Anda di halaman 1dari 15

HADAPI AKREDITASI PUSKESMAS?

16 ITEM INI BAKAL BANTU KAMU


BENAHI MANAJEMEN & PELAYANAN PUSKESMAS
Puskesmas harus terus berbenah memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam
menyelenggarakan kegiatan dan pelayanan. Banyak hal yang dihadapi tantangan dalam
proses berbenah itu.

Berikut ini terdapat beberapa hal yang dapat membantu puskesmas dalam proses
berbenah:

1. Komitment Setiap Pegawai dan Lintas Sektor

Penulis menomorsatukan point komitment setiap pegawai. Ini penting dalam


penyelengaraan kegiatan di Puskesmas. Perlu adanya penggalangan komitmen dengan
niat ikhlas tentunya.

Dengan menjaga komitmen ini, setiap permasalahan yang dihadapi oleh Puskesmas,
kembalikanlah ke komitmen awal dimana telah menyatakan siap bersama-sama
mewujudkan pelayanan yang berkualitas.

Kita berkomitmen artinya menyatakan tanggung jawab untuk bekerja dengan semangat
dan integritas. Bukan hanya komitmen internal yang diperlukan, tetapi juga komitmen
eksternal seperti lintas sektor dan masyarakat itu sendiri, untuk menyatakan
keterlibatannya dan bersama-sama Puskesmas mewujudkan masyarakat kecamatan yang
sehat. Bukankah itu yang kita inginkan di Puskesmas?

2. Komunikasi, Koordinasi, Konsultasi Serta Pengarahan dan Pembinaan

Tulisan sebelumnya disebutkan salah satu tanda puskesmas yang sakit yaitu kurangnya
komunikasi dan koordinasi interpersonal.

Pegawai Puskesmas harus bekerja mengedepankan komunikasi dan koordinasi. Kita


harus hilangkan ego profesi atau ego jabatan dan tentu saling mendukung dalam
melaksanakan kegiatan.

Komunikasi dan koordinasi kita kategorikan menjadi dua, yaitu komunikasi dan
koordinasi secara internal dan eksternal.

Pegawai Puskesmas harus duduk bersama menentukan dan mengidentifikasi peran lintas
program dan peran lintas sektor untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. Selain itu, juga
harus ditentukan dan disepakati alur kewenangan dan alur komunikasi, kerjasama antara
pengelola.

Misalnya, kegiatan Kelas Ibu Hamil, co-program nya adalah Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) namun perlu diidentifikasi peran dari pogram lainnya dalam kegiatan tersebut,
seperti Promkes bisa mengisi kelas ibu hamil dengan penyuluhan interaktif atau dari segi
advokasinya, gizi bisa mengisi materi mengenai Gizi saat Ibu hamil dan seterusnya.

Peran ini harus diidentifikasi, begitu pun peran dari lintas sektor perlu diidentifikasi
melalui rapat lokmin lintas sektoral pertama. Hal ini bertujuan agar program yang ada di
Puskesmas diketahui dan didukung oleh lintas program dan lintas sektor dengan ikut
andil berpartisipasi baik secara regulasi maupun teknis di lapangan.

Budaya konsultasi, pengarahan dan pembinaan juga harus digalakkan di Puskesmas.

Penanggung jawab program, Kepala Tata Usaha dan Kepala Puskesmas harus rutin
memberikan arahan dan pembinaan secara periodik yang terjadwal baik melalui rapat
lintas sektor, apel pagi, pendampingan di lapangan, menelaah dokumen kegiatan dan
capaian kinerja.

Hal ini bertujuan agar kegiatan yang ada dipantau dan pelaksana kegiatan dan pelayanan
mendapatkan motivasi setelah mendapat arahan dan pembinaan dari pimpinan.
Penanggung jawab program dan pimpinan mengarahkan dan membina dengan
pendekatan personal agar pegawai merasa telah diapresiasi kerja keras mereka.

Sebaliknya, budaya konsultasi pun harus digalakkan di Puskesmas, komunikasikan


sesegera mungkin jika ada kendala atau ide inovasi dari pelaksana program/pelayanan
kepada penanggung jawab program dan pimpinan agar ditindaklanjuti segera mungkin.
Sering-seringlah Puskesmas melakukan program transfer knowledge misalnya dari bidan
koordinator, atau bahwa dari tim IT sharing mengenai pengoperasian komputer sebagai
skill dasar.

