Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desain pembelajaran perlu dibuat agar pembelajaran terarah, sistematis, dan


kondusif dalam pembelajaran, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat dicapai.
Desain pembelajaran tersebut dapat berupa program dan kurikulum atau bias juga dalam
bentuk modul pembelajaran. Desain pesan meliputi “perencanaan untuk merekayasa
bentuk fisik dari pesan” (Grabowski dalam Seels and Richey , 1994:33). Desain pesan
mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran
bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.
Pesan dalam proses pembelajaran, akan direspon oleh pembelajar dengan tiga hal
yaitu persepsi (perception), pembelajaran (learning), dan penerimaan (acceptance).
Perubahana sikap merupakan salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran. Sikap
tidak hanya mengenai perlakuan terhadap mata pelajaran tetapi juga mengenai hal-hal
yang ada di lingkungan pembelajaran. Ketika membahas tentang masalah sikap kita juga
membahas tentang kepekaan atau perasaan dan pemahaman seseorang menanggapi suatu
permasalahan. Melalui sikap seseorang dapat memberikan suatu cara yang sesuai dengan
dirinya menghadapi permasalahan yang ada di sekitar.
Guru atau pendisain pesan lainnya perlu memahami bagaimana perubahan sikap
ini terjadi, hal-hal apa saja yang dapat membentuk terjadinya perubahan sikap dalam
pembelajaran. Pada makalah ini akan membahas mengenai “Prinsip-prinsip Perubahan
Sikap atau Attitude Change Principles” yang terjadi dalam konteks pembelajaran.
Perubahan sikap ini dapat dikaji melalui pola sederhana dari proses komunikasi yaitu
Sumber (source) dari pemberi pesan (Message) melewati saluran (channel) hingga sampai
kepada penerima (receiver).

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalaha dari makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan sikap?
2. Darimana pesan itu berasal?
3. Apa saja yang ada di dalam konten penyampaian pesan?
4. Apa yang dimaksud dengan “chanel”?
5. Kepada siapa pesan itu ditujukan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Dapat mengetahui definisi sikap dan perubahan sikap
2. Dapat mengetahui konten pesan yang dapat mempengaruhi perubahan sikap
3. Dapat mengetahui media atau atribut yang dapat mempengaruhi perubahan sikap

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Sikap
Sikap, adalah evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai
seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau
ide (Kotler & Keller, 2009). Sikap menempatkan kita ke dalam kerangka berpikir mengenai
menyukai atau tidak menyukai terhadap suatu obyek, bergerak menuju atau beralih darinya.
Sikap adalah pernyataan evaluatif – baik menguntungkan atau tidak
menguntungkan - tentang objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Ketika seseorang mengatakan bahwa dia
menyukai pekerjaannya maka berarti ia mengungkapkan sikap tentang pekerjaan. Sikap
adalah pengorganisasian terus menerus terhadap motivasi, emosi, persepsi dan proses
kognitif dengan menghargai aspek tertentu yang ada di lingkungan (Hawkins &
Motherbaugh, 2010).
Sikap memiliki komponen afektif, dalam aspek ini memiliki kecenderungan untuk
menghindari pendekatan emosional. Evaluasi afektif seorang individu dapat bervariasi baik
dalam arah yang positif maupun negatif. Reaksi afektif ini menjadi respon tersembunyi
terhadap objek yang menimbulkan motif bagi perilaku. Sikap juga memiliki komponen
behavior, dimana sikap menyiratkan kecenderungan untuk berperilaku dengan
mengevaluasi objek. Sikap memiliki komponen kognitif, yang menyumbang persepsi
individu dan pengetahuan tentang objek. Komponen kognitif dari sikap mengacu pada
keyakinan, pendapat, pengetahuan, atau informasi yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap relatif stabil dan abadi. Sikap seseorang terhadap sesuatu tidak berubah dari
hari ke hari. Sikap menuntun kita untuk berperilaku dalam cara yang cukup konsisten
terhadap objek yang sama, sesuai dalam suatu pola sehingga untuk mengubah satu sikap
memerlukan penyesuaian. Prinsip perubahan sikap ini dikaji melalui pola sederhana dari
model komunikasi Berlo yang sering disebut dengan Model SCMR: sebuah sumber
menyampaikan suatu pesan melalui “channel” kepada penerima. Model komunikasi
tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut.

