Anda di halaman 1dari 27

1

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


PADA LANSIA DI RUANG TUNGGU RAWAT JALAN (POLI)
RUMAH SAKIT BINA SEHAT JEMBER

oleh
KELOMPOK
RUANG IMAN DAN RUANG ANAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
ii

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


PADA LANSIA DI RUANG TUNGGU RAWAT JALAN (POLI)
RUMAH SAKIT BINA SEHAT JEMBER

disusun guna melengkapi tugas Pendidikan Profesi Ners Stase KDP


(Keperawatan Dasar Profesi)

oleh
KELOMPOK
RUANG IMAN DAN RUANG ANAK
1. Imam Mansyur NIM 192311101131
2. Anita Sujanah NIM 192311101108
3. Husnita Faradibah NIM 192311101049
4. Intan Maulidia Y NIM 192311101142
5. M. Nurul Huda NIM 192311101080
6. Surtiani Dewi NIM 192311101110
7. Nuril Aini F NIM 192311101143
8. Norma Mey Intan P NIM 192311101117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................3
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan ..........................................................................................4
2.2 Manfaat ........................................................................................4
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran .........................................................................5
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah ...............................................6
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah .................................................7
4.2 Khalayak Sasaran .......................................................................7
4.3 Metode Yang Digunakan............................................................7
4.4 Anggaran dan Sumber Dana .....................................................8
4.5 Organisasi Pelaksana ..................................................................8
BAB 5. HASIL KEGIATAN
5.1 Analisa Evaluasi ..........................................................................9
5.2 Faktor Pendukung ....................................................................10
5.3 Faktor Penghambat ..................................................................10
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................12
6.2 Saran ..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................13
LAMPIRAN ..................................................................................................14

iii
iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
A. Berita Acara Kegiatan .............................................................................14
B. Daftar Hadir .............................................................................................15
C. Satuan Acara Penyuluhan .......................................................................16
D. Materi Penyuluhan...................................................................................19
E. Media Penyuluhan ....................................................................................23
F. Dokumentasi Penyuluhan ........................................................................24

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lansia (Lanjut Usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Statistik
Indonesia, 2014). Penggolongan lansia menurut Depkes dibagi menjadi tiga
kelompok yakni kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), kelompok lansia (65 tahun
ke atas), dan lansia resiko tinggi (lebih dari 70 tahun). Indonesia adalah termasuk
negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured
population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memperkirakan
pada 2025, lebih dari seperlima penduduk Indonesia adalah orang lanjut usia
(Megarani, 2015). Lansia merupakan kelompok penduduk yang menjadi fokus
perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah karena membawa berbagai
permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya, termasuk
bidang kesehatan (Cunha, 2015).
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar 25%
penduduk dunia dewasa (Adrogué & Madias, 2016). Hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik >140 mm Hg atau tekanan diastolik > 90 mm Hg
(National Heart Lung & Blood Insitute, 2013). Prevalensi utama hipertensi pada
kulit hitam, pria dan pada orang tua (August, 2012). Insidensi hipertensi meningkat
seiring bertambahnya usia, sekitar 60 % dari semua kematian prematur diakibatkan
oleh hipertensi terjadi di antara pasien dengan hipertensi ringan (Fisher dan Gordon,
2015). Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun 2025, yaitu
sekitar 1.56 juta orang penderita. Hal ini merupakan faktor risiko dari penyakit
kardiovaskuler dan bertanggung jawab terhadap kebanyakan kematian di dunia.
Hipertensi primer atau yang dikenal dengan hipertensi essensial atau idiopatik
merupakan kasus hipertensi terbanyak, yaitu sekitar 95% dari kejadian hipertensi
secara keseluruhan (Adrogué & Madias, 2016). Berdasarkan penelitian WHO-
Comunity Study of the Elderly Central Java menemukan bahwa hipertensi dan
penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kedua terbanyak yang diderita lansia