3. Manajemen Sarana Prasarana dan Alat Medis dan Non Medis

Point ini sangat vital di Puskesmas namun masih ada juga yang kurang memperhatikan
menajemen sarpras dan alat-alat. Ada yang biarkan alat-alat berkarat, kurang terurus, alat
sterilisasi kurang, alat-alat ukur tidak dikalibrasi dan lain sebagainya. Apa yang harus
dilakukan dalam manajemen sarpras ini?

Pengelola barang atau bendahara barang yang telah ditunjuk harus memahami uraian
tugasnya. Bendahara barang pertama-tama membuat daftar inventaris sarana prasarana
dan alat-alat medis maupun non medis. Kemudian membuat rencana dan jadwal
pemeliharaannya. Persoalan pemeliharaan bukan saja urusan bendahara barang, namun
tanggung jawab setiap pegawai baik di Puskesmas maupun Pustu.

Melalui ceklis pemeliharaan disetiap ruangan, bendahara barang melakukan monitoring


rutin untuk mengetahui mana barang atau alat yang memerlukan perbaikan atau kalibrasi.
Di awal tahun, bendahara barang juga menjadwalkan kalibrasi alat yang tentunya
disesuaikan dengan perencanaan Puskesmas.

Hal yang tidak kalah penting yaitu sterilisasi alat, sterilisasi harus dijadwalkan dan
dimonitoring serta dibuatkan tindaklanjut jika ditemukan proses sterilisasi yang tidak
sesuai prosedur.

4. Keuangan Harus Dikelola Dengan Baik

Tak hanya dikelola dengan baik, dalam proses pengelolaan keuangan harus transparan
dan akuntabilitas. Bendahara harus paham dengan uraian tugas dan juknis panduan
pengunaan anggaran.

Perlu keterkaitan perencanaan dengan pengelolaan keuangan (ini akan dibahas saat
perencanaan puskesmas). Bendahara harus jelas bukti pembukuan keuangannya bahkan
jika perlu diadakan audit eksternal maupun audit internal rutin untuk melihat sejauh mana
penyerapan dan peruntukan dana, apakah sudah menunjang dengan baik kegiatan yang
sesuai visi misi dan tujuan atau belum.

BACA JUGA: Ombudsman Minta Walikota Medan Usut Pungli di Puskesmas

Selain itu, banyak pegawai Puskesmas yang mengharapkan agar transparansi keuangan
terbuka dalam sebuah forum. Hal ini agar diketahui sejauh mana penyerapan dan
peruntukkannya dan juga sisi mana yang masih lemah dalam penyerapannya. Ini
bertujuan untuk mencari solusi bersama dalam penyerapannya.

Lagi-lagi harus mengedepankan komunikasi dalam pengelolaannya. Ibarat lagu “Jangan


ada dusta diantara kita”.

5. Perkuat Visi Misi, Tujuan, Tata Nilai dan Kebijakan Mutu

Visi Misi Tujuan dan Tata Nilai serta Kebijakan Mutu Puskesmas bukan hanya sekedar
disusun lalu dipajang dalam bingkai dan menjadi pelengkap dinding puskesmas. Tetapi
menjadi arah Puskesmas, setiap kegiatan dan pelayanan Puskesmas haruslah
mencerminkan visi misi tujuan dan tata nilai serta kebijakan mutu ini.

Oleh sebab itu, perlu disosialisasikan oleh Puskesmas secara rutin baik internal dan
eksternal mengenai visi misi tujuan dan tata nilai Puskesmas, misalnya saat apel pagi,
bisa sesekali membacakan visi misi tata nilai dan kebijakan mutu ini secara bergiliran.

Selain disosialisasikan, yang lebih penting lagi ialah perlu evaluasi sejauh mana kegiatan
dan pelayanan yang dilakukan telah mewujudkan visi misi tujuan dan tata nilai serta
kebijakan mutu yang sudah disusun sebelumnya.

6. Manajemen Sumber Daya Manusia Puskesmas

Puskesmas harus memperkuat struktur organisasinya serta manajemen sumber daya


manusianya. Kepegawaian bersama tim kredensial harus melakukan beberapa hal ini
yaitu:

Pertama, menata profil seluruh kepegawaian dan disimpan dengan baik agar sewaktu-
waktu dibutuhkan mudah untuk mendapatkan kembali.

