Anda di halaman 1dari 17

DIAGRAM FASA

KELOMPOK 7

MUHAMAD
IQBAL

RISKI
DWI
PRASETIO

YAYAN RIANTO

METALURGI FISIK DOSEN: PUTRI NAWANGSARI


Latar Belakang
Pemaduan logam akan
Umumnya logam tidak memperbaiki sifat
berdiri sendiri (tidak logam, al: kekuakatan,
dalam keadaan keuletan, kekerasan,
murni) ketahanan korosi,
ketahanan lelah, dll.
Kemurnian Sifat

LOGAM

Paduan Struktur
Pemaduan logam
Logam lebih banyak membuat struktur
dalam keadaan dalam keadaan
dipadu (logam setimbang pada
paduan) temperatur dan tekanan
DIAGRAM FASA tertentu
DIAGRAM FASA DALAM SISTEM LOGAM

FASA Dalam istilah


(Phase) mikrostrukturnya adalah
suatu daerah (region) yang
berbeda struktur atau
DIAGRAM komposisinya dari daerah
FASA (Phase
Diagram)
lain atau bagian homogen
dari suatu sistem yang
memiliki sifat fisik dan
kimia yang seragam.

Diagram fasa adalah suatu grafik


yang merupakan representasi tentang
fasa-fasa yang ada dalam suatu
material pada variasi temperatur, Aluminum-
tekanan dan komposisi. Pada Copper
umumnya diagram fasa dibangun Alloy
pada keadaan kesetimbangan
(kondisinya adalah pendinginan
yang sangat lambat). Diagram ini
dipakai untuk mengetahui dan
memprediksi banyak aspek terhadap
sifat material.
Pembentukan Diagram Fasa
Memvariasikan komposisi kedua
unsur (0 − 100%)

Dipanaskan hingga mencair

Didinginkan dengan lambat

Perubahan komposisi akan merubah pola dari


Kurva Pendinginan kurva pendinginan.
•Titik A, L1, L2, L3 dan C ⤳ awal terjadinya
pembekuan, dan
•Titik B, S1, S2, S3 dan D ⤳ akhir pembekuan.
Informasi Yang Diperoleh Dari
Diagram Fasa

1) Menunjukkan fasa yang ada pada


komposisi dan temperature yang
berbeda dalam kondisi pendinginan
lambat.
2) Menunjukkan kesetimbangan
DIAGRAM pemadatan dari suatu elemen (atau
FASA campuran/compound) dalam unsur lain.
3) Menunjukkan temperatur dari suatu
paduan yang didinginkan dalam kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan
menginformasikan interval suhu saat
pembekuan terjadi.
4) Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang
berbeda mulai mencair.
Garis Pada Diagram Fasa
Garis Liquidus
Menunjukkan temperatur Solubility Limit
terendah dimana logam
dalam keadaan cair atau
temperatur dimana awal
terjadinya pembekuan dari
kondisi cair akibat proses
pendinginan.

Garis Solidus
Menunjukkan temperatur
tertinggi suatu logam
dalam
keadaan padat atau
temperatur terendah
dimana masih terdapat Solubility Limit
fasa cair. Menunjukkan konsentrasi
maksimum pada sebuah fasa
larutan, yang menyatakan batas
kelarutan maksimum unsur terlarut
didalam pelarutnya atau dapat juga
disebut maximum solubility limit.
Klasifikasi Diagram Fasa
1.Larut sempurna dalam keadaan cair dan
padat.
2.Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak
larut dalam keadaan padat (reaksi eutektik).
3.Larut sempurna dalam keadaan cair,
larut sebagian dalam
keadaan padat (reaksi eutektik).
DIAGRAM
FASA 4.Larut sempurna dalam keadaan cair, larut
sebagian dalam keadaan padat (reaksi
peritektik).
5.Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak
larut dalam keadaan padat dan membentuk
senyawa.
6.Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi
monotektik).
7.Tidak larut dalam keadaan cair maupun
padat.
SISTEM DIAGRAM FASA

DIAGRAM
FASA
Diagram Diagram
Fasa Unary Fasa Binary
Diagram
Fasa Adalah diagram fasa yang
Adalah diagram fasa Ternary terdiri atas 2 unsur logam
yang terdiri dari satu murni yang mana
komponen, contoh membentuk dua komponen
pada air dan logam Adalah diagram fasa sistem. Contoh:
yang terdiri atas 3 Tembaga murni =>
murni.
unsur logam murni A, sistem satu komponen
Tembaga dan nikel =>
B, C.
sistem dua komponen
Contoh pada logam
paduan (baja stainless
steel Fe-Cr-Ni)
DIAGRAM FASA DARI UNSUR MURNI

