TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun Oleh:
Nama : SUGIHARIANTO
Nim : 005214066
CONDITION).
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain then Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering
By:
SUGIHARIANTO
Student Number : 005214066
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Sugiharianto
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
yang begitu besar sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir. Tugas
Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat agar dapat menyelesaikan
para mahasiswa. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam tulisan ini. Saya
mengharapkan saran maupun kritikan yang membangun dari para dosen maupun
teman mahasiswa.
semua pihak yang telah banyak membantu selama penyusunan tugas akhir ini,
antara lain :
2. Romo Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan
3. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
vii
5. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik
penulis.
7. Papa dan Mama yang telah membesarkan penyusun dengan kasihnya yang
tak pernah sirna, dan sebagai orang yang paling berjasa dalam penyusunan
tugas ini serta kakak – kakak penyusun Lilik Soegiati, Soegiarto Santoso,
dan Ir. Sugiono Santoso yang terus menerus memacu penyusun agar cepat
lulus.
8. Seluruh staf bagian Tata Usaha dan bagian Perpustakaan Fakultas Teknik
9. Bapak Drs. Zakaria Kamsiadi dan Bapak Wahyu Adi Mintarto, S.Pd.
10. Semua pihak yang tidak bisa penyusun sebutkan satu per satu yang telah
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
Penyusun,
Sugiharianto
viii
INTISARI
ix
ABSTRACT
The following parameters are used in the experiments. The rotating object
fin has a length of 0.05 m and consists of 101 nodes. The radius of the fin varies
depending on the distance of a node in the equation y = ln(x). The fin‘s materials
are made of metal, particularly aluminium, iron, brass, silver, and copper. The
values of heat transfer coefficient (h) used are 500 W/m2OC, 800 W/m2OC, 1000
W/m2OC, 1500 W/m2OC, and 2500 W/m2OC. The experiments use explicit
numerical finite-difference methodl to solve all the necessary computations.
This study finds the following important conclusions. If the value of the
heat transfer coefficient (h)=2500 W/m2OC, (1) the temperature distribution of the
fin decreases at faster rate, (2) the total heat flow of the fin increases at faster
rate, (3) the efficiency of the fin decreases, (4) the effectivity of the fin
decreases.The sequence of the material having the largest temperature drop is:
iron, brass, aluminium, copper, and silver. In addition, the sequence of the
material having the largest heat flow, efficiency, and effectivity is: silver, copper,
aluminium, brass, and iron. Computations are done satisfying the stability
requirements, i.e.
x Vi x Vi
(1) t 0 , (2) t , (3) t .
Ac , i 1 / 2 Bi A s ,i
Ac , i 1 / 2 Bi A s ,i Ac , i 1 / 2
x
DAFTAR ISI
Hal.
Halaman Judul ................................................................................................i
Intisari .............................................................................................................ix
Abstract ...........................................................................................................x
xi
2.3 Perpindahan Kalor Konveksi ..........................................................10
xii
Bab V Hasil Perhitungan Dan Pembahasan ......................................................33
..................................................................................37
..................................................................................38
5.1.2 Grafik Laju Aliran Kalor Total Sirip Benda Putar Fungsi
..................................................................................43
xiii
5.1.2.2 Bahan Besi Murni Berdasarkan Variasi koefisien
h=1000( W / m 2 oC )...................................................48
5.1.3 Grafik Efisiensi Sirip Benda Putar Fungsi Y=ln(X) Dari Waktu
xiv
Perpindahan Panas Konveksi h( W / m 2 oC ) ...............53
..................................................................................54
5.1.4 Grafik Efektivitas Sirip Benda Putar Fungsi Y=ln(X) Dari Waktu
..................................................................................60
xv
5.2.2 Grafik Dengan Variasi Nilai Koefisien Perpindahan Panas
Konveksi ...............................................................................62
Bab VI .............................................................................................................64
Daftar Pustaka
Lampiran
xvi
DAFTAR NOTASI
Gr angka Grashof
Pr angka Prandtl
t waktu ( detik )
T suhu fluida ( OC )
Pr angka prandtl
V volume ( m3 )
efektivitas sirip
efisiensi sirip
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Kesetimbangan Energi Pada Volume Kontrol Posisi di Ujung Sirip
..................................................................................................18
Gambar 3.3 Kesetimbangan Energi Pada Volume Kontrol Posisi di Dalam Sirip
..................................................................................................22
