Anda di halaman 1dari 8

Vol. 06, No.

04, Desember 2017 ProgramPENELITIAN


ARTIKEL UKS di Puskesmas Cinere, Depok

Gambaran Program Usaha Kesehatan Sekolah


(UKS) di Puskesmas Cinere Depok

Mira Rizkia Puspitasari1, Dela Aristi2


1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
Email: 1mira.rizkia@gmail.com, 2dela.aristi@uinjkt.ac.id

Abstrak
Anak usia sekolah merupakan usia rentan terkena gangguan kesehatan. Oleh karena itu sangat tepat untuk diakukan
upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit lebih dini melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Puskesmas
Cinere mempunyai fungsi sebagai Pembina UKS dan pelaksana penjaringan kesehatan anak sekolah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran program UKS di Puskesmas Cinere Depok. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan metode analisa data sekunder dan wawancara mendalam kepada 5 orang informan, yaitu
4 orang pemegang program dan 1 orang kepala Puskesmas. Hasil penelitian ini yaitu pada tahap perencanaan
program masih belum optimal karena belum ada dokumen rencana pelaksanaan kegiatan UKS yang memuat setiap
kegiatan yang akan dilakukan secara spesifik. Pada tahap pelaksanaan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan
yaitu penjaringan kesehatan peserta didik yang belum terjaring seluruhnya, pelatihan dokter kecil yang telah
mencapai target, pemberian tablet Fe pada remaja putri di SMA yang telah mencapai target, serta bulan imunisasi
anak sekolah (BIAS) yang belum mencapai indikator capaian sebesar 100% karena cakupan hanya berkisar 70%.
Sedangkan pada tahap monitoring dan evaluasi hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Dengan demikian,
diperlukan peningkatan kesadaran masing-masing pihak yang bertanggung jawab dalam program UKS untuk
melaksanakan tugasnya. Perlu dilakukan sosialisasi program UKS dan regulasi yang berlaku secara rutin dalam
pertemuan yang dilaksanakan setiap bulan, dan pemberian reward kepada Tim Pembina UKS yang melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Kata kunci : Anak Usia Sekolah, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Abstract
School-aged children are susceptible to health problems. Therefore it is very appropriate to be treated early prevention
through School Health Program (UKS). Puskesmas Cinere has a function as a coach in UKS and conduct health screening in
school. This study aims to find out the description of School Health Program at Puskesmas Cinere Depok. This is a
qualitative research with secondary data analysi and in-depth interview method to 5 informants, 4 program holders and 1
head of Puskesmas. The result of this research is the planning stage of UKS program not optimal because there is no
document contains every activity that will be done in specificly. In the implementation stage, there are some activities that
are conduct health screening in school have not been reached the target, training the school’s doctor who has reached the
target, giving the Fe tablets to the girls in high school which the result has reached the target and month immunization of
school children (BIAS) which has not reached 100% achievement indicator since the coverage is only 70%. While the
monitoring and evaluation stage only done once a year. Thus, it is necessary to raise awareness of each responsible part in
the UKS program to carry out its duties. It is necessary to socialize the UKS programs and regulations that apply routinely in
monthly meetings, and reward to the UKS Team who perform their duties and responsibilities well.
Keywords : School Aged Children, School Health Program, Community Health Centers

