Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN
MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH
MANUSIA

Disusun Oleh :

Kelompok :IB
Nama :1). Alfredy Anis Fadhila Ginting (F1D017024)
2). Amanda Yulila Reza (F1D017032)
3). Rosi Sianturi (F1D017046)
4). Niken Adini (F1D017056)
Hari, tanggal : Senin, 09 September 2019
Dosen pengampu :1). Dian Fita Lestari, SPd., M.sc
2). Dr. Jarulis, S.si, M,si

Asisten :1). Eka Fitri Siti Andriyani (F1D015024)


2). Eben Ezer Simanungkalit (F1D015061)
3). Serly Ramadinie (F1D016011)
4). Mahalia (F1D016044)
5). Citra Ayu Widya (F1D016065)

LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses kehidupannya, organisme senantiasa berusaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya tak terkecuali pada manusia. Salah
satu mekanisme dalam menjaga kelangsungan hidup adalah dengan
melakukan proses metabolism yang didapat dari asupan makanan. Organisme
memerlukan makanan dan oksigen untuk melakukan metabolisme di seluruh
tubuhnya. Berbagai proses metabolism menghasilkan sisa (sampah) yang
harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran materi, baik berupa bahan-bahan
yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen maupun hasil metabolism dan sisa-
sisanya dilakukan oleh sistem peredaran darah.
Darah merupakan cairan terpenting dalam tubuh makhluk hidup. Darah
mengangkut oksigen, hormon, nutrien, dan hasil buangan sisa metabolisme di
tubuh. Pada manusia jumlah sel darah merah yang ada disetiap individu
berbeda beda, tetapi pada umumnya jumlah sel darah merah yang normal pada
pria berkisar 4,7-6,1 juta/mikroliter darah, sedangkan pada wanita berkisar
4,2-5,4 juta/mikroliter darah (Delmann dan Brown, 1989).
Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan sel darah
putih pada manusia, maka dilakukanlah praktikum ini.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui jumlah sel
darah merah dan sel darah putih pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan
sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-
kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,sedang 45% sisanya terdiri dari
sel darah. Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,
pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa
eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu
mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan,
sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. Darah mengedarkan
oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh
kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava
superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke
ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Pearce, 2006).
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
cerah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh
jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolism berupa karbon
dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteripulmonalis, lalu dibawa
kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke
seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Volume darah total sekitar 5
liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit pada perempuan
dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik
dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai
perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane, 2003).
Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram dengan diameter 7,5 μm
dengan ketebalan tepi 2 μm. Tengah-tengah cakra tersebut lebih tipis dengan
ketebalan 1 μm. bentuk bikonkaf yang menarik ini mempercepat pertukaran gas-
gas antara sel-sel dan plasma darah (Hartadi, 2004). Tanpa nukleus dan jalur
metabolik protein, sel ini mempunyai masa hidup yang singkat yaitu selama 100-
120 hari. Tetapi, struktur sel darah merah matang yang unik ini memberikan daya
lenturan yang maksimal saat sel ini melewati pembuluh darah yang sempit
(Hillman, 2005).
Hemoglobin adalah sejenis protein dengan berat molekul 64.500 dalton, terdiri
daripada 4 rantai polipeptida. Setiap satunya mengandung satu pigmen non-
protein berbentuk seperti cincin yang disebut sebagai kelompok heme aktif
(Hillman, 2005). Terdapat sekitar 280 juta molekul hemoglobin di dalam setiap
sel darah merah. Pada bagian tengah dari cincin heme ini terdapat satu ion ferous,
Fe2+ yang boleh mengikat satu molekul oksigen, lalu membolehkan satu molekul
