Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Kesahatan : Kolelitiasis


II. Pengertian
Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung empedu,
biasanya berhubungandengan batu empedu yang tersangkut pada duktus
kistik, menyebabkan distensi kandungempedu. (Doenges, Marilynn, E., 1999)
Kolelitiasis disebut juga batu empedu, gallstones, biliary calculus.
Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandung
empedu. Batu kandung empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang terbentuk di dalam kandung
empedu. Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau
di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu
disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut
koledokolitiasis (Nucleus Precise Newsletter, edisi 72, 2011).
Kolelitiasis adalah material atau kristal tidak berbentuk yang terbentuk
dalam kandung empedu. Komposisi dari kolelitiasis adalah campuran dari
kolesterol, pigmen empedu, kalsium dan matriks inorganik. Lebih dari 70%
batu saluran empedu adalah tipe batu pigmen, 15-20% tipe batu kolesterol dan
sisanya dengan komposisi yang tidak diketahui. Di negara-negara Barat,
komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sehingga sebagian batu
empedu mengandung kolesterol lebih dari 80% (Majalah Kedokteran
Indonesia, volum 57, 2007).
III. Manifestasi Klinis
1. Aktifitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan
Tanda : Gelisah
2. Sirkulasi
Tanda : Takikardi, berkeringat
3. Eliminasi
Gejala : perubahan urine dan feses
Tanda : distensi abdomen, teraba massa pada kuadran kanan atas, urine
gelap, pekat, feses warna tanah liat, steaforea
4. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia, mual atau muntah, regurgitasi berulang, nyeri
epigastrium, tidak dapatmakan, flatus, dispepsia
Tanda : kegemukan, adanya penurunan berat badan
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau bahu
kanan, kolikepigastrum tengah sehubungan dengan makan
6. Pernafasan
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas pendek, dangkal
7. Keamanan
Tanda : demam, menggigil, ikterik, berkeringat dan gatal, perdarahan
IV. Pohon Masalah
V. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan sinar X-Abdomen
2. Ultrasonografi (USG)
3. Pemeriksaan pencitraan radionukleida atau koleskintografi
4. Kolesistogragi
5.Kolanlopankreatogragi retrogad endoskopik CERCP : Endoscopic
Retrograde Cholangiopancreatography) : pemeriksaan ini meliputi insersi
endoskop serat-optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai
duodenum pars desendens.
6. Kolangiografi transhepatik perkutan : penyuntikan bahan kontras langsung
ke dalam percabangan bilier.
7. Darah lengkap : lekositosis sedang
8. Bilirubin dan amilase serum meningkat
9. Enzim hati serum –AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH meningkat
10. Kadar protrombin : menurun
11. CT-scan
VI. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan non bedah
a. Penatalaksanaan pendukung dan diet
80% dari pasien inflamasi akut kandung empedu sembuh dengan
istirahat, cairan infus, pengisapan nasogastrik, analgesik dan antibiotik.
Diit yang dianjurkan adalah tinggi protein dan karbohidrat.
b. Farmakoterapi
Asam ursodeoksikolat (urdafalk) dan kenodeoksikolat (chenodial,
chenofalk). Fungsinya untuk menghambat sintesis kolesterol dalam hati
dan sekresinya dan tidak desaturasi getah empedu.
c. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan
Pengangkatan batu empedu : menginfuskan bahan pelarut
(monooktanoin atau metil tertier butil eter (MTBE) ke dalam kandung
empedu.
Pengangkatan non bedah : dengan lewat saluran T-tube dan dengan alat
jaring untuk memegang dan menarik keluar batuyang terjepit dalam
duktus koleduktus.
d. Extracorporal shock-wave lithotripsy (ESWL) : gelombang kejut
berulang yang diarahkan kepada batu empedu yang gelombangnya
dihasilkan dalam media cairan oleh percikan listrik.
Efek samping : petekia kulit dan hematuria mikroskopis
2. Penatalaksanaan bedah
a. Kolesistektomi : paling sering digunakan atau dilakukan : kandung
empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus diligasi.
b. Minikolesistektomi : mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi
selebar 4 cm.
c. Kolesistektomi laparoskopik (endoskopik) : lewat luka insisi kecil
melalui dinding abdomen pada umbilikus.
d. Koledokostomi : insisi lewat duktus koledokus untuk mengeluarkian
batu
empedu.
VII. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala :kelemahan.
Tanda : gelisah.
b. Sirkulasi
Gejala/Tanda : takikardia, berkeringat.
c. Eliminasi
Gejala : perubahan warna urine & feses.
Tanda : distensi abdomen, teraba massa pada kuadran kanan atas, urine
gelap, pekat, feses warna tanah liat, steatorea.
d. Makanan/Cairan
Gejala : anoreksia, mual/muntah, tidak toleran terhadap lemak &
makanan pembentukan gas, regurgitasi berulang, nyeri epigastrium,
tidak dapat makan, flatus,dyspepsia.
Tanda : kegemukan, adanya penurunan berat badan.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen atas berat, dapat menyebar ke punggung atau
bahu kanan, kolik epigastrium tengah sehubungan dengan makan, nyeri
mulai tiba-tiba & biasanya memuncak dalam 30 menit.
Tanda : nyeri lepas, otot tegang atau kaku bila kuadran kanan atas
ditekan.
f. Pernapasan
Tanda : peningkatan frekuensi pernapasan, penapasan tertekan ditandai
oleh napas pendek, dangkal.
g. Keamanan
Tanda : demam, menggigil, ikterik, dan kulit berkeringat & gatal
(pruritus), kecendrungan perdarahan (kekurangan vit. K).
h. Penyuluhan dan Pembelajaran
Gejala : kecenderungan keluarga untuk terjadi batu empedu, adanya
kehamilan/melahirkan ; riwayat DM, penyakit inflamasi usus, diskrasias
darah.
i. Pemeriksaan Diagnostik
• Darah lengkap : Leukositis sedang (akut).
• Billirubin & amilase serum : meningkat.
• Enzim hati serum-AST (SGOT) : ALT (SGOT), LDH : agak
meningkat, alkalin fosfat & S-nukleotidase, ditandai pe obstruksi bilier
• Kadar protombin : menurun bila obstruksi aliran empedu dalam usus
menurunkan absorpsi vit. K
• Ultrasound : menyatakan kalkuli & distensi empedu/duktus empedu.
• Kolangiopankreatografi retrograd endoskopik : memperlihatkan
percabangan bilier dengan kanulasi duktus koledukus melalui
duodenum
• Kolangiografi transhepatik perkutaneus : pembedaan gambaran dengan
fluoroskopi antara penyakit kandung empedu & kanker pangkreas
• CT-Scan : dapat menyatakan kista kandung empedu
• Scan hati : menunjukkan obstruksi percabangan bilier

VIII. Daftar Diagnosa Keperawatan


a. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi/spasmeduktus, proses inflamasi,
iskemia jaringan/nekrisis.
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan substansi kimia, billirubin
meningkat.
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan pencernaan lemak, mual muntah,
dispepsia, nyeri.
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan keluarnya cairan empedu

IX. Intervensi Keperawatan


N Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
o keperawatan hasil keperawatan
1 Nyeri akut Nyeri dapat a. Kaji ulang lokasi, a. Mengkaji
berhubungan berkurang setelah intensitas dan tipe ulang
dengan dilakukan nyeri. tempat
obstruksi/spasmedu tindakan b. Pertahankan nyeri dapat
ktus, proses keperawatan imobilisasi mengevalua
inflamasi, iskemia selama 1x24 jam, bagian yang sakit si apakah
jaringan/nekrisis, dengan dengan tirah ada
luka post op Kriteria hasil: baring penyebaran
1. Klien c. Berikan rasa nyeri
menyatakan lingkungan yang pada organ
nyeri tenang dan yang lain.
berkurang berikan dorongan b. Untuk
2. Tanda – tanda untuk melakukan menghindar
vital dalam aktivitas hiburan i terjadinya
batas normal. d. Ganti posisi komplikasi
Tampak rileks, dengan bantuan post op
mampu bila ditoleransi tindakan.
berpartisipasi e. Dorong c. lingkungan
dalam menggunakan tenang juga
aktivitas/tidur/i tehnik memberika
stirahat dengan manajemen n suasana
tTekanan darah stress, contoh : pikiran
normal relasksasi, latihan yang
3. Wajah pasien nafas dalam, tenang,
terlihat rileks imajinasi sehingga
visualisasi, meminimal
sentuhan kan rasa
f. Observasi tanda- nyeri.
tanda vital d. Membantu
g. Kolaborasi alih baring
medis untuk akan
pemberian membantu
analgetik. pasien
untuk
meminimal
kan rasa
nyeri.
e. Teknik
manajemen
nyeri
mampu
meminimal
kan rasa
nyeri
f. Hemodina
mik yang
tidak stabil
dapat
menunjukk
an adanya
rasa sakit
yang
berlebihan
pada pasien

2 Gangguan Setelah dilakukan a. Hitung masukan a. Mengidentif


integritas kulit tindakan kalori, jaga ikasi
berhubungan keperawatan komentar tentang kekurangan/
dengan substansi selama 7x24 jam, nafsu makan kebutuhan