193
Puspitasari & Aristi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan dan deteksi dini permasalahan kesehatan


Dilihat dari usia rentan terkena anak. Pemeriksaan penjaringan kesehatan
penyakit, anak usia sekolah merupakan usia anak sekolah di lakukan paling sedikit 2
yang rawan mendapat gangguan kesehatan. (dua) kali dalam satu tahun, baik didalam
Masalah kesehatan yang sering dialami oleh gedung Puskesmas maupun di luar gedung.
anak usia sekolah antara lain permasalahan Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan
kesehatan gigi, penyakit yang dapat dicegah anak sekolah di SD setingkat Kota Depok
dengan imunisasi hingga permasalahan yang mendapat pelayanan kesehatan pada
kesehatan yang berkaitan dengan kebersihan tahun 2011 sebesar 73,87%, tahun 2012
diri dan lingkungan. Jika proporsi masalah sebesar 98%, tahun 2013 sebesar 92% tahun
gigi dilihat berdasarkan kelompok usia maka 2014 93,3% dan tahun 2015 sebesar 92,1%.7
kelompok usia anak sekolah yaitu 5-9 tahun Berbagai masalah kesehatan yang
merupakan kelompok dengan presentase dialami oleh anak usia sekolah tersebut dapat
cukup tinggi yaitu 28,9%.1 dicegah dengan adanya upaya promotif dan
Pada anak usia sekolah masalah preventif yaitu dengan Usaha Kesehatan
kesehatan gigi yang muncul disebabkan Sekolah (UKS). Dengan terlaksananya
karena kebiasaan makan manis dan perilaku program UKS secara optimal, maka penyakit
menggosok gigi. Berdasarkan hasil penelitian seperti kesehatan gigi, diare, penyakit akibat
Permatasari,2 pada murid SD Negeri di sanitasi dan perilaku akan dapat dicegah dan
Palembang menunjukkan bahwa pada anak diturunkan angka kejadiannya. Keberadaan
SD sangat sering mengonsumsi jajanan UKS berfungsi untuk memupuk,
berpotensi tinggi menyebabkan karies hingga membudayakan kebiasaan hidup bersih dan
50%. Umumnya jajanan berpotensi tinggi sehat pada anak sekolah agar memiliki
menyebabkan karies seperti permen, coklat, pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
keripik, kue, biskuit, merupakan jajanan yang melaksanakan hidup sehat sejak dini.
selalu disediakan di kantin sekolah dengan Pelaksanaan upaya UKS juga diharapkan
harga yang dapat dijangkau oleh anak dapat berperan serta dalam peningkatan
sekolah, karena rasanya enak dan dapat kesehatan baik di sekolah, rumah tangga
memberi rasa kenyang sehingga disukai maupun lingkungan.8
anak-anak.3 Berdasarkan penelitian yang Pembinaan dan Pengembangan UKS
dilakukan oleh Ernawati menyebutkan bahwa adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang
ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi dilaksanakan secara terpadu, sadar,
makanan manis dengan kejadian karies gigi berencana, terarah dan bertanggungjawab
pada anak TK Pertiwi di Semarang.4 Hal ini dalam menanamkan, menumbuhkan,
menggambarkan bahwa makanan manis erat mengembangkan dan membimbing untuk
kaitannya dengan kejadian karies gigi pada menghayati menyenangi dan melaksanakan
anak-anak. prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-
Permasalahan kesehatan lain yang hari. Program UKS merupakan program
sering dialami oleh anak usia sekolah adalah terpadu 4 departemen, antara lain
yang berkaitan dengan kebersihan diri dan Departemen Pendidikan Nasional,
lingkungan. Perilaku mencuci tangan tidak Departemen Kesehatan, Departemen Dalam
baik merupakan salah satu faktor penyebab Negeri dan Departemen Agama.9 Tujuan dari
terjadinya diare pada anak usia sekolah. Hal pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
ini disebabkan karena anak-anak malas dan adalah Sekolah Sehat yang juga suatu upaya
tidak terbiasa dalam melakukan cuci tangan untuk pencapaian Indonesia Sehat 2015,
pada waktu penting, yaitu sebelum makan, yang dapat diukur dari peningkatan Strata
sesudah makan, setelah bermain, setelah Usaha Kesehatan Sekolah. Dengan adanya
buang air kecil atau buang air besar.5,6 peningkatan Strata UKS dari tiap sekolah
Penjaringan kesehatan pada anak usia yang dibina, menunjukkan bahwa program
sekolah adalah salah satu bentuk pencegahan kegiatan berhasil dilaksanakan dan tentunya

