Anda di halaman 1dari 1

Untuk pengujian kadar gula, ada 2 metode yang diterapkan di PT Lombok Gandaria yaitu metode Lane-

Eynon dan metode Brix. Metode Lane-Eynon dipilih karena sesuai dengan panduan dari SNI 01-2892-
1991 mengenai Cara Uji Gula dan merupakan metode yang mudah dan akurat dibanding metode
lainnya. Berdasar hasil survey dengan pihak PT Lombok Gandaria, metode Brix sendiri belum banyak
diterapkan untuk pengukuran kadar gula, namun mereka ingin mengetahui apakah metode tersebut
dapat menggantikan metode Lane-Eynon. Untuk metode Lane-Eynon, alat yang dibutuhkan antara lain
bekker glass 100 ml; pengaduk; neraca analitik; labu takar 250 ml; stirrer; pipet volum 4 ml, 10 ml dan
50 ml; pompa Pilleus; waterbath; stopwatch; kain lap; kompor elektrik; pelat besi; statif; klem; buret;
labu Erlenmeyer 100 ml; pipet tetes; penjepit; gelas arloji. Bahan yang digunakan antara lain larutan HCl
1:1, indikator PP 1%, larutan NaOH 4N, larutan EDTA 4%, aquades, batu didih, larutan Fehling A, larutan
Fehling B, indikator methylene blue 1% dan kecap manis sebagai sampel.

Pengujian dengan metode Lane-Eynon terbagi menjadi 3 tahap yaitu persiapan larutan Fehling,
persiapan sampel dan titrasi. Untuk persiapan larutan Fehling, pertama – tama, dua butir batu didih
dimasukkan dalam labu Erlenmeyer 100 ml. Kemudian ditambah dengan 5 ml larutan Fehling A dan 5 ml
larutan Fehling B. Larutan dihomogenkan hingga warnanya berubah menjadi biru tua. Untuk persiapan
sampel, sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam bekker glass 100 ml. Sampel
ditambah aquades secukupnya, diaduk hingga larut dan dituang dalam labu takar 250 ml. Sampel
ditambah aquades hingga tanda tera dan distirrer. Kemudian sampel diambil sebanyak 50 ml dan
dimasukkan dalam labu takar 250 ml yang kosong. 50 ml sampel ditambah dengan larutan HCl 1:1
sebanyak 10 ml. Lalu sampel diwaterbath selama 12 menit pada suhu 60oC. Setelah diwaterbath,
sampel didinginkan hingga suhunya sama dengan suhu ruang. Setelah itu, sampel ditetesi indikator PP
1% sebanyak 3 tetes dan dititrasi dengan larutan NaOH 4N hingga berwarna merah muda. Kemudian
sampel ditambah 4 ml larutan EDTA 4% hingga warnanya kembali seperti semula. Apabila sampel masih
berwarna merah muda dapat ditambahkan larutan HCl 1:1 dengan pipet tetes. Setelah berubah warna,
sampel diberi aquades hingga mencapai tanda tera.
Setelah sampel dan larutan Fehling siap, maka dilanjutkan pada tahap titrasi. Pelat besi terlebih dahulu
diletakkan diatas kompor elektrik dan dipanaskan. Statif dan buret disiapkan dan buret diposisikan
diatas pelat besi. Ketika sudah mulai panas, buret diisi dengan larutan sampel. Kemudian sebanyak 15
ml larutan sampel dikeluarkan ke labu Erlenmeyer yang berisi larutan Fehling dan labu Erlenmeyer
ditutup dengan gelas arloji. Pada saat larutan Fehling mendidih pertama kali, stopwatch dinyalakan.
Setelah 1 menit 40 detik, gelas arloji dibuka, larutan Fehling diberi 2 tetes indikator methylene blue 1%
dan ditunggu hingga 2 menit. Setelah 2 menit, larutan Fehling dititrasi dengan larutan sampel hingga
kembali ke warna semula (sebelum ditetesi methylene blue). Volume titran dicatat dan kadar gula
dihitung dengan menggunakan rumus. Tahap titrasi diulang sebanyak 2 kali.

%TSAI = V titran x faktor Fehling – V tabel x Delta – (Fehl 5+5) x Fp


Keterangan : %TSAI : Total Solid as Invert
: V titran : volume sampel yang ditambah sebelum titrasi + volume sampel saat titrasi
: V tabel : angka pada tabel TSAI yang menunjukkan kesebandingan volume titran
: Delta : lihat angka pada tabel TSAI
: Fehl 5+5 : lihat angka pada tabel TSAI
: Fp : Faktor pengenceran

Anda mungkin juga menyukai