Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR-DASAR KIMIA ORGANIK

Disusun oleh :

Zulfa Kolisoh (P27235019100)

PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

JURUSAN ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA

2019
A.PENGERTIAN ATOM.
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan
positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki
neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk
sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif
dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang
terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut,
dan jumlah neutronmenentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (ἄτομος/átomos, α-τεμνω), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang
tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17
dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-
zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi.
Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan
atom.[1]
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang
memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan
menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom
berpusat pada inti atom,[catatan 1] dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap
unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil, yang dapat
mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah
proton dan neutron pada inti.[2] Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap
ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada
atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom
tersebut.

B.TEORI TENTANG ATOM

Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford melakukan eksperimen menembakkan partikel α —
partikel bermuatan positif — pada lempeng emas tipis. Ia menemukan bahwa sebagian
besar partikel-partikel α tersebut menembus melewati lempeng emas, namun ada sebagian
yang mengalami pembelokan bahkan terpantulkan. Hal ini mengacu pada kesimpulan
model atom Rutherford: model inti, di mana dalam atom yang sebagian besar merupakan
ruang kosong terdapat inti yang padat pejal dan masif bermuatan positif yang disebut
sebagai inti atom; dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengitari inti atom.

Teori Atom Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom untuk menjelaskan fenomena
penampakan sinar dari unsur-unsur ketika dikenakan pada nyala api ataupun tegangan
listrik tinggi. Model atom yang ia ajukan secara khusus merupakan model atom hidrogen
untuk menjelaskan fenomena spektrum garis atom hidrogen. Bohr menyatakan bahwa
elektron-elektron bermuatan negatif bergerak mengelilingi inti atom bermuatan positif pada
jarak tertentu yang berbeda-beda seperti orbit planet-planet mengitari matahari. Oleh
karena itu, model atom Bohr disebut juga model tata surya. Setiap lintasan orbit elektron
berada tingkat energi yang berbeda; semakin jauh lintasan orbit dari inti, semakin tinggi
tingkat energi. Lintasan orbit elektron ini disebut juga kulit elektron. Ketika elektron jatuh
dari orbit yang lebih luar ke orbit yang lebih dalam, sinar yang diradiasikan bergantung pada
tingkat energi dari kedua lintasan orbit tersebut.
Teori Atom J.J. Thomson
Pada tahun 1897, J.J. Thomson melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Eksperimen
tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdefleksi (terbelokkan) oleh medan magnet
maupun medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan radiasi partikel
yang bermuatan listrik. Pada eksperimen dengan medan listrik, sinar katoda terbelokkan
menuju ke arah kutub bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa sinar katoda
merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Selanjutnya, partikel sinar katoda ini disebut
sebagai elektron. Penemuan elektron ini kemudian mengacu pada kesimpulan bahwa di
dalam atom terdapat elektron yang bermuatan negatif. Menurut model atom Thomson,
elektron bermuatan negatif tersebar dalam bola bermuatan positif seperti model roti kismis,
di mana kismis-kismis adalah elektron-elektron, dan roti adalah bola bermuatan positif.

C.BAGIAN BAGIAN ATOM

1. Inti Atom
Baca juga: Pengertian Atom (Artikel Lengkap)

Inti atom adalah bagian tengah atom yang berukuran sangat kecil dan padat. Inti atom disebut
juga nukleus atom. Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang saling terikat bersama dan
membentuk gaya nuklir. Inti atom ditemukan oleh Ernest Rutherford pada tahun 1911. Ukuran
inti atom sangat kecil bila dibandingkan dengan atom. Meskipun begitu, hampir semua massa
atom berada di inti atom.

2. Partikel Subatom

Partikel subatom (terkadang disebut partikel subatomik) adalah partikel yang berukuran jauh
lebih kecil daripada atom. Jika disandingkan dengan sel, maka partikel subatom itu adalah
organelnya. Partikel subatom terdiri dari elektron, proton, dan neutron dimana ketiganya itu
termasuk fermion. Ada juga beberapa unsur yang tidak memiliki keseluruhannya seperti atom
hidrogen yang tidak memiliki neutron dan ion hidron yang tidak memiliki elektron.

