Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26

Pengembangan Agroindustri Kelapa

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KELAPA


SEBAGAI UPAYA PERCEPATAN EKONOMI MASYARAKAT DI
KABUPATEN KETAPANG

COCONUT AGROINDUSTRY DEVELOPMENT AS EFFORT FOR


ECONOMIC ACCELERATION IN KETAPANG REGENCY
Adha Panca Wardanu1 dan Muh Anhar2
1
Staf Jurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Ketapang
2
Staf Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ketapang
Email : ap_wardhanu@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri kelapa di
Ketapang.Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Wawancara
dilakukan kepada 70 responden dengan rincian 25 responden dari petani kelapa, 15 responden dari
pedagang pengumpul kelapa dan 25 responden dari masyarakat umum, serta 5 orang responden yang
dianggap ahli dalam melakukan penilaian terhadap strategi pengembangan kelapa. Data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk pembobotan dan rataan skor serta analisis strategi dengan
analisis matriks Internal Factor Evaluation, matriks Eksternal Factor Evaluation, matriks Internal-
Eksternal, serta matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.Hasil kajianmenunjukan
bahwa faktor kekuatan adalah: ketersediaan bahan baku dengan nilai 0,281, sedangkan faktor yang
menjadi kelemahan adalah: tingkat pendidikan relatif rendah dengan nilai 0,314. Faktor yang menjadi
peluang adalah: meningkatkan pendapatan dan menambah lapangan pekerjaan dengan nilai 0,354 dan
faktor yang menjadi ancaman adalah: ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit dengan nilai 0,194. Hasil
analisis matriks Internal-Eksternal (IE) dapat dirumuskan beberapa strategi antara lain: 1)
Mempertahankan atau meningkatkan ketersediaan bahan baku, Melakukan studi kelayakan investasi
agroindustri Kelapa terpadu, Membangun industri pengolahan kelapa, Peningkatan sumber daya
manusia, infrastruktur dan sumber pendanaan; Melakukan kerjasama dengan lembaga yang
berkompeten; Diversifikasi produk olahan kelapa, Menyediakan tenaga ahli dan Melakukan promosi
produk olahan kelapa.

Kata kunci : Kelapa, Agroindustri, Strategi pengembangan

ABSTRACT
The aims ofthis research wasto formulate its development strategyof integrated coconut agroindustry
in Ketapang regency.Data was collected with observation and interview with farmer. Interview was
conducted with 70 respondents consisting of coconut farmer (25), coconut collecting trader (15),
public (25) and people (5) having expertise in valuing coconut development strategy. Data was
obtained descriptive quantitatively in weighting and score average. Analysis of strategy was one with
internal f\actor evaluation matrix, external factor evaluation matrix, internal-external matrix, and
strength, weakness, opportunity and threat matrix.Result of the analysis indicated that the strength
factor is available raw material (0.281), while the weakness factor is low education level (0.314). In
addition, opportunity in this issue is increase in income and employment (0.354) and threat factor is oil
palm plantation expansion (0.194). Based on internal-external matrix analysis, some strategies are
formulated: keep or increase raw material, do feasibility study of integrated coconut agroindustry,
develop coconut processing industry, improve human resource, infrastructure and fund source; do
cooperation with institutions competent in coconut processing, diversify processed coconut product,
supply experts and do promotion of processed coconut product.

Keywords: coconut, agroindustry, development strategy

13
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

PENDAHULUAN Pengembangan kawasan usaha


Kabupaten Ketapang memiliki agroindustri berbasis komoditas
potensi yang besar dalampengembangan unggulan daerah merupakan bentuk
komoditas kelapa. Berdasarkan data pengembangan wilayah.Dimana
jumlah produksi kelapa kabupaten Pembangunan kawasan industri yang
Ketapang menempati urutan keenam berbasissumberdaya daerah ini akan
terbanyak dari 14 kabupaten/Kota yang menciptakan iklim yang sehat, selain
ada di provinsi Kalimantan barat dengan nilai tambahproduk bahan baku yang
jumlah produksi sebesar 1.755 ton/tahun meningkat sehingga nilai jual yang ada
(BPS, 2011). Namun, usaha tani kelapa menjadi tinggi,juga akan membantu
di Ketapang pada saat ini belum banyak dalam hal penciptaan lapangan kerja
terkait dengan industri pengolahan, bagi masyarakat. Akibatnya
industri hilir, industri jasa, keuangan dan dapatmenghasilkan efesiensi investasi,
pemasaran. Akibatnya agribisnis kelapa pemerataan pelayanan dan efektifitas
tidak berhasilmendistribusikan nilai tujuanpembangunan dapat tercapai
tambah secara optimaldan proporsional, (Supriyati dan Suryani,2006).
sehingga tidak signifikanpengaruhnya Berdasarkanpemikiran tersebut, maka
terhadap penambahan pendapatanpetani pengembangan agroindustri kelapa
kelapa.Pengelolaan usahatani terpadu di pandang sangat penting untuk
kelapamasih bersifat tradisional dan dapat direalisasikan sebagai salah satu
terbatasnyamodal,maupun kualitas upaya untuk meningkatkan pendapatan
produk yang dihasilkanmasih rendah. petani dari komoditas kelapa dan dapat
Sampai sat ini belum banyakberubah menjadi motor penggerak (prime mover)
sehingga komoditas kelapa bagiperekonomian masyarakat dan
yangmempunyai multiguna relatief tidak wilayah.
ada nilaitambahnya. Pangsa pasar ekspor Penelitian ini dimaksudkan untuk
sangat terbukauntuk semua produk mengkaji faktor internal dan eksternal
kelapa,khususnya produkikutan seperti yang berpengaruh dan implikasi dari
bungkil, arang tempurung,sabutkelapa, kekuatan, kelemahan, peluang, dan
dan air kelapa (Damanik. 2007). ancamannya terhadap pengembangan
Salah satu upaya untuk agroindustri kelapa serta merumuskan
meningkatkanproduktivitas yang strategi pengembangan agroindustri
berdampak kepadapeningkatan Kelapa di Kabupaten Ketapang.
pendapatan petani adalah
denganpengelolaan input usahatani BAHAN DAN METODE
seperti tenaga kerja,pendapatan, Metode dasar yang digunakan
pendidikan, luas lahan dan keikutsertaan dalam penelitian ini adalah metode
dalam kelompok tani secara optimal deskriptif analitis yaitu metode yang
danefektif melalui pengembangan memusatkan diri pada pemecahan
agroindustri kelapa terpadu. masalah-masalah yang ada pada masa
Pengembangan agroindustri kelapa sekarang dan pada masalah-masalah
terpadu akan memberi dua keuntungan yang aktual (Aji. 2012). Pemilihan
sekaligus yakni pertama menguntungkan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan
dari segi agrobisnis dan yang kedua turut daerah kecamatan yang memiliki
menjaga kelestarian alam. Disamping produksi kelapa tertinggi yaitu Matan
itu, bagi pemerintah daerah dan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan dan
masyarakat akan merupakan sumber Muara Pawan serta Benua Kayong.
penghasilan tambahan (Allorerung dan Pengumpulan data dilakukan
Mahmud. 2003). dengan metode observasi dan
wawancara kepada petani, pedagang

