Anda di halaman 1dari 10

“ETIKA BISNIS”

Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan

Disusun Oleh :

Nama Anggota : 1. Annisa’ Mufsihah (16521045)


2. Husniyyah Ulfah Adani (16521060)
3. Rahmah Amalia (16521063)
4. Nurul Duwi Suciati (16521085)
5. Endah Setyani (16521102)
6. Sayyidatun Nafisah (16521117)

Kelas/Hari : E/Sabtu (08:40-10:20)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
A. Definisi Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” dalam bentuk tunggal yang
berarti kebiasaan. Etika merupakan dunianya filsafat, nilai, dan moral yang
mana etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk.
Yang mana dapat disimpulkan bahwa etika adalah:
 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan terutama tentang hak
dan kewajiban moral;
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
 Nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

Secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas baik-buruk


atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus
menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam bahasa Gerik etika
diartikan: Ethicos is a body of moral principles or value. Ethics arti
sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun pengertian etika berubah,
seperti sekarang.

 Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau


tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat
dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh
yang dapat dicerna akal pikiran.
B. Pengertian Etika Menurut Para Ahli

Agar kita lebih memahami apa arti etika, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli. Berikut ini adalah pengertian etika menurut para
ahli:
1. Soergarda Poerbakawatja

Menurut Soergarda Poerbakawatja, pengertian etika adalah suatu ilmu


yang memberikan arahan, acuan, serta pijakan kepada suatu tindakan manusia.

2. H. A. Mustafa

Menurut H. A. Mustafa, pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki


terhadap suatu perilaku yang baik dan yang buruk dengan memerhatikan
perbuatan manusia sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran manusia.

3. K. Bertens

Menurut K. Bertens, definisi etika adalah nilai dan norma moral yang
menjadi suatu acuan bagi umat manusia secara baik secara individual atau
kelompok dalam mengatur semua tingkah lakunya.

4. DR. James J. Spillane SJ

Menurut DR. James, etika adalah memperhatikan suatu tingkah laku


manusia di dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan moral. Etika
lebih mengarah ke penggunaan akal budi dengan objektivitas guna menentukan
benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang terhadap lainnya.

5. Drs. H. Burhanudin Salam

Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika adalah sebuah cabang ilmu


filsafat yang membicarakan perihal suatu nilai-nilai serta norma yang dapat
menentukan suatu perilaku manusia ke dalam kehidupannya.

6. W. J. S. Poerwadarminto
Menurut Poerwadarminto, arti etika adalah ilmu pengetahuan tentang
suatu perilaku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan buruknya
yang sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.

7. Drs. Sidi Gajalba

Menurut dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.

C. Ciri-ciri Etika

Terdapat beberapa karakteristik etika yang membedakannya dengan norma


lainnya. Adapun ciri-ciri etika adalah sebagai berikut:

 Etika tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikan.
 Etika sifatnya absolut atau mutlak.
 Dalam etika terdapat cara pandang dari sisi batiniah manusia.
 Etika sangat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia.

D. Jenis-jenis Etika

1. Etika Filosofis

Pengertian etika filosofis adalah suatu etika yang bersumber dari aktivitas
berpikir yang dilakukan oleh manusia. Dengan kata lain, etika merupakan bagian
dari filsafat.Berbicara tentang filsafat maka kita perlu mengetahui sifat dari etika
tersebut, yaitu;
 Empiris, yaitu cabang filsafat yang membahas sesuatu yang ada
atau konkret. Misalnya filsafat hukum yang mempelajari mengenai
hukum.
 Non Empiris, yaitu filsafat yang berusaha melampaui hal konkret
dengan seolah-olah menanyakan sesuatu yang ada di balik semua
gejala konkret.

2. Etika Teologis

Pada dasarnya etika teologis terdapat pada setiap agama. Etika teologis ini
adalah bagian dari etika secara umum karena mengandung berbagai unsur etika
umum dan dapat dimengerti jika memahami etika secara umum.
Misalnya dalam agama Kristen, etika teologis merupakan etika yang
bersumber dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta
melihat kesusilaan bersumber dari kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi.

E. Etika Bisnis
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara universal (Muslich, 2004:9). Etika bisnis merupakan aturan
tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan
hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau-pun
perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-
abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum (Bertens, 2000).
Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan
perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha
(Sumarni, 1998:21). Etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang
tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Etika bisnis menjadi standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan
mengoperasikan bisnis yang etik. Etika bisnis dalam lingkupnya tidak hanya
menyangkut perilaku dan organisasi perusahaan secara internal melainkan
juga menyangkut perilaku bisnis secara eksternal. Etika bisnis berfungsi
untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis
untuk berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan
masyarakat tersebut.
Dalam etika bisnis, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,
menciptakan persaingan yang sehat dan menerapkan konsep pembangunan
yang berkelanjutan.Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan
memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen
(Muslich, 1998).