3. Elektron
Baca juga: 5 Perkembangan Teori Atom (Artikel Lengkap)

Elektron adalah partikel subatom yang memiliki muatan negatif. Simbol elektron adalah e-atau
β-. Elektron tidak memiliki komponen lain sehingga sering dianggap sebagai partikel dasar.
Massa elektron sekitar 1/1836 kali massa proton. Jumlah elektron sama dengan jumlah proton.

4. Proton

Proton adalah partikel subatom yang memiliki muatan positif. Simbol proton adalah p atau p +.
Massa proton dan neutron sama dan keduanya dapat bergabung menjadi nukleus atom.
Jumlah proton didefinisikan sebagai nomor atom. Dalam model standar fisika partikel, proton
terdiri dari tiga quark.

5. Neutron

Neutron adalah partikel subatom yang tidak memiliki muatan (netral). Simbol neutron adalah n
atau n0. Proton dan neutron terikat bersama melalui gaya nuklir. Neutron memiliki massa dan
diameter yang hampir sama dengan proton. Dalam model standar fisika partikel, neutron terdiri
dari tiga quark dan gluon.
D.SISTEM PERIODIK UNSUR BERSERTA SIFAT SIFATNYA

Tabel Sistem Periodik Unsur

Tabel
periodik unsur modern
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com
Format tabel periodik:

1. Masing-masing unsur terdapat dalam satu kotak yang berisi nomor atom, lambang
unsur, dan nomor massa. Kotak-kotak tersebut berurut dari kiri ke kanan berdasarkan
kenaikan nomor atom.
2. Kotak-kotak tersebut tersusun membentuk barisan horizontal (periode) dan barisan
vertikal (golongan). Setiap periode diberi nomor dari 1 hingga 7. Setiap golongan diberi
nomor dari 1 hingga 8 dengan huruf A atau B. Pada sistem IUPAC baru, setiap
golongan diberi nomor dari 1 hingga 18 tanpa huruf A atau B. Unsur-unsur dalam satu
golongan yang sama pada tabel periodik akan memiliki kemiripan sifat.
3. Unsur-unsur golongan 1A−8A (golongan 1−2, 13−18) merupakan unsur golongan
utama. Unsur-unsur golongan 1B−8B (golongan 3−12) merupakan unsur logam
transisi. Dua deret unsur di bagian bawah, yakni lanthanida dan aktinida, disebut unsur
logam transisi dalam.
Sifat-sifat pada sistem periodik unsur:
Sifat logam
Berdasarkan sifat, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi logam, nonlogam, dan
metalloid. Unsur-unsur logam memiliki sifat-sifat: konduktor panas dan listrik yang baik,
dapat ditempa dan ductile, titik leleh relatif tinggi, cenderung melepaskan elektron kepada
unsur nonlogam. Unsur-unsur nonlogam memiliki sifat-sifat: nonkonduktor panas dan listrik,
tidak dapat ditempa dan rapuh/getas, kebanyakan berwujud gas pada temperatur kamar,
cenderung menerima elektron dari unsur logam. Unsur-unsur metalloid memiliki sifat-sifat
seperti logam dan juga nonlogam. Sifat logam semakin berkurang dari kiri ke kanan dan
dari bawah ke atas sistem periodik unsur, kecuali hidrogen. Unsur-unsur metalloid berada
pada “tangga” yang membatasi unsur-unsur logam dan nonlogam.
Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah setengah dari jarak antara dua inti dari dua atom logam yang sejajar
atau dalam sebuah molekul diatomik. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari
atom cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron. Dalam satu
periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom cenderung semakin kecil, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif.

Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh sebuah atom atau ion dalam fase gas
untuk melepaskan sebuah elektronnya. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi
ionisasi pertama cenderung semakin kecil, sebagaimana jarak dari inti ke elektron terluar
bertambah sehingga tarikan elektron terluar oleh inti berkurang. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, energi ionisasi pertama cenderung semakin besar, sebagaimana
pertambahan muatan inti efektif sehingga tarikan oleh inti bertambah.

