API Halusinasi
API Halusinasi
P: P : Menganggukan kepala, mempertahankan sikap duduk, Perawat melakukan Klien terlihat ekspresi Evaluasi validasi yang
”Bagaimana kabar terbuka, badan condong ke depan, memandang, evaluasi muka datar dilakukan perawat
mbak W hari ini?” tersenyum pada klien dapat digunakan
“Apakah ada K : Menatap ke perawat datar sebagai acuan untuk
keluhan?” menentukan tindakan
Analisa Berpusat Analisa Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Rasional
pada Perawat pada Pasien
harus dilakukan pada
pertemuan ini
K: P : Mempertahankan sikap duduk, terbuka, memandang, Perawat Klien menjawab Perawat berusaha
”aku? Aku sedikit tersenyum menunjukkan sikap dengan wajah datar menciptakan
kurang tidur karena hangat hubungan baik dan
memang sulit untuk K : menatap perawat dengan ekpresi datar terbuka ke pasien
memulai tidur”
P: P : Mempertahankan sikap duduk, terbuka, memandang, Meyakinkan klien Klien kurang Dengan meyakinkan
“Oh begitu, baik tersenyum untuk mau berbagi bersemangat saat klien diharapkan klien
kalau begitu kita cerita pada perawat berinteraksi dapat menceritakan
ngobrol dulu ya K : Mendengarkan perawat sambil sesekali menunduk dengan kontrak hal yang mengganggu
mbak, hari ini saya kontak mata kurang waktu yang telah pikirannya hingga klien
mau ngobrol-ngobrol dijadwalkan tampak sering
dengan mbak W melamun
tentang kondisi mbak
W sekarang, kira-kira
15 menit saja disini,
apa boleh?”
K: K : Klien berbicara dengan nada pelan Perawat tetap Klien kurang Dengan meyakinkan
”iya gapapa” bersikap terbuka bersemangat saat klien diharapkan klien
P : Perawat tersenyum kepada klien berinteraksi dapat menceritakan hal
yang mengganggu
pikirannya
P: P : Menjaga kontak mata secara langsung Perawat mencoba Klien tampak perlu Perawat menunjukkan
”Oh iya tadi kata menggali data baru diberikan pendekatan hubungan yang
mbak W, sulit tidur K : Sesekali menundukkan pandangan yang menyebabkan lebih untuk mau terbuka dengan klien,
ya? Kenapa kok sulit klien sulit tidur menjawab, menggali faktor
tidurnya?” presipitasi yang
dialami klien.
K: K : menatap perawat dan sesekali menunduk kontak mata Menunjukkan Klien mulai mau Dalam hubungan
”Ya karena memang sering terputus kepedulian kepada menjawab sesuai antara perawat dan
sulit saja. Denger klien dengan pertanyaan klien perawat wajib
sesuatu. Denger P: Memandang klien dengan tatapan yang bersahabat
Analisa Berpusat Analisa Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Rasional
pada Perawat pada Pasien
begitu. Mau minta menempatkan diri
obat kesini” dengan sikap empati
P: K : Melihat ke arah perawat dan menjawab Mencoba menggali. Klien mendengarkan Sikap empati
“Oh begitu, kalau Lebih lanjut terkait dengan seksama ditunjukkan saat
boleh tahu mbak W P : Menunjukkan sikap empati, mempertahankan sikap halusinasi yang berinteraksi
mendengar apa?” duduk, terbuka, memandang, tersenyum dialami pasien
K: K : Melihat ke arah perawat dan menjawab singkat Menunjukkan Klien kooperatif akan Sikap empati
“orang orang banyak, kepedulian kepada tetapi hanya singkat ditunjukkan saat
bisik bisik” P : Menunjukkan sikap empati, mempertahankan sikap klien dalam menjawab berinteraksi
duduk, terbuka, memandang, tersenyum
P: P: Mengajukan pertanyaan dengan penuh perhatian Perawat menggali Klien menunduk Perawat menggali
“Mbak W dibisikin lebih lanjut faktor presipitasi dari
apa? Sejak kapan itu K : menatap perawat dan sesekali menunduk kontak mata mengenai halusinasi kondisinya
terjadi?” sering terputus klien
K: K: Klien sesekali memandang perawat dan menjawab Perawat Klien hanya Perawat berusaha
”ya nyuruh nyuruh, singkat mempertahankan menjawab singkat menciptakan
ngomongin aku. sikap bersahabat hubungan baik dan
Sudah dari dulu P : Memandang klien sambil tersenyum terbuka ke pasien
setelah kecelakaan”
P: P : Mempertahankan kontak mata dan tersenyum Perawat mencoba Klien menunduk Perawat berusaha
“Baik berarti ada memastikan menciptakan
yang membisiki K: Klien memejamkan matanya perkataan pasien hubungan baik dan
mbak dan isi dari terbuka ke pasien
bisikan itu adalah
menyuruh mbak
melakukan sesuatu.
Seperti apa? Lalu
apa tanggapan mbak
Analisa Berpusat Analisa Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Rasional
pada Perawat pada Pasien
terhadap bisikan
itu?”