Gambar 3.4 Mencari Luas Penampang dan Volume Ujung Sirip ...................26
Gambar 3.5 Mencari Luas Penampang dan Volume Dalam Sirip ...................27
Gambar 5.1 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................34
Gambar 5.2 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................36
xviii
Gambar 5.3 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................37
Gambar 5.4 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................39
Gambar 5.5 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................40
Gambar 5.6 Nilai Suhu Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) keadaan tak tunak
..................................................................................................42
Gambar 5.7 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
Gambar 5.8 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
..................................................................................................44
Gambar 5.9 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
..................................................................................................45
xix
Gambar 5.10 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
..................................................................................................46
Gambar 5.11 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
..................................................................................................47
Gambar 5.12 Laju Aliran Kalor Total Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x)
..................................................................................................48
Gambar 5.13 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
Gambar 5.14 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
Gambar 5.15 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
Gambar 5.16 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
Gambar 5.17 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
Gambar 5.18 Efisiensi Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak Tunak
xx
Gambar 5.19 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
Gambar 5.20 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
Gambar 5.21 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
Gambar 5.22 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
Gambar 5.23 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
Gambar 5.24 Efektivitas Pada Sirip Benda Putar fungsi y=ln(x) Keadaan tak
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Laju Aliran Kalor, Efisiensi dan Efektivitas Pada Saat t= 20 detik,
Tabel 5.2 Distribusi Suhu Pada Saat t= 20 detik, h= 1000 W/m2 oC Berdasarkan
Tabel 5.3 Laju Aliran Kalor Total Pada Saat t= 20 detik, Untuk Berbagai Bahan
Tabel 5.4 Efisiensi Pada Saat t= 20 detik, Untuk Berbagai Bahan Sirip
Tabel 5.5 Efektivitas Pada Saat t= 20 detik, Untuk Berbagai Bahan Sirip
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
semakin lama semakin canggih di era moderenisasi. Pada bidang industri banyak
benda. Kendaraan bermotor menggunakan sirip seperti pada radiator, pada sepeda
Pada kenyataannya banyak sekali alat penukar kalor bersirip yang bekerja
dengan aliran kalor berubah-ubah setiap saat, atau yang biasa disebut dengan
keadan tak tunak. Perubahan besar laju aliran kalor ditandai pula perubahan suhu
di setiap node atau posisi pada alat penukar kalor. Biaya untuk pembuatan sirip
relatif murah dan volume dari sirip sendiri tidak besar sehingga tidak memakai
banyak tempat. Pemasangan sirip pada suatu permukaan benda uji mempunyai
kekuatan bahan yang relatif aman. Bentuk sirip bermacam-macam tetapi pada
intinya fungsi dari sirip adalah sama yaitu memperbesar laju aliran kalor selama
penelitian tentang proses perpindahan pada sirip pada keadaan tak tunak. Fokus
dari penelitian adalah pencarian distribusi suhu, laju perpindahan kalor, efektivitas
1
2
Penelitian ini dilakukan terhadap sirip silinder y=ln(x) keadaan tak tunak
yang mengalami proses perpindahan kalor konduksi dalam arah x dan konveksi
melalui seluruh permukaan sirip. Permukaan selimut silinder dan ujung sirip
bersentuhan dengan fluida yang bersuhu T ∞ dan nilai koefisien perpindahan panas
konveksi h. Perpindahan panas konduksi hanya dalam arah sumbu x, suhu awal
sirip merata pada suhu Ti . Suhu dasar sirip dipertahankan tetap dari waktu ke
waktu sebesar Tb .
a. Geometri benda
b. Model matematika
∂ ⎡ ∂T ( x, t ) ⎤ dAs dV ∂T ( x, t )
⎢ k Ac ⎥ -h ( T(x,t) - T ∞ ) = ρ c
∂x ⎣ ∂x ⎦ dx dx ∂t
c. Kondisi awal
d. Kondisi batas
∂T ( x, t ) ∂T ( x, t )
2. h A s ( T ∞ - T) + k A c = ρcV x=1,t>0 ……(1.4)
∂x ∂t
e. Asumsi
3. Tidak terjadi perubahan volume dan bentuk selama keadaan tak tunak .
Keterangan :
V : volume ( m3 )
1.3 Tujuan
sirip dan efektivitas sirip pada waktu tertentu untuk berbagai bahan
sirip.
1.4 Manfaat
DASAR TEORI
satu tempat ke tempat yang lainnya. Perpindahan kalor atau panas pada suatu
benda terjadi bila ada perbedaan suhu. Kalor berpindah dari suhu yang tinggi ke
daerah yang memiliki temperatur tinggi ke daerah lain yang memiliki temperatur
lebih rendah, didalam suatu medium atau antara medium yang berlainan secara
cukup besar.