Formatted: Font: (Default) Arial, 11.5 pt

Ringkasan sifat-sifat sistem periodik unsur:


jari-jari atom, energi ionisasi, dan sifat logam
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com
Jari-jari ion
Jari-jari ion adalah jari-jari dari kation atau anion yang dihitung berdasarkan jarak antara
dua inti kation dan anion dalam kristal ionik. Kation (ion bermuatan positif) terbentuk dari
pelepasan elektron dari kulit terluar atom netral sehingga tolakan antar elektron berkurang,
tarikan elektron oleh inti lebih kuat, dan jari-jari dari kation lebih kecil dari atom netralnya.
Anion (ion bermuatan negatif) terbentuk dari penangkapan elektron pada atom netral
sehingga tolakan antar elektron bertambah dan jari-jari dari anion lebih besar dari atom
netralnya. Dalam satu golongan pada sistem periodik unsur, dari atas ke bawah, jari-jari ion
bermuatan sama cenderung semakin besar, sebagaimana pertambahan kulit elektron.
Dalam periode, pada deretan ion isoelektronik (spesi-spesi dengan jumlah elektron sama
dan konfigurasi elektronsama, seperti O2-, F–, Na+, Mg2+, dan Al3+ dengan 10 elektron),
semakin besar muatan kation maka semakin kecil jari-jari ion, namun semakin besar
muatan anion maka semakin besar jari-jari ion.
Formatted: Font: (Default) Arial, 11.5 pt

Jari-jari atom dan ion beberapa unsur


dalam satuan pm
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah kuantitas perubahan energi ketika sebuah atom atau ion dalam
fase gas menerima sebuah elektron. Jika kuantitas perubahan energibertanda positif,
terjadi penyerapan energi, sedangkan jika bertanda negatif, terjadi pelepasan energi.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, semakin besar kecenderungan atom atau ion
menerima elektron (afinitas terhadap elektron semakin besar). Dalam satu golongan pada
tabel periodik unsur, dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung semakin kecil, dengan
banyak pengecualian. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, sampai golongan 7A, afinitas
elektron cenderung semakin besar, dengan banyak pengecualian.
Formatted: Font: (Default) Arial, 11.5 pt, Font color: Black

Nilai afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


dalam satuan kJ/mol
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3rdedition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)
Elektronegativitas
NElektronegativitas adalah ukuran kemampuan suatu atom dalam sebuah molekul
(keadaan berikatan) untuk menarik elektron kepadanya. Semakin besar elektronegativitas,
semakin mudah atom tersebut menarik elektron kepadanya sendiri. Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah, elektronegativitas cenderung semakin kecil. Dalam satu periode, dari
kiri ke kanan, elektronegativitas cenderung semakin besar.
Formatted: Font: (Default) Arial, 11.5 pt, Font color: Black

Elektronegativitas dari
unsur-unsur dalam skala Linus Pauling
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)

E.KONFIGURASI ELEKTRON
konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur
fisik lainnya.[1] Sama seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika
kuantum dan menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan
kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi ruang dan
waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah
elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk
bisa dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu
pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang lainnya dengan emisi
atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada
lebih dari dua elektron yang dapat menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan
meloncat dari satu orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam membantu pemahaman
struktur tabel periodik unsur-unsur. Konsep ini juga berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang
menjaga atom-atom tetap bersama.

Asas Aufbau[sunting | sunting sumber]


Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun, konstruksi") adalah
bagian penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr. Ia dapat dinyatakan sebagai:[7]
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan
peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron
diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18 unsur pertama; ia
akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya. Bentuk modern asas Aufbau
menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan
oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.[6][n 2]

1. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


2. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang pertama
diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.

Tabel periodik[sunting | sunting sumber]

Tabel konfigurasi elektron

Artikel utama: Tabel periodik

Bentuk tabel periodik berhubungan dekat dengan konfigurasi elektron atom unsur-
unsur. Sebagai contoh, semua unsur golongan 2 memiliki konfigurasi elektron
[E] ns2 (dengan [E] adalah konfigurasi gas inert), dan memiliki kemiripan dalam sifat-
sifat kimia. Kelopak elektron terluar atom sering dirujuk sebagai "kelopak valensi" dan
menentukan sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam sifat-
sifat kimia telah diketahui satu abad sebelumnya, sebelum pemikiran konfigurasi
elektron ada.[n 3]

Kelemahan asas Aufbau


Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital adalah tetap,
baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia menganggap
orbital-orbital atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana dapat diletakkan dua
elektron. Namun, energi elektron dalam orbital atom bergantung pada energi
keseluruhan elektron dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak ada "penyelesaian
satu elektron" untuk sebuah sistem dengan elektron lebih dari satu, sebaliknya yang
ada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron, yang tidak dapat dihitung secara
eksak[n 4] (walaupun terdapat pendekatan matematika yang dapat dilakukan,
seperti metode Hartree-Fock).