Kedua, analisis kebutuhan tenaga dan rencana pemenuhan kebutuhan minimal bersurat
kepada Dinas Kesehatan mengenai rencana pemenuhan kebutuhan tersebut.

Ketiga, perkuat struktur organisasi dan uraian tugas setiap pegawai di Puskesmas, ini
bisa mengacu pada Permenkes Nomor 75 Tahun 2014. Pastikan setiap jenis tenaga harus
menerima dan mengetahui SK uraian tugas pokok dan uraian tugas integrasi. Secara
berkala perlu ada monitoring sejauh mana uraian tugas ini telah dilaksanakan oleh
pegawai puskesmas.

Keempat, puskesmas juga harus menelaah kompetensi tenaga yang ada dan
dibandingkan dengan standar kompetensi yang diembannya. Jika tidak memenuhi syarat,
maka harus membuat rencana pengembangan kompetensi seperti lanjut sekolah dan
mengikuti pelatihan. Tak berhenti disitu, setelah mengikuti pelatihan atau pendidikan pun
harus dipantau kinerja pegawai tersebut pasca pendidikan dan pelatihan.

Kelima, karyawan baru harus mendapat orentasi sesuai jadwal yang ditetapkan.

7. Sistem Informasi Puskesmas dan Pengendali Dokumen dan Arsip Diperkuat

Apakah di puskesmas anda telah tertata dengan baik data dan informasinya? Data dan
informasi sangat penting, Puskesmas perlu berbenah terkait ini.
Semua pelaporan dan data harus satu pintu melewai sistem informasi puskesmas. Jika
pemegang program/unit melapor ke dinas kesehatan, harus melewati pengantar dari
sistem informasi puskesmas.

Hal ini untuk menertibkan data-data yang ada di Puskesmas terlebih lagi untuk
kepentingan analisis dan perencanaan tentu sangat ditunjang dengan data yang valid.

Oleh sebab itu, petugas SIP Puskesmas harus peka dengan pelaporan yang ada disetiap
program dan unit pelayanan. Bukan hanya sekedar pelaporan, tetapi bagaimana data
tersebut menjadi informasi yang bermanfaat yang dijadikan acuan untuk kebijakan kepala
Puskesmas.

Hal lain yang perlu diperkuat yaitu pengendalian dokumen dan arsip. Kepala Tata Usaha
dan tim pengendali dokumen dan arsip harus ekstra menata dokumen yang ada.

Setiap SK, pedoman, panduan, KAK, SOP surat masuk dan surat keluar serta dokumen-
dokumen kegiatan harus tertata dengan baik. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat
dengan mudah diambil.

Selain itu, Puskesmas sering mengeluh karena lemah dalam hal dokumentasi kegiatan.
Ingatlah prinsip DAUN setiap melakukan pertemuan atau kegiatan
yaitu D=Dokumentasi, A=Absensi, U=Undangan, N=Notulen.

8. Tertib Administrasi Harus Dipatuhi

Hal yang wajib dilakukan oleh Puskesmas adalah tertib administrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan. Pelayanan harus se-efektif dan se-efisien mungkin
dilaksanakan tentu dengan menjaga mutu pelayanan.

Puskesmas harus menyusun prosedur kegiatan dan duduk bersama menyepakati


tatanaskah, alur pelaporan, alur pendokumentasian dokumen dan lain sebagainya.

Khususnya tatanaskah, ini sangat penting bagi Puskesmas untuk mengseragamkan


format-format yang ada di Puskesmas. Misalnya format SOP, format notulen, format
absensi, format pelaporan dan lain sebagainya diatur dalam tata naskah tersebut.

Oleh sebab itu, pedoman penyusunan dokumen dan tata naskah ini harus disosialisasikan
ke semua pegawai yang ada di Puskesmas. Awalnya akan terasa berat dengan semua itu,
namun dengan saling mendukung pasti akan terlaksana dengan baik.

9. Peraturan Internal dan Indikator Perilaku Klinis Harus Dilaksanakan


Puskesmas harus menyusun dan menyepakati bersama peraturan internal ini (code of
conduct) yang mengatur perilaku setiap pegawai Puskesmas bahkan kepala Puskesmas
sekali pun. Apa saja peraturan internal tersebut?