ΔT
q = −kA …………………………….(2.1)
Δx
6
7
A
q k
T1 T2
Δx
∂T
Variabel q adalah laju perpindahan kalor dengan satuan Watt , dan
∂x
benda yang mengalami perpindahan kalor tegak lurus arah perpindahan kalor.
satuan W/m°C, sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua
kalor konduksi dapat terjadi bila ada medium yang besifat diam. Misalnya saja
k
Bahan
W/m. O C
Logam
Perak (murni) 410
Tembaga (murni) 385
Aluminium(murni) 202
Nikel (murni) 93
Besi (murni) 73
Baja karbon, 1% C 43
Timbal (murni) 35
Baja krom- nikel (18%Cr,8%Ni) 16,3
Bukan logam
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6
Magnesit 4,15
Marmar 2,08-2,94
Batu pasir 1,83
Kaca, jendela 0,78
Kayu mapel atau ek 0,17
Serbuk gergaji 0,059
Wol kaca 0,038
Zat cair
Air - raksa 8,21
Air 0,556
Amonia 0,540
Minyak lumas SAE 50 0,147
Freon 12, CCl 2 F 2 0,073
Gas
Hidrogen 0,175
Helium 0,141
Udara 0,024
Uap air (jenuh) 0,0206
Karbon dioksida 0,0146
9
penting sebagai mekanisme pepindahan energi antara permukaan benda padat dan
Pertama ,panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-
11
partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian
akan menaikkan suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida ini. Kemudian
energinya kepada partikel-partikel fluida lainnya. Dalam hal itu alirannya adalah
ini untuk operasinya tidak tergantung hanya pada beda suhu, maka tidak secara
angkutan energi dan karena terjadinya dalam gradien suhu maka juga digolongkan
sebagai suatu cara perpindahan panas dan ditunjukkan dengan sebutan aliran
T∞ , h
h A q Tw
perhitungan. Untuk situasi yang rumit, perhitungan nilai h dapat dilakukan dengan
adanya fluida yang bergerak dikarenakan beda massa jenisnya, perbedaan massa
jenis ini disebabkan karena adanya perbedaan temperatur. Jadi pergerakan fluida
tidak disebabkan karena adanya alat Bantu pergerakan seperti pompa,kipas dan
lain-lain. Contoh perpindahan panas konveksi bebas yaitu memasak air. Air
didalam panci atau wadah mendidih secara merata karena melakukan pergerakan
dari dinding bawah panci naik ke atas permukaan air. Pergerakan ini terjadi
karena perbedaan massa jenis air, fluida yang mengalami pemanasan massa
Sebagai contoh dipilih kasus udara yang mengalir pada silinder horisontal,
Persamaan :
⎛ ΔT ⎞
1/ 4
⎛ ΔT ⎞
1/ 3
Keterangan :
ΔT = Tw − T∞ , oC
14
yang bergerak, pergerakan fluida disebabkan oleh alat bantu seperti pompa,kipas,
dari bilangan Nusselt. Bilangan Nusselt yang dipilih harus sesuai dengan
Berlaku persaman :
hd
Nu= = C R e Pr1 / 3 ............................................................................. (2.5)
kf
n
⎛u d ⎞
Re = ⎜ ∞ ⎟ ........................................................................................ (2.6)
⎜ v ⎟
⎝ f ⎠
n
hd ⎛u d ⎞
Nu= = C ⎜ ∞ ⎟ Pr1 / 3 ...................................................................... (2.7)
kf ⎜ v ⎟
⎝ f ⎠
sifat – sifat yang digunakan dalam persamaan ( 2.7 ) dievaluasi pada suhu film,
Besar laju aliran kalor dapat diketahui setelah diketahuinya terlebih dahulu
distribusi suhu pada sirip. Dari data-data hasil perhitungan distribusi suhu pada
sirip, maka besar laju aliran kalor yang dilepas oleh sirip dapat diketahui dengan
( )
n n
q = ∑ qi = ∑ h As ,i Ti n − T∞ ....................................................…….(2.8)
i =1 i =1
dengan,
qi = h As i (Ti n −T∞ )
As,i = luas penampang sirip yang bersentuhan dengan fluida pada node i
sebenarnya dilepas sirip dengan laju aliran kalor yang dilepas sirip jika seluruh
permukaan sirip sama dengan suhu dasar sirip. Persamaan yang digunakan untuk
n n n
∑q i ∑h A s ,i (Ti n − T∞ ) ∑ As ,i (Ti n − T∞ )
η sirip = i =1
= i =1
= i =1
……...(2.9)
h As (Tb − T∞ ) h As (Tb − T∞ ) As (Tb − T∞ )
As,i = luas permukaan dari volume kontrol sirip yang bersentuhan dengan
Efektivitas sirip adalah perbandingan antara laju aliran kalor yang dilepas
benda bersirip dengan laju aliran kalor yang dilepas bila benda tanpa
adalah :
n n
∑h A s ,i (Ti n − T∞ ) ∑ As ,i (Ti n − T∞ )
∈sirip = i =1
= i =1
……………(2.10)
h Ac (Tb − T∞ ) Ac (Tb − T∞ )
As,i = luas permukaan dari volume kontrol sirip yang bersentuhan dengan
Objek dari penelitian ini berupa sirip silinder dengan panjang sirip 0,05 m.
