Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MAKALAH PANCASILA

KELOMPOK 4

Anggota :

Ahmad Yasin Muttaqiina Imaama (225120307111121)


Fiorenza Aiko Fildza Azain (225120300111079)
Luh Gading Panitisan Soewarno (225120300111080)
Riska Khiyarotun Nashihah (225120300111085)

MATERI DEBAT

Aborsi disebut juga dengan istilah Abortus Provocatus, yaitu pengguguran kandungan
yang disengaja, terjadi karena adanya perbuatan manusia yang berusaha menggugurkan
kandungan yang tidak diinginkan. Kegiatan aborsi meliputi abortus provocatus medicinalis,
yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan medis, dan abortus
provocatus criminalis, yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan secara sengaja dengan
melanggar ketentuan hukum yang berlaku.

Di Indonesia, kegiatan aborsi sudah diatur dalam KUHP Pasal 346, Pasal 347, Pasal 348,
dan Pasal 349 di mana aborsi secara tegas dilarang tanpa pengecualian. Sedangkan dalam Pasal
5, Pasal 76, dan Pasal 77, terdapat pengecualian bagi orang yang memiliki masalah medis
sehingga diharuskan untuk melakukan aborsi.

Menurut data dari


Komnas Perempuan, pada
rentang tahun 2016-2021
tercatat terdapat 147 kasus
pengaduan aborsi. Pelaku
pemaksaan aborsi sendiri
beragam mulai dari orangtua,
suami, ataupun pacar. Cara
yang dilakukan untuk aborsi sendiri yaitu kuret, pil, jamu, dan suntik sebagai
tindakan alternatifnya.

ARGUMEN PRO

Pendapat dari tim pro, menyatakan persetujuan mereka atas dilakukannya tindak aborsi
berdasarkan 4 faktor, yaitu :

1. Faktor Kesehatan

Dinilai dari segi Kesehatan, banyak ibu muda dan ibu yang hamil di usia 35 tahun ke atas,
memiliki resiko tinggi pada saat kehamilan. Berbagai komplikasi mulai dari tekanan darah
tinggi, anemia, pendarahan saat prosesi persalinan, berat badan bayi rendah, bayi lahir
premature, bahkan komplikasi pada kehamilan dapat berujung pada kematian ibu dan bayi itu
sendiri.

2. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sangat berpengaruh pada kemampuan orang tua mencukupi kebutuhan pokok
anak. Keluarga yang berasal dari ekonomi rendah cenderung memiliki kesulitan dalam proses
pemenuhan kebutuhan tersebut.

3. Faktor Pendidikan

Banyak calon orang tua dengan background pendidikan kurang dari 12 tahun tergesa-gesa untuk
memiliki anak tanpa tau tanggung jawab yang harus dipenuhi.

4. Faktor Kesehatan Mental

Calon ibu yang tidak memiliki kesiapan mental cenderung mengalami depresi pasca kelahiran
sehingga akan mempengaruhi psikologis anak yang diasuh.

ARGUMEN KONTRA
Di Indonesia, hukum aborsi diatur dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Dalam undang-
undang tersebut dinyatakan bahwa aborsi di Indonesia hanya dapat dilakukan dengan kondisi
darurat medis yang mengancam nyawa ibu atau pun janin, serta bagi korban perkosaan.
Setiap tahunnya di Indonesia, berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan, dan sebagian dari perempuan tersebut memilih untuk mengakhiri kehamilan
mereka dengan cara ilegal. Perempuan Indonesia sering kali mencari bantuan untuk melakukan
aborsi yang menggunakan cara-cara antara lain dengan meminum ramuan-ramuan yang
berbahaya dan melakukan pemijatan penguguran kandungan yang membahayakan.

Berikut adalah beberapa resiko dari tindakan aborsi dari sudut pandang kesehatan.

1. Infeksi.

Infeksi adalah efek aborsi yang terjadi pada 1 dari setiap 10 kasus. Dalam studi meta-
analisis terbitan jurnal Lancet yang mengamati 1.182 kasus aborsi medis di bawah
pengawasan ketat tim dokter rumah sakit, 27 persen pasien mengalami infeksi yang
berlangsung selama 3 hari atau lebih sebagai efek aborsi.

2. Kerusakan rahim.

Kerusakan rahim terjadi pada sekitar 250 dari seribu kasus aborsi lewat pembedahan dan
1 di antara seribu pada kasus aborsi obat (resep dan nonresep) yang dilakukan pada usia
kehamilan 12-24 minggu.

3. Gangguan psikologis.

Banyak dari pelaku tindakan aborsi yang mengalami gangguan psikologis setelahnya,
seperti mimpi buruk berkepanjangan, depresi, perasaan bersalah dan krisis identitas diri.

KESIMPULAN

Aborsi merupakan kegiatan menggugurkan kandungan. Secara umum kegiatan aborsi di


Indonesia merupakan tindakan ilegal dengan ancaman pidana yang tertulis tegas dalam peraturan
perundang-undangan. Hal itu diatur dalam Pasal 346 KUHP dan dijatuhi pidana penjara paling
lama empat tahun. Seringkali aborsi ini dilakukan karena kandungan yang tidak diinginkan.

Ada beberapa kasus dimana kegiatan aborsi ini diperbolehkan. Hal itu diatur dalam
dalam pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan. Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah karena indikasi
darurat medis yang telah dideteksi pada usia dini sebuah kehamilan, terdapat cacat genetik,
mengancam ibu dan janin, Adanya kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan. Selain karena alasan diatas, melakukan aborsi merupakan
tindakan yang dilarang keras baik dalam hukum maupun agama.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa aborsi merupakan Tindakan illegal.
Namun, hal itu diperbolehkan asalkan memiliki alasan yang legal, yaitu karena indikasi darurat
medis pada ibu dan janin seperti yang tertuang dalam undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai