S1 2015 316622 Introduction
S1 2015 316622 Introduction
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perkembangan yang sangat pesat. Begitu pula dengan Kota Palembang, ibu kota
Sumatera Selatan yang merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera. Lokasi
yang strategis termasuk dalam koridor ekonomi sumatera membuat kota ini terus
berkembang pesat. Dilihat dari sejarahnya, sudah dari jaman Kerajaan Sriwijaya
Kota Palembang menjadi pusat perdagangan karena kota ini dikelilingi oleh
Saat ini Kota Palembang dapat dikatakan sebagai kota metropolitan dilihat dari
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang 2012-2032. Oleh karena itu untuk
1
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 2
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
infrastruktur. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terdapat proyek-proyek
berubah.
terhadap bentuk fisik Kota Palembang. Seperti yang diketahui bahwa telah
menyebabkan perubahan terhadap bentuk fisik kota itu sendiri, kota semakin
sampai ke arah pinggiran kota. Hal tersebut tentunya langsung dapat berdampak
kepada kegiatan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Salah satu kawasan
yang merupakan area perkembangan baru adalah kawasan di koridor jalan lingkar
dalam hal menjangkau pusat kegiatan atau fasilitas pelayanan. Disamping itu
adanya jalan dapat meningkatkan interaksi antar kota dengan desa atau kota
dengan kota lain di sekitarnya. Dengan adanya kemudahan ini lah koridor kota
ini terutama perubahan fisik menjadi sangat pesat. Dari segi dominasi kegiatan
yang berada disepanjang kanan dan kiri jalan dimanfaatkan sebagai kegiatan
perdangan/jasa. Banyak terdapat ruko-ruko, bengkel, kantor, dan lain lain. Adanya
Palembang ke bagian barat dan juga untuk mengatasi kemacetan serta beban pusat
kota. Dengan adanya Jalan Soekarno Hatta menyebabkan perubahan baik secara
Soekarno Hatta Kota Palembang?” Terkait dengan rumusan masalah, maka ada
penelitian ini :
oleh peneliti sebelumnya dengan obyek, lokasi dan tujuan penelitian yang
beragam. Pada bagian ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang sejenis
dengan penelitian ini, agar terlihat persamaan dan perbedaan penelitian yang saya
Kota Kediri Dari Tahun 1996 Sampai Dengan Tahun 2003” penelitian ini
dengan penelitian yang saya buat adalah menjadikan perubahan kenampakan fisik
saya adalah penelitian ini tidak membahas mengenai kegiatan yang mendominasi
di kawasan penelitian.
penlitian yang dilakukan oleh Puryanto tahun 2003 yang berjudul “Pengaruh
Keruangan BWK V Kota Semarang”. Dalam penelitian ini memeliki dua lingkup
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 6
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
spasial yaitu, lingkup mikro yaitu kawasan sekitar kanan dan kiri Jalan Arteri
guna lahan dan perkembangan fisik kota antara sebelum dan sesudah
pembangunan jalan arteri. Berdasarkan hasil studi literatur yang didapat berikut
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih tinggi atau yang lebih tahu kepada
orang yang lebih rendah, baik itu dari jabatan strukturnya atau orang yang lebih
pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk
depannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada
kesempatan demi keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara
akan dilakukan di depan (Yunus, 2000). Dalam hal ini Yunus menitikberatkan
kajian evaluasi dari segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu
fungsi atau unsur manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau
Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 12
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu
keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa
yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI ,2010) Dampak secara
sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan
yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses
muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik yang bersifat
pendekatan keruang, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan
berorientasi pada salah satu atau gabungan dari ke tiga macam pendekatan
menghilang.
tertentu agar mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 13
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang dalam hal ini variabel ruang mendapat posisi utama dalam setiap analisis
(Yunus,2010). Hal ini dapat diartikan bahwa ruang menjadi variabel yang
balik atau interaksi antar suatu organisme itu sendiri dan juga dengan
Sementara itu suatu wilayah terbagi menjadi subwilayah yang memiliki elemen-
elemen wilayah yang berbeda-beda pula yang menjalin keterkaitan dan interaksi
yang dapat disebut sebagai suatu wilayah sistem. Hal inilah yang disebut sebagai
diyakini saling berkaitan satu sama lain. Pendekatan yang digunakan dalam
A. Pengertian Kota
yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan
ketergantungan antara suatu wilayah perkotaan dengan kota-kota kecil atau desa-
desa dan sebaliknya. Wilayah kota adalah kota yang secara administratif berada di
tinjauan terhadap kota. Tinjauan kota menurut Hadi Sabari Yunus (2005) adalah
(1) tinjauan dari segi Yuridis Administratif, (2) Segi Fisik lima Morfologis, (3)
Jumlah Penduduk, (4) Kepadatan Penduduk, (5) Fungsi dalam suatu wilayah
organik, dan (6) segi Sosial-kultural. Kota dalam tinjauan yuridis administratif
menurut Sujarto dalam Yunus (2005) adalah suatu wilayah negara/suatu areal
yang dibatasi oleh batas-batas administrasi tertentu, baik berupa garis yang
lembah, barisan pegunungan dan lain sebagainya) yang berada dalam wewenang
suatu tingkat pemerintahan tertentu yang berhak dan berkewajiban mengatur dan
adanya kenampakan internal sesuatu kota (Barlow dan Newton dalam Yunus,
penggunaan lahan, (2) indikator kekhasan bangunan dan fungsinya, (3) indikator
kehidupan yang terjadi di dalam kota(Barlow dan Newton dalam Yunus, 2005).