3
Gambar 2.1 Berlo’s SMCR Model of Communication

B. Sumber
Sumber diidentifikasi sebagai individu, kelompok atau organisasi tertentu atau
sederhananya dapat didefinisikan sebagai komunikator yang memiliki karakteristik tertentu
(Fleming & , 1981). Karakteristik-karakteristik tersebut dikelompokkan dalam tiga kelas:
(1) kredibilitas sumber, (2) daya tarik sumber, dan (3) hubungan antar sumber-penerima.
a. Kredibilitas vs Daya Tarik
Kredibilitas sumber bukan suatu ciri yang konstan dari sumber, melainkan suatu
atribut yang diberikan atas sumber oleh penerima. Sumber dengan kredibilitas tinggi
memberikan pengaruh yang lebih meyakinkan daripada sumber dengan kredibilitas
yang rendah. Terdapat beberapa karakteristik yang berkontribusi terhadap persepsi
individu tentang kredibilitas sumber yang tinggi, dimana dua diantaranya telah
diidentifikasi dan dipelajari berulangkali yaitu keahlian dan kepercayaan.
Keahlian biasanya merupakan komponen terpenting dari sumber yang
berkredibilitas tinggi. Jika sumbernya “tahu apa yang ia bicarakan”, atau penerima
percaya bahwa sumber memiliki informasi, pengalaman, dan kepandaian dalam
masalah tersebut maka sumber tersebut dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi.
Beberapa orang yang dianggap sangat cerdas dan perpengetahuan luas mungkin dapat
diberi kredibilitas tinggi atas beberapa isu.
Kepercayaan penerima terhadap sumber juga dapat berkonstribusi pada
tingginya kredibilitas sumber. Jika penerima memiliki prasangka terhadap sumber atau
dipersepsikan tidak jujur, sumber menjadi mencurigakan sehingga kepercayaan

4
terhadap sumber kurang dan usaha persuasif menjadi kurang efektif. Ketika penerima
menganggap sumber kurang dapat dipercaya, terdapat kemungkinan terjadinya
perubahan sikap.
Jumlah informasi faktual yang dipelajari dari sebuah pesan tidak tergantung dari
kredibilitas sumber. Ada ebberapa indikasi bahwa ketika sebuah pesan yang dikaitkan
pada sumber yang kredibilitasnya tidak diketahui atau netral, lebih banyak
pembelajaran dapat terjadi. Penilaian penerima terhadap pesan juga akan
mempengaruhi penilaian penerima terhadap sumber.
Karakteristik lain yang sebagian besar tidak relevan dengan topik yang
meningkatkan keefektifan persuasif sumber biasanya dikelompokkan di bawah rubrik
yang disebut “daya tarik”. Berbagai faktor berkontribusi dalam daya tarik di antara
kemiripan, kefamiliaran, kegemaran, dan penampilan. Sumber yang menarik lebih
memberikan banyak pengaruh, meski terkadang sulit untuk menentukan dengan jelas
hal apa yang membuat kita tertarik terhadap orang lain.
Kemiripan antar sumber dengan penerima juga berkontribusi pada daya tarik
sumber. Biasanya seseorang lebih mudah dipengaruhi oleh sumber yang ia dapat
identifikasi. Semakin banyak kemiripan yang muncul pada sumber, maka semakin
menarik sumber tersebut bagi penerima. Ketika terdapat kemiripan pada sumber dan
penerima, komunikasi juga dapat berjalan lebih efektif. Kegagalan komunikasi
seringnya dapat dilacak dari ketidakmiripan antara asumsi implisit yang disampaikan
kedua pihak. Hal lain yang berkontribusi dalam daya tarik sumber yaitu penampilan
fisik. Penampilan fisik ini mempengaruhi penilaian penerima mengenai kompetensi dan
kejujuran sumber.
Dengan menerima pengaruh dari sumber dengan kredibilitas tinggi, dapat
dikatakan penerima terlibat dalam proses membuat keputusan secara rasional.
Sementara sumber yang memiliki daya tarik memberikan pengaruh hanya melalui
asosiasi penerima dengan sudut pandang tertentu. Ketika pesan yang disampaikan
meliputi argumentasi yang rumit, gunakan sumber yang ahli di bidangnya; sementara
ketika pesan yang disampaikan berisi lebih banyak dari sekedar kesimpulan, gunakan
sumber yang menarik. Kesimpulannya, yang terbaik dalam menggunakan sumber yaitu
yang kredibel dan juga menarik.

