkung, kacang panjang, katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika
dimasak bersama minyak goreng, seperti ditumis, jangan terlalu lama sebab
vitaminnya akan habis.

12
b. Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk,
melinjo, sawi, kentang, seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam
air, karena itu jika direbus atau disup, jangan terlalu lama sebab vitamin akan
habis.
c. Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih,
bubuhi garam, angkat.
d. Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar
dan batangnya masih renyah.
e. Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan
setelah dimasak. Jangan tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak,
dikhawatirkan ada reaksi kimia yang menyebabkan sayur
Cara mengolah buah:
a. Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya
akan hilang, jika disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es
buah baik, tetapi kadar gula menjadi tinggi.
b. Beberapa buah akan lebih banyak vitaminnya jika dimakan dengan kulitnya,
seperti apel, pir dan anggur. Tetapi jika Anda khawatir terhadap sisa pestisida
pada kulit apel, sebaiknya dikupas saja
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan
anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu
makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu
yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk
menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses
metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan
lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia,
hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.

13
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur
keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri
akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis
makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
11. Gaya hidup orang tua
12. Kemiskinan
2.6 Faktor penyebab masalah gizi pada bayi
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait.
Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu
faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling mempengaruhi. Faktor
penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi
prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi
yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan
lingkungan.
Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak
memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang
yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak
memperoleh ASI eksklusif.
Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan
dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit
pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar
khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat.
Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi

14
dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air
besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga,
khususnya pangan untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-
ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu
terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan
keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi dan kesehatan.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana,
dimana bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap
masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan
anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan air susu ibu
karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya status gizi kelompok
masyarakat yang sebelum bencana memang dalam kondisi bermasalah. Kondisi
ini diperburuk dengan bantuan makanan yang sering terlambat, tidak
berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut
diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan
lokal khususnya untuk bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus
mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan
perubahan konsumsi makanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan
dengan cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya
atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu
susu/donor. Apabila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi
diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas
kesehatan.

15
2.7 Pengaruh status gizi kesehatan bayi
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan
jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan
kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh
normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk
pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai
ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan
ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah
dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning.
Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah
status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi
normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua. Bayi
setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang
diperlukan makanan pendamping ASI.
Akibat Gizi tidak Seimbang
1. Kekurangan Energi dan Protein
 Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
 Nafsu makan anak tergangggu sehingga tidak mau makan
 Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
 Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak
diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energy dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akut
menyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan wasting yaitu BB anak tidak
sebanding dengan tinngi badannya. Jika kekurangan ini bersifat menahun (kronik,
artinya sedikit demi sedikit tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akaan

16
terjadi keadaan stunting, yaitu anak kecil menjadi pendek dan tinggi tidak sesuai
dengan usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.
Berdasarkan penampilanyang ditunjukkan, KEP akut derajat berat badan
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk:
a. Marasmus
Pada kasus ini, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang
tua. Bentuk ini dikarenakan kekurangan energy yang dominan.
b. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela-
sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya
mengalami pengurusan(wasting). Edema dikarenakan kekuranga asupan protein
secara akut (mendadak), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan
protein dalam tubuh sudah habis.
c. Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dengan kwashiorkor.
Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energy dan protein yang mengikat tidak dapat
terpenuhi asupannya.
2. Obesitas
Timbulnya obesitas dipengaruhi berbagai factor, diantaranya factor keturunan
dan lingkungan. Tentu saja factor utama adalah asupan energy yang tidak sesuai
dengan pengunaan. Menurut Even Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-
anak sebagai berikut:
 Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
 Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
 Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
 Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat
sesuai keinginan orang tua
 Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya
umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Untuk itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk
mengkonsumsi bubur tim dengan cara pengolahan dan ragam sayuran/buah yang
telah disebutkan di atas.

3.2 Saran
1. Bagi para ibu agar tetap menjaga kebutuhan gizi seimbang bagi balitanya.
2. Bagi tenaga kesehatan, agar melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu pedesaan
akan perhitungannya pemenuhan gizi seimbang pada balita. Sebagai tenanga
kesahatan kita harus bisa memberikan pengetahuan tentang gizi yang baik dan
seimbang kepada para orang tua supaya orang tua bisa memberikan gizi yang
cukup bagi anak-anaknnya, sehingga balita dengan gizi buruk akan semakin
berkurang dan kualitas kesehatan masyarakat pun akan semakin meningkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.


Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan
Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 :
92
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas
9 September 2002 .
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang
anak, Fakultas Kedokteran UI.
Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan.
PT Gramedia. Jakarta.
Almasyhuri . 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil .
Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15

19

Anda mungkin juga menyukai