BACA JUGA: Raih Akreditasi Utama, Puskesmas Ini Jadi Objek Kaji Banding

Misalnya budaya malu; malu datang terlambat, malu pulang cepat, malu kerja tanpa sop,
dan lain sebagainya. Begitu juga dengan perilaku klinis harus ditetapkan misalnya
penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan lain sebagainya.

Harus ada petugas yang ditunjuk untuk memantau indikator perilaku ini secara berkala.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas SDM dan tentunya kualitas pelayanan di
Puskesmas. Jika ditemukan masih ada pegawai yang tidak mematuhi indikator perilaku
ini maka perlu dilakukan pembinaan.

10. Manajemen Risiko Dijalankan dengan Baik

Penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan akan diperhadapkan dengan risiko yang akan
menghambat atau menimbulkan kerugian sehingga harus di-manaje dengan baik.

Puskesmas harus menentukan dimana area prioritas fungsi dan proses pelayanan atau
kegiatan mana yang perlu dibenahi. Ini ditentukan dengan 3 H dan 1 P yaitu High Risk,
High Volume, High Cost, dan kecenderungan terjadi masalah (Problem Prone).

Proses selanjutnya yaitu identifikasi risiko bisa melalui audit, keluhan atau insidens yang
terjadi. Kemudian dilakukan analisis risiko bisa menggunakan metode severity
assessment dengan memilih kejadian yang akan di-investigasi, atau root cause
analysis untuk menganalisis akar penyebab kejadian yang telah terjadi, atau
FMEA/ Failure Mode and Effect Analysis yang bersifat hipotesis.

Prinsipnya adalah petugas yang berkewajiban mengaudit harus peka mencari penyebab
masalah apa yang terjadi, mengapa bisa terjadi, apa yang bisa dilakukan untuk
mengurangi kejadian tersebut dan seterusnya hingga diperoleh akar penyebabnya.
Kemudian dibuat rencana tindak lanjut untuk mengatasi kejadian yang berisiko atau
meminimalkan potensi risiko terjadi dikemudian hari.

11. Jejaring dan Jaringan


Sekilas mengutip Permenkes Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
bahwa salah satu pola struktur organisasi puskesmas yaitu adanya penanggung jawab
jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring pelayanan kesehatan.

Ini yang jarang dilirik oleh Puskesmas dalam penguatan sistemnya. Padahal jejaring dan
jaringan ini bertujuan untuk mendukung meningkatkan aksesibilitas pelayanan. Jejaring
yang dimaksud yaitu klinis, rumah sakit, apotek, laboratorium, dokter praktek mandiri,
dan faskes lainya.

Sedangkan jaringan yaitu pustu, pusling, bidan desa. Apa yang harus dilakukan oleh PJ
jejaring dan jaringan ini?

Pertama, harus melakukan mengidentifikasi jejaring dan jaringan yang ada di wilayah
kerjanya.

Kedua, menyusun pembinaan kepada jejaring dan jaringan tersebut tentu harus
melibatkan lintas program. Misalnya pembinaan dan pemantauan di Apotik, bisa
melibatkan apoteker puskesmas untuk melakukan pembinaan atau pemantauan. Contoh
lain, bisa bekerja sama dengan petugas imunisasi dan KIA KB saat melakukan supervisi
supportif di bidan desa.

Ketiga, Kemudian dianalisis sejauh mana hasilnya, kemudian dibuatkan rekomendasi


jika ada yang tidak sesuai dengan aturan.

12. Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3) diimpelentasikan

Perencanaan

Perencanaan di Puskesmas haruslah melalui tahapan yang sesuai prosedur. Luaran


perencanaan Puskesmas ini dapat berupa Renstra 5 tahunan, RUK Puskesmas, RKA,
RPK Puskesmas dan harus disinkronkan dengan pendanaan di PKM baik JKN, BOK,
Jampersal maupun dana lainnya. Adapun proses perencanaan ditingkat Puskesmas yaitu:

1. Puskesmas menyusun jenis kegiatan dan pelayanan berdasarkan kebutuhan dan


harapan masyarakat dan juga capaian yang ada di Puskesmas. Proses untuk
mendapatkan data tersebut diantaranya melalui pendataan keluarga sehat, survei
SMD, hasil MMD, forum-forum masyarakat atau lintas sektor, data-data
epidemiologi, capaian kinerja, dan data-data lainnya di Puskesmas.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan potensi pemecahannya
3. Melakukan prioritas masalah kesehatan
4. Membuat rumusan masalah
5. Mencari penyebab masalah kesehatan
6. Menetapkan cara pemecahan masalah
7. Memasukkan pemecahan masalah ke dalam rencana usulan kegiatan
8. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

Tahapan ini harus diperkuat di Puskesmas, karena masih ada juga puskesmas yang hanya
mengkopi paste rencana tahun yang lalu. Hal yang perlu digaris bawahi adalah
perencanaan Puskesmas harus menampung aspirasi dari masyarakat, lintas sektor dan
lintas program tentunya melalui lokakarya atau forum-forum masyarakat. Oleh karena itu
harus ada kesadaran duduk bersama memikirkan permasalahan yang terjadi dan
melahirkan program-program inovatif bersama untuk mengatasi masalah tersebut.

Penguatan Penggerakan dan Pelaksanaan

Program dan pelayanan yang telah rencanakan dan dijadwalkan pada RPK bulanan
kemudian dilaksanakan baik itu intervensi berbasis keluarga, pelayanan di dalam gedung
maupun program-program intervensi luar gedung yang bersentuhan langsung dengan
sasaran tentu dengan memperhatikan hak dan kewajiban pengguna serta sasaran
kegiatan.

Proses pada P2 ini yaitu pengarahan dan penggerakkan petugas bisa melalui lokakarya
mini bulanan termaksud penggerakkan lintas sektor agar penyelenggaraan kegiatan dan
pelayanan bisa berjalan efektif dan tepat sasaran.

Perlu menjadi catatan yaitu kualitas lokakarya mini bulanan dan lintas sektor ini perlu
harus diperhatikan. Pemerintah sudah mengeluarkan Permenkes nomor 44 tahun 2016
mengenai Manajemen Puskesmas dan juga Pedoman Manajemen Puskesmas dengan
Pendekatan Keluarga, ini sebagai referensi Puskesmas utama dalam penguatan
penggerakan dan pelaksanaan kegiatan dan pelayanan Puskesmas.

Pengawasan Pengendalian dan Penilaian

Untuk pengawasan dapat berupa pengawasan internal yang dilakukan oleh Kepala
Puskesmas, setiap penanggung jawab, tim mutu dan tim audit internal.

Pengawasan internal termaksud monitoring ketepatan jadwal, waktu, tempat dan sasaran
yang dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan penanggung jawab kepada pelaksana
program atau pelayanan. Pengawasan lainnya yaitu secara eksternal dari lintas sektor,
dinas kesehatan, masyarakat.
BACA JUGA: Salah Kaprah Puskesmas di Jember Siapkan Akreditasi

Pengawasan dan pengendalian kegiatan dan pelayanan dapat melalui lokmin, pertemuan
diluar lokmin maupun pemantauan secara langsung di lapangan.

Tujuannya yaitu meninjau sejauh mana proses kegiatan yang sudah berjalan, apa saja
kendala dan hambatan yang dihadapi pelaksana program dengan mengumpulkan capaian
kinerja, kemudian dianalisis dan dibuat rencana tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja.

Selain itu, pengawasan dan pengendalian juga melalui lokakarya mini lintas sektor,
prosesnya yaitu meninjau sejauh mana kerja sama lintas sektor dan tentu memperkuat
komitmen bersama dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Pada proses pengawasan dan pengendalian ini juga perlu melakukan evaluasi
akses diantaranya akses informasi (apakah masyarakat mudah mendapatkan informasi
kesehatan, informasi alur dan tahapan kegiatan dan lainnya) dan akses menjangkau lokasi
kegiatan (apakah sasaran atau masyarakat mudah menjangkau lokasi kegiatan puskesmas
atau tidak).

Penilaian kinerja mengevaluasi sejauh mana upaya untuk mencapai indikator kinerja
manajerial, UKM dan indikator mutu klinis UKP yang sudah disusun diawal tahun.
Penilaian kinerja ini dilakukan pertengahan tahun dan diakhir tahun melalui lokmin atau
penilaian oleh dinas kesehatan setempat.