Benda uji mempunyai panjang L dibagi menjadi beberapa node pada arah
Keterangan gambar :
m = jumlah node
17
18
Gambar 3.2 Kesetimbangan energi pada volume kontrol posisi di ujung sirip
dihasilkan persamaan :
⎡ ∂T ⎤
[ q1 + q2 ] + [ 0 ] = ⎢ ρ c V ...............................................(3. 1)
⎣ ∂t ⎥⎦
⎛ T n − Ti n ⎞
q1 = k Ac,i+1/2 ⎜⎜ i +1 ⎟⎟ ..............................................................(3. 2)
⎝ Δx ⎠
( )
q2 = hAs T∞ − Ti n ........................................................................(3. 3)
r = ln ( x ) ...................................................................................(3. 4)
1 Δx 1 Δx
Vi= πr2 = π ln 2 ( x) ...................................................(3. 7)
3 2 3 2
Persamaan (3.2), (3.2), (3.4), (3.5), (3.6) dan (3.7) disubstitusikan kedalam
⎛ T n − Ti n ⎞ ∂T ⎤
k Ac,i+1/2 ⎜⎜ i +1 ⎟ ( )
⎟ + hAsi T∞ − Ti n = ⎡⎢ ρ c V
∂t ⎥⎦
................................(3. 8)
⎝ Δx ⎠ ⎣
⎛ T n − Ti n ⎞ ⎛ Ti n +1 − Ti n ⎞
k Ac,i+1/2 ⎜⎜ i +1 ⎟ ( n
)
⎟ + hAsi T∞ − Ti = ρc Vi ⎜
⎜ Δt
⎟ ....................(3. 9)
⎟
⎝ Δx ⎠ ⎝ ⎠
Δx
Persamaan (3.9) dikalikan , maka didapat persamaan :
k
(
Ac,i+1/2 Ti +1
n
− Ti n + ) h Δx
k
(
Asi T∞ − Ti n =
ρ c Δx Vi
)
k Δt
(Ti
n +1
− Ti
n
) .............(3.10)
h Δx
= Bi .................................................................................................(3.11)
k
20
ρc 1
= ...................................................................................................(3.12)
k α
(
Ac,i+1/2 Ti +1
n
)
− Ti n + BiAsi T∞ − Ti n = ( ) 1 Δx Vi
α Δt
(T
i
n +1
− Ti
n
) .....................(3.13)
α Δt
Persamaan (3.13) dikalikan dengan
Δx Vi
α Δt
Δx Vi
[A c , i +1/ 2 (T n
i +1 ) ( )]
− Ti n + Bi Asi T∞ − Ti n = Ti n +1 − Ti n ............................(3.14)
α Δt α Δt α Δt α Δt
Ac , i + 1 / 2 Ti +n1 - Ac , i + 1 / 2 Ti n + Bi Asi T∞ - Bi Asi Ti n
Δx Vi Δx Vi Δx Vi Δx Vi
= Ti n +1 − Ti n ........................................(3.15)
⎡ α Δt ⎤ α Δt
Ti n +1 = Ti n ⎢1 −
Δ
( Ac , i + 1 / 2 + Bi Asi )⎥ +
Δ
(
Ac , i + 1 / 2 Ti +n1 + Bi Asi T∞ ....(3.16) )
⎣ x Vi ⎦ x Vi
Syarat stabilitas :
α Δt
1− (A c , i +1/ 2 + Bi Asi ) ≥ 0
Δx Vi
α Δt
1≥ (A c , i +1/ 2 + Bi Asi )
Δx Vi
Δx Vi
Δt ≤
α (Ac . i +1 / 2 + Bi Asi )
21
Keterangan:
(m2)
Gambar 3.3 Kesetimbangan energi pada volume kontrol posisi di dalam sirip
dihasilkan persamaan :
⎡ ∂T ⎤
[ q1 + q2 + q3 ] + [ 0 ] = ⎢ ρ c V ........................................(3.17)
⎣ ∂t ⎥⎦
⎛ T n − Ti n ⎞
q1 = k Ac,i-1/2 ⎜⎜ i −1 ⎟ ..............................................................(3.18)
⎟
⎝ Δx ⎠
⎛ T n − Ti n ⎞
q3 = k Ac,i+1/2 ⎜⎜ i +1 ⎟ .............................................................(3.20)
⎟
⎝ Δx ⎠
Vi= π ri Δx = π ln 2 ( xi ) Δx ......................................................(3.23)
2
⎛ T n − Ti n ⎞ ⎛ Ti +n1 − Ti n ⎞
k Ac,i-1/2 ⎜⎜ i −1 ⎟ ( )
⎟ + hAsi T∞ − Ti n + k Ac,i+1/2 ⎜
⎜ Δx
⎟
⎟
⎝ Δx ⎠ ⎝ ⎠
⎡ ∂T ⎤
= ⎢ ρ c Vi .............................................(3.24)
⎣ ∂t ⎥⎦
⎛ T n − Ti n ⎞ ⎛ T n − Ti n ⎞
k Ac , i −1 / 2 ⎜⎜ i −1 ⎟⎟ + hAsi (T∞ − Ti n ) + k Ac , i + 1 / 2 ⎜⎜ i +1 ⎟⎟
⎝ Δx ⎠ ⎝ Δx ⎠
⎛ T n +1 − Ti n ⎞
= ρc Vi ⎜⎜ i ⎟ ...................................(3.25)
⎟
⎝ Δt ⎠
⎛ Δx ⎞
Persamaan (3.25) dikali ⎜ ⎟ , maka didapat :