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
2

setelah artritis, yaitu sebesar 15,2% dari 1203 sampel (Nugroho, 2015). Tingkat
pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan, dan pengalaman pribadi
seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan Dengan
mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal pengetahuan
yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan
risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular
(Notoatmodjo, 2015).
Permasalahan tentang hipertensi di usia lansia sudah merupakan permasalahan
yang sukar dikendalikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu : masih
rendahnya pemahaman lansia tentang isu-isu kesehatan dan pola hidup yang benar,
rendahnya pemahaman lansia tentang kesehatan di usia tua karena mereka tidak
memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan ketika memasuki
usia tua, dan selain itu lansia jarang tersentuh pelayanan kesehatan geriatri
(informasi dan pelayanan medis). Permasalahan di usia lansia memang
berhubungan dengan pola hidup yang sejak lama dilakukan di dalam sehari-hari.
Lansia kadang merasa kurang memperhatikan masalah kesehatannya dan terutama
tekanan darah yang seringkali dianggap sepele oleh para lansia. Pola perilaku hidup
yang sejak lama dijalani oleh lansia kadang kurang berdasarkan pada pendidikan
dan pengetahuan tentang kesehatan yang benar.
Apabila lansia memperoleh informasi tentang kesehatan terutama tentang
hipertensi hanya melalui pengalaman orang per orang dan tidak diimbangi dengan
informasi yang benar dan akurat khususnya masalah hipertensi, maka kemungkinan
kesehatan lansia terutama tekanan darahnya akan tidak diperhatikan dengan baik.
Padahal tekanan darah yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko penyakit-
penyakit kardiovaskuler yang berbahaya dan tentunya akan memperburuk kualitas
kesehatan lansia. Selain itu, lansia dini juga harus mempersiapkan diri menghadapi
kondisi lansia yang nantinya akan dihadapi di tahun-tahun berikutnya, sehingga
kondisi penyakit kardiovakuler dapat dicegah secara dini. Dari identifikasi masalah
tersebut dibuat perumusan masalah bahwa dengan pemberian pendidikan kesehatan
tentang hipertensi pada lansia dan pra lansia maka akan meningkatkan pengetahuan

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
3

dan memperbaiki sikap tentang hipertensi sehingga lansia akan dapat menjaga
kesehatan diri dengan baik sehingga akan terhindar dari penyakit-penyakit kardio-
vaskuler. Selain itu bagi lansia yang sudah tekena penyakit kardiovaskuler dapat
mempertahankan kualitas kesehatan dengan baik.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi diatas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada
Lansia di ruang tunggu poli atau rawat jalan Rumah Sakit Bina Sehat, Jember.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
4

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada masyarakat, khususnya masyarakat usia lanjut di Rumah Sakit Bina Sehat
mengenai Hipertensi pada Lansia.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan masyarakat dapat:
1. Mengetahui definisi dari hipertensi pada lansia
2. Mengetahui penyebab hipertensi pada lansia
3. Mengetahui dampak hipertensi pada lansia
4. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi pada lansia
5. Mengetahui penatalaksaan hipertensi pada lansia
6. Mengetahui bagaimana pencegahan hipertensi pada lansia

2.2 Manfaat
Menambah pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi pada lansia
meliputi: penyebab, dampak, tanda dan gejala, penatalaksanaan, dan pencegahan
hipertensi.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
5

BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Peningkatan jumlah lansia akan memberi dampak pada peningkatan
kebutuhan sarana prasarana kesehatan bagi lansia. Salah satu layanan kesehatan
lansia yang efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan lansia dan
diselenggarakan melalui program Puskesmas adalah Posyandu Lansia. Salah satu
kegiatan posyandu lansia adalah pemberian penyuluhan tentang masalah kesehatan
lansia termasuk tentang penyakit-penyakit degeneratif yang salah satunya adalah
hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
peningkatan tekanan sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 80 mmHg (National
Heart Lung & Blood Insitute, 2013). Pada lansia, tekanan darah akan naik secara
bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun akan menurun sebesar
50% dibanding dengan orang berusia 20 tahun.
Hipertensi menjadi masalah pada lansia karena sering ditemukan dan
menjadi faktor risiko stroke, payah jantung, dan penyakit jantung koroner. Lebih
dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan
serebrovaskuler (Nugroho, 2015). Insidensi hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia, dengan 50 % hingga 60 % dari orang berusia 60 tahun memiliki
tekanan darah di atas 140 atau 90 mmHg. Sekitar 60 % dari semua kematian
prematur diakibatkan oleh Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Systole (mmHg)
Tekanan Diastole (mmHg) Normal < 120 < 80 Prehipertensi 120 – 139 80 -90
Kategori I 140 – 159 90 – 99 Kategori II ≥ 160 ≥ 100 32 Peningkatan Pengetahuan
tentang Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia Dukuh Gantungan desa
Makamhaji Kartasura Sukoharjo oleh: Domas Fitria Widyasari, dkk. hipertensi
terjadi di antara pasien dengan hipertensi ringan (Fisher dan Gordon, 2015).
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, meningkatkan
risiko sakit jantung dan stroke. Hipertensi juga dapat mengakibatkan gagal jantung,
penurunan efisiensi fungsi ginjal, dll. Hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup
sehat dan mengendalikan faktor risiko hipertensi seperti: mempertahankan berat

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
6

badan ideal, tidak merokok, tidak minum kopi, tidak mengkonsumsi alkohol,
latihan aerobik, modifikasi tingkah laku, dan penghentian obat yang meningkatkan
tekanan darah (obat pengatur kelahiran, kortikosteroid, mineralokortikoid, dan lain-
lain) (National Heart Lung & Blood Insitute, 2013).

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
peningkatan kejadian hipertensi pada lansia adalah dengan pemberian pendidikan
kesehatan mengenai hipertensi pada lansia. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan
dengan penggunaan beragam metode untuk memudahkan penerimaan informasi.
Metode yang efektif dilakukan adalah pertemuan kelompok. Untuk mencegah
peningkatan jumlah hipertensi pada lansia, dilakukan pendidikan kesehatan pada
masyarakat sebagai upaya meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab,
dampak, penatalaksaan dan pencegahan hipertansi pada lansia. Hal ini bertujuan
guna merubah perilaku masyarakat untuk mencapai kemandirian guna
meningkatkan derajat kesehatannya dengan menurunkna prevalensi kejadian
hipertensi pada lansia.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
7

BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan di dukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk
mengubah perilaku kesehatanya menjadi lebih baik. Pendidikan kesehatan ini
dilakukan untuk meningkatan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi pada
lansia. Realisasi penyelesaian dari masalah kurang pengetahuan tentang hipertensi
pada lansia adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan dan diskusi serta tanya
jawab mengenai kejadian hipertensi pada lansia. Kegiatan ini dilakukan pada hari
Sabtu, 14 September 2019 pukul 13.00 di ruang tunggu poli atau rawat jalan Rumah
Sakit Bina Sehat, Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan adalah masyarakat
yang berada di ruang tunggu poli atau rawat jalan Rumah Sakit Bina Sehat, Jember.
Kegiatan ini dilakukan agar bisa diterapkan sehari-hari oleh masyarakat, terutama
lansia.

4.3 Metode yang Digunakan


1. jenis model pembelajaran: ceramah
2. landasan teori: Persentasi dan diskusi
3. langkah pokok:
a. menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. mengajukan masalah
c. mengidentifikasi pilihan tindakan
d. memberi komentar

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
8

e. mendapatkan tindak lanjut sasaran


Keterangan
: Pemateri
: Sasaran

4.4 Anggaran dan Sumber Dana


-

4.5 Organisasu Pelaksanaan


Pelaksana : mahasiswa profesi UNEJ kelompok 3 dan 4.
Pendamping : Ni Made S.U.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
9

