1. Marfu’at, STT.Keb
2. dr. Sumeri
3. H. Suripto
4. Rochmat Pujiraharjo
5. H. Pirmansyah, S.Kep
6. dr. Lidia Arita
7. Abdul Rachman, SKM, SIP
8. dr. Faizah
9. Zulkarnaen, SE
10. Dian Handayani, SKM
DINAS KESEHATAN
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau
bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Agar
Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam
mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen Puskesmas.
Puskesmas Cilegon merupakan salah satu Puskesmas di Kota Cilegon. Kondisi geografis
wilayah kerja Puskesmas Cilegon merupakan daerah perkotaan, iklim yang berpengaruh adalah
iklim tropis. Wilayah kerja Puskesmas Cilegon meliputi lima Kelurahan yang seluruhnya dapat
dijangkau menggunakan alat transportasi darat dengan akses jalan yang cukup baik
memungkinkan kemudahan masyarakat untuk datang mendapatkan pelayanan kesehatan.
Puskesmas Cilegon membawahi 3 Puskesmas pembantu, 2 Poskes dan 1 Polindes, dengan jenis
pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Puskesmas Cilegon beralamat Jl. Pesut Kavling Blok C Cilegon Kota Cilegon Provinsi
Banten dengan penduduk 45.765 Jiwa. Puskesmas Cilegon dengan karyawan 70 orang terdiri
dari Kepala Puskesmas, Kasubbag Tata Usaha, dokter umum 3 orang, dokter gigi 3 orang,
perawat 15 orang, bidan 19 orang, perawat gigi 1 orang, apoteker 2 orang, analis kesehatan 1
orang, sanitarian 1 orang, Kesehatan Masyarakat 1 orang, rekam medis 1 orang, Administrasi 10
orang, tenaga kebersihan 4 orang dan jaga malam 4 orang dan supir ambulan 1orang.
Kepala Puskesmas, penanggungjawab upaya kesehatan dan staf Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas agar pengelolaan sumberdaya dan upaya Puskesmas dapat
terlaksana secara maksimal. Oleh sebab itu, Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab upaya
kesehatan, dan staf Puskesmas harus mempunyai kompetensi dalam melakukan manajemen
Puskesmas, terutama dalam menindaklanjuti hasil program Indonesia Sehat dengan pendekatan
keluarga.
b. Misi
Menyelenggarakan pelasyanan kesehatan yang bermutu
Meningkatkan pembderdayaan potensi dan sumber daya organisasi
Meningkatkan kemitraan dengan lintas sector
Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri
MOTTO
“ Dengan SETIA Melayani Anda ”
S : Senyum, sapa, salam sopan santun
E : Empati
T : Tanggap
I : Inovatif
A : Aman dan Nyaman
TATA NILAI
Disiplin
Kerjasama
Berwawasan Kedepan
Tanggung Jawab
Profesional
BUDAYA KERJA
Ringkas
Rapih
Resik
Rawat
Rajin
C. SASARAN
Puskesmas Cilegon
A. PERSIAPAN
1. Mempelajari Permenkes dan peraturan perundangan terkait Puskesmas
2. Mempelajari raw data PIS-PK Puskesmas Cilegon
B. PELAKSANAAN
Setiap angkatan/kelas peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar atau sesuai dengan lokus
observasi lapangan, yang beranggotakan sepuluh orang. Masing-masing anggota di
kelompok tersebut membagi tugas dengan rincian sebagai berikut:
1. 4 orang menggali tentang P1 di Puskesmas Lokus
2. 3 orang menggali tentang P2 di Puskesmas Lokus
3. 3 orang menggali tentang P3 di Puskesmas Lokus
Hal hal yang digali adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas, mulai
dari perencanaan, penggerakkan pelaksanaan, dan pengawasan pengendaliannya, serta
pembiayaannya termasuk kendala yang dihadapi dan tindak lanjut yang akan ataupun
telah dilaksanakan
b) Mendapatkan data Keluarga Sehat, Profil Puskesmas, dan Data Dasar Puskesmas
c) Melakukan analisis berdasarkan permasalahan berdasarkan analisa data Suvey Keluarga
Sehat terkait 12 indikator dan sumber data lainnya (profil, Sumber Daya, dsbnya) mulai
dari proses analisa data – identifikasi masalah – penentuan prioritas masalah – mencari
akar penyebab masalah – menetapkan cara pemecahan masalah – pelaksanaan intervensi
nya – pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan serta permasalahan lainnya diluar
12 indikator tersebut bila memang menjadi permasalahan besar di Puskesmas tersebut
(trend analysis).
BAB III
HASIL KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN
3 Penyusunan Rencana Tahunan: 1. RUK 2019 dan RUK 2020 1. Pada RUK tahun
a. Rencana usulan kegiatan tahun sudah ada 2020 belum
2019 dan tahun 2020 memasukan
indikator PIS PK
2. Dalam identifikasi
permasalahan
Puskesmas tidak
memasukan angka
kesenjangan antara
target dengan
pencapaian.
3. Dalam menentukan
prioritas masalah
menggunakan
USG, Puskesmas
tidak tidak
memasukan angka
kesenjangan antara
target dengan
pencapaian.
