Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian Selatan
Pulau Sumatera yang berdiri pada tanggal 18 Maret 1964. Provinsi Lampung memiliki luas
daratan 35.288,35 km2 dan luas perairan Provinsi Lampung diperkirakan 24.820 km2. Panjang
garis pantai Provinsi Lampung ±1.105 km dan membentuk 4 wilayah pesisir, yaitu Pesisir
Barat (221 km), Teluk Semaka (200 km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (160 km), serta
Pantai Timur (270 km). Batas administratif wilayah Provinsi Lampung adalah Provinsi
Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah Utara; Selat Sunda di sebelah Selatan; Laut Jawa
di sebelah Timur; dan Samudera Indonesia di sebelah Barat. Secara administratif hingga
tahun 2013, Provinsi Lampung dibagi dalam 15 kabupaten/kota. Beberapa wilayah
administratif di Provinsi Lampung yaitu:

 Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukotanya Liwa, luas wilayahnya 2.064,40 km2
terdiri dari 15 kecamatan.
 Kabupaten Tanggamus dengan Ibukotanya Kota Agung, luas wilayahnya 4.654,96
km2 terdiri dari 20 kecamatan.
 Kabupaten Lampung Selatan dengan Ibukotanya Kalianda, luas wilayahnya 2.007,01
km2 terdiri dari 17 kecamatan.
 Kabupaten Lampung Timur dengan Ibukotanya Sukadana, luas wilayahnya 5.325,03
km2 terdiri dari 24 kecamatan.
 Kabupaten Lampung Tengah dengan Ibukotanya Gunung Sugih, luas wilayahnya
4.789,82 km2 terdiri dari 28 kecamatan.
 Kabupaten Lampung Utara dengan Ibukotanya Kota Bumi, luas wilayahnya 2.725,63
km2 terdiri dari 23 kecamatan.
 Kabupaten Way Kanan dengan Ibukotanya Blambangan Umpu, luas wilayahnya
3.921,63 km2 terdiri dari 15 kecamatan.
 Kabupaten Tulangbawang dengan Ibukotanya Menggala, luas wilayahnya 3.466,32
km2 terdiri dari 15 kecamatan.
 Kabupaten Pesawaran dengan Ibukota Gedong Tataan, luas wilayahnya 2.243,51
km2 terdiri dari 11kecamatan.
 Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 197,22 km2 terdiri dari 20 kecamatan.
 Kota Metro dengan luas wilayah 61,79 km2 terdiri dari 5 kecamatan.
 Kabupaten Pringsewu dengan Ibukota Pringsewu, luas wilayah 625 km², terdiri dari 9
kecamatan.
 Kabupaten Mesuji dengan Ibukota Wiralaga Mulya, luas daerah 2.184 km², terdiri
dari 7 kecamatan.
 Tulang Bawang Barat dengan Ibukota Panaragan, luas daerah 1.201,15 km², terdiri
dari 9 kecamatan.
 Kabupaten Pesisir Barat dengan Ibukota Krui, luas daerah 2.953,48 km², terdiri dari
11 kecamatan.
Ibukota Provinsi Lampung terletak di Kota Bandar Lampung. Provinsi Lampung
memiliki letak geografis yang terletak di antara 105°45’ - 103°48’ BT dan 3°45’ - 6°45’ LS.
Wilayah di Provinsi Lampung terdiri atas daerah berbukit sampai bergunung dengan
kemiringan >500 mdpl; daerah berombak sampai bergelombang dengan Kemiringan 8%-15%
dan ketinggian 300- 500 mdpl; daerah dataran alluvial dengan kemiringan 0%-3% dan
ketinggian 25-75 mdpl; daerah dataran rawa Pasang surut dengan ketinggian 0,1-1 mdpl; dan
daerah river basin. Meskipun demikian, sebagian besar topografinya berada pada kemiringan
kurang dari 15% . Provinsi Lampung juga memiliki pulau terluar yang berbatasan langsung
dengan wilayah Negara lain yaitu pulau batu kecil. Pulau Batu Kecil merupakan satu-satunya
pulau terluar yang berada di provinsi Lampung lebih tepatnya di kabupaten Tanggamus,
secara geografis pulau batu kecil terletak pada koordinat 05°53'45"S dan 104°26'26"T. Pulau
tersebut terletak di Samudera Hindia dan berbatasan dengan negara Australia, dimana jarak
dari pantai barat Lampung kurang lebih 25 km, luas pulau nya sekitar 60 ha. Lahan di pulau
tersebut di miliki oleh perseorangan.

Berdasarkan hasil kajian dan penelitian lebih lanjut yang dilakukan Direktorat
Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, wilayah Lampung memiliki potensi resiko yang dapat
memicu terjadinya bencana alam. Dikarenakan kondisi Lampung yang berada di daerah pada
jalur gempa cincin aktif pasifik (ring of fire). Potensi resiko yang pertama adalah aktivitas
Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda. Sebagaimana yang diketahui bahwa
aktivitas erupsinya hingga saat ini masih terus terjadi dan masuk pada Level III atau Siaga.
Potensi ancaman kedua dan ketiga adalah adanya Sesar Sunda yang berada di selatan
Lampung dan Pulau Jawa bagian barat yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi dan
tsunami. Segmen Sesar Sunda dapat melepaskan energi hingga sebesar 9 magnitudo, dalam
pemodelan yang
dilakukan, pelepasan maksimal energi tersebut juga dapat memicu terjadinya gelombang
tsunami dengan ketinggian hingga 8-10 meter.

1.2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung jumlah penduduk di Provinsi
Lampung mencapai 8.521.201 jiwa per 2020 yang tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Kabupaten Lampung Tengah memiliki jumlah penduduk tertinggi dengan 1.290.407 jiwa
dengan rasio 15,14% dari total seluruh penduduk Lampung, sedangkan Kabupaten Pesisir
Barat memiliki jumlah penduduk terendah dengan 155.883 jiwa dengan rasio 1,83% dari total
seluruh penduduk Lampung. Persebaran penduduk Provinsi Lampung berdasarkan kelompok
umur laki-laki, kelompok umur 5-9 tahun memiliki jumlah tertinggi yaitu 404.851 jiwa,
sedangkan kelompok umur 70-74 tahun memiliki jumlah terendah yaitu 64.234 jiwa.
Berdasarkan kelompok umur perempuan, kelompok umur 5-9 tahun memiliki jumlah
tertinggi dengan 391.070 jiwa, sedangkan kelompok umur 70-74 tahun memiliki jumlah
terendah yaitu 66.362 jiwa. Persebaran penduduk laki-laki tertinggi terdapat di Kabupaten
Lampung Tengah dengan jumlah penduduk 655.741 jiwa dan yang terendah terdapat di
Kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah 81.695 jiwa. Sedangkan persebaran penduduk
perempuan tertinggi terdapat pada kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah 634.666 jiwa
dan yang terendah terdapat di Kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah 74.188 jiwa.

Hasil sensus penduduk mencatat sebanyak 68.56% dari total populasi Lampung
merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun). Kelompok usia belum produktif (0-14
tahun) di Lampung tercatat mencapai 25.42% dari total populasi Lampung. Sedangkan
penduduk baru usia sudah tidak produktif hanya 6.03% dari total populasi Lampung. Hal ini
mengindikasikan besarnya penduduk usia muda dibandingkan dengan usia tua. Angka
kelahiran di Lampung pun cenderung lebih tinggi dibandingkan kematian. Persebaran agama
di provinsi Lampung meliputi Islam (83.22%), Hindu (11.61%), Protestan (1.69%), Katholik
(1.62%), Budha (1.58%), dan kepercayaan lain (0.01%). Masyarakat Lampung dalam
kehidupan sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Lampung sebagai bahasa
daerahnya.

Dalam kebudayaan masyarakat Lampung terdapat kerajaaan-kerajaan dan bangsa-


bangsa, asal usul bangsa Lampunh adalah dari Sekala Brak yaitu sebuah kerajaan yang
terletak di dataran Belalau, sebelah selatan Danau Ranau yang secara administratif berada di
Kabupaten Lampung Barat. Dari daratan Sekala Brak inilah bangsa Lampung menyebar ke
setiap penjuru dengan mengikuti aliran Way atau sungai-sungai yaitu Way Komering, Way
Kanan, Way Semangka, Way Seputih, Way Sekampung dan Way Tulang Bawang beserta
anak sungainya, sehingga meliputi daratan Lampung dan Palembang. Sekala Brak memiliki
makna yang dalam dan sangat penting bagi bangsa Lampung. Ia melambangkan peradaban,
kebudayaan, dan eksistensi Lampung itu sendiri. Kata Lampung sendiri berawal dari kata
Anjak Lambung yang berarti berasal dari ketinggian ini karena para puyang Bangsa Lampung
pertama kali bermukim di dataran tinggi Sekala Brak di lereng Gunung Pesagi

Kemudian berlanjut ke berbagai permasalahan yang terjadi di Provinsi Lampung.


Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks, kemiskinan Provinsi Lampung
menduduki peringkat ke-3 tertinggi sejak tahun 2011-2015. Pada tahun 2021, semester 1
(maret) presentase kemiskinan di Provinsi Lampung 14.18% di daerah pedesaan dan 92.9%
di daerah perkotaan. Untuk Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 2.17 di pedesaan dan 1.27
di perkotaan. Persebaran penduduk-penduduk miskin di Provinsi Lampung terdapat di semua
kabupaten/kota Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Timur memiliki jumlah penduduk
miskin tertinggi yaitu 153,57 ribu jiwa, sedangkan Kota Metro memiliki jumlah penduduk
miskin terendah yaitu 14,31 ribu jiwa. Jadi secara keseluruhan jumlah penduduk miskin
provinsi Lampung yaitu 1.049,32 ribu jiwa per 2020.

Pendidikan dan kebudayaan merupakan 2 sisi yang tak terpisahkan dimana


pendidikan dan kebudayaan adalah aset yang penting dalam pembangunan. Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Lampung melaksanakan program Lampung Mengajar yang mana
kegiatan tersebut merupakan pengadaan sarjana terbaik dari berbagai ilmu sehingga mampu
melaksanakan tugas sebagai guru di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar (3T).

Pada bidang kesehatan, Derajat Kesehatan Masyarakat Lampung ditunjukkan dengan


suatu indikator status kesehatan yaitu Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo), Angka
Kematian, Angka Kesakitan, dan Angka Status Gizi.

1. Umur Harapan Hidup Angka, Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan
dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama
periode 2012 hingga 2017, Provinsi Lampung telah berhasil meningkatkan Angka
Harapan Hidup saat lahir sebesar 1,03 tahun.
2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI), Kematian ibu maternal adalah kematian
perempuan yang diakibatkan oleh proses kejadian yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, dan abortus dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan tanpa melihat gestasi.
3. Angka Kematian Bayi (AKB), Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berumur tepat satu tahun.
4. Angka Kematian Anak Balita (AKBa), Kematian balita adalah jumlah kematian yang
terjadi pada anak umur 1 sampai 5 tahun. Angka kematian balita di Provinsi Lampung
Tahun 2017 sejumlah 51 balita dari 17.599 KH atau sama dengan 4 per 1000
Kelahiran Hidup.
5. Morbiditas (Angka Kesakitan), Morbiditas adalah angka kesakitan (insiden dan
prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu.
Morbiditas ini juga mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat yang ada di
dalamnya. Angka Kesakitan penduduk Provinsi Lampung dapat dilihat dari data
kunjungan rawat jalan Puskesmas. Kunjungan rawat jalan Puskesmas dari tahun ke
tahun menunjukkan pola yang hampir sama. Penyakit menular masih mendominasi
pada sepuluh besar penyakit di Puskesmas selama beberapa tahun terakhir adalah
Diare.

Penyakit-penyakit dan masalah kesehatan yang ada di Provinsi Lampung tidak luput
dari hadirnya kerusakan lingkungan. Beberapa kerusakan lingkungan yang terjadi di Provinsi
Lampung Beberapa fenomena kerusakan lingkungan hidup dan bencana ekologis di Provinsi
Lampung.

1. Permasalahan Sampah. Sampah yang ada di Provinsi Lampung setiap harinya terus
bertambah. Sampah ini bersumber dari daratan yang kemudian hanyut ke sungai dan
bermuara ke laut. Sumber sampah ini mulai dari sampah rumah tangga, lingkungan,
hulu pesisir dan bahkan sampah kiriman dari laut lepas.
2. Pencemaran Udara. Indeks Kualitas Udara di Provinsi Lampung sendiri, kualitas
udaranya saat ini ada pada satu level di bawah baik, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh padatnya kendaraan.
3. Kondisi Sungai. Keadaan dan kualitas airnya sangat buruk. Hal ini dikarenakan
sungai mengalami pendangkalan dan penyempitan. Selain itu, terkait manajemen
pengelolaan sungainya juga masih buruk, terlihat dengan adanya masalah sampah
di sungai maupun pesisir kota.
4. Bencana Banjir. Salah satu penyebab banjir ini adalah luapan air dari sungai karena
aliran sungai sebagian tersumbat oleh sampah, daerah resapan air yang beralih
fungsi, hingga banyaknya drainase yang sempit dan hal ini membuktikan bahwa
daya dukung dan daya tampung lingkungan sudah mengalami perubahan yang
sangat drastis sehingga menyebabkan terjadinya banjir ketika musim hujan tiba.

1.3 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP ALAMI

Lampung bisa menjadi model kawasan konservasi berbasis lanskap. Lanskap adalah
sebuah sistem sosial dan ekologi, terdiri ekosistem alami atau hasil modifikasi manusia yang
dipengaruhi kegiatan ekologi, politik, ekonomi, historis, dan sosial budaya berbeda. Dengan
begitu, lanskap mempunyai karakter yang unik. Tujuannya, melindungi hutan primer,
pemulihan hutan dan habitat satwa yang terdegradasi, serta menyelesaikan konflik antara
manusia dengan satwa liar. Ada dua taman nasional yang menjadi alasan utama Provinsi
Lampung layak menjadi percontohan. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan [TNBBS] dan
Taman Nasional Way Kambas [TNWK]. TNBBS memiliki luas sekitar 355.511 hektar dan
17.280 hektar merupakan Cagar Alam Laut Bukit Barisan Selatan. TNBBS membentang
dari ujung selatan Lampung [Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesisir Barat]
mengiringi punggung pegunungan Bukit Barisan hingga ke Provinsi Bengkulu di bagian
utara [Kabupaten Kaur].
Sementara, Taman Nasional Way Kambas yang luasnya 125.631 hektar, berada di
tenggara Pulau Sumatera. Ekosistemnya berupa hutan hujan dataran rendah, rawa, hutan
pantai, hingga mangrove. Selain TNBBS dan TNWK, Lampung memiliki kawasan
konservasi yang telah dikenal masyarakat luas: Cagar Alam Kepulauan Krakatau [13.365
hektar] dan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman [22.244 hektar].

Anda mungkin juga menyukai