27
Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Babussalam
Sebelah Selatan berbatas dengan kecamatan Tanoh Alas
Sebelah Timur berbatas dengan Sungai Kali Alas
Sebelah Barat berbatas dengan Kawasan Gunung Leuser
5.1.3. Pelayanan Puskesmas
Sampel pada penelitian ini berjumlah 132 orang. Data yang diperoleh
berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik berupa pengukuran tekanan
darah untuk mengetahui prevalensi penderita hipertensi sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi farmakologis dan penyuluhan pada masyarakat Kecamatan
Lawe Alas periode Mei-Juni 2018 serta distribusi frekuensinya berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7.
28
Tabel 5.1. Prevalensi Penderita Hipertensi
Hipertensi/ Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Tidak Hipertensi Farmakologis dan Farmakologis dan
Penyuluhan Penyuluhan
Frekuensi (n) % Frekuensi (n) %
Hipertensi 58 43.9% 50 37.8%
Tidak Hipertensi 74 56.1% 82 62.2%
Total 132 100% 132 100%
b. Jenis Kelamin
Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari 58 orang penderita hipertensi
sebelum dilakukan intervensi farmakologis dan penyuluhan yang memiliki
proporsi terbesar adalah pada kelompok perempuan yaitu sebanyak 42 orang
(72.4%), sedangkan sisanya pada kelompok laki-laki yaitu sebanyak 16 orang
(27.6%). Selanjutnya, dari 50 orang penderita hipertensi sesudah dilakukan
intervensi farmakologis dan penyuluhan terdapat sebanyak 38 orang (76%)
perempuan dan sisanya 12 orang (24%) laki-laki. Berdasarkan karakteristik jenis
kelamin, dapat dilihat distribusi frekuensi datanya pada tabel di bawah ini.
c. Usia
Secara keseluruhan, rata-rata usia sampel adalah 51 tahun. Sampel
termuda berusia 25 tahun dan sampel tertua berusia 87 tahun. Dari tabel 5.3. dapat
diketahui bahwa dari 58 orang penderita hipertensi yang memiliki proporsi
terbesar adalah kelompok usia 51-70 tahun yaitu sebanyak 32 orang (55.2%),
diikuti oleh kelompok usia 31-50 tahun sebanyak 19 orang (32.7%), kelompok
usia >80 tahun sebanyak 4 orang (7%), kelompok usia 71-80 tahun sebanyak 2
orang (3,4%), dan proporsi terkecil berada pada kelompok usia 10-30 tahun yaitu
29
sebanyak 1 orang (1,7%). Berdasarkan karakteristik usia, dapat dilihat distribusi
frekuensi datanya pada tabel di bawah ini.
30
Berdasarkan tingkat pengetahuan diet dan terapi obat pasien hipertensi, dapat
dilihat distribusi frekuensi datanya pada tabel di bawah ini.
5.2. Pembahasan
Dari hasil awal penelitian, dari 132 orang populasi terjangkau, hampir
setengahnya atau sebesar 43.9% menderita hipertensi. Kecenderungan tingginya
prevalensi penderita hipertensi yang juga terjadi di seluruh dunia ini, menurut
Coresh et al (2007) disebabkan oleh karena hipertensi pada tahap awal tidak
menunjukkan gejala yang spesifik sehingga banyak yang tidak terdiagnosa lebih
dini. Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengetahui
dan mengontrol tekanan darah mereka juga menjadi salah satu faktor penentu
masih tingginya prevalensi penderita hipertensi di masyarakat. Menurut peneliti,
tingginya prevalensi penderita hipertensi ini salah satunya dikarenakan adanya
31
pergeseran budaya di masyarakat yang menuntut hidup serba cepat, sehingga
masyarakat menjadi kurang meperhatikan nutrisi dari asupan makanan mereka.
Masyarakat juga lebih banyak menjalani kehidupan sedentary lifestyle sehingga
jarang mempraktikkan kebiasaan berolahraga.
32
menyatakan bahwa resiko terjadinya hipertensi meningkat seiring dengan
bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%),
diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada
kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). Selain itu, menurut Setiati et al (2009) terdapat
beberapa perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular dan tekanan darah
pada proses menua antara lain: peningkatan tekanan darah sistolik tetapi tekanan
darah diastolik tidak berubah, peningkatan resistensi vaskular perifer, lapisan
subendotel menebal dengan jaringan ikat,ukuran dan bentuk yang irregular pada
sel-sel endotel, dan berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi beta-adrenergik.
33