⎝ k ⎠
h Δx
Ac , i −1 / 2 (Ti −n1 − Ti n ) + Asi (T∞ − Ti n ) + Ac , i +1 / 2 (Ti +n1 − Ti n )
k
=
ρ c Δx Vi
k Δt
(T i
n +1
− Ti
n
) ..........................(3.26)
Persamaan (3.11) dan (3.12) disubstitusikan ke persamaan (3.26)
24
=
Δx Vi
α Δt
(
n +1
)
Ti − Ti ...................................(3.27)
n
α Δt
Persamaan (3.27) dikali
Δx Vi
α Δt
Δx Vi
[A c , i −1 / 2 (T n
i −1 ) ( ) ( )]
− Ti n + Bi Asi T∞ − Ti n + Ac , i +1 / 2 Ti n+ 1 − Ti n = Ti n +1 − Ti n
.........................................................(3.28)
α Δt α Δt α Δt α Δt
Ac , i −1 / 2 Ti −n1 - Ac , i −1 / 2 Ti n + Bi Asi T∞ + Bi Asi Ti n
Δx Vi Δx Vi Δx Vi Δx Vi
α Δt α Δt
+ Ac , i +1 / 2 Ti +n1 - Ac , i +1 / 2 Ti n = Ti n +1 − Ti n ........................(3.29)
Δx Vi Δx Vi
⎡ α Δt ⎤
Ti n +1 = Ti n ⎢1 − ( Ac , i −1 / 2 + Bi Asi + Ac , i +1 / 2 )⎥
⎣ Δx Vi ⎦
α Δt
+
Δx Vi
(A c , i −1 / 2 Ti −n1 + Bi Asi T∞ + Ac , i +1 / 2 Ti +n1 ) ....................(3.30)
Syarat stabilitas :
α Δt
1− (A c , i −1 / 2 + Bi Asi + Ac , i +1 / 2 ) ≥ 0
Δx Vi
α Δt
1≥ (A c , i −1 / 2 + Bi Asi + Ac , i +1 / 2 )
Δx Vi
Δx Vi
Δt ≤
α (Ac , i −1 / 2 + Bi Asi + Ac , i +1 / 2 )
25
Keterangan:
(m2)
Ti n +1 = Tb
26
Garis lukis/apotema :
r
ϕ = x 360 0 ................................................................................................... (3.31)
l
Aci = π ri = π ln 2 ( xi ) .....................................................................(3.32)
2
panjang busur
As= x luas lingkaran
keliling lingkaran
2π r
= xπ l 2
2π l
27
1
V= luas alas (lingkaran) x tinggi
3
1 Δx 1 Δx
V= π r2 = π ln 2 (x ) ...................................................(3.34)
3 2 3 2
Keterangan :
Ac= luas penampang tegak lurus arah aliran kalor konduksi (m2)
22
π= = 3,14
7
Keterangan :
Aci= luas penampang tegak lurus arah aliran kalor konduksi, saat node i
(m2)
22
π= = 3,14
7
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Geometri benda uji seperti tersaji pada Gambar 4.1. Benda berada pada
Keterangan :
29
30
a. Perangkat Keras
Canon IP 1200
b. Perangkat Lunak
2500 W / m 2 o C
31
persamaan numerik di setiap node, membuat program dengan microsoft exel xp,
hasil perhitungan distribusi suhu yang telah dilakukan, membuat program dengan
laju perpindahan kalor yang sudah dihitung , membuat program dengan microsoft
exel xp, menjalankan program, sehingga didapat hasil perhitungan nilai efisiensi
persamaan ( 2.10 ).
32
Dari perhitungan yang diolah dengan Excel XP, didapatkan hasil dari
program yang kemudian dari hasil tersebut dapat ditampilkan grafik. Pada
penelitian ini tidak semua data dari distribusi suhu ditampilkan grafik, hanya
beberapa data dari distribusi suhu pada waktu tertentu yang ditampilkan
grafiknya.
distribusi suhu, laju aliran kalor, efisiensi sirip dan efektivitas sirip. Laju aliran
kalor, efisiensi sirip dan efektivitas sirip dapat diketahui dengan menggunakan
Perhitungan data dan grafik berdasarkan variasi bahan dan variasi nilai
sepanjang sirip sama besar Ti = 100 oC, dan kondisi dasar sirip dipertahankan pada
Syarat awal
Kondisi batas
Dasar sirip
Ujung sirip,
⎛ ∂T ⎞ ⎛ ∂T ⎞
k Ac ⎜ ⎟ + h Ac (T∞ − T ) + h As (T∞ − T ) = ρ cV ⎜ ⎟
⎝ ∂x ⎠ ⎝ ∂t ⎠
33
34
dengan syarat,
Δx Vi
Δt ≤ dan Δt > 0 .