5
b. Hubungan antar Sumber-Penerima
Tiga situasi persuasi berdasarkan hubungan sosial antara sumber dan penerima
yaitu pemenuhan, identifikasi, dan internalisasi. Dalam pemenuhan, sumber memiliki
kontrol atas penghargaan dan hukuman yang berdasarkan persetujuan pribadi sumber.
Kredibilitas dan daya tarik sumber tidak begitu dipentingkan, dan pengaruh dari sumber
akan bertahan selama sumber dapat memeriksa perilaku penerima.
Dalam situasi persuasi yang melibatkan identifikasi, penerima memiliki
hubungan yang menyenangkan dengan sumber dna mungkin menerima pengaruh dari
sumber dengan maksud melanggengkan hubungan tersebut. Daya tarik sumber
merupakan hal yang terpenting dan pengaruh dari sumber akan bertahan selama
penerima memperoleh kepuasan atau kegembiraan dari sumber.
Dalam situasi persuasi yang melibatkan internalisasi, sumber tidak memiliki
pengaruh atas penerima. Jika perubahan sikap terjadi, hal tersebut dikarenakan isi dari
pesan persuasif itu sendiri. Kredibilitas sumber merupakan hal terpenting dan sikap
akan bertahan selama hal tersebut kongruen dengan kepercayaan penerima.
Ketiga hal tersebut tidak selalu diskrit, dua atau bahkan ketiga proses dapat
terjadi secara serentak. Jika sumber memiliki kontrol atas seseorang, tetapi hubungan
mereka juga menyenangkan, baik pemenuhan dan identifikasi dapat terjadi. Dan lagi,
jika sikap dan tindakan diperlukan oleh situasi yang kongruen dnegan sikap lain,
internalisasi juga mungkin terjadi.

C. Konten pesan yang disampaikan


Pengetahuan yang kita dapat merupakan hasil dari apa yang kita alami dikehidupan
sehari-hari. Perubahan sikap yang kita alami merupakan suatu hasil pengamatan kita
terhadap seseorang maupun lingkungan yang ada di sekitar kita atau yang sering kita
jumpai. Dalam menyampaikan pesan kepada reciver, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Informasi tentang sumber


Untuk memberikan pesan yang baik dan dapat dengan mudah diterima oleh
penerima pesan, kita harus mengetahui informasi tentang sumber pemberi pesan.
Sumber pemberi pesan haruslah seseorang yang ahli dalam pesan yang akan di
sampaikan karena jika informasi yang disampaikan tidak baik atau memiliki nilai
negative maka akan berdampak buruk bagi receiver. Credibilitas, attractive, dan

6
persuasive adalah tiga hal dasar yang harus dimilik sumber pemberi pesan atau
informan.

2. Yang dibutuhkan penerima pesan


Perubahan sikap dapat dipahami atau dilihat dari bentuk kebutuhan psychologi
receiver. Perubahan sikap memiliki hubungan dengan psychologi dari setiap receiver.
Dan setiap receiver memiliki psychologi yang berbeda-beda. Oleh karena itu pesan
yang akan disampaikan oleh sumber harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
oleh receiver. Katz (1960) mendiskripsikan 4 fungsi yang dapat mengalami perubahan
attitude:
1. Fungsi Pengetahuan
2. Fungsi Pemanfaatan
3. Fungsi Ekspresi
4. Fungsi Pertahanan