Ionisasi logam transisi


Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan menghasilkan paradoks dalam
kimia logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam
transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2(orbital 4s diisi terlebih
dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung, karena orbital 4s
memiliki nilai n+l = 4 (n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2).
Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan
[Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d untuk
menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang
diberikan adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan
elektron yang stabil".
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam transisi, membentuk
ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital 3d, melainkan
dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk. Kromium
heksakarbonil dapat dijelaskan sebagai atom kromium (bukan ion karena keadaan
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; ia
bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d6, yang berarti
bahwa orbital 4s pada atom bebas telah bepindah ke orbital 3d ketika bersenyawa.
Pergantian elektron antara 4s dan 3d ini dapat ditemukan secara universal pada deret
pertama logam-logam transisi.[n 5]
Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa energi orbital
atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital
lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi yang sama dengan orbital 3p,
seperti pada hydrogen

F.PENGERTIAN ISOTOP ISOBAR DAN ISOTON


A. Isotop
Pengertian isotop: Atom-ataom yang memiliki nomor atom yang sama namun
memiliki nomor massa yang berbeda. Dengan kata lain sebuah unsur yang
memiliki jumlah proton dan elektron sama dapat memiliki jumlah neutron yang
berbeda, itulah yang dinamakan dengan isotop.
Contoh isotop dalam atom:
Hidrogen memiliki isotop 1H1, 2H1 (detrium) dan 3H1 (tritium)
Oksigen memiliki isotop 16O8, 17O8 dan 18O8
Karbon memiliki isotop 12C6, 13C6 dan 14C6
Nitrogen memiliki isotop 14N7 dan 15N7
Helium memiliki isotop 3He2 dan 4He2
Klorin memiliki isotop 35Cl17 dan 37Cl17
Besi memiliki isotop 54Fe26, 55Fe26, 56Fe26,57Fe26 dan 58Fe26
Neon memiliki isotop 20Ne10, 21Ne10 dan 22Ne10
Natrium memiliki isotop 22Na11, 23Na11 dan 24Na11
Belerang memiliki isotop 32S16, 33S16, 34S16 dan 36S16
Coba perhatikan sepuluh unsur di atas, meskipun nomor atomnya sama mereka
bisa mempunyai nomor massa yang berbeda. Nomor atom adalah jumlah proton
sedangkan nomor massa merupakan jumlah proton dan elektron. Silahkan lihat
bab sebelumnya.

Kegunaan Isotop dalam kehidupan


 Fe-59 dapat digunakan untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah di dalam
tubuh
 Na-24 dapat digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa di dalam tanah, caranya
Na-24 dilarutkan dalam air/minyak kemudian dengan menggunakan detektor akan
diketahui kebocorannya. Yang bocor pasti radiasinya lebih banyak. Selain itu juga
bisa digunakan untuk mempelajari peredaran darah manusia.
 P-32 dapat digunakan untuk mendeteksi pemakaian pupuk pada tanaman-tanaman.
 CO-60 dapat digunakan untuk pengobatan kanker.
 I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan pada kalenjar tiroid.
 C-14 daat digunakan untuk mengetahui kecepatan pembentukan senyawa pada proses
fotosintesis. Selain itu, juga digunakan untuk menentukan usia fosil atau benda-beda
bersejarah. Caranya dengan melihat waktu paruh-nya.
 O-18 dapat digunakan untuk mengetahui perubahan asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester (dengan menggunakan asam sebagai katalisnya). Ini dinamakan
proses esterifikasi.
B. Isobar
Pengertian Isobar: unsur atomnya berbeda namun memiliki nomor massa yang
sama. Hal ini dinamakan isobar.
Contoh Isobar
Natrium dan Magnesium dapat mempunyai nomor massa yang sama
yaitu 24Na11 dan 24Mg12
Hidrogen dan Helium dapat mempunyai nomor massa yang sama yaitu 3H1 dan 3He2
Karbon dan Nitrogen dapat mempunyai nomor massa yang sama yaitu 14C6 dan 14N7