hemoglobin berikatan dengan empat molekul oksigen (Tortora dan Derickson,
2009).
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini
sebagian dibentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit
limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah
dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk
digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih ialah bahwa kebanyakan
ditranspor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan
serius, jadi, menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan
infeksius yang mungkin ada (Guyton, 2006).
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid
dan melalui proses diapedesis lekosit dapat meninggalkan kapiler dengan
menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung.
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-
11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai
12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel
darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun
persentase khas dewasa tercapai. Bila memeriksa variasi fisiologi dan patologi
sel-sel darah tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing
jenis per unit volume darah harus diambil (Pearce, 2006).
Haemositometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel
darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel
mikroskopis lainnya. Haemositometer diciptakan oleh Louis-Charles Malassez
dan terdiri dari tebal kaca mikroskop slide dengan lekukan persegi panjang yang
menciptakan ruang. Ruangan ini diukir dengan menggunakan laser-tergores grid
dari garis tegak lurus. Perangkat ini disusun dengan hati-hati sehingga daerah
yang dibatasi oleh garis yang diketahui, dan kedalaman ruang juga dikenal. Oleh
karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume
tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dalam cairan sel-sel
secara keseluruhan (Campbell, 2008).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 september 2019
pukul 08.00-10.00 WIB di laboratorium fisiologi hewan, lantai 2, gedung Basic
Science, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, Universias Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah hemasitometer,
pipet tetes, mikroskop, tabung hematokrit, jarum frank, gelas penutup dan pipet
pengencer mikro thomas.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tisu, kapas, sel
darah merah dan sel darah putih manusia, larutan hayem dan larutan turk.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Sel Darah Merah
1. Jari manis dibersihkan dengan alkohol
2. Jari manis ditusuk dengan jarum Frank hinga mengeluarkan darah, tetesan
pertama dibuang
3. Dihisap tetesan darah berikutnya dengan haemositometer sampai angka 0,5
4. Dihisap larutan pengencer hayem sampai angka 101 dan dikocok suspensi
hingga homogen
5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan hingga bersih
6. Gelas penutup yang telah dibersihkan di pasang diatas kamar hitung
sedemikian rupa hingga apabila dibalik gelas penutup tidak terjatuh
7. Dibuang tetesan pertama lalu suspensi darah diteteskan pada bagian pinggir
gelas penutup
8. Kemudian dihitung jumlah sel darah merah yang ada di dalam kotak
menengah di 5 titik yg berbeda dengan rumus SDM= Ne x P x 250.
3.3.2 Sel Darah Putih
1. Jari manis dibersihkan dengan alkohol
2. Jari manis ditusuk dengan jarum Frank hinga mengeluarkan darah, tetesan
pertama dibuang
3. Dihisap tetesan darah berikutnya dengan haemositometer sampai angka 0,5
4. Dihisap larutan pengencer turk sampai angka 101 dan dikocok suspensi
hingga homogen
5. Kamar hitung dan gelas penutup dibersihkan hingga bersih
6. Gelas penutup yang telah dibersihkan di pasang diatas kamar hitung
sedemikian rupa hingga apabila dibalik gelas penutup tidak terjatuh
7. Dibuang tetesan pertama lalu suspensi darah diteteskan pada bagian pinggir
gelas penutup
8. Kemudian dihitung jumlah sel darah merah yang ada di dalam kotak
menengah di 5 titik yg berbeda dengan rumus SDP = Ne x P x 2.
Keterangan :
SDM = Sel Darah Merah
SDP = Sel Darah Putih
Ne = jumlah SDM dalam satu kotak menengah
P = pengenceran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Data Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.1.1.1 Tabel perhitungan jumlah sel darah merah (SDM)
Kelompok Jumlah Eritrosit Keterangan
1 2.247.250 Tidak normal
2 4.620.750 Normal
3 5.226.750 Normal
4 11.968.500 Tidak normal
5 7.322.500 Tidak normal
6 5.226.750 Normal