194
Vol. 06, No. 04, Desember 2017 Program UKS di Puskesmas Cinere, Depok

aspek pembinaan juga menjadi penunjang pedoman wawancara berisikan daftar


keberhasilannya. Selain itu keberhasilan pertanyaan meliputi pertanyaan bagaimana
dalam membina dan menjalankan program tahap perencanaan, implementasi di lapangan
UKS di sekolah dapat dilihat dari beberapa dan monitoring evaluasi yang dilakukan.
kegiatan diantaranya penjaringan uks dan Metode analisis data yang digunakan dalam
penjaringan kesehatan, kegiatan dokter kecil, penelitian ini yaitu analisis konten. Validasi
penjaringan anemia remaja, dan kegiatan data yang dilakukan yaitu menggunakan
bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). triangulasi metode, yaitu mengumpulkan
UKS adalah salah satu upaya informasi melalui wawancara dan analisa
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas. data sekunder.
Melihat dari manfaat yang akan didapatkan
dari pelaksanaan UKS diharapkan setiap Hasil dan Pembahasan
kegiatan pelaksanaan UKS dapat berjalan Berdasarkan hasil wawancara dengan
dengan baik dan sesuai dengan tujuannya pemegang program UKS di Puskesmas
untuk mencegah dan menurunkan angka Cinere diketahui bahwa rincian kegiatan
penyakit. Dalam menetapkan keberhasilan dibuat berdasarkan apa yang akan dilakukan
pelaksanaan UKS maka dapat dilihat dari saat menjalankan program selama satu tahun
terlaksananya penjaringan kesehatan sebagai berjalan. Berikut adalah kutipan hasil
salah satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) wawancara dengan pemegang program
UKS yang diatur berdasarkan pada “Perencanaan program itu dibuat berupa
Keputusan Menteri Kesehatan usulan kegiatan (RUK) kira-kira apa yang
akan kita laksanakan selama satu tahun
No.741/Menkes/PER/VII/2008. Berdasarkan kegiatan berlangsung”
data Dinas Kesehatan Kota Depok diketahui
bahwa cakupan penjaringan kesehatan belum Rencana kegiatan tersebut dibuat oleh
memenuhi indikator yang telah ditetapkan pemegang program dan akan dirapatkan
sebesar 100%, pelaksana penjaringan diawal tahun pada rapat manajemen berupa
kesehatan tersebut adalah pelayanan Lokmin (Loka Karya Mini) bersama dengan
kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas pengajuan program kegiatan Puskesmas
salah satunya adalah Puskesmas Cinere. Oleh lainnya dalam bentuk RUK (Rancangan
karena permasalahan tersebut, peneliti Usulan Kegiatan). Sedangkan berdasarkan
tertarik untuk mengetahui lebih dalam data laporan kegiatan UKS tahun 2016,
mengenai program UKS yang diketahui bahwa dokumen perencanaan
diselenggarakan oleh Puskesmas Cinere, pelaksanaan program UKS secara tertulis
Depok. tidak memuat secara rinci setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Metode Pelaksanaan program UKS terdiri dari
Penelitian ini merupakan penelitian berbagai macam kegiatan. Salah satu
kualitatif dengan metode analisa data kegiatan yang dilakukan yaitu penjaringan
sekunder dan wawancara mendalam. kesehatan kepada sekolah di wilayah kerja
Informan dalam penelitian ini sebanyak 4 Puskesmas. Data penjaringan UKS oleh
orang pemegang program yang berkaitan Puskesmas Cinere diantaranya meliputi data
dengan program UKS dan 1 orang Kepala sekolah yang memiliki UKS, tim pelaksana
Puskesmas. Penelitian ini dilakukan pada UKS, dokter cilik atau kader kesehatan
bulan Februari sampai Maret 2017 di remaja (KRR), Palang Merah Remaja
Puskesmas Cinere. Pengumpulan data (PMR), saka bakti husada (SBH), guru UKS,
dilakukan dengan analisa data sekunder dan dan dana sehat (Tabel 1). Selain itu kegiatan
mewawancarai informan menggunakan program UKS lain yang dilakukan yaitu
pedoman wawancara. Data sekunder yang pelatihan dokter kecil yang telah memenuhi
dibutuhkan berasal dari laporan pemegang indikator capaian seperti digambarkan pada
program di Puskesmas. Instrumen berupa Tabel 2.