14
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

pengumpul kelapa dan masyarakat masyarakat umum, serta 5 orang


umum serta dinas-dinas terkait. responden yang dianggap ahli dalam
Pengambilan responden untuk melakukan penilaian terhadap strategi
identifikasi faktor-faktor strategis dan pengembangan kelapa sehingga total
penentuan bobot dilakukan secara jumlah responden adalah 70 orang. Data
purposive sampling (sengaja) yaitu 25 yang diperoleh selanjutnya dianalisis
responden dari petani Kelapa, 15 secara deskriptif kuantitatif dengan
responden dari pedagang pengumpul dengan pendekatan model Fred R. David
Kelapa dan 25 responden dari (Fauzanta, dkk. 2009).

AGROINDUSTRI
KELAPA

Identifikasi faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal Faktor Eksternal


 Sumber Daya Manusia  Kondisi Perekonomian
 Produksi/ Operasional  Sosial dan budaya
 Pemasaran  Kebijakan pemerintah
 Kondisi keuangan  Teknologi
 Manajemen  Pesaing
 Pelanggan
 Pemasok
 Keadaan Alam

Analisa SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)

Matriks SWOT
(Alternatif Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa)

Matriks QSP
(Prioritas Strategi Pengembangan Agroindustri Kelapa)

STRATEGI PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI KELAPA

Gambar 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

15
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

HASIL DAN PEMBAHASAN usahatani yang dilakukan relatif kecil,


Faktor Internal tingkat pendidikan masyarakat masih
Faktor internal terdiri dari 12 relatif rendah, penguasaan teknologi
faktor strategis yang meliputi 5 faktor oleh petani masih rendah, belumadanya
kekuatan yaitu ketersediaan bahan baku , tenaga ahli tentang teknologi pengolahan
kesesuaian lahan, ketersediaan sumber kelapa, kurangnya akses terhadap
daya manusia, kebijakan pemerintah dan informasi pasar, keterbatasan modal dan
tersedianya pasar produk olahan kelapa. daya saing yang rendah. Hasil
Sedangkan 7 faktor lainya yang identifikasi faktor internal seperti pada
merupakan kelemahan adalah skala Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Kelemahan dan Kekuatan dalam Pengembangan Agroindustri


Kelapa di Kabupaten Ketapang.
FAKTOR INTERNAL KELEMAHAN KEKUATAN
Kondisi Keuangan Permodalan terbatas -
Tingkat pendidikan masyarakat
petani kelapa relatif rendah, belum Tersedianya jumlah tenaga kerja yang
Sumber Daya Manusia
adanya tenaga ahli dibidang cukup
pengolahan kelapa
Penguasaan teknologi pengolahan
Ketersediaan bahan baku
Produksi/ operasional kelapa rendah, mutu produk yang
dankesesuaian lahan
dihasilkan rendah,
Promosi dan Informasi Pasar masih Permintaan pasar akan produk olahan
Pemasaran
kurang kelapa
Manajemen Skala usaha tani yang relatif kecil -
Kebijakan - Adanya dukungan pemerintah daerah

