Anda di halaman 1dari 26

ABORSI: EPIDEMIOLOGI, MASALAH DAN

PENANGANANNYA
SITI FEMI AMALIA
NIM. 110100041
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pertentangan
Permasalahan moral &
Klasik agama
dengan HAM
Tujuan Penulisan

▪ Untuk lebih mengerti dan memahami mengenai epidemiologi,


permasalahan dan penanganan aborsi khususnya di Indonesia
dan agar pembaca mampu melakukan telaah kritis terhadap
kontroversi aborsi, serta untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Aborsi

▪ tindakan penghentian kehamilan


sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan (sebelum usia 20
minggu kehamilan), bukan ▪ tindakan penghentian
semata untuk menyelamatkan kehamilan atau mematikan
jiwa ibu hamil dalam keadaan janin sebelum waktunya
darurat tapi juga bisa karena kelahiran, tanpa melihat
sang ibu tidak menghendaki
kehamilan itu usia kandungan.
Epidemiologi Kasus Aborsi

▪ Berdasarkan penelitian pada tahun 2000 di Indonesia


diperkirakan bahwa sekitar dua juta aborsi terjadi. Estimasi
aborsi berdasarkan penelitian ini adalah angka tahunan aborsi
sebesar 37 aborsi untuk setiap 1,000 perempuan usia reproduksi
(15-49 tahun).

stigma dan pembatasan yang


ketat terhadap aborsi

Tidak termasuk kasus aborsi


spontan

Hanya mencakup klien di RS dan


klinik, tidak di pedesaan
sudah mencapai jumlah anak yang
diinginkan

perempuan yang belum menikah


melakukan aborsi karena mereka
ingin meneruskan pendidikanya
sebelum mereka menikah

HANYA 4% karena alasan untuk


menjaga kesehatan fisik mereka.
Metode-Metode Aborsi di Indonesia

▪ Pemilihan perempuan untuk jenis pelayanan aborsi yang akan


digunakannya bervariasi tergantung dari tempat tinggal
perempuan tersebut.
▪ Secara keseluruhan, hampir setengah dari semua perempuan
yang mencari pelayanan aborsi di Indonesia lari pada dukun
bersalin, dukun tradisional atau ahli pijat
▪ Hampir semua dari perempuan yang mencari upaya aborsi pada
tempat pelayanan kesehatan, pertama melakukan upaya aborsi
sendiri.
Jenis Aborsi

Aborsi

Spontan Provokasi

Kriminal

Legal
Indikasi Pengguguran Kandungan
Terapeutik, jika kehamilan dilanjutkan akan
membahayakan jiwa ibu.

Eugenik, atas pertimbangan resiko terhadap anak


yang dilahirkan berupa cacat fisik atau mental.

Humanitarian, misalnya pada kehamilan akibat korban


perkosaan.

Sosial, berhubungan dengan kegagalan alat


kontrasepsi, anak terlalu banyak, belum siap
menerima kehadiran anak.
Permasalahan Aborsi
Pro dan Kontra Aborsi di Masyarakat

Pro-
Pro-Life
Choice

Pertimbangan Pertimbangan hak Pertimbangan dari


aborsi sebagai otonomi segi moral dan
salah satu cara seseorang masyarakat
untuk
mengendalikan
angka kelahiran
oderat Liberal Konservatif
encari suatu posisi tengah
• Membolehkan
yang aborsi dalam
• Aborsi
banyaktidak boleh dilakukan dalam
engakui kemungkinan legitimasi
keadaan yang berbeda termasuk
keadaan
hakapapun
oral bagi beberapa aborsi otonomi, pertimbangan karier dan
• Alasan-alasan keagamaan dan filosofi
kontrasepsi.
Aborsi
Pandangan Masyarakat Mengenai
Hukum Aborsi di Indonesia

▪ Di Indonesia, persoalan hukum mengenai aborsi diatur dalam


KUHP Bab XIX Pasal 229, 346, 347, 348 dan 349
▪ Selain itu, perihal aborsi juga diatur dalam Undang Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 75, 76 dan 77
▪ Sebagai pelaksana dari UU Kesehatan sebagaimana telah
dijabarkan diatas, pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi ( PP 61/2014) yang antara lain mengatur mengenai
pembuktian kehamilan akibat pemerkosaan, hak-hak wanita
korban perkosaan, aborsi yang aman dan bertanggungjawab,
konseling pasca tindakan aborsi dan pendampingan konselor.
Eksepsi Legalitas Aborsi
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat
dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup diluar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan di akhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penanganan Aborsi
Tiga Syarat Agar Suatu Tindakan Medis
Tidak Bersifat Melawan Hukum

Adanya izin pasien, dalam


bentuk informed consent

Alasan yang tepat yaitu


indikasi medis

Cara yang benar, sesuai


dengan standar medis
▪ Saran-saran berikut bertujuan untuk membantu
pemerintah Indonesia untuk menghindari terjadinya
aborsi yang tidak aman dan memenuhi tujuan
Millenium Development Goal untuk dapat
menurunkan ratio kematian maternal sampai tiga
perempat antara tahun 1990 dan 2015.
▪ Menghindari terjadinya kehamilan yang
tidak diinginkan adalah langkah pertama
yang perlu diambil untuk dapat
menurunkan angka aborsi yang tidak
aman.
▪ Tersedianya informasi dan pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas
untuk para kaula muda
▪ Perempuan yang memerlukan aborsi
karena kehamilannya membahayakan
jiwanya dan hal ini sejalan dengan
hukum yang berlaku di Indonesia
seharusnya dapat mendapatkan
prosedur aborsi yang aman.
▪ Perawatan pasca aborsi seharusnya
dapat dengan mudah tersedia sehingga
perempuan yang mengalami komplikasi
karena aborsi yang tidak aman dapat
mendapatkan perawatan yang tepat.
BAB III
KESIMPULAN
▪ Aborsi atau pengguguran kandungan selalu menjadi permasalahan
klasik dari masa ke masa. Dikatakan klasik karena dari dahulu sampai
sekarang kehadiran kehidupan baru ini tetap menjadi permasalahan
yang tak kunjung selesai.
▪ Terdapat perbedaan penafsiran pengguguran menurut hukum dan
kesehatan
▪ Ada tiga pandangan masyarakat mengenai aborsi yaitu pandangan
konservatif, liberal dan moderat.
▪ Di Indonesia, persoalan hukum mengenai aborsi diatur dalam KUHP
Bab XIX Pasal 229, 346, 347, 348 dan 349. Selain itu, perihal aborsi juga
diatur dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 75, 76 dan 77. Sebagai pelaksana dari UU Kesehatan
sebagaimana telah dijabarkan diatas, pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi.
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka

1. Amir, A., 2005. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi


Kedua. Medan: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas kedokteran USU.
2. Billy, N. 2010. Hukum Kesehatan: Aborsi Menurut Hukum di
Indonesia. Jakarta: EGC
3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Kalimantan Tengah, 2012. Aborsi dan Permasalahannya.
http://www.kalteng.bkkbn.go.id [Diakses 19 Desember 2016]
4. Sedgh, G., Ball, H., Utomo, I., 2008. Aborsi di Indonesia dalam
Kesimpulan. Jakarta: Guttmacher Institute.
5. Wiradharma, D., 2008. Etika Profesi Medis. Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti

Anda mungkin juga menyukai