SEJARAH BYZANTINE
Gaya Byzantine muncul ketika Kaisar Konstantinus memutuskan untuk memindahkan ibu kota kekaisaran
Romawi ke arah timur, yaitu ke kota Konstantinopel (Byzantium) di Turki. Letak Byzantium yang jauh dari
pusat agama Katolik di Roma membuat gaya arsitektur gereja-gereja di wilayah ini jauh berbeda dengan
gereja-gereja di Eropa.
Byzantium adalah sebuah kota yunani kuno yang menurut legenda didirikan oleh para warga koloni yunani
dari Megara pada tahun 667 SM dan dinamai menurut nama raja mereka Byzas atau Byzantas. Nama
Byzantium merupakan latinisasi dari nama asli kota tersebut Byzantion, kota ini kelak menjadi pusat
kekaisaran Byzantium (kekaisaran Romawi menjelang dan pada abad pertengahan dengan nama
Konstantinopel).
Pada tahun 196 M, kota ini dikepung oleh pasukan Romawi dan menderita kerusakan parah. Byzantium
kemudian dibangun kembali oleh Septimus Severus, yang pada saat itu telah menjadi kaisar dan dengan
segera memulihkan kemakmurannya. Lokasi Byzantium menarik perhatian Kaisar Romawi Konstantinus I
yang pada tahun 330 M, membangun ulang kota itu menjadi Nova Roma.
Setelah mangkatnya, kota ini disebut Konstantinopel (Kota Konstantinus). Kota ini selanjutnya menjadi
ibukota Kekaisaran Romawi timur. Kombinasi imperialisme dan lokasi ini mempengaruhi peran
Konstantinopel sebagai titik penyeberangan antara dua benua Eropa dan Asia. Kota ini merupakan sebuah
magnet komersial, cultural dan diplomatic. Dengan letak strategisnya itu Konstantinopel mampu
mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari laut mediterania ke Laut Hitam.
Kekaisaran Byzantium adalah kelanjutan dari kekaisaran Romawi dalam abad pertengahan. Meskipun
dengan banyaknya anasir-anasir kekaisaran Romawi kita tidak dapat begitu saja mengatakan kapan
Kekaisaran Romawi berakhir dan kapan Kekaisaran Byzantium lahir.
Telah banyak kesalah-pahaman tentang Byzantium. Buku sejarah pada umumnya menyatakan bahwa “Roma
jatuh pada tahun 476” Byzantium tidak menghasilkan apa-apa, sehingga zaman pertengahan disebut zaman
kegelapan. Orang yang bertanggung jawab atas kekeliruan ini adalah Edward Gibbon ( 1794 ) yang menulis
karya besarnya “Decline and Fall of the Roman Empire” yang terbit sesaat sebelum revolusi Perancis terjadi.
Setelah Romawi runtuh, Byzantium adalah benteng pertahanan peradaban Eropa Barat dari serangan musuh
yang mencoba menerobos tembok Konstantinopel. Meskipun berusaha diterobos Byzantium menunjukkan
keperkasaannya. Selama kaum Bar-bar tak mampu menyerang Konstantinopel, upaya penyelamatan
peradaban Eropa masih tetap berlangsung. Selanjutnya Byzantium berhasil memblokir jalan dari Asia ke
Eropa guna menghalangi orang Arab yang akan menyebarkan agama Islam ke Eropa timur dan tengah.
Gaung penaklukan Konstantinopel telah bergema dikalangan kaum muslimin semenjak Rasulullah SAW
menyampaikan sabdanya, dari Abu Qubail, ia berkata: “kami pernah berada di sisi Abdullah bin Amr bin Al-
Ash”, ia ditanya: “yang manakah diantara dua kota yang akan ditaklukan lebih dulu, Konstantinopel atau
Roma?” kemudian Abdullah meminta peti kitabnya yang masih tertutup. Abu Qubail berkata: “kemudia ia
mengeluarkan sebuah kitab dari padanya. Lalu Abdullah berkata: “ketika kami sedang menulis disekeliling
Rasulullah SAW tiba-tiba beliau ditanya: “yang manakah diantara dua kota yang akan ditaklukan lebih dulu,
Konstantinopel atau Roma? Kemudian Rasulullah menjawab: “kota heraklius akan ditaklukan terlebih
dahulu, yakni kota Konstantinopel”.
Penaklukan Konstantinopel seperti yang diprediksikan Rasulullah di atas, terjadi setelah melewati masa yang
amat panjang yakni 8 abad sejak Rasulullah menyampaikan sabdanya.