13. Tim Komunikasi Informasi dan Penanganan Pengaduan Publik

Tim ini melakukan tugasnya dengan berkolaborasi pada setiap pegawai dalam
pelaksanaan pengelolaan komunikasi informasi dan penanganan pengaduan public.

Secara rutin mengumpulkan informasi hasil survey assesment (survei kepuasan


pelanggan, survei umpan balik dari pemegang program dan lain-lain), mengumpulkan
informasi keluhan yang masuk ke call center, kotak saran, tatap mukalangsung melalui
unit pelayanan, pustu dan poskesdes.

Tim ini juga berupaya mendekatkan akses masyarakat terhadap informasi pelayanan atau
kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
(brosur, leaflet dll, temaksud media cetak elektronis atau sosial media).

14. Penanggung Jawab Mutu dan Tim Menjadi Ujung Tombak Mutu Pelayanan
Tim ini menjadi kunci atau garda terdepan dalam menjaga kualitas pelayanan di
Puskesmas. Hal yang dilakukan oleh tim ini secara garis besar yaitu;

Pertama, mengajak semua pegawai untuk mengikrarkan komitmen mereka untuk


memberikan pelayanan yang berkualitas.

Kedua, bersama-sama semua pegawai menyusun indikator kinerja manajerial, kinerja


UKM dan mutu klinis, indikator perilaku klinis serta kebijakan mutu dan sasaran
keselamatan pasien.

Ketiga, menyusun dan mengosialisasikan manual mutu atau pedoman mutu yang
digunakan puskesmas sebagai pedoman untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Keempat, membuat rencana peningkatan mutu.

Kelima, secara berkala mengumpulkan data indikator mutu/kinerja dari setiap program
dan unit kemudian dibuatkan rencana peningkatan dan perbaikan mutu secara
berkesinambungan.

Keenam, bersama-sama tim manajemen risiko meminimalisir kejadian-kejadian yang


menimbulkan risiko kerugian atau dampak negatif. Ketujuh, bersama-sama dengan tim
audit internal melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan
dan pelayanan di Puskesmas.

Ketujuh, merencanakan kajibanding ke puskesmas lainnya yang memiliki capaian


kinerja atau pelayanan yang lebih baik. Hal ini bertujuan untuk membandingkan kinerja
dengan puskesmas kaji banding dan melihat kiat-kiat yang berhasil dilakukan oleh
puskesmas tersebut dalam melaksanakan kegiatan/pelayanan.

15. Membangun Mindset Biasakan yang Benar, Bukan Benarkan yang Bisa

Saat ini Puskesmas tengah menghadapi akreditasi. Banyak tantangan yang dihadapi oleh
Puskesmas. Bahkan ada juga yang mengeluh karena terlalu banyak SK, pedoman,
panduan, kerangka acuan dan SOP yang harus dibuat.

Sebaliknya, ini akan melindungi petugas dalam melaksanakan kegiatan dan pelayanan
baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Mindset biasakan yang benar bukan
benarkan yang biasa harus digaungkan di Puskesmas.
Bekerja harus sesuai dengan prosedur yang ada, ini selain menjaga kualitas pelayanan
juga untuk safety bagi petugas. Yuk, berbenah secara sistem dan biasakan melakukan
sesuai prosedur yang ada.

16. Lingkungan Puskesmas Sehat

Sama halnya dengan sarana prasarana dan peralatan. Puskesmas juga harus mewujudkan
lingkungan yang sehat (lingkungan fisik, instalasi listrik, air, ventilasi, dan limbah
berbahaya, limbah medis, sistem lain yang dipersyaratkan diperiksa secara rutin,
dipelihara dan diperbaiki.

Terdapat istilah dalam pemeliharaan sarpras dan lingkungan yang sehat yaitu 5 R;
Ringkat/ Pemilahan, Rapih/ Penataan, Resik/ Pembersihan, Rawat/ Pemeliharaan,
Rajin/ Pembiasaan.

Setiap anggota Puskesmas wajib menjalankan prinsip 5 R ini. Untuk mewujudkan


lingkungan sehat petugas kesling, clealing service, serta pegawai lainnya melakukan hal-
hal berikut ini;

Pertama, melakukan inventarisir sistem lingkungan termaksud invetarisir bahan


berbahaya (kimia, gas, uap, limbah medis dan infeksius) yang ada di puskesmas.