4. Dalam penentuan
akar penyebab
masalah
menggunakan
diagram ishikawa,
Puskesmas tidak
memasukan angka
kesenjangan antara
target dengan
pencapaian.pada
kepala ikan sebagai
masalah dan tidak
semua
permasalahan
dibuatkan diagram
ishikawa ataupun
pohon masalah
5. Ada kegiatan pada
RUK tetapi tidak
ada pada table cara
pemecahan
masalah contohnya
kegiatan penemuan
penderita TBC
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan 1. RPK tahun 2019 ada
Tahun berjalan
c. Rencana Pelaksanaan Kegiatan 1. RPK bulanan tahun 2019 1. Puskesmas harus
bulanan tidak ditemukan membuat RPK
bulanan
4 Penggerakan Pelaksanaan : 1. Lokmin bulanan pertama 1. Lokbul bulanan
a. Lokbul Bulanan Pertama dan dilakukan pada minggu ke pertama
Lokmin bulanan selanjutnya 4 bulan Januari dilaksanakan pada
minggu pertama
bulan januari sesuai
siklus manajemen
Puskesmas
2. Lokmin bulanan rutin 2. Lokbul bulanan rutin
dilaksanakan tidak sesuai dilaksanakan pada
siklus manajemen minggu pertama
Puskesmas setiap bulannya
sesuai siklus
manajemen
Puskesmas
BAB IV
PEMBAHASAN (BANDINGKAN TEORI DENGAN KONDISI YANG ADA)
Manajemen Data
Didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas Pasal 43 disebutkan Kewajiban Penyelenggaraan Sistem Informasi di
Puskesmas
(1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas.
(2) Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diselenggarakan secara eletronik atau nonelektronik. Setiap Puskesmas wajib
menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas, paling sedikit mencakup:
a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
b. survei lapangan;
c. pelaporan lintas sektor terkait; dan
d. pelaporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
Dalam SIKDA, menurut Permenkes 75 tahun 2014 data yang dihasilkan wajib
dilakukan pembersihan, validasi, dan pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan
untuk mendukung manajemen Puskesmas. Pengaturan Sistem Informasi Puskesmas
bertujuan untuk:
a. mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas yang terintegrasi;
b. menjamin ketersediaan data dan informasi yang berkualitas, berkesinambungan,
dan mudah diakses;
c. meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya melalui
penguatan manajemen Puskesmas.
Pelaporan data dari Puskesmas atau SP2TP dikumpulkan satu pintu pada
bagian Tata Usaha Puskesmas Cilegon. Data tersebut wajib dikumpulkan sebelum
tanggal 5 tiap bulannya sebelum dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Cilegon, dengan
tujuan agar data yang dihasilkan lengkap untuk setiap program di Puskesmas. Hanya
saja setelah data dikumpulkan dari masing-masing program, belum ada kegiatan
validasi data oleh petugas di Tata Usaha Puskesmas, sehingga data yang dikirim
terkadang masih ada yang belum lengkap secara administrative, sehingga hal ini perlu
dibuat tim validasi data di Puskesmas Cilegon agar data yang dihasilkan lebih baik lagi.
Setiap Puskesmas wajib melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan yang
dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota yang disusun
berdasarkan pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas dan jaringannya.
Laporan disusun oleh setiap pelaksana atas koordinasi Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
Dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan. Umpan Balik Laporan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cilegon
dengan membuat dan menginformasikan umpan balik terhadap pelaporan data
Puskesmas dan jaringannya. Umpan balik disampaikan paling lambat tanggal 15 pada
bulan diterimanya laporan. Umpan balik laporan Puskesmas berupa surat
pemberitahuan yang memuat keterangan:
1. absensi laporan;
2. kelengkapan isi laporan;
3. ketepatan waktu penyampaian laporan;
4. hasil validasi isi laporan; dan/atau
5. rekomendasi perbaikan laporan dalam hal ditemukan kesalahan atau
ketidaklengkapan pelaporan.
6. Puskesmas harus menyampaikan laporan perbaikan paling lambat tanggal 5 pada
bulan berikutnya setelah laporan disampaikan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Puskesmas Cilegon telah melakukan pendataan IKS, tetapi tetapi masih terkendala
pada saat entry data dan kekurangan SDM untuk pendataan dan intervensi.
2. Kepemimpinan yang dilakukan di Puskesmas Demokrasi (Menerima saran dari Staf
Puskesmas dan memberikan contoh yang baik.
3. Kegiatan Manajemen Puskesmas :
a. P1 (Perencanaan) :
Penyusunan RUK dan RPK, sudah dilaksanakan namun kurang sesuai dengan siklus
yang diharapkan dan dokumen terarsip.
b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) :
Sudah dilaksanakan namun tanggal kegiatan belium sesuai dengan siklus manajemen
c. P3 (Pengawasan, pengendalian, dan penilaian) :
Sudah dilaksanakan dengan membentuk tim dan tindak lanjut atau evaluasinya
dilaksanakan setiap bulan
4. PKP sudah dilaksanakan dengan baik, dengan menggunakan indikator SPM.
5. Program PIS-PK sudah dilaksanakan namun terkendala pada saat entry data PIS-PK
baru 2 kelurahan yang terinput sedangkan 3 kelurahan lagi baru mencapai 25%.
B. Rekomendasi
1. Melakukan proses manajemen Puskesmas sesuai dengan siklus (P1, P2, dan P3)
2. Komitmen dari lintas sector belum ada untuk rencana tindak lanjut