Tabel 4.1.1.2 Tabel perhitungan jumlah sel darah putih (SDP)


Kelompok Jumlah Leukosit Keterangan
1 6.464 Normal
2 5.252 Normal
3 8.282 Normal
4 9.292 Normal
5 9.898 Normal
6 5.258 Normal
4.1.2 Tabel Gambar
Gambar Keterangan
Sel Darah Merah

Sel Darah Putih

4.2 Perhitungan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat perhitungan sebagai
berikut:
4.2.1 Sel Darah Merah
Kolom 1 + kolom 2 + kolom 3 + kolom 4 + kolom 5 = 22 + 18 + 14 + 17 + 18
= 81
SDM = Ne x P x 250
= 81 x 101 x 250 = 2.247.250 butir sel/cc darah
4.2.1 Sel Darah Putih
Kolom 1 + kolom 2 + kolom 3 + kolom 4 = 9 + 8 + 7 + 8 = 32
SDP = Ne x P x 2
= 32 x 101 x 2 = 6.464 butir sel/cc darah

4.3 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat hasil perhitungan jumlah
sel darah merah yang tidak normal pada kelompok 1, 4 dan 5 berturut-turut
2.247.250, 11.968.500, 7.322.500 juta/microliter darah, hal ini menandakan
jumlahnya tidak normal. Pada kelompok 1 didapat hasil dibawah batas normal,
hal ini disebabkan karena kondisi darah praktikan yang diambil sedang tidak
prima. Praktikan yang darahnya diambil menyatakan bahwa dia belum sarapan
sebelum kegiatan praktikum dilakukan sehingga sedikit nutrisi yang ada di dalam
tubuhnya dan tentunya ini mempengaruhi jumlah sel darah merah. Semakin
sedikit nutrisi yang ada di dalam tubuh manusia, sedikit juga sel darah merah yg
dihasilkan karna pada dasarnya salah satu fungsi dari sel darah merah itu sendiri
untuk menghantarkan nutrisi ke seluruh tubuh,serta hal ini juga kemungkinan
disebabkan adanya koagulasi darah sehingga sel-sel darah menggumpal bersatu
dan tidak dapat dihitung.

Sedangkan pada kelompok 4 dan 5 didapat hasil yg melebihi batas normal


jumlah sel darah merah. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kondisi
praktikan yang darahnya diambil sedang mengalami sesak napas ataupun kadar
oksigen yang ada di ruangan praktikum tidak tercukupi sehingga suplai oksigen
yang masuk kedalam tubuh hanya sedikit. Hal ini memicu tubuh untuk
memproduksi sel darah merah lebih banyak sebaga i kompensasi/pengganti untuk
menjaga ketersediaan oksigen didalam tubuh tetap tercukupi. Pada umumnya
jumlah sel darah merah yang normal pada pria berkisar 4,7-6,1 juta/mikroliter
darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2-5,4 juta/mikroliter darah (Dellmann
dan Brown, 1989).

Sel darah merah pada kelompok 2,3 dan 6 memiliki jumlah sel darah merah
yang normal berturut-turut ialah 4.620.750, 5.226.750, 5.226.750 juta/mikroliter
darah. Ini menandakan bahwa kondisi praktikan yang diambil sel darahnya sedang
dalam keadaan prima dan cukup nutrisi.
Pada perhitungan jumlah sel darah putih, didapat hasil dari kelompok 1-6
berturut-turut ialah 6.464, 5.252, 8.282, 9.292, 9.898, 5.258 butir sel/cc darah, ini
berarti jumlah sel darah putihnya normal. Hal ini sesuai dengan jumlah leukosit
per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000. Sel darah
putih memiliki inti, tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak
berwarna. Sel darah putih dibentuk di sumsum merah tulang pipih, limpa dan
kelenjar getah bening. Sel darah putih bersifat fagosit yaitu dapat mematikan
kuman penyebab penyakit (Pearce, 2006).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat jumlah sel darah


merah pada manusia pada kelompok 1-6 berturut-turut ialah 2.247.250, 4.620.750,
5.226.750, 11.968.500, 7.322.500, 5.226.750 juta/mikroliter darah. Sedangkan
jumlah sel darah putih pada manusia pada kelompok 1-6 berturut-turut ialah
6.464, 5.252, 8.282, 9.292, 9.898, 5.258 butir sel/cc darah.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikum selanjutnya digunakan larutan Hendrick sebagai


larutan penyangga untuk menghitung jumlah sel darah merah maupun sel darah
putih
DAFTAR PUSTAKA

Campbell et all. 2008. Biology Eight Edition. Jakarta: Erlangga.


Dellmann D.H, dan Brown, Esther M. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner.
Jakarta: UI.
Guyton dan Hall. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC.
Hillman, R dan Ault K. 2005. Hematology in Clinical Practice : a guide to
diagnosis and management. New York: McGraw-Hill.p. 403.
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Sloane, Ethel.1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Tortora, G.J dan Derrickson, B. 2009. Principle of Anatomy and Physiology.
USA: John Wiley & Sons. Inc.
LAMPIRAN

Jari manis ditusuk


Diambil tetes kedua
dengan jarum
darah hingga
Frank seterusnya dan Dihisap darah dengan
dimasukkan ke dalam pipet mikro Thomas
eppendorf sampai 0,5 dan lakukan
pengenceran 101 dengan
larutan hayem untuk sel
darah merah dan larutan
turk untuk sel darah
putih

Diteteskan sel darah


yang sudah
Dikocok hingga diencerkan di tepi Amati melalui
homogen gelas penutup dari mikroskop
haemositometer

Anda mungkin juga menyukai