Kontinyuitas ketersediaan bahan strategis yang dapat dijadikan kekuatan


baku dan besarnya permintaan pasar dalam rangka pengembangan
akan produk olahan kelapa merupakan agroindustri. Melalui pengembangan
faktor kekuatandalam pengembangan agroindustri sebagai kegiatan ekonomi
agroindustri kelapa di kabupaten pedesaan diharapkan mampu
ketapang. Kontinyuitas ketersediaan menciptakan perluasan kesempatan kerja
bahan baku ini terkait erat dengan dan peningkatan pendapatan di hulu dan
produktivitas tanaman kelapa dan hilir (Damanik. 2007). Pengembangan
kemudahan untuk memperoleh pasokan agroindustri tersebut akan membutuhkan
dari wilayah lain. Intan, dkk. (2004) tenaga kerja yang cukup banyak.
mengungkapan bahwa kelangsungan Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari
agroindustri ditentukan oleh kemampuan tenaga kerja lokal yang cukup banyak di
dalam pengadaan bahan baku. Hal kota ketapang yang jumlah penduduknya
tersebut mempertegas akan pentingnya berdasarkan hasil sensus penduduk
ketersediaan bahan baku dalam upaya 2010 (SP2010) sebanyak 427.460 jiwa
pengembangan agroindustri. Produksi (228.258 jiwa berjenis kelamin laki-laki
kelapa tertinggi berdasarkan kecamatan dan 205.202 jiwa berjenis kelamin
berturut-turut yaitu Matan Hilir Selatan perempuan) dengan laju pertumbuhan
sebanyak 527 ton, Matan Hilir Utara 515 penduduk di kabupaten Ketapang pada
ton, Kendawangan 382 ton, dan Muara periode 2000-2010 sekitar 2,15
Pawan sebanyak 117 ton (BPS, 2011). persen.Tingginya penyerapan tenaga
Selain itu, ketersediaan sumber kerja lokal merupakan harapan dari
daya manusia juga menjadi faktor pemerintah daerah dalam rangka

16
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

mengurangi jumlah kemiskinan di besar/sedang dengan skala kecil/ rumah


pedesaan, sehingga pemerintah daerah tangga.Berdasarkan hasil observasi
ketapang mendukung penuh tingkat pendidikan dari 65 responden
pengembangan agroindustri kelapa di terdiri atas 1 orang lulusan S1, 4 orang
kabupaten ketapang dengan menjadikan lulusan Diploma 3, 18 orang lulusan
kelapa sebagai komoditi andalan setelah SMA, 9 orang lulusan SMP dan 25
komoditi kelapa sawit dan karet (BPS, orang lulusan SD serta 6 orang tidak
2011). lulus SD/ Tidak Sekolah.
Selain faktor kekuatan, faktor
kelemahan juga perlu dicermati agar Faktor Eksternal
tidak menjadi kendala dalam upaya Faktor eksternal terdiri dari 11
pengembangan agroindustri kelapa di faktor strategis yang meliputi 5 faktor
ketapang. Faktor-faktor kelemahan yang merupakan peluang yaitu
tersebut meliputi skala usahatani yang meningkatkan pendapatan masyarakat,
dilakukan relatif kecil, tingkat belum terdapat industri pengolahan
pendidikan masyarakat masih relatif kelapa di daerah kabupaten ketapang,
rendah, penguasaan teknologi oleh pangsa pasar dan permintaan yang
petani masih rendah, meningkat seiring pertumbuhan
belumadanyatenagaahli tentang penduduk, dan adanya tren
teknologi pengolahan kelapa, kurangnya perekonomian masyarakat mulai
akses terhadap informasi pasar, meningkat dan adanya dukungan dari
keterbatasan modal dan daya saing yang pemerintah daerah.
rendah. Kelemahan-kelemahan tersebut Enam faktor ekternal lainnya
umumnya merupakan kendala yang yang merupakan faktor ancaman adalah
dihadapi dalam pengembangan fluktuasi harga, alih fungsi lahan,
agroindustri secara nasional. Menurut serangan hama dan penyakit tanaman
Supriyati dan Suryani (2006) kendala- kelapa, belum adanya kemitraan yang
kendala dalam pengembangan kuat, kondisi sarana transportasi yang
agroindustri antara lain kualitas produk kurang mendukung dan kurangnya
pertanian kurang terjamin, kemampuan koordinasi antar dinas terkait yang
SDM masih terbatas, teknologi yang menyangkut kebijakan pengembangan
sederhana, dan belum berkembangnya agroindustri kelapa. Hasil identifikasi
kemitraan antara agroindustri skala faktor eksternal seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Identifikasi Peluang dan Ancaman dalam Pengembangan Agroindustri


Kelapa di Kabupaten Ketapang.
FAKTOR EKSTERNAL ANCAMAN PELUANG
Alih fungsi lahan dan ekspansi Belum terdapat industri pengolahan
Pesaing
perkebunan kelapa sawit kelapa
Pemasok Fluktuasi harga bahan baku -
Pangsa pasar yang masih luas,
Pelanggan Belum adanya kemitraan yang kuat
permintaan semakin meningkat
Keadaan Alam Serangan Hama -
Kondisi sarana trasportasi tidak
Saran dan Prasarana -
mendukung
Ekonomi masyarakat yang semakin
Kondisi Ekonomi -
meningkat
Lapangan pekerjaan baru,
Sosial Budaya -
meningkat pendapatan masyarakat
Adanya dukungan dari pemerintah
Kebijakan Pemerintah Kurang koordinasi antar dinas terkait
daerah

17
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

Peluang yang ada dalam upaya


pengembangan agroindustri di ketapang Analisa SWOT
apabila di manfaatkan dengan tepat Analisa ini akan menggambarkan
maka akan memberikan multiplier efek bagaimana peluang dan ancaman
bagi perkembangan ekonomi masyarakat eksternal yang ada dapat disesuaikan
ketapang yang pada akhirnya akan dengan kekuatan dan kelemahan yang
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. dimiliki (Kurniawati dan Kumala, 2009).
Agroindustri sebagai penarik Berikut adalah alternatif strategi
pembangunan sektor pertanian pengembangan agorindustri kelapa di
diharapkan mampu berperan dalam kabupaten ketapang berdasarkan analisa
menciptakan peluang pasar bagi hasil- SWOT seperti pada Tabel 3.
hasil pertanian melalui berbagai produk Strategi yang bisa dilakukan
olahannya. Agar agroindustri dapat dalam pengembangan produk olahan
berperan sebagai pengerak utama, kelapa di kabupaten Ketapang dalam
industrialisasi pedesaan harus memenuhi upaya untuk memaksimalkan kekuatan
persyaratan sebagai berikut yaitu dan memanfaatkan peluang serta
berlokasi di pedesaan, terintegrasi meminimalkan kelemahan dan
vertikal ke bawah, mempunyai kaitan mengatasi ancaman yang ada adalah
dan input yang besar dengan industri sebagai berikut:
lainya, dimiliki oleh penduduk desa, 1. Strategi S-O
padat tenaga kerja, tenaga kerja berasal Strategi ini dibuat untuk
dari desa, abahan merupakan produksi memanfaatkan semua kekuatan untuk
desa, dan produk yang dihasilkan merebut dan memanfaatkan peluang
terutama dikonsumsi pula oleh yang ada dengan sebesar-besarnya,
penduduk desa (Supriyati dan Suryani. yaitu:
2006). a. Memaksimalkan potensi SDA yang
Selain itu, faktor ancaman juga tersedia dengan memanfaatkan
perlu dicermati terutama adanya alih teknologi pengolahan kelapa dengan
fungsi lahan dan ekspansi perkebunan membuat berbagai produk olahan
sawit di kabupaten ketapang. Adanya seperti briket, nata de coco, VCO,
alih fungsi lahan dan maraknya ekspansi asap cair dan lain-lain guna
perkebunan sawit akan berdampak pada meningkatkan nilai tambah (value
menurunya produksi kelapa di added).
kabupaten ketapang yang berujung pada b. Membuka industri pengolahan kelapa
ketersediaan bahan baku dan harga untuk memproduksi produk olahan
bahan baku yang berfluktuasi. Alih kelapa yang bervariasi dan bermutu
fungsi tersebut terutama diperuntukan sesuai dengan kebutuhan dan selera
lahan perkebunan sawit, karena konsumen. Kemampuan suatu usaha
pendapatan mengelola tanaman sangat penting untuk melihat tren
perkebunan seperti kelapa sawit yang sedang berkembang di
dankaret lebih menjanjikan masyarakat/konsumen, yaitu
dibandingkan pendapatan usahatani mengenai produk apa yang diminati
kelapa (Junardi, 2012). Hingga saat ini konsumen dan produk apa yang mulai
jumlah luas lahan perkebunan sawit ditinggalkan oleh konsumen. Oleh
lebih besar dibandingkan jumlah luas karena itu, pengembangan variasi
lahan tanaman kelapa. Luas lahan kelapa produk-produk baru sangat penting
sawit yaitu 202.239 Ha, sedangkan luas untuk dilakukan dalam upaya
lahan perkebunan kelapa hanya peningkatan usaha, baik dari
mencapai 4.049 Ha (BPS, 2011). pengusaha maupun dari tenaga kerja

18
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

untuk melihat peluang dengan adanya akan memperlancar proses produksi


variasi produk, sehingga ada proses dan pemasaran hasil produk olahan
timbal balik antara tenaga kerja Kelapa.
dengan pengusaha pengolahan
Kelapa, hubungan baik yang terbina

Tabel 3. Alternatif Startegi Pengembangan Agroindustri Kelapa di Kabupaten


Ketapang.
Strenghts (S) Weakness (W)
5 Kekuatan 7 Kelemahan
Oppurtunities (O) Strategi S - O Startegi W - O
5 Peluang 1. Memanfaatkan SDA yang tersedia 1. Meningkatkan SDM dalam penyerapan
dengan memanfaatkan teknologi teknologi dan informasi tentang
pengolahanKelapa dengan membuat pengolahan produk olahan
berbagai produk olahan seperti Kelapamelalui pelatihan dan
Briket, Nata de coco,VCO, asap cair pendampingan usaha dan pengetahuan
dan lain-lain guna meningkatkan pasar.
nilai tambah. 2. Memperkuat pendanaan untuk
2. Membuka industri pengolahan pengembangan agroidustri Kelapa
kelapa untuk memproduksi produk terpadu melalui bantuan dana usaha
olahan kelapayang bervariasi dan atau kredit lunak dan peningkatan
bermutu sesuai dengan sarana dan prasarana pendukungnya.
kebutuhandan selera konsumen.
Threats (T) Strategi S - T Strategi W - T
6 Ancaman 1. Meningkatkan konsistensi dalam 1. Merevitalisasi perkebunan Kelapa
penerapankebijakan pembangunan melalui kegiatan peremajaan dan
industri khususnya untuk perluasan lahan tanaman kelapa dan
pengembangan agroindustri kelapa. penyediaan bibit unggul.
2. Meningkatkan Kemitraan antara 2. Meningkatkan koordinasi antar
PEMDA, akademisi, Petani dan lembaga yang terkait dalam fungsi dan
swasta melalui pengembangan tata guna khususnya lahan kelapa serta
agroindustri Kelapa. penanggulangan hama tanaman.

2. Strategi S-T a. Meningkatkan SDM dalam


Strategi ini adalah untuk penyerapan teknologi dan informasi
menggunakan kekuatan yang dimiliki tentang pengolahan produk olahan
untuk mengatasi ancaman yang ada Kelapa melalui pelatihan dan
seperti: pendampingan usaha dan
a. Meningkatkan konsistensi dalam pengetahuan pasar.
penerapan kebijakan pembangunan b. Memperkuat pendanaan untuk
industri khususnya untuk pengembangan agroidustri kelapa
pengembangan agroindustri kelapa. terpadu melalui bantuan dana usaha
b. Meningkatkan kemitraan antara atau kredit lunak dan peningkatan
pemerintah daerah, akademisi, petani sarana dan prasarana pendukungnya.
dan swasta melalui pengembangan 4. Strategi W – T
agroindustri kelapa. Strategi yang digunakan untuk
3. Strategi W–O meminimalkan kelemahan dan
Strategi ini merupakan strategi menghindari ancaman yang ada, antara
yang digunakan untuk memanfaatkan lain:
peluang yang ada dengan sebesar- a. Merevitalisasi perkebunan kelapa
besarnya untuk meminimalkan melalui kegiatan peremajaan dan
kelamahan-kelamahan yang ada, seperti: perluasan lahan tanaman kelapa dan
penyediaan bibit unggul.

19
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

b. Meningkatkan koordinasi antar kelemahan dalam pengembangan


lembaga yang terkait dalam fungsi agroindustri kelapa di kabupaten
dan tata guna khususnya lahan kelapa Ketapang adalah penguasaan teknologi
dan penanggulangan hama tanaman oleh petani masih rendah dengan skor
serta meningkatkan sosialisasi dan 0,234. Kelemahan dalam penguasaan
promosi tentang teknologi teknologi berkaitan dengan rendahnya
pengolahan maupun hasil produk tingkat pendidikan masyarakat petani
olahan kelapa. kelapa sehingga akan menyulitkan
dalam transfer teknologi.
Analisis Matriks Internal Factor Selain itu faktor yang menjadi
Evaluation Matrix kelemahan adalah sarana dan prasarana
Faktor yang menjadi kekuatan transportasi yang kurang mendukung
utama dan yang diharapkan dapat dengan skor 0,111; kemudian dikuti
meminimalkan kelemahan yang dimiliki faktor belum dikenalnya produk olahan
untuk mengembangkan usaha kelapa di kalangan masyarakat dan
agroindustri kelapa terpadu adalah belum adanya tenaga ahli dalam bidang
ketersediaan bahan baku yang banyak pengolahan kelapa menjadi kelemahan
dengan hasil skor terbesar yaitu sebesar dalam upaya pengembangan
0.281 dengan bobot 0.074 dan dengan agroindustri kelapa di kabupaten
rating sebesar 3,8. Kemudian diikuti Ketapang dengan skor masing-masing
faktor tersediannya tanah yang cocok 0,190 dan 0,189. Selanjutnya faktor
untuk budidaya tanaman Kelapa dengan kelemahan lainnya adalah skala usaha
skor 0,204. Selain itu, faktor lain yang tani yang dilakukan relatif kecil dengan
dapat dimanfaatkan adalah tersedianya skor 0,156; keterbatasan modal dengan
pasar untuk produk olahan kelapa skor 0,146 dan daya saing yang rendah
dengan skor 0,201. Kekuatan lain yang dengan skor 0,081. Nilai rekapitulasi
dapat dioptimalkan adalah faktor faktor Internal seperti pada Tabel 4.
kekuatan dari jumlah tenaga kerja yang Dari hasil analisis perhitungan
tersedia yang cukup banyak dengan skor faktor-faktor internal didapatkan total
0,189, ditambah dengan faktor skor sebesar 2,747. Nilai yang didapat
kesuburan tanah untuk budidaya Kelapa tersebut berada di atas nilai rata-rata
dan dijadikannya Kelapa sebagai sebesar 2,5 yang menurut David (2009)
komoditas andalan masyarakat untuk nilai tersebut menunjukan posisi internal
memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat yang cukup kuat, dimana usaha
menjadi kekuatan dalam pengembangan pengembangan yang ingin dilakukan
agroindustri kelapa di kabupaten memiliki kemampuan untuk
Ketapang. dikembangkan yang berada di atas rata-
Kelemahan yang paling rata dalam memanfaatkan kekuatan dan
signifikan dalam usaha pengembangan mengantisipasi kelemahan internal yang
agroindustri kelapa di kabupaten dimiliki.
Ketapang terletak pada tingkat
pendidikan yang relatif rendah dengan Analisis Matriks External Factor
skor 0,314, hal tersebut di perkuat Evaluation Matrix
dengan data hasil survey terhadap 65 Meningkatkan pendapatan dan
responden yang menunjukkan bahwa menambah peluang usaha serta lapangan
tingkat pendidikan masyarakat petani kerja merupakan peluang utama dengan
kelapa di kabupaten Ketapang 47% bobot sebesar 0,089 dan rating sebesar
adalah sekolah dasar dan tidak sekolah 4,0 sehingga menghasilkan skor sebesar
atau tidak selesai sekolah dasar. 0,354. Faktor lain yang menjadi peluang
Selanjutnya, faktor yang menjadi dalam upaya pengembangan usaha

20
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

agroindustri Kelapa adalah adanya pengolahan dan pemanfaatan limbah


dukungan yang diberikan pemerintah Kelapa merupakan faktor lain yang
daerah dengan skor sebesar 0,319; menjadi peluang dengan skor 0,273.
kemudian belum adanya industri

Tabel 4. Matriks faktor eksternal


FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Skor
KEKUAATAN
Ketersediaan bahan baku yang banyak 0,074 3,800 0,281
Tenaga kerja lokal cukup tersedia 0,063 3,000 0,189
Kelapa merupakan komoditas andalan masyarakat 0,056 2,000 0,111
Kesuburan tanah yang cocok untuk budidaya tanaman kelapa 0,066 2,000 0,133
Kecocokan lahan untuk budidaya tanaman kelapa 0,068 3,000 0,204
Tersedianya pasar produk olahan Kelapa 0,072 2,800 0,201
KELEMAHAN
Skala usaha tani yang dilakukan relatif kecil 0,060 2,600 0,156
Tingkat pendidikan relatif rendah 0,078 4,000 0,314
Sarana dan prasarana transportasi yang kurang mendukung 0,064 3,000 0,193
Penguasaan teknologi oleh petani masih rendah 0,069 3,400 0,234
Tidak ada tenaga ahli, tenaga proses produksi olahan Kelapa 0,073 2,600 0,189
Produk masih belum dikenal oleh masyarakat 0,063 3,000 0,190
Kurangnya akses terhadap informasi pasar 0,062 2,000 0,123
Keterbatasan modal 0,073 2,000 0,146
Daya saing rendah, hanya sebatas lokal desa dan kecamatan 0,058 1,400 0,081
Total 1,000 2,747