Kedua, melakukan jadwal pemeliharaan.

Ketiga, pemeliharaan, pemantauan, perbaikan lingkungan fisik, instalasi listrik, air dll,
serta penanganan bahan berbahaya. Masyarakat sehat? dimulai dari Puskemas sehat.

NSTRUMEN KAJI BANDING


N
O
ASPEK YANG DIPELAJARI
PERTANYAAN
MITRA KAJI BANDING
ORGANIASI PENGKAJI
APA YANG PERLU
DILAKUKAN UNTUK
PERBAIKAN
I
Visi/Misi//tugas pokok dan fungsi puskesmas
1
Visi/Misi//tugas pokok dan
fungsi puskesmas
Apakah ada visi dan misi/tugas pokok dan fungsi
puskesmas?


Bagaimana perumusan visi dan misi?
Bagaimana Sosialisasi visi dan misi?
Bagaimana kaitan visi,misi dan program kegiatan
puskesmas?
2
Fungsi Puskesmas
Upaya upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan pengobatan dasar di puskesmas?
Upaya upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan
pemberdayaan/peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan?
Apa yang sudah dilakukan oleh puskesmas dalam
menjalankan fungsi pembangunan yang berwawasan
kesehatan di wilayah kerja?
II
Kinerja Puskesmas
1
Indikator Kinerja
Puskesmas (2014 &
2015)
Adakah indicator yang ditetapkan untuk menilai kinerja
puskesmas?


Bagaimana hasil pencapaiannya?
Factor apa yang menjadi mendukung pencapaian kinerja?
Factor apa yang menjadi menghambat pencapaian
kinerja?
2
Pencapaian Kinerja KIA (2014 & 2015)
Jumlah kematian ibu
Jumlah kematian bayi
Jumlah kematian balita
Pertolongan nakes
K1
K4
KB aktif
Imunisasi
Faktor Pendukung Pencapaian kinerja KIA & bagaimana
memanfaatkannya
Factor penghambat pencapaian kinerja KIA dan
bagaimana mengatasinya
3
Kegiatan inovasi untuk peningkatan kinerja KIA
Adakah program inovasi untuk meningkatkan kinerja KIA
Bagaimana kegiatann nya dan apa saja hasil hasilnya


III
Unggulan Puskesmas
1
Program unggulan di
puskesmas
Adakah program unggulan di puskesmas