3. Nilai yang didapat penerima pesan


Setiap receiver memiliki persepsi yang berbeda. Penilaian terhadap sesuatu hal
pun berbeda. Sehingga perubahan sikap dapat dihasilkan dengan mengubah penilaian
penerima terhadap potensi objek sikap untuk mempengaruhi pencapaian nilai yang
relevan, atau dengan mengubah perkiraan penerima akan pentingnya nilai-nilai
tersebut. Menurut Koentjaraningrat nilai adalah pedoman hidup manusia yang
berfungsi untuk dikembangkan dalam menjaga kestabilan lingkungan sosial yang ada
di dalam diri dan kelompok masyarakat. Ada beberapa macam jenis nilai:
1. Nilai Sosial
2. Nilai Budaya
3. Nilai Moral
4. Nilai Rohani

4. Mengenalkan pendapat dari pihak lain


Biasanya ada setidaknya dua sisi untuk setiap masalah. Pendapat yang positif
atau pendapat yang mendukung receiver dan pendapat negative atau pendapat yang
kurang menolak receiver. Disini receiver diberikan pemahaman berbagai pendapat
tersebut dimana ini dapat membuat receiver mengetahui apa yang dapat memberikan
perubahan atau kebutuhan hal-hal positif pada dirinya atau malah sebalkinya.
7
D. Saluran (The Channel)
a. Chanel
Istilah "Saluran" dapat digunakan dalam beberapa cara :
1. Saluran dapat di artikan sebagai media apa yang digunakan, seperti : film, televisi,
radio, dan seterusnya. Bahasan akan dijelaskan kenapa demikian pada bagian Jenis
Media.
2. Saluran dapat merujuk pada kemampuan sensor manusia, seperti penglihatan,
pendengaran, dan sentuhan. Bahasan akan dijelaskan kenapa demikian pada bagian
Atribut Media.
3. Saluran juga dapat merujuk pada benda. Dengan demikian, perubahan dan
pembentukan sikap melalui “Pengalaman Langsung dengan Objek Sikap” dianggap
sangat singkat di bagian ini.

b. Jenis Media
Saluran ketika digunakan sebagai dasar dari perubahan perilaku, biasanya akan
mengarah ke beberapa media, seperti film, televisi, radio, atau media cetak. Terkadang
secara implisit menghubungkan sebuah media dengan sistem reseptor pada manusia.
Perbedaan efektivitas persuasif dari penggunaan berbagai jenis media sebagai
perubahan perilaku.
a. Tidak ada satu jenis media yang secara eksplisit terbukti memiliki efek persuasif
yang lebih besar daripada jenis media lainnya.
b. Komunikasi tatap muka lebih efektif dalam mempromosikan penerimaan daripada
komunikasi yang dimediasi, terutama dalam kasus yang sulit.
c. Persuasi melalui media mungkin tidak se-efektif dalam kondisi yang
memungkinkan paparan selektif.
d. Dalam komunikasi masal, Televisi saat ini paling sering dinilai sebagai media yang
paling kredibel, meskipun untuk beberapa tujuan dan khalayak, surat kabar, radio,
atau majalah lebih kredibel.

c. Atribut Media
Dalam bagian berjudul Jenis Media, muncul pertanyaan seperti, "Apakah persuasi
melalui televisi lebih efektif daripada persuasi melalui radio?" Jelas, pertanyaan ini
sangat mirip dengan "Apakah belajar melalui televisi lebih efektif daripada belajar
melalui radio?" Kedua pertanyaan mewakili hipotesis untuk apa yang disebut "studi