α (Ac . i +1 / 2 + Bi Asi )
dari semua bahan. Setelah melakukan pengolahan data dan grafik dengan program
Microsoft Excel maka diperoleh grafik hasil perhitungan pada node 1-101.
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Waktu= 20 detik
Hasil perhitungan untuk t =20 detik, dapat dilihat pada Gambar 5.1
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x),bahan aluminium, Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, saat t=20 detik, variasi nilai h ( W/m2 OC)
105
100
95
90
85
80
75
Suhu OC
70
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
h= 500 h= 800 h= 1000 h= 1500 h= 2500
Gambar 5.1 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x) , bahan
aluminium,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
35
m
q = ∑ qi = q1 + q 2 + q3 ........ + q101
i =1
= 203,7879 Watt
Efisiensi Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
η sirip = i =1
As (Tb − T∞ )
= 0,799873
Efektivitas Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
∈sirip = i =1
Ac (Tb − T∞ )
= 2,887961
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Waktu= 20 detik
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi, Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, saat t=20 detik, variasi nilai h ( W/m2 OC)
105
100
95
90
85
80
75
Suhu C
O
70
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
Gambar 5.2 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x) , bahan
besi,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik berdasarkan variasi h (W/
m 2 o C ).
m
q = ∑ qi = q1 + q 2 + q3 ........ + q101
i =1
= 169,0168 Watt
Efisiensi Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
η sirip = i =1
As (Tb − T∞ )
= 0,663396
37
Efektivitas Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
∈sirip = i =1
Ac (Tb − T∞ )
= 2,395206
Waktu= 20 detik
Hasil perhitungan untuk t =20 detik, dapat dilihat pada Gambar 5.3
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan kuningan, Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, saat t=20 detik, variasi nilai h ( W/m2 OC)
105
100
95
90
85
80
75
Suhu C
O
70
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
h= 500 h= 800 h= 1000 h= 1500 h=2500
Gambar 5.3 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x) , bahan
kuningan,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
38
m
q = ∑ qi = q1 + q 2 + q3 ........ + q101
i =1
= 181,761 Watt
Efisiensi Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
η sirip = i =1
As (Tb − T∞ )
= 0,713417
Efektivitas Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
∈sirip = i =1
Ac (Tb − T∞ )
= 2,575809
Waktu= 20 detik
Hasil perhitungan untuk t =20 detik, dapat dilihat pada Gambar 5.4
39
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan perak, Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, saat t=20 detik, variasi nilai h ( W/m2 OC)
105
100
95
90
85
80
75
Suhu C
O
70
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
Gambar 5.4 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
perak,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
m
q = ∑ qi = q1 + q 2 + q3 ........ + q101
i =1
= 225,9668 Watt
Efisiensi Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
η sirip = i =1
As (Tb − T∞ )
= 0,886926
40
Efektivitas Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
∈sirip = i =1
Ac (Tb − T∞ )
= 3,202266
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Waktu= 20 detik
Hasil perhitungan untuk t =20 detik, dapat dilihat pada Gambar 5.5
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan tembaga, Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, saat t=20 detik, variasi nilai h ( W/m2 OC)
105
100
95
90
85
80
75
Suhu C
O
70
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
Gambar 5.5 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
tembaga,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
41
m
q = ∑ qi = q1 + q 2 + q3 ........ + q101
i =1
= 223,9294 Watt
Efisiensi Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
η sirip = i =1
As (Tb − T∞ )
= 0,878929
Efektivitas Sirip
m
∑ As ,i (Ti − T∞ )
∈sirip = i =1
Ac (Tb − T∞ )
= 3,173394
Hasil perhitungan untuk t =20 detik,variasi bahan dapat dilihat pada Gambar 5.6
O
Distribusi suhu sirip benda putar fungsi y=ln(x),variasi bahan , Ti=100 C,
O O 2O
T~=30 C, Tb=100 C, saat t=20 detik, variasi nilai h=1000 W/m C
105
100
95
90
85
80
75
70
Suhu OC
65
60
55
50
45
40
35
30
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101
Node
aluminium besi kuningan perak tembaga
Gambar 5.6 Distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi y=ln(x) , variasi
bahan,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, saat t= 20 detik , h=1000 (W/ m 2 oC ).