K: P : berbicara dengan diulabg ulang, tampak sedikit gelisah. Perawat mencoba Pasien terlihat tidak Perawat berusaha
”ya nyuruh keluar memahami klien menyukai halusinasi menciptakan
rumah.. aku mangkel K: melihat kearah tangan nya yang memerah yang dialaiminya hubungan baik dan
mangkel, takut, tidak terbuka ke pasien
tahu kenapa”
P: P : Mempertahankan kontak mata Perawat mencoba Pasien tampak tidak Perawat mencoba
“baik mbak, saya memahami klien fokus terhadap menggali terkait
mengerti perasaan K : Menatap perawat, kemudian melihat sudut ruangan pertanyaan halusinasi agar
mbak. kira kira mendapatkan data
muncul bisikan itu yang akurat
ketika mbak W
sedang ngapain ?”
K : P : Perawat memberi senyuman pada klien Perawat Klien terlihat sedikit Perawat berusaha
“ha ? kenapa? kalau mempertahankan lega menciptakan
sendiri, makanya K : klien mempertahankan kontak mata sikap terbuka hubungan baik dan
saya tidak suka terbuka ke pasien
sendiri”
P: Perawat mencoba Menunjukkan respon Perawat menggali
”saya dengar dari P : Menggali pengetahuan obat klien memastikan positif terhadap faktor predisposisi dari
mbak W tadi mbak perkataan pasien pertanyaan perawat kondisinya
dulu pernah K: Mendengarkan sambil memejamkan mata
kecelakaan ya? Bisa
ceritakan bagaimana
kronologinya?
K: K: Memandang perawat dan mempertahankan kontak mata Perawat Menjawab singkat Perawat berusaha
“emmhhh.. tidak P: Tersenyum mempertahankan pertanyaan yang menciptakan
pernah tahu mbak” sikap terbuka diajukan perawat
Analisa Berpusat Analisa Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Rasional
pada Perawat pada Pasien
hubungan baik dan
terbuka ke pasien
P: “baik kalau begitu, P: Tetap mempertahankan kontak mata dan tersenyum dan Perawat mencoba Klien tampak Perawat mencoba
caranya mbak bisa menunjukkan sikap bersahabat mengajari teknik kooperatif mau menjelaskan tentang
menutup 2 telinga menghardik kepada memperhatikan cara mengontrol
mba dan ucapkan K: menderngarkan dengan seksama, kontak mata terjaga pasien halusinasi ke pasien
astagfirullahaladzim agar pasien dapat
3x. Lalu ucapkan mengendalikannya
pergi pergi jangan dengan baik
ganggu aku. Mbak
bisa melakukan itu
ketika mbak merasa
ada yang membisiki.
Tujuannya agar
bisikan tersebut
hilang dan mbak bisa
fokus mana yang
nyata, mana yang
tidak nyata. Sejauh
ini sudah paham
mbak?”
K: P: Tetap mempertahankan kontak mata menunjukkan sikap Perawat Menjawab singkat Perawat berusaha
“iya paham” terbuka mempertahankan pertanyaan perawat menciptakan
sikap terbuka hubungan baik dan
terbuka ke pasien
P: P: membantu merilekskan tangan dan membantu melakukan Perawat membantu Klien menunjukkan Perawat membantu
“bagus, ayo sekarang teknik menghardik pasien dalam ketertarikan terhadap merileksan tangan dan
dipraktikkan bersama melakukan teknik teknik menghardik kaki agar tidak
saya ya mbak” K: klien mulai menutup telinga dan mau mempraktekkan cara menghardik semakin sakit
menghardik
Analisa Berpusat Analisa Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi non Verbal Rasional
pada Perawat pada Pasien
K: P: tetap mempertahan kontak mata dan sikap terbuka Perawat membantu Klien menunjukkan Perawat berusaha
“astagfirullahaladzim K: klien menutup telinga dan mau mempraktekkan cara pasien dalam ketertarikan terhadap menciptakan
3x, pergi pergi jangan menghardik melakukan teknik teknik menghardik hubungan baik dan
ganggu aku” menghardik terbuka ke pasien
P: P: Memberikan kalimat pujian, mempertahankan kontak mata Perawat Klien menunjukkan Perawat membuat
“wah bagus sekali dan tersenyum memberikan ketertarikan terhadap jadwal sehari hari agar
mbak, ternyata mbak reinforcement positif cara mengontrol pasien dapat berlatih
pandai K: memperhatikan, kontak mata terjaga, memandang perawat atas yang dilakukan halusinasi dan mempraktekkan
melakukannya. pasien setiap harinya.
Selanjutnya mbak
bisa memasukkan
kegiatan menghardik
ini di jadwal sehari
hari mbak. Semisal
sehari bisa dilakukan
3x agar mbak tidak
lupa, bagaimana?”
Kendala:
Klien bersikap sedikit tertutup dan menjawab singkat atau seperlunya saja pada awalnya. Klien tampak tidak fokus, terkadang memalingkan
wajahnya dari perawat. Perawat kembali memfokuskan pasien dan membuatnya antusias.
Kesan Perawat:
a. BHSP dapat terjalin antara perawat dan klien
b. Klien terkadang sulit fokus akan tetapi tampak antusias ketika diajarkan teknik yang sebelumnya belum pernah ia ketahui.
c. Kesimpulan: SP halusinasi pertama tercapai sesuai target.