Adenoid Hipertrofi PDF
Adenoid Hipertrofi PDF
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
faring atau tenggorok. Keduanya sudah ada sejak anak dilahirkan dan
mulai berfungsi sebagi bagian dari sistem imunitas tubuh setelah
imunitas dari ibu mulai menghilang dari tubuh anak. Tonsil dan adenoid
merupakan organ imunitas utama pada anak, karena jaringan limfoid lain
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Adenoid dan tonsil terletak pada pintu masuk dan sistem respirasi
dan pencernaan sehingga akan mengadakan kontak pertama dengn
mikroorganisme dan bahan-bahan antigen yang terdapat dalam makanan
maupun udara. Sebagian besar mukosa traktus aerodigestivus diliputi
oleh epitel dan lapisan mukus yang memiliki pertahan mekanis yang
buruk. Mekanisme pertahanan yang buruk ini akhirnya akan tergantung
pada sistem imun dari organ limfoepitelial di orofaring.
diikuti oleh infeksi bakteri. Jika daya tahan tubuh penderita menurun,
maka peradangan tersebut akan bertambah berat. Setelah terjadi
peradangan akut ini, tonsil dapat benar-benar sembuh atau bahkan tidak
dapat kembali seperti semula. Penyembuhan yang tidak sempurna ini
akan mengakibatkan perdangan berulang pada tonsil. Bila hal ini terjadi
maka bakteri pathogen akan bersarang di dalam tonsil dan terjadi
ganda.
1,2
Pada balita jaringan limfoid dalam cincin Waldayer sangat kecil.
Pada anak berumur 4 tahun bertambah besar karena aktivitas imun,
karena tonsil dan adenoid merupakan organ limfoid pertama didalam
tubuh yang memfagosit kuman-kuman patogen. Jaringan tonsil dan
adenoid mempunyai peranan yang penting sebagai organ yang khusus
dalam respon imun humoral maupun selular, seperti pada bagian
epithelium kripte, folikel limfoid dan bagian ekstrafolikuler. Oleh karena
itu hipertropi dari jaringan merupakan respon terhadap kolonisasi dari
flora normal itu sendiri dan mikroorganisme patogen. Adenoid dapat
membesar seukuran bola pingpong, yang mengakibatkan tersumbatnya
jalan udara yang melalui hidung sehingga dibutuhkan adanya usaha yang
keras untuk bernapas, sebagai akibatnya terjadi ventilasi melalui mulut
yang terbuka. Adenoid juga dapat menyebabkan obstruksi pada jalan
udara pada nasal sehingga mempengaruhi suara. Pembesaran adenoid
dapat menyebabkan obstruksi pada tuba Eustachius yang akhirnya
menjadi tuli konduksi karena adanya cairan dalam telinga tengah akibat
1,2,3
2.4. Gejala klinis Adenoiditis dan Tonsilitis
Jaringan adenoid dapat terinfeksi saat terjadi infeksi saluran nafas
atas.
dengan obstruksi.
1,3,9
2.6. Penatalaksanaan
2.6.1. Medikamentosa
Penatalaksanaan adetonsilitis kronis meliputi terapi
medikamentosa.
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi hygiene mulut yang buruk dengan
cara
berkumur ataupun pemberian antibiotik. Antibiotik jenis penisilin
masih
10
merupakan pilihan pada sebagian besar kasus. Pada kasus yang berulang
akan meningkatkan terjadinya perubahan bakteriologi sehingga perlu
diberikan antibiotik alternative selain jenis penisilin. Untuk bakteri
penghasil β laktamase perlu antibiotik yang stabil terhadap enzim ini
maupun ganas.
2,4
2.7. Komplikasi
Peradangan kronis pada tonsil dan adenoid ini dapat
menimbulkan
11
d. Tonsilolith merupakan perwujudan dari debris epithelial dan dapat
ditemukan
pada tonsillitis kronis bila kripta diblokade oleh sisa-sisa dari debris.
12
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
Adenotonsili Pemeriksaan
Umur 8s Fisik:
Jenis kelamin Kronis Ukuran tonsil dan
adenoid
Faktor
resiko
Keluhan Indikasi
Adenotonsilekto
Utama mi
- Obstruksi
- Infeksi
- Neoplasia
Panas, batuk,
Nyeri tenggorok,hidung Tidur
pilek, infeksi
mendengkur,halitos
tersumbat is
telinga
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
14
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Total 15 100
17
Total 15 100
18
19
Total 1 6,67
20
Total 15 100
21
Tabel 4.8 Karakteristik penderita adenotonsilitis kronis berdasarkan
adanya neoplasia
Neoplasia Jumlah (N) Persentase (%)
Jinak 0 0
Ganas 0 0
Total 0 0
22
BAB V
PEMBAHASAN
23
komplikasi postoperatip.
13
Prinsip tindakan tonsiloadenoidektomi adalah menghilangkan
sumbatan nafas dan mengurangi gangguan fungsi tuba sehingga
mengurangi kemungkinan terjadinya otitis media maupun sinusitis.
Paradise dan kawan-kawan menyatakan adanya perbedaan signifikan dari
angka serangan otitis media maupun sinusitis pada anak yang menjalani
tonsiloadenoidektomi dibandingkan dengan miringotomi dan
pemasangan grommet.
14 Dalam penelitian didapatkan pasien dengan
adenotonsilitis kronis sebagai indikator tindakan tonsiloadenoidektomi
sebagai indikasi adanya suatu infeksi. Berdasarkan Brodsky dan Poje
salah satu indikasi tonsiloadenoidektomi yaitu adanya neoplasia. Dalam
penelitian ini belum bisa ditentukan adanya suatu neoplasia jenis jinak
atau ganas pada jumlah sampel yang didapatkan.
24
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27