kimia, billirubin dengan kriteria sampai minimal. nutrisi,

meningkat hasil : b. Timbang sesuai berfokus

1. Melaporkan indikasi. pada

mual/muntah c. Konsul tentang masalah

hilang. kesukaan/ketidaks membuat

2. Menunjukkan ukaan pasien, suasana

kemajuan makanan yang negative

mencapai berat menyebabkan dan

badan atau distress, dan mempengar

mempertahanka jadwal makan uhi


n berat badan yang disukai. masukan.
individu yang d. Berikan suasana b. Mengevalua
tepat. menyenangkan si
pada saat makan, keefektifan
hilangkan rencana
rangsangan diet.
berbau. c. Melibatkan
e. Berikan pasien
kebersihan oral dalam
sebelum makan. perencanaan
f. Ambulasi dan ,
tingkatkan memampuk
aktivitas sesuai an pasien
toleransi. memiliki
g. Konsul dengan rasa kontrol
ahli diet/tim dan
pendukung nutrisi mendorong
sesuai indikasi. untuka
makan.
d. Untuk
meningkatk
an nafsu
makan/men
urunkan
mual.
e. Mulut yang
bersih
meningkatk
an nafsu
makan.
f. Membantu
dalam
mengeluark
an flatus,
penurunan
distensi
abdomen,
mempengar
uhi
penyembuh
an dan rasa
sehat dan
menurunkan
kemungkina
n masalah
sekunder
sehubungan
dengan
imobilisasi.
g. berguna
dalam
membuat
kebutuhan
nutrisi
individual
melalui rute
yang paling
tepat.
4 Resiko Setelah dilakukan a. Pertahankan a. memberikan
ketidakseimbangan tindakan masukan dan informasi
nutrisi kurang dari keperawatan haluaran akurat, tentang
kebutuhan tubuh selama 7x24 jam, perhatikan status
berhubungan dengan kriteria haluaran kurang cairan/volu
dengan gangguan hasil : dari masukan, me sirkulasi
pencernaan lemak, 1. Menunjukkan peningkatan berat dan
mual muntah, keseimbangan jenis urin, nadi kebutuhan

dispepsia, nyeri cairan adekuat perifer, dan penggantian


dibuktikan oleh pengisian kapiler. .
tanda vital b. Awasi b. muntah
stabil. tanda/gejala berkepanjan
2. Membrane peningkatan/berla gan, aspirasi
mukosa lembab. njutnya gaster, dan
3. Turgor kulit mual/muntah, pembatasan
baik. kram abdomen, pemasukan
4. Pengisian kelemahan, oral dapat
kapiler baik. kejang, kejang menimbulka
5. Secara individu ringan, kecepatan n deficit
mengeluarkan jantung tak natrium,
urin cukup dan teratur, parestesia, kalium, dan
tak ada muntah. hipoaktif, atau tak klorida.
adanya bising c. menurunkan
usus, depresi rangsangan
pernapasan. pada pusat
c. Hindarkan dari muntah.
lingkungan yang d. menurunkan
berbau. kekeringan
d. Lakukan membrane
kebersihan oral mukosa,
dengan pencuci menurunkan
mulut ; berikan risiko
minyak. perdarahan
e. Gunakan jarum oral.
kecil untuk injeksi e. menurunkan
dan melakukan trauma,
tekanan pada risiko
bekas suntikan perdarahan/
lebih lama dari pembentuka
biasanya. n hematom.
f. Kaji perdarahan f. protombin
yang tak biasanya, darah
contoh perdarahan menurun
terus-menerus dan waktu
pada sisi injeksi, koagulasi
mimisan, memanjang
perdarahan gusi, bila aliran
ekimosis, ptekie, empedu
hematemesis/mele terhambat,
na. meningkatk
an risiko
perdarahan/
hemoragik.

4 Resiko tinggi Tidak terjadi a. Observasi adanya a. Untuk


infeksi infeksi selama tanda – tanda mengetahui
berhubungan 3x24 jam setelah infeksi, seperti tanda-tanda
dengan keluarnya dilakukan rubor, kalor, infeksi.
cairan empedu, tindakan edema, fungsi b. Meminimal
adanya port de keperawatan, laesa. kan
entry untuk post op dengan criteria b. Anjurkan pasien terjadinya
laparaskopi hasil : untuk tidak kontaminas
kolelitiasis 1. Vital sign memegang i.
dalam batas bagian yang luka. c. Mencegah
normal ( TD : c. Lakukan tindakan kontaminas
120/80 mmHg, antiseptic i dan
N : 60- sebelum kontak kemungkin
100x/mnt, RR : dengan pasien. an infeksi
16-20x/mnt, d. Kolaborasi untuk silang.
Suhu : 36C – pemeriksaan d. Lekosit
37,5C ) laborat. yang
2. Tidak terjadi e. Merawat luka meningkat
rubor, kalor, dengan artinya
edema, dan menggunakan sudah
fungsi laesa. tehnik aseptik. terjadi
f. Kolaborasi untuk proses
pemberian infeksi
antibiotik
Daftar Pustaka
Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Mendikal Bedah volume 2 edisi 8.
Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jull.1998. Diagnosa Keperawatan edisi 6. Jakarta: EGC
Dr.Tambayon jan.2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakata: EGC
Marilynne Doengoes dkk.1999. Rencana Asuhan keperawatan edisi 3.Jakarta: EGC
Nealon F Thomas,William H Nualan.1996. keterampilan pokok ilmu bedah edisi IV.
Jakarta: EGC
Price A. Sylvia, lorraine M Wilson.2005. Patofisiologi konsep-konsep klinis proses-
proses penyakit, edisi 6, volume 1. Jakarta: EGC
Sudarmaji, Walid.2007.Hand out KMB 3.Asuhan Keperawatan Batu Empedu.
Jakarta: AKPER RSPAD Gatot soebroto
Tucker Martin susan dkk.1998. Standar perawatan pasien volume 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai