Puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT karena atas
anugerahnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Uji Praklinik
dan Klinik Tanaman Obat Uji Fase III. Tidak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu atau berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik maupun saran dari pembaca sangat
diharapkan. Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apakah uji fase III ini dapat diterapkan dalam
menentukan suatu obat baru benar berkhasiat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tahapan 1
subjek penelitian.
2. Tahapan 2
fase yaitu:
- Fase 1
- Fase 2
- fase 3
standar) . uji klinis yang banyak dilakukan termasuk dalam fase ini.
- Fase 4
samping obat timbul setelah lebih banyak pemakai. Fase ini disebut
Uji klinik fase III dilakukan untuk memastikan bahwa suatu obat baru
benar-benar berkhasiat (sama dengan penelitian pada akhit fase II) dan
untuk mengetahui kedudukannya dibandingkan dengan obat standar.
1. Efeknya bila digunakan secara luas dan diberikan oleh para dokter
ketat.
Pada uji klinik fase III ini biasanya pembandingan dilakukan dengan
plasebo, obat yang sama tapi dosis berbeda, obat standard dengan dosis
ekuiefektif, atau obat lain yang indikasinya sama dengan dosis yang
oleh badan tersebut, industri pengusul harus menyerahkan data dokumen uji
praklinik dan klinik yang sesuai dengan indikasi yang diajukan, efikasi dan
dengan obat yang sudah ada dan menunjukkan keamanan bagi si pemakai
maka obat baru diizinkan untuk diproduksi oleh industri sebagai legal drug
dan dipasarkan dengan nama dagang tertentu serta dapat diresepkan oleh
dokter. Keputusan untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur
Agency), di negara Eropa lain oleh EMEA ( European Agency for the
Good Administration).
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari beberapa fase dapat disimpulkan bahwa fase III juga dapat
diterapkan dalam menentukan khasiat suatu penemuan obat baru.