Selanjutnya faktor peluang yang


dapat dimanfaatkan untuk Selain itu, faktor ancaman yang
pengembangan agroindustri kelapa bisa menjadi penghambat dalam
adalah perekonomian masyarakat yang pengembangan agroindustri kelapa di
semakin meningkat dengan jumlah skor kabupaten ketapang adalah belum
sebesar 0,246 dan teknologi pengolahan adanya kemitraan usaha yang kuat
tepat guna yang sudah serta jumlah dengan skor 0,165 diikuti faktor
penduduk yang semakin meningkat kurangnya koordinasi antar instansi yang
dengan masing-masing skor adalah terkait dengan skor 0,135 serta tidak
0,241 dan 0,195. konsistennya pemerintah daerah dalam
Selain faktor peluang yang perlu mengaplikasikan kebijakan dengan skor
dimanfaatkan untuk pengembangan 0,129.
agroindustri Kelapa terpadu, faktor Analisis Matriks Internal-Eksternal
ancaman juga perlu diperhatikan agar Berdasarkan analisa IFE
dapat diantisipasi atau ditangani dalam diperoleh nilai sebesar 2,747 dan nilai
upaya memperkecil hambatan dalam EFE adalah 2,774. Perpaduan dari kedua
pengembangan usaha agroindustri nilai tersebut menunjukan bahwa strategi
kelapa terpadu yaitu adanya ekspansi pengembangan agroindustri Kelapa
perkebunan sawit dengan skor tertinggi terpadu ini terletak pada sel ke V, yaitu
0,194. Selanjutnya diikuti faktor sel stabilitas yang dapat dikelola dengan
ketidakpastian harga bahan baku strategi menjaga dan mempertahankan
ditingkat petani dan perubahan cuaca yang dapat dilakukan dengan cara
serta adanya serangan hama dengan skor penetrasi pasar dan pengembangan
masing-masing 0,181, 0,178 dan 0,164. produk.
Nilai rekapitulasi faktor eksternal seperti
pada Tabel 5.

21
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

.
Tabel 5. Matriks faktor eksternal
FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Skor
PELUANG
Meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan 0,089 4,00 0,354
Belum ada industri pengolahan kelapa 0,091 3,00 0,273
Adanya dukungan yang diberikan oleh PEMDA 0,094 3,40 0,319
Perekonomian masyarakat yang semakin meningkat 0,082 3,00 0,246
Jumlah penduduk yang semakin meningkat 0,065 3,00 0,195
Teknologi pengolahan tepat guna sudah ada 0,071 3,40 0,241
ANCAMAN
Ketidakpastian harga bahan baku ditingkat petani 0,070 2,60 0,181
Pemerintah belum konsisten dalam mengaplikasikan kebijakan 0,072 1,80 0,129
Ekspansi perkebunan sawit 0,081 2,40 0,194
Perubahan cuaca 0,068 2,60 0,178
Hama Tanaman 0,068 2,40 0,164
Belum adanya kemitraan usaha yang kuat 0,075 2,20 0,165
Kurangnya koordinasi antar instansi yang terkait 0,075 1,80 0,135
Total 1,00 2,774

Skor Total
IFE = 2,747
Kuat Lemah
4,0 3,0 Rataan 2,0 1,0
Tinggi

I II III
3,0 Growth Growth Stability

Rataan

Skor Total IV V VI
EFE = 2,774 Growth Stability Retrenchment

2,0

Rendah VII VIII IX


Stability Retrenchment Retrenchment

1,0
Gambar 3. Matriks IE

22
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

Berdasarkan gambaran dari mempermudah produsen agroindustri


matriks Internal-Eksternal (IE) di atas memperolehnya. Selain itu, kaitanya
yang menyatakan bahwa pengembangan dengan perluasan lahan perkebunan
agroindustri kelapa terpadu di kelapa maka perlu dilakukan
kabupaten Ketapang yaitu dengan cara pendataan ulang yang lebih akurat
penetrasi pasar dan pengembangan tentang kepemilikan, fungsi dan
produk. Menurut David (2009) tataguna lahan yang ada di kabupaten
mengatakan bahwa penetrasi pasar ketapang dengan mengoptimalkan
(market penetration) adalah strategi koordinasi antar instansi yang terkait
yang mengusahakan peningkatan pangsa agar data yang dimiliki menjadi
pasar untuk produk atau jasa yang ada di seragam. Hal ini bertujuan agar
pasar saat ini melalui upaya-upaya lahan-lahan perkebunan kelapa yang
pemasaran yang lebih besar. sudah ada dan hutan-hutan yang
Pengembangan pasar dapat tersisa tidak beralih fungsi menjadi
dilaksanakandengan cara memperluas lahan perkebunan kelapa sawit yang
pasar yang sudah ada bisaengan saluran saat ini banyak diminati oleh
distribusi, menyebarkan informasi masyarakat agar ketersediaan bahan
melaluiakses internet dan memberikan baku tetap terjaga. Kemudian yang
leaflet pada beberapa gerai maupun toko perlu dipertimbangkan untuk
(Wibowo, 2009). Sedangkan dilakukan adalah penyediaan bibit
pengembangan produk (product unggul yang tahan hama untuk
development) menurut David (2009) meminimalkan ancaman kekurangan
adalah sebuah strategi yang bahan baku akibat tanaman di serang
mengupayakan peningkatan penjualan hama.
dengan cara memperbaiki atau 2. Melakukan studi kelayakan investasi
memodifikasi produk atau jasa yang ada usaha agroindustri kelapa dengan
saat ini. terperinci agar kedepannya industri
yang telah dijalankan tidak
Strategi Pengembangan Agroindustri mengalami masalah yang meliputi
Kelapa Terpadu beberapa aspek, yaitu aspek pasar
Berdasarkan analisis SWOT (meliputi permintaan, penawaran,
pada Gambar 2 dan posisi harga, program pemasaran dan
pengembangan agroindustri kelapa di perkiraan penjualan), aspek teknis
kabupaten ketapang pada matriks IE, dan produksi (meliputi skala
maka dapat dirumuskan strategi untuk produksi, proses produksi, mesin dan
mengembangkan usaha agroindustri fasilitas, perlengkapan, penanganan
kelapa terpadu di kabupaten Ketapang, limbah dan tata letak), aspek
yaitu: keuangan (meliputi sumber
1. Mempertahankan atau meningkatkan pendanaan, biaya, keuntungan dan
ketersediaan bahan baku berbasis tingkat pengembalian), aspek
sumber daya lokal melalui perluasan manajemen (meliputi struktur
lahan maupun penyediaan bibit yang organisasi dan tenaga kerja), aspek
unggul dan tahan hama. Ketersediaan hukum (meliputi badan hukum,
bahan baku yang tetap untuk industri jaminan hukum dan perizinan) dan
pengolahan kelapa harus tetap terjaga aspek sosial ekonomi (meliputi
keberlanjutannya dengan devisa negara dan daerah,
meningkatkan produktifitas kerja kesempatan kerja, dampak pada
petani kelapa. Supriadi (2007) industri lain dan dampak pada
menyatakan, hasil pertanian yang masyarakat).
berasal dari produksi setempat akan

23
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

3. Membangun industri pengolahan murah untuk modal kerja dan


kelapa, memproduksi produk olahan pembelian alat bagi agroindustri skala
kelapa yang sesuai dengan keinginan kecil dan menengah dapat
dan citarasa konsumen. Artinya meringankan beban biaya produksi.
bahwa sebelum barang-barang yang Jika usaha pengembangan
telah diproduksi dipasarkan, terlebih agroindustri Kelapa tersebut
dahulu dilakukan segmentasi pasar dijalankan dalam bentuk koperasi
(market segmentation), targeting dan maka modal koperasi diperoleh dari
positioning. Segmentasi pasar simpanan pokok, wajib dan sukarela
didefinisikan sebagai pembagian dari anggota (Junardi, 2012).
pasar menjadi bagian-bagian 5. Membangun industri pengolahan
konsumen yang berbeda menurut agroindustri kelapa dalam rangka
kebutuhan dan kebiasaan belanja meningkatkan kesejahteraan
mereka. Targeting adalah suatu masyarakat dan petani dan
tindakan memilih satu atau lebih peningkatan ekonomi daerah.
segmen pasar yang akan dimasuki. Pengembangan agroindustrikelapa
Sedangkan Positioning adalah dapat diwujudkan dengan melakukan
penetapan posisi pasar, yang kerjasama (mitra) dengan pihak
tujuannya adalah untuk membangun swasta.
dan mengkomunikasikan keunggulan 6. Melakukan kerjasama dengan
bersaing yang ada di pasar ke dalam lembaga-lembaga maupun perguruan
benak konsumen (David, 2009), tinggi yang berkompeten dalam
sehingga produk yang telah bidang pengolahan kelapa. Kerjasama
dihasilkan tepat sasaran. yang dilakukan tersebut dapat dalam
4. Melakukan kegiatan persiapan bentuk penyediaan mesin dan
sumber daya manusia, infrastruktur peralatan, penelitian dan
dan sumber pendanaan. Peningkatan pengembangan lebih lanjut tentang
dan pengembangan sumber daya proses pengolahan kelapa agar
manusia dapat dilakukan dengan tercipta produk yang berkualitas
mengadakan pembinaan dan dengan memodifikasi bentuk dan
pelatihan dalam pengolahan produk jenis produk (diversifikasi produk)
olahan kelapa dari instansi yang sehingga tercapai tujuan untuk
terkait ataupun dengan mengadakan meningkatkan nilai tambah dengan
kerjasama dengan institusi atau harga yang terjangkau oleh
lembaga-lembaga pendidikan yang masyarakat menengah ke bawah
berkompeten dibidang pengolahan sehingga mampu bersaing baik dalam
kelapa. negeri maupun luar negeri.
Sedangkan dalam upaya 7. Menyediakan tenaga ahli dibidang
meningkatkan kegiatan pembangunan pengolahan kelapa dan bisnis
infrastruktur yang berupa jalan agroindustri.Tenaga ahli dibidang
diperlukan dukungan dan komitmen pengolahan kelapa diperlukan sebagai
dari pemerintah daerah dalam upaya tenaga pendamping di lapangan.
pengembangan agroindustri kelapa di Bimbingan dan penyuluhan kepada
kabupaten ketapang. Pembangunan pengusaha agroindustri hendaknya
infrastruktur yang memadai, seperti diberikan secara terstruktur dan
jalan raya, jaringan telekomunikasi kontinyu. Pemberian bantuan alat dan
dan listrik, akan memperlancar mesin pertanian sebaiknya diberikan
kegiatan pengolahan dan distribusi. kepada pengusaha agroindustri yang
Selain itu, kebijakan dalam bantuan belum maju tetapi mempunyai
pemberian kredit dengan bunga lebih prospek untuk berkembang.