195
Puspitasari & Aristi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tabel 1. Data Penjaringan UKS Di Tiap Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Cinere

Data Sekolah TK/RA SD/MI SMP/MTs SMA/MA


Memiliki UKS 27 24 10 8
Memiliki Tim Pelaksana UKS 27 24 10 8
Memiliki Dokcil/KKR - 56 53 57
Memiliki PMR - - 58 59
Memiliki SBH - - - 53
Jumlah Guru UKS 30 27 14 10
Mempunyai Dana Sehat 11 8 - -
Sumber : Laporan Kegiatan UKS Kecamatan Cinere Tahun 2016

Tabel 2. Data Sekolah Dengan Penjaringan Kesehatan Kelas 1 Di Puskesmas Cinere

Sekolah Dengan Penjaringan Tercapai


Target Pencapaian
Kesehatan Kelas 1 Ya/Tidak
SD/MI 100% 100% Ya
SMP/MTs 100% 100% Ya
SMA/MA 100% 100% Ya
Sumber : Laporan Keadaan UKS Kota Depok, Puskesmas Cinere Tahun 2016

Tabel 2. Data Resiko Anemia Pada Anak Sekolah di Puskesmas Cinere

Tingkat Sekolah Laki-Laki Perempuan


SD/MI 30.69% 53.37%
SMP/MTs 48.4% 72.96%
SMA/MA 29.44% 78.15%
Sumber : Laporan Keadaan UKS Kota Depok, Puskesmas Cinere Tahun 2016

Tabel 3. Data Cakupan BIAS Campak, DT dan TT di Puskesmas Cinere

Tingkat Campak DT dan TT


Sekolah Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
SD/MI 69% 75% 69% 70,4%
Sumber : Laporan Cakupan BIAS Campak, DT & TT di Puskesmas Cinere Tahun 2016

Penjaringan anemia remaja merupakan “…yaa itu saja sih bentuknya laporan pas
salah satu kegiatan yang terdapat dalam udah diakhir tahun” (Pemegang Program
UKS)
program UKS. Berikut hasil penjaringan “Monitoring dan penilaian itu diakhir,
risiko anemia pada anak sekolah di wilayah bentuknya yaa berupa laporan yang diterima
kerja Puskesmas berada. Kegiatan program dari masing-masing program”(Kepala
UKS lain yang dilakukan yaitu melakukan Puskesmas)
bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) di
sekolah wilayah kerja Puskesmas berada. Pada tahap perencanaan program UKS
Monitoring dan evaluasi yang diketahui bahwa berdasarkan data laporan
dilakukan pada program UKS ini dilakukan kegiatan UKS tahun 2016, dokumen
hanya satu kali dilakukan pada saat melihat perencanaan pelaksanaan program UKS
laporan tahunan apakah semua kegiatan secara tertulis tidak memuat secara rinci
sudah tercapai dan memenuhi indikator yang setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
telah ditetapkan. Hal ini didukung oleh Selain itu perencanaan yang dibuat tidak
pernyataan hasil wawancara berikut : menggambarkan kegiatan yang akan

196
Vol. 06, No. 04, Desember 2017 Program UKS di Puskesmas Cinere, Depok

dilakukan selama satu tahun program tua (disesuaikan dengan kemampuan).