BAB 5. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi


Analisa evaluasi yang dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang penyakit
hipertensi kepada pengunjung poli atau rawat jalan di RS Bina Sehat, sebagai
berikut:
5.1.1 Evaluasi Persiapan
Persiapan yang dapat dilakukan oleh penyuluh sebelum melakukan
pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi meliputi:
a. Penyuluh mencari literatur yang berkaitan dengan hipertensi
b. Penyuluh melakukan kontrak waktu dengan para pengunjung poli atau
rawat jalan di RS Bina Sehat untuk melakukan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi dan terapi yang dilakukan untuk menurunkan
tekanan darah.
c. Penyuluh menyiapkan tempat yang nyaman sesuai dengan pendidikan
kesehatan yang akan dilakukan
d. Penyuluh menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi
e. Penyuluh memastikan kesiapan pengunjung poli atau rawat jalan di
RS Bina Sehat untuk mengikuti pendidikan kesehatan tersebut.
5.1.2 Evaluasi Proses
Proses yang dapat dilakukan oleh penyuluh dan pengunjung poli atau
rawat jalan di RS Bina Sehat saat melakukan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi meliputi:
a. Penyuluh memperkenalkan diri dan tujuan melakukan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi
b. Penyuluh menyampaikan materi terkait penyakit hipertensi dengan
metode ceramah, demonstrasi dan diskusi menggunakan bahasa yang
jelas dan mudah dipahami oleh pengunjung poli atau rawat jalan di RS
Bina Sehat.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
10

c. Pengunjung poli atau rawat jalan di RS Bina Sehat mengikuti


pendidikan kesehatan dengan baik dan mampu menjawab apa yang
ditanyakan oleh penyuluh saat sesi diskusi.
d. Penyuluh mengajukan pertanyakan terkait materi tentang hipertensi
kepada pengunjung poli atau rawat jalan di RS Bina Sehat dan para
audience menyatakan sudah mengerti dan memahami materi tersebut.
5.1.3 Evaluasi Hasil
Hasil yang dapat setelah melakukan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi sebagai berikut:
a. 90% audience mampu menjawab pertanyaaan yang diberikan oleh
penyuluh setelah materi dijelaskan
b. 90% audience mampu mengulangi penjelasan tentang materi yang
diberikan oleh penyuluh

5.2 Faktor Pendukung


Faktor pendukung yang dapat dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang
hipertensi sebagai berikut:
a. Tempat nyaman sehingga membuat para audience mampu mengikuti
pendidikan kesehatan tentang hipertensi tersebut sampai selesai
b. Media penyuluhan (leaflet) yang diberikan oleh penyuluh cukup menarik
c. Antusias dan semangat para audience yang tinggi untuk mengikuti
pendidikan kesehatan tersebut.

5.3 Faktor Penghambat


Faktor penghambat yang dapat dilakukan terkait pendidikan kesehatan tentang
hipertensi sebagai berikut:
a. Sedikit terganggu dengan suara orang yang lewat dan suara nama dipanggil
karena ruang tunggu rawat jalan atau poli berada di bagian depan Rumah
Sakit dan bersebelahan dengan tempat pengambilan obat serta kasir.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
11

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang “Hipertensi” kepada
pengunjung poli atau rawat jalan di RS Bina Sehat sangat penting untuk
dilaksanakan. Hal ini dikarenakan penyakit “Hipertensi” merupakan silent killer.
Selain itu, semua orang khususnya lansia dan seseorang yang beresiko perlu
mengetahui tentang dunia kesehatan sehingga bisa menjadi bekal diwaktu yang
akan datang nanti.

6.2 Saran
Saran yang ada dalam laporan pertanggungjawaban ini ditujukan pada:
a. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat khususnya dewasa dan lansia diharapkan dapat saling
berbagi ilmu dan pengetahuan antar sesama dalam mengaplikasikan ilmu
tentang penyakit hipertensi
b. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah
yang bisa terjadi kapanpun dengan membagikan ilmu yang dimilikinya.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
12

DAFTAR PUSTAKA

Adrogué H J dan Madias Nicolaos E. 2016. Sodium and Potassium in the


Pathogenesis of Hypertension. NEJM; 356:1966-1978.

August, Phyllis. 2012. Initial Treatment of Hypertension. NEJM; 348; 610-617.