Air bila didinginkan dalam


suatu kesetimbangan, fasa
padat (ice) dan cair dan
berada bersama-sama
• adalah permukaan air.
dengan batas fasanya
adalah permukaan dari es.
Saat dipanaskan, cairan
menguap, saat mendidih
uap air dan cairan bersama
dalam kondisi
kesetimbangan dengan
batas fasanya adalah
permukaan air.
Hukum Fasa Gibbs (Gibbs Phase Rule)
J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu
menghitung jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu P+F=C+2
sistem yang ditentukan/dipilih.

Dengan :
P : Jumlah fasa yang ada pada sistem
terpilih
F: Derajat kebebasan, jumlah variable
(tekanan,suhu,komposisi) yang dapat diubah
bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam
kesetimbangan.
C: Jumlah komponen dalam sistem (suatu
elemen, campuran atau larutan/cairan)
Invariant Point
Untuk air pada gambar disamping,pada titik
triple jumlah fasa (P) = 3. Jumlah komponen
(C ) = 1
P+F=C+2
3+F=1+
F = 0 (derajat kebebasan nol)
Karena tidak ada variable (suhu maupun tekanan)
yang dapat diubah dan 3 fasa tetap ada di titik itu,
maka titik triple ini disebut invariant point (titik
tetap/tak berubah=invariant)

Bivariant Point
Univariant Point Bila ada titik dimana saja yang ada dalam satu fasa,
Pada garis batas cair dan padat P=2, C=1 maka maka: P = 1, C = 1
P + F = C+2 P+F=C+2
2+F=1+2 1+F=1+2
F = 1 (derajat kebebasan satu) F = 2 (dua derajat kebebasan)
Artinya satu variabel (suhu atau tekanan) yang Artinya dua variable suhu dan tekanan dapat
dapat diubah tetapi jumlah phasenya tetap dua. bervariasi/diubah-ubah secara bebas dan sistem tetap
berada dalam satu fasa.
Pengaruh Temperatur (T) &
Komposisi (Co)

Temperatur (T) Perubahan T dapat merubah jumlah fasa : komponen A ke B

Komposisi (Co) Perubahan Co dapat merubah jumlah fasa : komponen B ke D

Sistem
Cu-Ni
Aturan Penentuan Jumlah & Tipe Fasa (The Lever Arm Rules/Aturan
Kaidah Lengan)

1) Aturan 1 : Jika diketahui T Contoh : Diagram Fasa Cu-Ni


& C maka akan diketahui
jumlah dan jenis fasa T (℃)

A B
(1100, 60): (1250, 35):

1 Fasa: 2 Fasa:
α L+α Cu %wt Ni
2) Aturan 2 : Jika diketahui T
& C maka akan diketahui
komposisi dari fasa
Contoh : Diagram Fasa Cu-Ni
Pada C0 = 35 %wt Ni

Pada TA: • Hanya cair/ liquid (L)


1320 ℃ • CL = C0 = 35 %wt Ni

Pada TD: • Hanya padat/ solid ( )


1190 ℃ • C = C0 = 35 %wt Ni

Pada TB: •Keduanya dan L


•CL = CLiquidus = 32 wt%Ni
1250 ℃
•C = CSolidus = 43 wt%Ni
3) Aturan 3 : Jika diketahui T
& C maka akan diketahui
jum lah setiap fasa
(=%wt)
Contoh : Diagram Fasa Cu-Ni
Pada C0 = 35 %wt Ni

• Hanya cair/ liquid (L)


Pada TA:
• WL = 100 %wt ; W = 0

• Hanya padat/ solid ()


Pada TD: • WL = 0 ; W = 100 %wt

Pada TB: • Keduanya  dan L


The Lever Arm Rules/Aturan Kaidah Lengan

• Untuk menghitung persentase fasa-fasa


yang ada pada komposisi tertentu,
digunakan metoda kaidah lengan.
• x adalah komposisi paduan yang akan
dihitung persentase fasa- fasanya pada
temperatur T, maka tarik garis yang
memotong batas kelarutannya (garis L-
S).
• Jika x = wo ; L = wl dan S = ws
maka % fasa cair dan padat :

Anda mungkin juga menyukai