Pada tanggal 29 mei 1453, kota ini jatuh ke tangan Bangsa Turki Ottoman dan sekali lagi menjadi ibukota
dari Negara yang kuat, yakni kerajaan Ottoman. Bangsa Turki menyebut kota ini Istanbul (meskipun tidak
secara resmi sampai tahun 1930) dan terus menjadi kota terbesar dari Republik Turki, sekalipun yang
menjadi ibukota Turki adalah Ankara.
KEBUDAYAAN
Dalam sejarah seni Byzantium menduduki posisi tertinggi. Konstantinpel penuh dengan bangunan megah
tempat ibadah umat kristen, bangunan itulah yang merupakan puncak prestasi arsitektur Byzantium.
Seni Byzantium pada dasarnya adalah seni cangkokan. Unsur-unsur diambil dari propinsi tentangga, namun
yang paling dominan adalah dari Yunani. Dari Syria mereka mengambil ide tentang kubah. Dari Persia
mereka mengadopsi desain binatang dan tumbuhan.
SASTRA
Empat elemen budaya, yaitu Yunani, Kristen, Romawi, dan Oriental
Sastra Romawi Timur seringkali diklasifikasikan dalam lima kelompok
Dua kelompok lainnya meliputi jenis sastra baru: sastra gerejawi dan teologis, dan sastra populer
Sementara sastra religius (khotbah, buku liturgi, puisi, devosi, dll) berkembang lebih dahulu, dengan
Romanus Melodus sebagai contoh yang paling menonjol.[168]
Kelangsungan hidup kekaisaran memastikan peran aktif kaisar dalam urusan gereja
Orang-orang Romawi Timur memandang kaisar sebagai wakil atau pengabar Kristus. Maka kaisar
bertanggung jawab dalam penyebaran Kekristenan di antara orang-orang pagan, dan untuk "luar"
agama, seperti pemerintahan dan keuangan.
Seperti disebutkan oleh Kyril Mango, pemikiran politik Bizantium dapat dirangkum dalam moto,
"Satu Tuhan, satu kekaisaran, satu agama”
1.Hagia Shopia
Hagia Sophia atau dikenal pula dengan sebutan Church of the Holy Wisdom adalah contoh bangunan bergaya
Byzantine paling terkenal. Gereja ini dibangun atas perintah kaisar Yustinian. Begitu hebatnya kemampuan
para arsitek dan pembuat bangunan di Byzantium saat itu, hingga pembuatan gereja megah ini hanya
memakan waktu 5 tahun (532-537), bandingkan dengan proses pembuatan gereja Gotik yang memakan
waktu hingga ratusan tahun. Perancangnya adalah Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari Miletus.
Bagian paling menakjubkan dari gereja ini adalah kubah raksasanya yang setinggi 56 m. Setelah
Konstantinopel ditaklukkan pasukan Muslim, gereja ini diubah menjadi masjid dan ditambahkan minaret
(menara) pada setiap sisinya. Kini, bangunan bersejarah ini berstatus museum. Ini adalah satu-satunya tempat
di dunia ini dimana kita bisa melihat simbol2 agama Kristen dan Islam berdampingan pada satu tempat.
Dinding
• Tebal memakai bahan bata
• Bagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaic yang terbuat dari
pualam warna-warni yang meng- gambarkan ajarannya.
ATAP
• Metode pembuatan atap dari bahan batu ataupun beton.
• Kubah dibentuk dengan type - simple (biasa ½ lingkaran).
• Melon shaped (kubah belewah).
• Compound (majemuk)
Kubah tersebut, menjadi ciri khas tradisional bangsa Timur, menjadi motif
umum asitektur Byzantine, yang merupakan gabungan dari konstruksi
kubah dengan gaya kolumnar klasik. Kubah dengan bermacam-macam
variasi dipakai untuk menutupi denah persegi dengan teknik ‘Pendetives’.
Kubah dan lengkung Byzantine diperkirakan dibuat tanpa menggunakan
penyokong sementara atau perancahan atau ‘centering’ dengan
penggunaan batu bata datar yang besar,hal ini merupakan sistem yang
cukup nyata yang kemungkinan didapat dari metode Timur.
KOLOM
Kolom-kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya
Korintia dan Komposit.
1. Membawa pengaruh pada kebudayaan barat, yaitu periode selanjutnya, Arsitektur Romanesque dan
Gothic.
2. Sedangkan di timur, arsitektur byzantium menjadi pengaruh besar pada arsitektur islam pada masa
khalifah umayyad (661-750)