Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KESEHATAN WISATA

BENCANA GUNUNG AGUNG

OLEH

I GST. A.A. CAHAYA ANJALINA PUTRI

161200010

A1A- FARMASI KLINIS

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI

2019
1. Suhu Tak Menentu
Ketika mendaki gunung telah mewanti-wanti agar calon pendaki waspada
dengan suhu gunung yang sering tak menentu. Kadang dingin kadang dingin banget,
terutama malam hari.

2. Bahaya akan badai dan cuaca buruk lainnya


Hal ini seringkali terjadi ketika musim hujan tiba. Cuaca yang buruk seringkali
membuat kita untuk tetap bertahan di dalam tenda dan memaksa kita menunda
perjalanan kita. Beruntunglah jika badai atau cuaca buruk yang anda alami hanya
beberapa jam saja, seringkali badai di kawasan puncak gunung berlangsung dalam
hitungan hari. Oleh karenanya sebaiknya kita menghindari mendaki di musim
penghujan karena akan lebih beresiko terkena cuaca buruk jika dibandingkan dengan
mendaki pada saat musim kemarau.

3. Bahaya akan adanya gas beracun


Beberapa gunung di Indonesia, terutama gunung yang masih aktif memiliki
ancaman akan gas beracun yang dihasilkan karena adanya aktifitas vulcanic di
dalamnya. Kita ketahui bersama putra terbaik bangsa Indonesia, salah satu tokoh
pendiri mapala UI “Soe Hok Gie” meninggal dunia disebabkan karena menghirup udara
beracun yang dihasilkan oleh kawah Jonggringseloko di puncak Mahameru. Saat ini
memang sudah ada aturan serta himbauan yang ditujukan untuk para pendaki agar tidak
melewati batas aman yang ditetapkan. Namun masih ada saja beberapa pendaki yang
menerobos dan tidak menghiraukan larangan tersebut. Ada baiknya kita mengikuti
aturan yang ada dengan tidak melewati batas yang ditetapkan oleh balai pengelola
kawasan gunung tempat dimana kita mendaki. Sebagai contoh batas aman beberapa
gunung diantaranya pasar bubrah ( gunung merapi ), Kalimati ( gunung semeru ).

4. Bahaya dehidrasi
Kondisi dehidrasi pada seorang pendaki bisa disebabkan beberapa hal, yang
pertama, hal itu bisa disebabkan karena factor pendaki itu sendiri misalkan enggan atau
malas minum sehingga berdampak pada tubuh kekurangan cairan, penyebab lainnya
bisa dikarenakan suatu kondisi dimana air yang dibawa habis serta sumber daya seperti
mata air tidak tersedia, sehingga pendaki tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan
cairan selama melakukan pendakian. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita
diwajibkan membawa perbekalan yang cukup terutama air, serta mencari informasi
tentang ada tidaknya mata air di daerah gunung yang akan kita singgahi. Selain itu juga,
perlunya meningkatkan kesadaran diri untuk dapat mencukupi kebutuhan kita terutama
asupan cairan selama melakukan pendakian.

5. Longsoran Batu dan Pohon Tumbang


pohon tumbang dan longsoran batu bisa jadi ancaman yang sangat mematikan,
yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa kita dalam pendakian. Kecelakaan seperti
ini memang sulit untuk dihindari, mengingat tak ada seorang pun yang tahu persis
kapan sebuah batu besar akan menimbulkan sebuah longsoran mematikan, dan tak ada
yang tahu juga kapan sebuah pohon besar akan tumbang. Hal yang mungkin bisa kita
lakukan hanya dengan berusaha untuk lebih waspada dan lebih peka memperhatikan
lingkungan sekitar tempat dimana kita akan beristirahat ataupun mendirikan tenda
untuk bermalam. Jangan beristirahat atau mendirikan tenda di dekat pohon besar yang
nampak tua dan lapuk, dan jauhi juga tebing-tebing yang bebatuannya nampak tidak
kokoh dan mudah lepas

Anda mungkin juga menyukai