24
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

Kecenderungan selama ini bantuan Kelapa yang sesuai dengan citarasa


diberikan oleh berbagai instansi konsumen dengan melakukan
pemerintah kepada usaha agroindustri segmentasi pasar, targeting dan
yang sudah maju yang sebenarnya positioning. (6) Menyediakan tenaga
tidak lagi memerlukan bantuan. ahli dibidang pengolahan Kelapa dan
Dalam pemberian bantuan harus bisnis agroindustri dan (7)
memperhatikan skala usaha yang Melakukan promosi produk olahan
umumnya kecil. Bantuan alat yang Kelapa.
terlalu besar kapasitasnya tidak akan
banyak membantu usaha agroindustri UCAPAN TERIMA KASIH
di pedesaan (Supriadi, 2007). Ucapan terima kasih ditujukan kepada
8. Melakukan promosi produk olahan DP2M DIKTI yang telah memberi dana
kelapa yang dihasilkan. Bentuk- pada penelitian ini melalui skim
bentuk promosi yang akan digunakan penelitian Dosen Pemula.
pastinya akan disesuaikan dengan
target pasar yang akan dituju. Bentuk DAFTAR PUSTAKA
promosi lain yang juga dapat Aji. P.B., 2012. Strategi Pengembangan
digunakan adalah dengan melakukan Agroindustri Keripik Pisang Di
relasi bisnis dengan toko-toko atau Kecamatan Tawangmangu
tempat-tempat penjualan lainnya. Kabupaten Karanganyar. E-Jurnal
Agrista 1 [2]: 1-17.
KESIMPULAN http://agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-
1. Faktor yang menjadi kekuatan utama content/uploads/2013/01/16.-
adalah ketersediaan bahan strategi-pengembangan-
bakudengan nilai 0,281, sedangkan agroindustri-keripik-pisang-di-
faktor kelemahan adalah rendahnya kecamatan-tawangmangu-
tingkat pendidikan masyarakat petani kabupaten-karanganyar.pdf
Kelapa dengan nilai 0,314, kemudian
faktor peluang yaitu meningkatkan Allorerung, D.,dan Mahmud,
pendapatan dan menambah peluang 2003.Kemungkinan
usaha dan lapangan pekerjaan dengan Pengembangan Pengolahan buah
nilai 0,354, dan faktor ancaman Kelapa secara Terpadu Skala
terbesarnya adalah ekspansi Pedesaan.Prosiding Konferensi
perkebunan kelapa sawit dengan nilai Nasional Kelapa IV.Bandar
0,194. Lampung 21 – 23 April 1998
2. Strategi yang direkomendasikan Pp.327 – 340.
untuk pengembangan agroindustri
kelapa di kabupaten Ketapang yaitu: BPS, 2011.Ketapang dalam Angka.
(1) Mempertahankan atau Pemerintah Kabupaten Ketapang.
meningkatkan ketersediaan bahan
baku melalui perluasan lahan maupun Damanik.S., 2007. Strategi
penyediaan bibit yang unggul dan Pengembangan Agribisnis Kelapa
tahan hama. (2) Melakukan studi (Cocos nucifera) untuk
kelayakan investasi usaha meningkatkan Pendapatan Petani
agroindustri Kelapa terpadu (3) di Kabupaten Indragiri Hilir. Pusat
Membangun industri pengolahan penelitian dan pengembangan
Kelapa (4) Melakukan upaya dalam perkebunan. Jurnal Perspektif 6
peningkatan sumber daya manusia, [2] : 94-104.
infrastruktur dan sumber pendanaan.
(5) Diversifikasi produk olahan

25
Jurnal Industria Vol 3 No 1: 13 – 26
Pengembangan Agroindustri Kelapa

David., F.R., 2009. Manajemen Strategi. Wana Wisata Grajagan. Jurnal


Salemba Empat, Jakarta. Ekonomi Bisnis 14 [2] : 161-170

Fauzanta, Y., Agustina., F dan


Indriartiningtyas., 2009.
Perumusan Strategi Bisnis UD.
Budi Jaya Bangkalan dengan
Pendekatan Model Fred R.
David.Jurnal Teknik Industri.
Robust1: 33-40

Intan, A.H., Said, E.G., dan Saptono.,


I.T., 2004. Strategi Pengembangan
Industri Pengolahan Kelapa
Nasional. Jurnal Manajemen &
Agribisnis 1 [1] : 42-54

Junardi, 2012. Strategi Pengembangan


Agroindustri Serat Sabut Kelapa
Berkaret (SEBUTRET) (Studi
kasus di kabupaten Sambas).
Tesis. Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Kurniawati, T., dan Kumala S., 2009.


Analisis dan Pilihan Strategi :
Membangun Eksistensi
Perusahaan di Masa Krisis. Jurnal
Ekonomi Bisnis 14 : 179-190.

Supriadi, H., 2007. Pengembangan


Agroindustri Pedesaan Melalui
Percepatan Inovasi. Pusat Analisis
Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian.
http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/
phocadownload/Prosiding/2007/7_
Sosek.pdf. [18 oktober 2013]

Supriyati dan Suryani, E., 2006.Peranan,


Peluang dan
KendalaPengembangan
Agrindustri di Indonesia. Jurnal
Forum Penelitian Agro Ekonomi
24 [2]: 92–106.

Wibowo., W., 2009. Analisis Internal


dan Eksternal Matrik dalam
Strategi Pengembangan Objek

26

Anda mungkin juga menyukai