Cunha, Maria G. 2015. Usia Lanjut di Indonesia: Potensi, Masalah, Kebutuhan


(Suatu Kajian Literatur). Disitasi dari www. atmajaya.ac.id/content asp.
Diakses tanggal 13 September 2019.

Data Statistik Indonesia. 2014. Disitasi dari http://www.datastatistik-


indonesia.com. Diakses tanggal 13 September 2019.

Fisher, NDL dan Gordon, H William. 2016. Hypertensive Vascular Disease dalam
Harrison’s principles of Internal Medicine 16th edition. USA: Mc Graw-Hill
Profesional.

Megarani, AM. 2015. Pada 2025, Seperlima Penduduk Indonesia Lansia. www.
Tempointeraktif.com. Diakses tanggal 13 September 2019.

National Heart Lung & Blood Insitute. 2013. The seventh report of Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure dalam The JNC VII report. Disitasi dari:
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hipertensi/ JNC 7 full / htm. Diakses
tanggal 13 September 2019.

Notoatmodjo, S. 2015. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Nugroho, Wahyudi. 2015. Keperawatan Gerontologi. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa. Jakarta:EGC.

Sylvia, M., Lorraine. 2015. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Edisi 6 Vol 2. Jakarta: EGC.

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Yogiantoro M. 2009. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi


I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke 5.
Jakarta: Interna Publishing.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
13

Lampiran 1 : Berita Acara

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
14

Lampiran 2 : Daftar Hadir

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
15

Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pengetahuan Lansia tentang Hipertensi


Sub topik : Pengertian, tanda dan gejala, penyebab, cara mengatasi hipertensi
Sasaran : pasien lansia
Tempat : Ruang Tunggu Rawat Jalan Rumah Sakit Bina Sehat Jember
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 September 2019
Waktu : 45 menit
Penyuluh : Kelompok Ruang Anak & Iman

I. Analisa Data
a. Kebutuhan Peserta Didik
Pasien lansia difokuskan untuk mempertahankan kesehatan dengan cara
menjaga pola hidup yang sehat.
b. Karakteristik Peserta Didik
Pasien lansia yang memiliki keluhan hipertensi atau yang berisiko hipertensi

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai cara penanganan lansia dengan
hipertensi selama kurang lebih 45 menit, pasien mampu menerapkan
penatalaksanaan yang tepat dalam menangani masalah kesehatan lansia dengan
hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x45 menit, pengetahuan
pasien lansia mengenai penyakit hipertensi dapat meningkat yang ditunjukkan
dengan peningkatan kemampuan keluarga untuk :
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
16

b. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi


c. Menjelaskan faktor penyebab Hipertensi
d. Mejelaskan penatalaksanaan Hipertensi

IV. Materi (Terlampir)


a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan gejala Hipertensi
c. Faktor penyebab Hipertensi
d. Penatalaksanaan Hipertensi

V. Metode
Ceramah dan diskusi

VI. Media
- Leaflet
- Flip chart

VII.Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam
5 menit  Perkenalan  Mendengarkandan
 Menjelaskan TIU memperhatikan
dan TIK
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2 Inti Menjelaskan materi  Menjawab pertanyaan
30 menit tentang:  Mendengarkan dan
a. Pengertian memperhatikan
Hipertensi  Bertanya pada penyuluh bila
b. Tanda dan gejala masih ada yang belum jelas
Hipertensi
c. Faktor penyebab
Hipertensi
d. Penatalaksanaan
Hipertensi
3 Penutup  Evaluasi  Menjawab pertanyaan

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
17

10 menit  Menyimpulkan  Memperhatikan


 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

VIII. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian Hipertensi
b. Menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi
c. Menjelaskan faktor penyebab Hipertensi
d. Menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
18