tersebut berjalan, melainkan hanya Sumber dana kegiatan pada
perencanaan untuk 5 bulan saja. Hal ini sekolah/madrasah diperoleh dari orang tua
menggambarkan bahwa kegiatan pencatatan peserta didik, dan sumbangan lain yang tidak
dalam proses perencanaan dalam program mengikat, serta dana yang diusahakan oleh
UKS masih belum maksimal. Dalam sekolah/madrasah melalui kegiatan.10
menyusun perencanaan kegiatan sebuah Hasil penjaringan kesehatan kelas 1 di
program, harus diperhatikan bahwa wilayah kerja Puskesmas Cinere tahun 2016,
perencanaan yang dibuat harus dipaparkan semua sekolah telah mencapai target yang
dipaparkan berdasarkan masukan yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan Depok yaitu
digunakan dalam perencanaan kegiatan, yang 100% terjaring. Namun demikian, pemegang
dikenal dengan 6M yaitu manusia (man), program UKS di Puskesmas Cinere
uang (money), sarana (material), metoda menyatakan bahwa jumlah sekolah
(method), pasar atau sasaran (market) serta SMP/MTs dan SMA/MA yang dilakukan
mesin (machinery). penjaringan tidak diketahui apakah sudah
Dalam melaksanakan program UKS, sesuai dengan jumlah seluruh sekolah
pihak Puskesmas sebagai salah satu TP UKS SMP/MTs dan SMA/MA yang terdapat di
Kecamatan mempunyai tugas sebagai wilayah kerja Puskesmas Cinere.
pembina dan pelaksana kegiatan penjaringan Dikarenakan kurangnya koordinasi dengan
kesehatan peserta didik di wilayah kerja Dinas Pendidikan Kota Depok terkait data
Puskesmas Cinere. Pada pelaksanaan jumlah sekolah dan jumlah peserta didik
program pembinaan UKS, pemegang yang berada di wilayah kerja Puskesmas
program UKS dan pemegang bidang Cinere. Berdasarkan Keputusan Menteri
Promkes Puskesmas Cinere bersama-sama tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
melaksanakan Pendidikan Kesehatan. diketahui bahwa Dinas Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan ini yaitu berkoordinasi dengan lintas sektoral terkait
kepada guru UKS di sekolah yang dilakukan (Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen
pembinaan, khususnya sekolah yang akan Agama) untuk memberikan informasi jumlah
mewakilkan Kecamatan Cinere dalam lomba sekolah dan jumlah peserta didik di tiap
sekolah sehat. Dengan memberikan wilayah kerja puskesmas.11,12 Apabila dilihat
pendidikan kesehatan ke guru UKS di berdasarkan regulasi dan keadaan dilapangan
harapkan program Trias UKS dapat maka dapat disimpulkan bahwa koordinasi
dijalankan dengan baik, serta guru dapat antar sektoral terkait belum berjalan sesuai
memberi informasi kesehatan yang dengan regulasi yang telah ada.
diperlukan kepada siswanya. Salah satu kegiatan Puskesmas dalam
Berdasarkan data laporan kegiatan bidang Promkes yaitu pendidikan dan
UKS Kecamatan Cinere tahun 2016 pelatihan dokter kecil. Kegiatan ini dilakukan
diketahui bahwa semua sekolah yang minimal setiap tahun sekali, diadakan di
termasuk di dalam wilayah kerja Puskesmas ruang rapat Puskesmas Cinere ataupun di
Cinere telah memiliki tim pelaksana UKS. aula sekolah tertentu. Pemberi materi
Pada tingkat TK/RA belum ada dokter kecil, kesehatan yang ditunjuk oleh pihak
karena tidak ada peraturan bahwa wajib ada Puskesmas adalah orang yang ahli di
di sekolah tingkat TK/RA. Sedangkan untuk bidangnya. Sasaran dari kegiatan ini yaitu 2
dana di tingkat sekolah SMP/MTs dan orang perwakilan dari masing-masing
SMA/MA tidak ada satupun sekolah yang sekolah. Meskipun tidak memenuhi indikator
mempunyai dana sehat. Padahal berdasarkan capaian yang mengharuskan jumlah dokter
Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah kecil sebanyak 10% dari total jumlah siswa
kegiatan yang memerlukan dana perlu di sekolah, namun pemegang bidang
dipertimbangkan dan diatur sehingga dana Promkes mengganggap 2 orang siswa
yang diperlukan tidak memberatkan orang perwakilan sekolah tersebut dapat

197
Puspitasari & Aristi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

menyebarkan informasi yang didapat kepada zat besi tiga kali lebih banyak
temannya yang lain. Hal ini dikarenakan dibandingkan.15
dana yang berasal dari BOK untuk pelatihan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
dokter kecil itu sendiri tidak terlalu besar secara tidak langsung masuk kedalam
sehingga tidak mencukupi apabila ingin pendataan penjaringan kesehatan oleh
mengadakan pelatihan dengan jumlah siswa pemegang program UKS, karena sasaran
sesuai dengan kriteria. yang dituju sama yaitu siswa sekolah dasar.
Resiko tinggi anemia pada anak Berdasarkan laporan cakupan BIAS Campak,
sekolah di Puskesmas Cinere yaitu pada anak DT dan TT di Puskesmas Cinere tahun 2016,
perempuan tingkat SMA/MA sebesar diketahui bahwa besar cakupan masih
78.15%. Berdasarkan data skunder pemegang dibawah indikator capaian yang ditetapkan
program Gizi, tablet tambah darah (TTD) oleh Dinas Kesehatan yaitu sebesar
pada tahun 2016 telah terdistribusi sebanyak 100%.Menurut pemegang program Imunisasi
5550 tablet, atau sebanyak 370 anak putri di Puskesmas Cinere, rendahnya cakupan
dari total 2429 siswi di tingkat SMA/MA disebabkan karena banyak faktor seperti
telah menerima tablet tambah darah tersebut. tidak diberikannya ijin dari orang tua dan
Angka ini sudah memenuhi indikator yang anak yang tidak masuk saat pelaksanaan
ditetapkan Dinas Kesehatan yaitu 15% siswi imunisasi. Berikut adalah kutipan wawancara
SMA/MA mendapat tablet tambah dengan pemegang program imunisasi di
darah.Pemberian tablet tambah darah di Puskesmas :
Puskesmas Cinere pada tahun 2016 hanya “Cakupannya ini ga tercapai karena biasanya
dilakukan di satu sekolah saja yaitu di orang tua yang tidak memberikan izin,
terutama sekolah swasta yang elit kan disini
SMAN 9 Depok. Hal ini dikarenakan jumlah ada yaa jadi mereka milih ke dokter sendiri.
remaja putri di SMAN 9 Depok sudah Atau pas lagi kita mau suntik, si anak tidak
memenuhi target yang ditetapkan oleh Dinas masuk, padahal sudah dikasih edaran
Kesehatan, selain itu kejadian anemia pada sebelumnya”
remaja putri lebih banyak menyerang remaja
yang telah menstruasi sehingga dianggap Sebelum dilakukannya imunisasi, pihak
bahwa remaja SMA lebih diprioritaskan Puskesmas telah berusaha untuk
karena jumlah remaja yang sudah menstruasi mensosialisasikan terkait pentingnya
lebih banyak dari pada remaja SMP. melakukan imunisasi di usia sekolah. Tidak
Tingginya angka risiko anemia pada diberikannya ijin imunisasi dari orang tua
remaja putri SMA/MA dapat disebabkan disebabkan karena sasaran telah
karena berbagai faktor, salah satunya adalah mendapatkan imunisasi di luar Puskesmas
karena kebutuhan yang meningkat seperti di dokter atau Rumah Sakit.
sehubungan dengan pertumbuhan. Remaja Pelaksananaan monitoring yang
putri yang sudah mengalami menstruasi tiap dilakukan oleh Puskesmas Cinere yaitu
bulannya membutuhkan makanan dengan melihat laporan tahunan apakah semua
kandungan zat besi yang lebih tinggi.13 kegiatan sudah tercapai. Pemantauan atau
Selain itu menurut hasil penelitian Sukati, monitoring ini dilaksanakan hanya sebanyak
prevalensi anemia lebih tinggi dijumpai pada satu kali dalam satu tahun yaitu pada saat
anak yang tidak sarapan pagi, dan akhir kegiatan. Padahal menurut Scriven,
menyebabkan konsentrasibelajar yang lebih monitoring dan supervisi, termasuk dalam
rendah.14 Sedangkan menurut Depkes, kategori evaluasi formatif, dilakukan selama
penyebab anemia pada remaja putri dan kegiatan program sedang berlangsung dan
wanita yaitu karena konsumsi makanan diakhir program.16 Sebaiknya untuk
nabati lebih tinggi dibandingkan makanan mencapai target yang ingin dicapai,
hewani, sering melakukan diet (pengurangan pemegang program UKS Puskesmas Cinere
makan) karena ingin langsing dan mengalami melakukan pemantauan sebanyak 2 kali
menstruasi tiap bualan yang membutuhkan dalam setahun,yaitu saat program berjalan
dan pada akhir program.