Perkembangan kota yang terus menerus tentunya akan membentuk suatu pola
berkembang. Menurut Barlow dan Newton dalam Yunus (2005) salah satu cara
1. Perkembangan horizontal
Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pinggir kota, dimana lahan
masih lebih murah dan dekat jalan raya yang mengarah ke pusat kota.
2. Perkembangan vertikal
3. Perkembangan interstisial
bertambah. Perkembagan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan
antara pusat dan pinggir kota yang kawasanya sudah divatasi dan hanya
dapat dipindahkan.
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 16
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Perkembangan kota memiliki ekspresi yang bervariasi. Ekspresi keruangan
fisik dan non fisik. Faktor fisik berkaitan dengan topografi struktur geologi,
kenampakan kota.
tentang perkernbangan suatu kota. Ada 3 (tiga) teori struktur tata ruang kota yang
berhubungan erat dengan perkembangan guna lahan kota dan perkembangan kota,
yaitu (Bourne,1971).
bentuk guna lahan yang berbeda pada kota membentuk suatu zona
penggunaan lahan
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 17
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bentuk guna lahan kota yang berupa suatu penjelasan dengan penggunaan
lahan permukiman yang lebih memfokusan pada pusat kota dan sepanjang
jalan transportasi. Dalam teorinya ini, Hoyt membagi wilayah kota dalam
kawasan hunian dan pusat lainnya. Teori banyak pusat ini selanjutnya
bawah ini
Menurut Yunus, tipe-tipe struktur tata ruang kota diatas merupakan tipe
tercermin pada sistern jalan - jalan yang ada, blok-blok bangunan baik daerah
individual. Ada tujuh pola struktur tata ruang kota. yang didasarkan pada
Kota dengan bentuk seperti ini terjadi bila kota utama dengan kota-kota
Kota dengan bentuk seperti ini memiliki lidah yang dibentuk pusat
3. Bentuk cincin
Pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh di kanan kiri pusat kota
5. Bentuk inti/kompak
6. Bentuk memencar
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 20
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Kota bentuk memancar dalam kesatuan morfologi besar dan kompak
pertanian.
pola jalan atau lay out of streets merupakan indikator yang paling
mempengaruhi. Menurut Northam dalam Yunus (2000) ada tiga sistem pola
jalan, yaitu:
Sistem ini memiliki pola jalan yang tidak teratur baik itu lebar maupun
arah jalannya. Tidak teraturannya sistem jalan ini terlihat pada pola jalan
akan mengikut perencanaan yang teratur. Sistem pola jalan seperti ini
Sistem ini memiliki pola jalan radial konsentris yang mana memiliki
bagian pusat sebagai tempat kegiatan utama. Jalannya besar dan menjari
dari titik pusat kota sehingga membentuk seperti jaring laba-laba. Kota
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 21
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Paris merupakan salah satu contoh kota yang memiliki sistem pola jalan
ini.
Sistem pola jalan seperti ini akan membentuk fisik kota menjadi blok-blok
tampak teratur karena polanya telah terbentuk. Sistem pola jalan seperti ini
sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur adalah alat atau utilitas yang
disediakan oleh pihak swasta dan pemerintah yang berfungsi sebagai pendukung
rekreasi.
EVALUASI DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PERKEMBANGAN FISIK KOTA DAN
KEGIATAN PERDAGANGAN/JASA 22
DI KAWASAN KORIDOR JALAN SOEKARNO-HATTA KOTA PALEMBANG
WILDA WIJA BAHANA
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, control
yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sehingga perlu diatur oleh pemerintah.
perkembagan kota.
definisi mengenai jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
yang sesuai dengan rencana dan arah pengembangan wilayah. Sudah selayaknya
(2000) pola jalan atau lay out of streets merupakan indikator yang paling
rencana tata ruang, yang mana jaringan jalan tidak hanya berfungsi untuk
suatu wilayah.
Ekonomi.
Pembangunan jalan yang semaik kompleks baik dalam maupun luar kota
paling banyak terjadi di kiri dan kanan jalur transportasi. Hal ini menyebabkan
yang menghubungkan pusat kota (CBD) dengan daerah bagian luarnya. Daerah
ada pada sepanjang poros transportasi akan terlihat besar dibandingkan dengan