43
5.1.2 Grafik laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x) dari
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.7
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
aluminium,Ti=100OC, T~=30OC, Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
700
600
500
Qtotal (Watt)
400
300
200
100
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.7 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), bahan aluminium,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
44
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.8
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi,Ti=100 OC,
T~=30OC, Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
700
600
500
Qtotal (Watt)
400
300
200
100
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.8 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), bahan besi,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
45
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.9
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
kuningan,Ti=100OC, T~=30 OC, Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
700
600
500
Qtotal (Watt)
400
300
200
100
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.9 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), bahan kuningan,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
46
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.10
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
perak,Ti=100OC, T~=30OC, Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
700
600
500
Qtotal (Watt)
400
300
200
100
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.10 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), bahan perak,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
47
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.11
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
tembaga,Ti=100OC, T~=30OC, Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
700
600
500
Qtotal (Watt)
400
300
200
100
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.11 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), bahan tembaga,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
48
Hasil perhitungan laju aliran kalor total sirip benda putar fungsi y=ln(x),
waktu t= 0 detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.12
Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
bahan ,Ti=100OC, T~=30OC, Tb=100OC, h =1000 W/m2 OC
270
260
250
240
230
220
Qtotal (Watt)
210
200
190
180
170
160
150
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.12 Distribusi laju aliran kalor total pada sirip benda putar fungsi
y=ln(x), berdasarkan variasi bahan,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, h=1000
(W/ m 2 oC ).
49
5.1.3 Grafik efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x) dari waktu t= 0 detik
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
koefisien perpindahan panas konveksi h ( W / m 2 o C ) dari waktu t= 0 detik sampai
waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.13
1.2
0.8
Efisiensi
0.6
0.4
0.2
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.13 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
aluminium,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
50
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi,Ti=100OC, T~=30OC,
O 2O
Tb=100 C, berdasarkan variasi h ( W/m C)
1.2
0.8
Efisiensi
0.6
0.4
0.2
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.14 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
51
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
1.2
0.8
Efisiensi
0.6
0.4
0.2
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.15 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan kuningan
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
52
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan perak,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
1.2
0.8
Efisiensi
0.6
0.4
0.2
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.16 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan perak
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
53
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensi sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan tembaga,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
1.2
0.8
Efisiensi
0.6
0.4
0.2
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.17 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan tembaga
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
54
konveksi h=1000 ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efisiensil sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.18
1.1
0.9
Efisiensi
0.8
0.7
0.6
0.5
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
Gambar 5.18 Efisiensi pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), Ti=100oC, T~=30oC,
Tb=100oC, berdasarkan variasi bahan , h=1000W/ m 2 oC .
55
5.1.4 Grafik efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x) dari waktu t= 0 detik
panas konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan aluminium,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
3.5
2.5
Efektivitas
1.5
0.5
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.19 Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
aluminium,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
56
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100 OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
3.5
2.5
Efektivitas
1.5
0.5
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.20 Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan besi
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
57
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan kuningan,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100 OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
3.5
2.5
Efektivitas
1.5
0.5
0
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.21 Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
kuningan ,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
58
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan perak,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
3.8
3.6
3.4
3.2
Efektivitas
2.8
2.6
2.4
2.2
2
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.22 Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan perak
,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
59
konveksi h ( W / m 2 o C ).
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan tembaga,Ti=100OC, T~=30OC,
Tb=100 OC, berdasarkan variasi h ( W/m2 OC )
3.8
3.6
3.4
3.2
Efektivitas
2.8
2.6
2.4
2.2
2
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
Waktu
Gambar 5.23 Efektivitas pada sirip benda putar fungsi y=ln(x), bahan
tembaga ,Ti=100oC, T~=30oC, Tb=100oC, berdasarkan variasi h
(W/ m 2 oC ).
60
konveksi h=1000 W / m 2 o C .
Hasil perhitungan efektivitas sirip benda putar fungsi y=ln(x), berdasarkan variasi
detik sampai waktu t= 120 detik. dapat dilihat pada Gambar 5.24
3.8
3.6
3.4
3.2
Efektivitas
2.8
2.6
2.4
2.2
2
t=0 dtk t= 1 dtk t= 5 dtk t= 10 dtk t= 20 dtk t= 30 dtk t= 60 dtk t= 90 dtk t= 120 dtk
waktu
5.2 Pembahasan
tampilan gambar berupa grafik tentang pengaruh bahan dan koefisien perpindahan
panas konveksi terhadap pola distribusi suhu pada sirip benda putar fungsi
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada variasi bahan dengan nilai
koefisien perpindahan panas konveksi (h) yang sama pada waktu tertentu pada
keadaan tak tunak, sirip dengan bahan perak murni mempunyai laju aliran kalor
( Q ), efisiensi (η) dan efektivitas ( ∈ ) tertinggi dan diikuti oleh sirip dengan bahan
tembaga, aluminium, kuningan dan besi. Hal ini terjadi karena distribusi suhu,
laju aliran kalor, efisiensi sirip dan efektivitas sirip untuk variasi bahan
dipengaruhi nilai difusivitas termal bahan (α). Nilai α yang besar dapat
disebabkan oleh salah satu dari tiga hal berikut. Pertama, nilai konduktivitas
termal (k) yang tinggi , yang kedua nilai massa jenis bahan ( ρ ) yang kecil dan
Tabel 5.1 Laju aliran kalor, efisiensi, dan efektivitas pada saat t = 20 dtk, h=1000W/m2oC
untuk berbagai bahan
Bahan
Hitungan
besi kuningan aluminium tembaga perak
Qtotal (watt) 169,0168 181,761 203,7879 223,9294 225,9668
efisiensi 0,663396 0,713417 0,799873 0,878929 0,886926
efektifitas 2,395206 2,575809 2,887961 3,173394 3,202266
62
semakin besar nilai koefisien perpindahan panas konveksi maka suhu sirip
semakin rendah bahkan mendekati suhu fluida. Contohnya pada sirip benda putar
Tabel 5.2 Distribusi suhu pada saat t = 20 detik, h =1000 W/m2OC berdasarkan variasi
bahan sirip.