Lampiran 4 : Materi
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi sering dihubungkan dengan pengerasan dan hilangnya
elastisitas dinding arteri. Tahanan vaskular perifer meningkat dalam pembuluh
darah yang keras dan tidak elastis. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor umur. Pada
lanjut usia terjadi perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah, yaitu sifat
elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang dan terjadinya kekakuan pada
dinding pembuluh darah arteri, sehingga pengembangan pembuluh darah menjadi
terganggu (Potter&Perry, 2005).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler, hipertensi lebih
dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal (Yufita dkk. 2010). Menurut
JNC IV, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang melebihi norma, yaitu
systole lebih dari 140 dan diastole lebih dari 90. Hipertensi dengan peningkatan
tekanan sistole tanpa disertai peningkatan tekanan diastole lebih sering pada
lansia, sedangkan hipertensi peningkatan tekanan diastole tanpa disertai
peningkatan tekanan sistole lebih sering pada dewasa muda (Tambayong,2000).
Kelompok Usia Normal (mmHg) Hipertensi (mmHg)
Bayi 80/40 90/60
Anak 7-11 th 100/60 120/80
Remaja 12-17 th 115/70 130/80
Dewasa 20-45 th 120-125/75-80 135/90
45-65 th 135-140/85 140/90-160/95
>65 th 150/85 160/95

B. Etiologi
Berdasarkan etiolohi hipertensi yaitu sebagai berikut (Tambayong, 2000).
a. Usia :
insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi
pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
19

b. Jenis kelamin :
pada umumnya jenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat,
sehingga pada usia diatas 65 tahun insiden pada wanita lebih tinggi
c. Ras :
Insiden hipertensi pada kulit hitam lebih tinggi dari pada pada yang berkulit
putih.
d. Pola hidup:
penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan tingkat pekerjaan yang
menimbulkan stress, Obesitas, dan merokok berhubungan dengan insiden
hipertensi. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor-faktor
utama untuk pengembangan aterosklerosis yang berhubungan erat dengan
hipertensi.
e. Diabtes mellitus:
Hubungan antara diabetes mellitus dan hipertensi kurang jelas, namun
secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri
koroner. Penyebab utama kematian pasien diabetes mellitus adalah penyakit
kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang kontrol. Hipertensi
dengan diabetes mellitus meningkatkan mortalitas.

C. Patogenesis Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena
interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktor – faktor yang mendorong
timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah:
a. Faktor resiko seperti usia, asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetik
b. Sistem saraf simpatis seperti tonus simpatis dan variasi diurnal
c. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi dimana
endotelel pembuluh darah akan berperan utama, tetapi remodelling dari
endotel, otot polos dan interstitinum juga memberikan kontribusi akhir.

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
20

d. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin
dan aldosteron (Yogiantoro, 2009).
e.
D. Tanda dan Gejala Hipertensi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin
tak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi
perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila
terdapat gejala biasanya non spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing (Sylvia &
Lorraine, 2002). Selain itu menurut Tambayong (2000) tanda dan gejala hipertensi
meliputi sakit kepala, pusing, epistaksis dan tinitus yang diduga berhubungan
dengan naikknya tekanan darah. biasanya sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata
kabur, depresi.

E. Komplikasi
Hipertesi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien
hipertensi adalah:
a. Jantung, seperti hipertrofi venstrikel kiri, angina atau infark miokardium, dan
gagal jantung.
b. Otak seperti stroke atau Transient Ischemic Attack
c. Penyakit ginjal kronis
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati (Yogiantoro, 2009)

F. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia


Penatalaksanaan hipertensi pada lansia ada dua macam yaitu terapi non
farmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non farmakologis terdiri dari:
1. Menghentikan merokok
2. Menurunkan berat badan
3. Menurunkan konsumsi alkohol berlebih

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
21

4. Latihan fisik atau olah raga teratur


5. Menurunkan asupan garam
6. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
(Yogiantoro, 2009).
Penatalaksanaan farmakologis pada lansia terdiri dari jenis-jenis obat
antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 adalah:
1. Diuretika, terutama jenis thiazide atau agonis aldosteron
2. Beta Blocker (BB)
3. Calcium Chanel Blocker
4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
5. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
22

Lampiran 5 : Media (Leaflet)

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember
23

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan

Laporan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Pada Lansia di Ruang Tunggu Rawat Jalan (Poli) Rumah
2019
Sakit Bina Sehat Jember

Anda mungkin juga menyukai