Sel-sel
tersebut bersatu membentuk jaringan-jaringan yang terdapat pada organ. Pada
hewan bersel banyak, kumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama
akan membentuk jaringan, jaringan-jaringan yang berbeda akan bergabung
membentuk organ tubuh, organ-organ tubuh akan bergabung membentuk sistem
organ tubuh, sistem organ tubuh akhirnya akan bergabung membentuk organisme
(hewan). Pada hewan tingkat tinggi (mamalia) dibedakan empat tipe jaringan dasar,
yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Nah, pada
kesempatan kali ini Zona Siswa akan membahasnya secara lengkap di sini. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
A. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang terikat satu sama lain. Jaringan epitel adalah
jaringan yang melapisi permukaan tubuh ( epitelium), membatasi antarorgan
( mesotelium), atau membatasi organ dengan rongga dalam tubuh (endotelium).
Sel-sel epitelium terikat kuat satu sama lain oleh material yang berada di antara sel-
sel. Adanya ikatan yang kuat tersebut memungkinkan jaringan epitel sebagai
pelindung yang melindungi tubuh dari luka secara mekanik, serangan
mikroorganisme, dan kehilangan cairan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi tiga, yaitu epitel
pipih, epitel batang, dan epitel kubus.
1. Epital Pipih
Epitel pipih memiliki bentuk, nukleusnya bulat, dan terletak di tengah. Berdasarkan
lapisan penyusunnya, jaringan epitel pipih dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Epitel pipih selapis. Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Jaringan ini berfungsi dalam proses
difusi, osmosis, filtrasi, dan sekresi. Contoh: pada pembuluh darah, alveolus,
pembuluh limfa, glomerulus, dan ginjal.
Epitel pipih berlapis banyak. Jaringan epitel berlapis banyak disusun oleh
lebih dari satu sel yang berbentuk pipih dan tersusun sangat rapat. Fungsi jaringan
ini adalah sebagai pelindung. Contoh: pada kulit, rongga mulut, dan vagina.
3. Epitel Kubus
Epitel kubus berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar, dan terletak di
tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, maka epitel kubus dibagi menjadi:
Epitel kubus selapis Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel
yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
Contoh: pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium, dan lensa mata.
Epitel kubus berlapis banyak. Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun
oleh lebih dari satu sel yang berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi
dan absorpsi. Contoh: pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
Epitel kubus berlapis banyak semu. Jaringan epitel kubus berlapis banyak
semu berfungsi sebagai perlindungan, sekresi, dan gerakan zat yang melewati
permukaan. Epitel ini sebenarnya tersusun atas selapis sel epitel batang namun
ketinggian sel yang menyusun tidak sama. Akibatnya, epitel ini nampak berlapis.
Contoh pada rongga hidung dan trakea
4. Epitel Transisional
Epitel ini memiliki bentuk sel yang berubah-ubah dan berlapis-lapis. Bila jaringan
ini menggelembung, maka sel-sel bagian dasar berbentuk kubus atau silindris. Pada
lapisan tengah selnya berbentuk kubus dan pada lapisan atas berbentuk pipih.
Contoh pada kantung kemih.
B. Jaringan Pengikat (Konektif)
Jaringan ikat seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, jaringan ikat fibrosa dan
jaringan lemak berfungsi menyangga dan menyatukan jaringan dan organ-organ
lain. Sel-sel jaringan ikat secara khas membuat suatu bahan mati yang disebut
matriks. Sifat dan fungsi tiap jaringan ikat ditentukan oleh sifat matriks interseluler.
5. Jaringan Darah
Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan
keping-keping darah. Mari cermati uraian berikut ini.
Plasma darah. Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein,
senyawa anorganik, dan senyawa organik. Protein plasma terdiri atas albumin,
globulin, dan fibrinogen. Fibrinogen diperlukan untuk membentuk fibrin dalam
proses pembekuan darah. Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari
makanan.
Sel darah merah (eritrosit). Sel eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak
mempunyai inti. Garis tengah 2 - 7µm. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang
berfungsi mengikat oksigen dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk
dalam sumsum tulang merah.
Sel darah putih ( leukosit ). Sel darah putih dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu granulosit (terdapat granula protein) dan agranulosit (tidak memiliki granula
protein). Granulosit dibagi menjadi eosinofil, neotrofil, dan basofil. Sedangkan,
agranulosit terbagi menjadi monosit dan limposit. Leukosit berperan dalam
pertahanan seluler.
Trombosit. Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram dengan
garis tengah 2 - 5 µm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase
yang berperan dalam pembekuan darah.
C. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot.
Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau
membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut
sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak
maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat
gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi
sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot
dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.
1. Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka
karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot
ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain
berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan
cepat dan kuat, mudah lelah.
2. Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki
inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos,
mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang.
Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar.
Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk
berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot
polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung, ginjal, pembuluh
darah.
3. Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini
memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang
tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai
dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot
jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus,
dan tidak mudah lelah.
D. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf tersusun oleh selsel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan
bercabangcabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf
terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel
saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglionganglion ini letaknya
hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang
ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls
akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke
sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor. Berdasarkan fungsinya,
sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.