Mengapa program tersebut sebagai unggulan?
Bagaimana proses pengembangan program unggulan
tersebut?
Bagaimana hasilnya?
IV
Manajemen Puskesmas
1
Perencanaan Puskesmas
Apakah ada rencana lima tahunan puskesmas?
ada
Belum ada
Apakah RUK disusun tiap tahun?
ada
ada
Bagaimana proses penyusunan RUK?
Apakah disusun RPK tahunan?
Apa yang menjadi dasar penyusunan RPK?
Bagaimana proses penyusunan RPK?
2
Struktur Organisasi
Puskesmas
Adakah Struktur Organisasi Puskesmas?
ada
ada
Bagaimana proses penetapan struktur organisasi
puskesmas?
Apakah struktur organisasi tersebut sudah sesuai?
Sudah sesuai
Sudah sesuai
Permenkes 75 tahun
2014
Permenkes 75 tahun
2014
3
Pengganggran Puskesmas
Bagaimana proses penyusunan anggaran kegiatan
puskesmas?
Dilihat dari data
cakupan kinerja
Dilihat dari data
cakupan kinerja
Darimana sumber anggran tersebut diperoleh?
APBD, APBN
APBD, APBN
4
Lokakarya Mini
Bagaimana pelaksanaan lokakarya mini tahunan?
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Bagaimana pelaksanaan lokakarya mini bulanan?
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Bagaimana pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor?
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Dilaksanakan sesuai
jadwal
Apa manfaat yang diperoleh dari lokakarya mini?
Factor pendukung pelaksanaan lokakarya mini?
Factor penghambat pelaksanaan lokakarya mini? Dan
bagaimana mengatasinya?
5
Monitoring Evaluasi dan
Bimtek
Apa yang dilakukan monitoring dan evaluasi program
kegiatan puskesmas?
Bagaimana hasilnya?
Bagaimana pelaksanaan bimtek ke bidan di desa?
Bagaimana hasilnya?
Factor pendukung pelaksanaan?
Factor penghambat pelaksanaan? Dan bagaimana
mengatasinya?
IV
Pelayanan Pengobatan
1
Ketersediaan SDM,
peralatan dan bahan
habis pakai
Bagaimana penyediaan SDM, peralatan dan bahan habis
pakai untuk pelayanan pengobatan?
Adakah uraian tugas, prosedur kerja pelayanan?
2
Proses pelayanan
Bagaimana pengorganisasia pelayanan pengobatan?
Bagaimana pelaksanaan uraian tugas
Bagaimana pelaksanaan prosedur kerja/standar
pelayanan
Bagaimana upaya peningkatan mutu pelayanan?
3
Monitoring dan evaluasi
Bagaimana monitoring dan evaluasi pelayanan
pengobatan adalah indicator yang yang jelas dan
bagaimana pencapaiannya?
V
Pengelolaan Program Puskesmas (KIA)
1
Perencanaan program
Bagaimana proses perencanaan program
2
Pelaksanaan program
Bagaimana proses pelaksanaan program
3
Monitoring & Evaluasi
program
Bagaimana proses evaluasi dan program
VI
Sistem Pendukung
1
Sumber daya manusia
Bagaimana pola ketenagaan di puskesmas?
Apakah sudah terisi sesuai dengan kebutuhan?
Apakah SDM yang ada sesuai dengan persyaratan
kompetensi?
Upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan anak
buah?
2
Kepemimpinan
Apakah kepala puskesmas sudah memiliki standar
kompetensi yang diprasyaratakan?
Apakah kepala puskesmas sudah mendapat pelatihan
manajemen?
Bagaimana pengalangan komitmen di puskesmas
dilakukan oleh kepala puskesmas?
Apa yang dilakukan kepala puskesmas untuk memotivasi
anak buah?
Inovasi apa saja yang dilakukan selama menjabat sebagai
kepala puskesmas
3
Peningkatan mutu
Apa saja yang dilakukan kepala puskesmas untuk
meningkatkan mutu pelayanan?
Bagaimana hasilnya?
4
Pengelolaan keuangan
Bagaimana system pengelolaan keuangan di puskesmas?
Adakah kendala dalam pengelolaan keuangan dana
bagaimana mengatasinya?
5
Tata nilai dan budaya
Adakah tata nilai yang disepakati bersama dalam
pelayanan di puskesmas?
Bagaimana membudayakan tata nilai yang telah
disepakati tersebut?
Apakah sudah dilakuakn evaluasi terhadapa penerapan
tata nilai puskesmas? Dana bagaimana hasilnya?
6
Pengelolaan sarana,
prasarana dan logistic
Bagaimana pengeloaan sarana, prasarana dan logistic
puskesmas?
Adakah daftar inventaris asset?
Apakah dilakukan pemeliharaan rutin terhadap peralatan
medis?
Apakah dilakukan kalibrasi terhadap perlatan yang
digunakan dalam pelayanan?
Bagaimana proses pengadaan barang di puskesmas?
Bagaimana proses pembelian?
Bagaimana proses penyimpanan?
Bagaimana pencatatan dan pelaporan barang?
Bagaimana proses distribusi barang?
Bagaimana kebersihan puskesmas, gedung kamar mandi,
WC, taman, gudang dan sebagainya?
7
System Informasi
Bagaimana system pengelolaan system informasi di
puskesmas?
Adakah kendala dalam penerapan system informasi di
puskesmas?
8
Pengembangan teknologi
tepat guna
Adakah inovasi pengembangan teknologi tepat guna baik
dalam pelayanan pengobatan maupun penyelenggraaan
program puskesmas?
Bagaimana hasilnya?
9
Kemitraan dengan swasta
(CSR)
Adakah upaya kemitraan dengan swasta, kalau ada
bentuk kemitraan seperti apa?
Bagaimana dapat membangun kemitraan dengan swasta
(taktik untuk dapat menarik swasta untuk berperan serta)
Apa hasil hasil yang dicapai dari kemitraan dengan
swasta?

Anda mungkin juga menyukai