Suhu Node oC
Bahan
1 10 20 40 60 80 100
Besi 54,86938 56,66312 58,93192 64,66742 72,44626 83,34546 99,05052
Kuningan 60,71397 62,20625 64,18348 69,42484 76,63184 86,32398 99,25221
Aluminium 71,70746 72,82289 74,32859 78,35427 83,79254 90,77981 99,51318
Tembaga 82,48133 83,22052 84,21033 86,81564 90,2494 94,53424 99,71626
Perak 83,60457 84,30003 85,23092 87,67853 90,89804 94,90505 99,73595
Laju aliran kalor akan bernilai besar jika nilai koefisien perpindahan panas
Tabel 5.3 Laju aliran kalor total pada saat t = 20 detik, untuk berbagai bahan berdasarkan
variasi koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2OC ).
(Dalam satuan Watt)
Nilai h bahan
w / m 2 oC besi kuningan aluminium tembaga perak
500 101,598 105,6424 112,7396 119,0058 119,5992
800 144,8874 153,8404 169,4008 183,4269 184,8112
1000 169,0168 181,761 203,7879 223,9294 225,9668
1500 218,2979 241,294 280,6081 317,8861 321,8605
2500 291,1633 334,2743 407,2025 481,2605 489,7901
Berbeda dengan efektivitas dan efisiensi pada sirip, ternyata dengan nilai h
yang semakin kecil, sirip mempunyai nilai efektivitas dan efisiensi yang besar.
perpindahan kalor, hal ini disebabkan oleh nilai h yang besar, sebagaimana pada
63
fluida berkecepatan tinggi atau zat cair mendidih, maka sirip ini malah dapat
Tabel 5.4 Efisiensi pada saat t = 20 detik, untuk berbagai bahan berdasarkan variasi
koefisien perpindahan panas konveksi h (W/m2OC ).
Nilai h Bahan
2 o
w/ m C Besi Kuningan Aluminium Tembaga Perak
500 0,79755 0,829299 0,885012 0,934202 0,93886
800 0,710859 0,754785 0,831129 0,899945 0,906737
1000 0,663396 0,713417 0,799873 0,878929 0,886926
1500 0,571217 0,631391 0,734263 0,831808 0,842208
2500 0,45713 0,524814 0,639313 0,755584 0,768976
Tabel 5.5 Efektivitas pada saat t = 20 detik, untuk berbagai bahan berdasarkan variasi
koefisien perpindahan panas konveksi h (W/m2OC ).
Nilai h Bahan
w / m 2 oC Besi Kuningan Aluminium Tembaga Perak
500 2,879571 2,994203 3,195358 3,372958 3,389777
800 2,566573 2,725167 3,000809 3,249271 3,273794
1000 2,395206 2,575809 2,887961 3,173394 3,202266
1500 2,062392 2,27965 2,651074 3,003261 3,04081
2500 1,650477 1,894855 2,308252 2,728055 2,776406
Pada kedua penelitian ini, untuk mengamati laju aliran kalor pada sirip
harus diketahui terlebih dahulu distribusi suhu pada sirip. Seperti halnya pada
distribusi suhu pada sirip yang akan berkurang dengan bertambahnya waktu, laju
aliran kalor juga memperlihatkan gejala yang sama, yaitu semakin bertambahnya
waktu maka laju aliran kalor juga semakin berkurang. Gejala seperti ini juga
6.1 Kesimpulan.
tunak pada data grafik dan pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh
adalah :
1. Besi
2. Kuningan
3. Aluminium
64
65
4. Tembaga
5. Perak
1. Perak
2. Tembaga
3. Aluminium
4. Kuningan
5. Besi
stabilitas, yaitu :
Δx Vi
1. Δt ≤
α (Ac . i +1 / 2 + Bi Asi )
Δx Vi
2. Δt ≤
α (Ac , i −1 / 2 + Bi Asi + Ac , i +1 / 2 )
3. Δt > 0
66
6.2 Saran
sebagai berikut:
6.3 Penutup.
Harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat digunakan sebagai wacana
diperoleh dalam penelitian masih jauh dari sempurna dan masih banyak yang
harus dibenahi. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua
masukkan yang nantinya akan sangat berguna bagi penulis pada khususnya
Jakarta: Erlangga.
Purwadi, P.K. 2005. “Distribusi Suhu Dari Waktu ke Waktu Pada Benda Padat