F. Aspek dan sudut pandang Etika Bisnis


Menurut Bertens (2000) terdapat tiga aspek dan sudut pandang pokok dari
bisnis, yaitu:

1. Sudut pandang ekonomi,


Bisnis adalah kegiatan ekonomis, maksudnya adalah adanya
interaksi produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan produsen
dalam sebuah organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan
untuk mencari untung oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis.
Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan
melalui interaksi yang melibatkan berbagai pihak.
2. Sudut pandang etika,
Dalam bisnis berorientasi pada profit adalah sangat wajar, akan
tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak
lain. Maksudnya adalah, semua yang kita lakukan harus menghormati
kepentingan dan hak orang lain.

3. Sudut pandang hukum,


bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu
hukum modern. Dalam praktik hukum banyak masalah timbul dalam
hubungan bisnis pada taraf nasional maupun internasional. Seperti etika,
hukum juga merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

G. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan
cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut Sonny Keraf (1998), terdapat lima prinsip yang dijadikan titik tolak
pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu (Agoes & Ardana,
2009:127-128):

a. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan
tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil
suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri
sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan
ketergantungan kepada pihak lain.

b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan
adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan.
Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai
komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.

c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua
pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari
berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.

d. Prinsip saling Menguntungkan


Prinsip saling menguntungkan menanamkan kesadaran bahwa dalam
berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap
keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa
diuntungkan.

e. Prinsip Integritas Moral


Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan
orang lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil.
Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati
harkat dan martabatnya.

H. Manfaat Etika Bisnis


Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan strategis
berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas keuntungan dan
kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika bisnis dalam kelangsungan
perusahaan adalah sebagai berikut (Muslich, 2004:60-61):

1. Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk
menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntunan
moralitas.
2. Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang
bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak dapat
dipisahkan dari etika.
I. Contoh Etika Bisnis
Menyebutkan Nama
Pengusaha yang mengerti etika bisnis, biasanya akan menyebutkan nama
secara lengkap ketika bertemu dengan orang baru. Hal ini penting
dilakukan untuk menunjukkan bahwa Anda memiliki etika yang baik.
Namun, jika nama Anda terlalu panjang untuk diucapkan, Anda dapat
menyingkatnya sedikit.
Berdiri Saat Berkenalan
Selain menunjukkan kesopanan, berdiri saat memperkenalkan diri juga
mempertegas kehadiran Anda. Namun, jika kondisinya tidak
memungkinkan untuk berdiri, Anda dapat sedikit membungkuk. Dengan
begitu, rekan bisnis akan melihat bahwa Anda adalah orang memiliki nilai
positif dan memiliki citra baik.
Ucapkan Terima Kasih
Ketika Anda menghadiri suatu acara bisnis jangan pernah lupa untuk
mengucapkan terima kasih, misalnya “terima kasih sudah datang”.
Namun, jangan pernah ucapkan kata tersebut secara berlebihan. Dengan
mengucapkan terima kasih secara berlebih, rekan kerja akan memandang
bahwa Anda sangat membutuhkan bantuan dari mereka. Dan setelah
pertemuan selesai, ada baiknya untuk mengirimkan pesan dan
mengucapkan terima kasih melalui email.
Bayar Tagihan Ketika Mengundang
Terkadang pertemuan bisnis dilakukan di luar kantor, misalnya di sebuah
kafe, restoran, dan lain sebagainya. Sebagai tuan rumah yang mengundang
pertemuan, ada baiknya membayar tagihan tersebut. Jika rekan bisnis
menolak karena alasan dia laki-laki dan Anda perempuan, Anda tetap
harus membayarnya dan katakan bahwa perusahaan akan menggantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens K. 2000. Pengantar Etika Bisnis, Edisi Keenam. Yogyakarta: Kanisius.

Muslich, Mohammad. 2004. Manajemen Keuangan Modern, Analisis


Perencanaan dan Kebijakan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarni, Murti, dkk. 1998. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Agoes, Cenik & Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba
Empat.

Anonim.2019. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html
diakses pada 28 juni 2019 pukul 22:31

Widya Utama, Novia. 2017.https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-


dan-contoh-etika-bisnis-dalam-perusahaan/ diakses pada 29 juni 2019 pukul 08:30

Anda mungkin juga menyukai