C. Isoton
Pengertian Isoton: Unsur berbeda namun memiliki jumlah neutron yang sama.
Contoh Isoton
Hidrogen (3H1) dan Helium (3He2) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 2.
Argon (40Ar18) dan Kalsium (42Ca20) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 22.
Nitrogen(14N7) dan Karbon (13C6) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 7.
Natrium (23Na11) dan Magnesium (24Mg12) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 12.
Kalium (39K19) dan Kalsium (40Ca20) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 20.

Pengertian Ikatan Kimia

Ikatan Kimia adalah interaksi yang menjelasakan hubungan antar atom sehingga menjadi molekul ion,
kristal, dan spesies yang stabil lainnya.

1) Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron
menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki
ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan
nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur
nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif. Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3,
dan lain-lain.

Gambaran Ikatan Kimia Khusus Ikatan Ion


Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik yang setiap titiknya menggambarkan
satu elektron valensi dari atom-atom unsur. Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.

Tabel contoh-contoh lambang titik elektron lewis


Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti dengan tanda (x), tetapi pada
dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis yang mirip. Lambang titik Lewis untuk logam transisi,
lantanida, dan aktinida tidak dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang tidak terisi
penuh. Contoh penggunaan lambang titik Lewis dalam ikatan ion sebagai berikut.

Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:

1. Pada suhu kamar berwujud padat;


2. Struktur kristalnya keras tapi rapuh;
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi;
4. Larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam pelarut organik;
5. Tidak menghantarkan listrik pada fase padat, tetapi pada fase cair (lelehan) dan larutannya menghantarkan
listrik.

2) Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Pasangan
elektron yang dipakai bersama disebut pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang
tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen
umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan
berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut
senyawa kovalen.

Berdasarkan lambang titik Lewis dapat dibuat struktur Lewis atau rumus Lewis. Struktur Lewis adalah
penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambang titik Lewis di mana PEI dinyatakan dengan satu
garis atau sepasang titik yang diletakkan di antara kedua atom dan PEBdinyatakan dengan titik-titik pada
masing-masing atom.

Macam-macam ikatan kovalen:

1. Berdasarkan jumlah PEI-nya ikatan kovalen dibagi 3:


 Ikatan kovalen tunggal

Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan kovalen yang memiliki 1 pasang PEI.

Contoh: H2, H2O (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6)

 Ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan kovalen rangkap 2 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 2 pasang PEI.

Contoh: O2, CO2 (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4)

 Ikatan kovalen rangkap tiga

Ikatan kovalen rangkap 3 yaitu ikatan kovalen yang memiliki 3 pasang PEI.

Contoh: N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5)

2. Berdasarkan kepolaran ikatan, ikatan kovalen dibagi 2:

 Ikatan kovalen polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan.
Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar
biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul
asimetris, mempunyai momen dipol [μ = hasil kali jumlah muatan (q) dengan jaraknya (r)] ≠ 0.

Contoh:

1) HF

H–F

Keelektronegatifan 2,1; 4,0

Beda keelektronegatifan = 4,0 – 2,1 = 1,9

μ = q x r = 1,91 Debye
 Ikatan kovalen nonpolar

Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang
berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.

3. Ikatan kovalen koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang PEInya berasal dari salah satu atom yang berikatan.

Contoh:

NH4+

NH3 + H+ → NH4+

Sifat-sifat fisis senyawa kovalen:


1. Pada suhu kamar berwujud gas, cair (Br2), dan ada yang padat (I2);
2. Padatannya lunak dan tidak rapuh;
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh rendah;
4. Larut dalam pelarut organik tapi tidak larut dalam air;
5. Umumnya tidak menghantarkan listrik.

3) Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi
antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan
kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron.

Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe) dapat saling
tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih
antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di
antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi
gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut
ikatan logam.

Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:

1. Pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;


2. Keras tapi lentur/dapat ditempa;
3. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;
4. Penghantar listrik dan panas yang baik;
5. Mengilap.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://www.rumuskimia.net/2017/04/ikatan-kimia.html

Anda mungkin juga menyukai