198
Vol. 06, No. 04, Desember 2017 Program UKS di Puskesmas Cinere, Depok

Kesimpulan 2. Permatasari I dan Andhini D. Hubungan Perilaku


Perencanaan program UKS di Menggosok Gigi dan Pola Jajan Anak Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Murid SD Negeri 157
Puskesmas Cinere sudah cukup baik namun Palembang. 1, Palembang : Jurnal Keperawatan
belum optimal. Hal ini disebabkan karena Sriwijaya, Juli 2014, Vol. I.
belum adanya dokumen rencana pelaksanaan 3. Budisuari MA, Oktarina O, Mikrajab MA.
kegiatan UKS secara lebih rinci. Pada tahap Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Menyikat
pelaksanaan, terdapat beberapa kegiatan yang Gigi Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies)
Di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
dilakukan yaitu penjaringan kesehatan Vo. 13, No. 1, hal.83-91. 2010.
peserta didik yang belum terjaring 4. Ernawati. Hubungan Antara Perilaku
seluruhnya, pelatihan dokter kecil yang telah Mengkonsumsi Makan Makanan Manis dan
mencapai target, pemberian tablet tambah Perilaku Gosok Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi
darah pada remaja putri di SMA yang pada Anak TK Pertiwi 37 Gunung Pati. Skripsi S-1
Program Studi Keperawatan. Semarang: Fakultas
hasilnya telah mencapai target, serta bulan Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas
imunisasi anak sekolah (BIAS) yang belum Muhammadiyah Semarang; 2010.
mencapai indikator capaian sebesar 100% 5. Purnomo RA. Perilaku Mencuci Tangan dan
karena cakupan hanya berkisar 70%. Kejadian Diare Pada Anak Usia Pra Sekolah di
Sedangkan pada tahap monitoring dan Paud Desa Kalikotes Klaten. Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
evaluasi yang dilakukan oleh UKS hanya Surakarta; 2016.
dilakukan satu kali dalam setahun. 6. Tambuwun F, Yudi A dan Silolonga W. Hubungan
Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare Pada
Saran Anak Usia Sekolah Di Wilayah Puskesmas Bahu
Disarankan untuk meningkatan Manado. e-Journal Keperawatan (e;Kp) Vol. 3,
No. 2. 2015.
kesadaran masing-masing pihak yang 7. Dinas Kesehatan Kota Depok. Profil Kesehatan
bertanggung jawab dalam program UKS. Kota Depok Tahun 2015. Depok; 2016.
Dapat dilakukan dengan melakukan 8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Akselerasi
sosialisasi program UKS dan regulasi yang Pembinaan dan Pelaksana UKS. Jakarta:
berlaku secara rutin dalam pertemuan yang Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Anak; 2016.
9. Tim Pembina UKS Kecamatan Cinere. Laporan
dilaksanakan setiap bulan, dan pemberian Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
reward kepada Tim Pembina UKS Kecamatan Cinere Kota Depok Tahun 2016.
Kecamatan yang melaksanakan tugas dan 10. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
tanggung jawabnya dengan baik. Selain itu Pedoman Pelaksana UKS di Sekolah. Jakarta:
Dinas Kesehatan Kota Depok perlu menjalin Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012.
11. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional,
kemitraan dengan Dinas Pendidikan Kota Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Depok dalam pendataan jumlah sekolah dan Dalam Negeri Republik Indonesia
mempersiapkan perencanaan setiap kegiatan No.1/U/SKB/2003;
program UKS. Serta Pemegang program No.107/Menkes/SKB/VII/2003;
UKS Puskesmas Cinere bersama dengan Tim No.MA/203A/2003; No.26 Tahun 2003, tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Pembina UKS Kecamatan sebaiknya Sekolah
melakukan monitoring dan evaluasi yang 12. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis
dilakukan tidak hanya satu kali dalam Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
setahun, akan tetapi dilakukan sebanyak 2 Di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
kali yaitu saat program berjalan dan pada Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
2015
akhir program kepada Tim Pelaksana UKS 13. Nursari D. Gambaran Kejadian Anemia pada
sekolah. Remaja Putri. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Daftar Pustaka Hidayatullah Jakarta; 2010.
1. Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan 14. Sukati S. Pengaruh Makan Pagi Terhadap
Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Konsentrasi Belajar Anak Sekolah. Penelitian Gizi
Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Pusat Data dan dan Makanan; 1996.
Informasi; 2014. Diakses melalui
http://litbang.kemkes.go.id

199
Puspitasari & Aristi Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

15. Departemen Kesehatan. Program Penanggulangan 16. Scriven M. The Methodology Of Evaluation. In
Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS). Raplh W. Tayler, Robert M.Gagne, & Michael
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2003. Scriven (Eds.). Perspectives Of Curriculum
Evaluation. Chicago: Rand McNally & Co; 1967.

200

Anda mungkin juga menyukai