8
perbandingan media." Meskipun hanya ada beberapa studi perbandingan media yang
diterbitkan yang membahas persuasi, ada ratusan studi yang berhubungan dengan
pembelajaran. Namun, dalam kedua kasus, temuan yang sangat dominan adalah sama:
Tidak ada perbedaan signifikan.
Temuan penelitian berulang ini telah membingungkan banyak orang. Secara
intuitif, tampaknya pilihan media harus menjadi faktor penting dalam berkomunikasi
dengan sukses. Namun berulang kali para peneliti telah menemukan bahwa media A
tidak lebih baik atau lebih buruk daripada media B dalam memfasilitasi pencapaian
berbagai tujuan.
Masalahnya terletak pada pernyataan pertanyaan penelitian. Aspek saluran yang
menentukan efektivitasnya untuk mencapai tujuan komunikasi bukanlah tipe media,
tetapi atribut media yang digunakan. Atribut media adalah potensi media pembawa
pesan yang diberikan untuk menyajikan informasi dengan tujuan tertentu. ingin tahu
apa atribut media dari suatu gambar komunikasi? Bisakah gambarnya berwarna?
Bisakah gerak ditampilkan? Dapatkah saluran, Anda akan mengajukan pertanyaan
seperti: Apakah mungkin untuk menunjukkan suara disajikan? Apakah kecepatan
presentasi fleksibel atau apa cara saluran responsif terhadap penerima diperbaiki?
Dalam perbedaan?
Ketika variabel saluran ditentukan dalam hal atribut media daripada jenis media,
perbedaan sering ditemukan dalam efektivitas pembelajaran. Kata-kata ditemukan
lebih efektif daripada gambar untuk beberapa jenis pembelajaran, sedangkan gambar
lebih baik dalam kasus lain. Atribut pembelajaran warna dan gerak dalam kasus-kasus
tertentu dan tidak memfasilitasi atau mengganggu belajar atau tujuan lain. Sementara
penelitian tentang efektivitas atribut media persuasif sangat minim dibandingkan
dengan belajar, beberapa pengamatan pada topik yang tepat.
Persuasi visual. Lebih dari 80 persen dari semua informasi yang kami terima adalah
melalui mata! Kita hidup dalam masyarakat yang berorientasi visual. Konsepsi populer
adalah bahwa gambar memiliki kekuatan hampir mistis. Atribut-attribut media adalah
sebagai berikut:
1. Sementara pesan termasuk gambar lebih disukai dan menarik perhatian, namun
penambahan gambar tidak serta merta meningkatkan persuasi.
2. Gambar dapat berkontribusi untuk persuasi ketika mereka digunakan dengan cara
yang mengkomunikasikan informasi evaluatif tentang objek sikap.

9
a. Gunakan gambar untuk merujuk pada materi pelajaran yang konkret.
Kombinasi gambar-kata yang baik adalah dengan menggunakan gambar untuk
memberikan contoh bagi konsep yang dikembangkan secara verbal pada
tingkat yang lebih abstrak.
b. Tekankan isyarat evaluatif-persuasif yang relevan dengan (a) menjaga desain
gambar tetap sederhana; (b) menarik perhatian pada isyarat yang relevan
dengan teknik yang melibatkan komposisi, warna, gerakan, atau "petunjuk"
seperti panah: dan (c) mengurangi jumlah isyarat yang mengganggu dan tidak
relevan
c. Sadarilah bahwa gambar bukanlah "bahasa universal" dan mungkin tidak dapat
ditafsirkan secara akurat oleh orang-orang miskin dalam literasi gambar,
seperti anak kecil dan orang-orang di budaya berkembang jauh.
d. Sadarilah bahwa bahkan orang dengan literasi gambar tinggi sering hanya
"melihat" daripada "melihat" gambar, dan mungkin memerlukan petunjuk lisan
khusus untuk belajar darinya. Mencoba membujuk dengan gambar mungkin
merupakan proposisi yang sangat berisiko, dan diskusi sebelumnya tentang
menyajikan kesimpulan versus membiarkan penerima untuk menarik
kesimpulannya sendiri mungkin sangat tepat dalam persuasi visual.
3. Persuasi visual dapat terjadi tanpa disadari
4. Penggunaan gambar dapat memengaruhi kredibilitas media dan kredibilitas
kepribadian media.
5. Persuasi melalui presentasi rangsangan bawah sadar tampaknya tidak menjadi
kemungkinan praktis.
6. Sementara tidak jelas bagaimana, atau jika, kefasihan meningkatkan efektivitas
persuasif, pengiriman pesan yang kurang baik dapat mengurangi kredibilitas
sumber.

d. Pengalaman Langsung dengan Object Perilaku


Sementara sebagian besar penelitian sikap berfokus pada persuasi melalui
komunikasi, beberapa peneliti telah mempelajari efek sikap pengalaman langsung
dengan objek sikap. Salah satu pendekatan berasal dari teori leaming. Karena sikap
dipelajari, dan karena orang dapat belajar dari pengalaman mereka dengan objek, maka
prinsip-prinsip pembelajaran tertentu mungkin berlaku untuk pembentukan sikap dan
perubahan yang dihasilkan dari pengalaman langsung dengan objek sikap.
10
1. Sikap yang dibentuk melalui kontak langsung dengan objek sikap akan cenderung
positif jika pengalaman itu dihargai atau dikaitkan dengan kontingensi positif, dan
akan cenderung negatif jika pengalaman itu menghukum atau dikaitkan dengan
kontingensi negatif.
2. Pengalaman hanya dengan suatu objek dapat menumbuhkan sikap positif.

E. Penerima (The Receiver)


Model komunikasi sumber-pesan-saluran-penerima mendorong kesan bahwa
penerima adalah kapal kosong tempat sumber menuangkan pesan. model ini, serta
penelitian komunikasi awal, menekankan pada sumbernya. sementara penerima tidak
sepenuhnya diabaikan, ia dianggap terutama sebagai reaktor pasif kepada siapa sesuatu
dilakukan. penerima, bagaimanapun, telah terbukti tidak bisa ditembus. mereka sangat
aktif dalam proses, mengubah pandangan persuasi dari proses "Stimulus terikat" menjadi
proses "Respon terikat".

Informasi tentang posisi penerima yang ada pada masalah sikap tertentu yang
menjadi perhatian dibahas pertama kali di bawah judul Topik-Faktor Khusus.
Selanjutnya, pertanyaan tentang persuasibility (yaitu, kemudahan dengan mana individu
biasanya menghasilkan pengaruh sosial) dibahas, pertama, sehubungan dengan
karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, dll.) Dan, kemudian, sehubungan dengan
beberapa kemampuan individu dan faktor kepribadian. Selanjutnya, karakteristik yang
terkait dengan perbedaan individu dalam kecepatan orang mengadopsi inovasi
dipertimbangkan. Akhirnya, beberapa pengaruh yang disumbangkan oleh keanggotaan
kelompok penerima terhadap situasi persuasi dibahas.

a. Faktor Topik-Spesifik

Salah satu prinsip dasar untuk komunikator yang berlatih adalah "kenali
audiens Anda." Dalam perubahan sikap, hal-hal yang paling berguna untuk diketahui
tentang penerima adalah hal-hal yang paling berpengaruh langsung pada sikap yang
Anda ingin modifikasi. Informasi jenis ini disarankan oleh prinsip-prinsip yang
disajikan sebelumnya dalam bab ini. Sebagai contoh, seberapa banyak orang tahu
tentang topik tersebut, seberapa tertarik dengan topik itu, dan apa pendapatnya tentang
masalah ini? Pertanyaan spesifik topik lainnya menyangkut kebutuhan, fungsi
psikologis, dan nilai-nilai yang ada Lainnya Aspek sikap penerima disebutkan dalam
prinsip # 4.24, yaitu, tingkat keterlibatan penerima dalam masalah tersebut. Karena

11
faktor ini sangat penting dalam hal menetapkan batas-batas potensi perubahan sikap,
maka akan diuraikan di sini. dilibatkan oleh sikap.

1. Sangat sulit untuk mengubah sikap penerima yang memiliki komitmen tinggi
terhadap posisi mereka dalam suatu masalah.
Sementara prinsip ini mungkin tampak jelas, beberapa konsekuensi dari prinsip
tersebut tidak begitu jelas. Di luar poin sederhana bahwa orang-orang yang
berkomitmen pada suatu posisi sulit untuk diubah, penyelidikan yang lebih
mendalam tentang fenomena keterlibatan menunjukkan mengapa sikap seperti itu
sangat tahan terhadap perubahan.
Sherif, Sherif, dan Nebergall (1965) mengusulkan bahwa tidak cukup untuk
mewakili sikap individu hanya sebagai titik pada skala dari yang paling positif ke
yang paling negatif. Dalam Gambar 4.7, posisi pada masalah sikap yang dipegang
oleh dua individu, Frank dan Ernest, ditampilkan menjadi stand -2 pada skala tujuh
poin. Namun, Frank dan Ernest, sambil memegang posisi yang sama dalam
masalah ini, memiliki sikap yang sangat berbeda dalam hal komitmen mereka
terhadap posisi tersebut. Sherif, Sherif, dan Nebergall telah menyusun prosedur
untuk menentukan rentang posisi individu bersedia menerima (disebut garis
lintang penerimaan), kisaran posisi yang ditolak individu (garis lintang
penolakan), dan posisi yang tersisa pada masalah (disebut garis lintang
nonkomitmen).

Gambar. 4.1 Latitude of Acceptance and Rejection

12
Dalam Gambar 4.7, Frank, yang tidak memiliki komitmen terhadap
pendiriannya tentang masalah ini, memiliki garis penolakan yang jauh lebih sempit
daripada Ernest, yang menolak berbagai posisi mengenai masalah tersebut. Dalam
membingkai komunikator yang menganjurkan suatu posisi yang dapat
digolongkan jatuh pada sekitar posisi +1 atau +1.5 pada skala mungkin berharap
memiliki efek persuasif pada Frank. Apa kemungkinan efek dari berdebat posisi
ini dengan Ernest? Tidak ada perubahan. Argumen seperti itu tidak akan efektif
bagi Emest karena itu berada di dalam garis lintangnya pesan persuasif, penolakan.
Artinya, Ernest telah memutuskan bahwa argumen seperti itu salah, dan akan
menolaknya begitu saja. Untuk memiliki efek pada Ernest, komunikator harus
menganjurkan posisi 0,5 atau lebih, posisi yang sebenarnya bertentangan dengan
posisi komunikator sendiri!

2. Orang yang memegang posisi ekstrem pada suatu masalah biasanya lebih
berkomitmen daripada orang yang memegang posisi moderat

b. Karakteristik Demografis

Karakteristik demografis adalah variabel yang biasanya muncul dalam deskripsi


statistik populasi: usia, jenis kelamin, ras, faktor sosial ekonomi, dan sebagainya.
Sementara ada perbedaan besar dalam persuasibilitas individu dalam kategori
demografis, beberapa hubungan umum antara persuasibilitas dan kelompok individu
di seluruh kategori telah diamati.

1. Persuasibilitas meningkat hingga maksimal di suatu tempat antara usia lima dan
sembilan tahun, dan kemudian menurun sedikit hingga remaja ketika tingkatnya
turun.
2. Wanita akan lebih mudah terdorong daripada laki-laki
3. Kecerdasan secara positif terkait dengan persuasibility ketika pemahaman pesan
adalah yang terpenting dan secara negatif dikaitkan dengan persuasibility ketika
menghasilkan sangat penting
4. Penerima pesan yang memiliki harga diri sangat rendah atau yang sangat tinggi
akan kurang persuasif daripada penerima yang memiliki tingkat harga diri yang
moderat.

13
c. Karakteristik Terkait dengan Adopsi Inovasi
Difusi dan adopsi inovasi berkaitan dengan studi tentang bagaimana situasi
inovasi (ide, praktik, atau instrumen baru) dikomunikasikan dan diterima dari waktu
ke waktu. Kesiapan pesan yang diadopsi terkait dengan berbagai karakteristik
demografi dan kepribadian penerima pesan. Antara lain sebagai baerikut:

 Dibandingkan dengan penerima yang lambat dalam adopsi inovasi, pengadopsi


sebelumnya cenderung lebih berpendidikan, lebih melek huruf, memiliki status
sosial yang lebih tinggi, dan mobilitas sosial yang lebih tinggi ke atas.
Pengadopsi sebelumnya cenderung lebih cerdas, empatik, berani, dan prestasi
jauh lebih termotivasi, sementara kurang dogmatis dan fatalistik.

d. Pengaruh Kelompok
Komunikator harus menyadari bahwa penerima bukanlah individu yang terisolasi,
tetapi seseorang yang pikiran, tindakan, dan sikapnya terkait erat dengan orang-orang
di sekitarnya.

1. Orang-orang yang sangat dipengaruhi oleh kelompok yang mereka miliki dan
perilaku yang terlihat dari kelompok mereka.

2. Perlawanan individu untuk berubah dari sikap kelompok terkait dengan sejauh
mana orang tersebut menghargai kelompok dan arti-penting dari norma
kelompok.
Biasanya, kelompok bertindak sebagai agen untuk resistensi terhadap
perubahan. Orang yang tidak sesuai dengan harapan kelompok dapat
dikeluarkan dari kelompok, sehingga menegakkan kepatuhan bagi mereka yang
menghargai keanggotaan kelompok mereka. Meskipun jelas bahwa pentingnya
masalah sikap akan bervariasi untuk kelompok, ada beberapa tekanan untuk
kepatuhan bahkan pada pertanyaan yang tidak terlalu relevan dengan tujuan
kelompok. Sebagai contoh, dalam sebuah studi tentang asosiasi pertemanan,
ditemukan bahwa sikap yang kurang relevan dengan pertemanan sering diadopsi
karena orang-orang menganggap teman-teman mereka memberikan tekanan
untuk adopsi.
Namun, sebuah kelompok lebih dari sekadar kumpulan orang. Sementara satu
anggota dari agregat individu akan dipengaruhi oleh lainnya dengan cara sepele,

14
pengaruh jangka panjang pada isu-isu penting hanya akan terjadi ketika individu
terintegrasi dengan baik ke dalam kelompok.

3. Diskusi dan keputusan kelompok dapat memfasilitasi perubahan sikap


Kadang-kadang, kelompok bertindak (atau dapat digunakan) sebagai agen untuk
perubahan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa upaya untuk
mengubah preferensi makanan dan kebiasaan makan dapat difasilitasi melalui
diskusi dan keputusan kelompok (lihat McGuire, 1969). Dengan demikian, pada
beberapa kesempatan, mungkin lebih mudah untuk mengubah posisi seluruh
kelompok daripada mengubah sikap individu tunggal dalam kelompok. Juga,
begitu norma kelompok baru ditetapkan, kelompok akan bertindak sebagai agen
untuk mempertahankan sikap baru.
Diskusi dan keputusan kelompok juga dapat meningkatkan komitmen.
Misalnya, ketika siswa terlibat dalam diskusi kelompok dan memutuskan untuk
menetapkan tujuan pencapaian yang lebih tinggi, motivasi untuk individu agar
siswa meningkat.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan sikap merupakan salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran.


Tidak hanya mengenai perlakuan terhadap mata pelajaran tetapi juga mengenai hal-hal
yang ada di lingkungan pembelajaran atau lingkungan masyarakat. Pesan dalam proses
pembelajaran, akan direspon oleh pembelajar dengan tiga hal yaitu persepsi (perception),
pembelajaran (learning), dan penerimaan (acceptance). Prinsip-prinsip Perubahan Sikap
atau Attitude Change Principles yang terjadi dalam konteks pembelajaran ini dapat dikaji
melalui pola sederhana dari proses komunikasi yaitu Sumber (source) dari pemberi pesan
(Message) melewati saluran (channel) hingga sampai kepada penerima (receiver).

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menambah pengetahuan tentang
pengertian perubahan sikap.
2. Mahasiswa juga diharapkan memiliki reverensi dari sumber lain mengenai perubahan
sikap.
3. Diharapkan kepada para pendidik dan tenaga kependidikan, terutama para Guru dan
para desainer pembelajaran agar memahami dan menerapkan pemahaman mengenai
perubahan sikap dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dan peserta didik.
4. Memperbanyak referensi sebagai bahan acuan bagi peneliti yang ingin lebih
memperdalam konsep perubahan sikap dalam konteks pendidikan, terutama saat ini,
di Indonesia, pendidikan karakter tengah menjadi pengarusutamaan terutama pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah.

16
DAFTAR RUJUKAN

Fleming Hawkins, Del. I, Mothersbaugh, David L. 2010. Consumer Behavior: Building


Marketing Strategy, 11th Edition, New York: McGraw-Hill Irwin.

Kotler, Philip and Keller, Kevin. 2009. Marketing Management, 13th Edition, Upper
Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc

17

Anda mungkin juga menyukai