Anda di halaman 1dari 9

Program Studi S1 Akuntansi

Binus Online Learning Periode 1911

Kulturalisme menegaskan manusia tidak sama secara individual, tetapi harus


sama secara kultural. Kulturalisme mengkonstruksi kesamaan-kesamaan universal yang
de facto terdapat pada semua budaya di bumi. Sisi lain kulturalisme yaitu dirancangnya
titik-titik temu bersama secara kultural yang diangkat dan diresmikan menjadi hukum
budaya misalnya persatuan dalam kebanggaan nasional.(Iwan Irawan, S.H., M.B.A.,
M.M., M.H., Lecture Note Week 7).

Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural (=beragam)
dan isme (=paham) yang berarti paham atas keberagaman. Pluralisme juga dapat berarti
kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas), artinya, untuk hidup secara toleran
pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, agama,adat, hingga pandangan
hidup. Pluralisme mengimplikasikan pada tindakan yang bermuara pada pengakuan
kebebasan beragama, kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi, sehingga
untuk mencapai pluralisme diperlukanadanya kematangan dari kepribadian seseorang
dan/atau sekelompok orang.

Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan


seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam
budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai,
sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang dianut mereka. Berbagai macam pengertian
dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang
diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185)
membedakan lima macam multikulturalisme sebagai berikut:
( https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme)

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 1


1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat di mana berbagai
kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam
interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan
yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan
kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-
undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan
memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan
mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas
tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa
negara Eropa.
3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural di mana kelompok-kelompok
kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya
dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang
secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk
mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha
menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai
mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana
kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan
kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang
mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama
sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi
terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam
percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan
kultural masing-masing.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman


yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 2


dengan istilah mayarakat multikultural. Keragaman atau perbedaan terhadap suatu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat
diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat
yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara
satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan
kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.

Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai


multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan
dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan
multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga
dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of
recognition”.

Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu


pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan
dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai
multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah
mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan
sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling
menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun
bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-
bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat


dari kondisi sosio kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut
kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut
dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat
tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja
hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 3


Saya setuju dengan pernyataan dibutuhkan pengamalan paham
multikulturalisme dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia, karena
sejatinya negara indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke, pulau-pulau di
Indonesia menjadi rumah bagi masyarakat dengan berbagai suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA) bahkan bahasa. Bila perbedaan ini tidak dihargai, tentu dapat
menganggu persatuan dan kesatuan yang telah terbentuk. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu sistem yang mampu menyatukan negeri ini di balik segala kebhinnekaannya, agar
segala keberagaman yang ada di indonesia tetap utuh dan menjadi modal dalam
pembangunan negara. Sistem tersebut adalah multikulturalisme yang mana mengajarkan
kita pentingnya menghargai perbedaan. Sejatinya paham multikulturalisme tercermin
dari ideologi kita , yaitu Pancasila. Pancasila mengajarkan kita nilai
ketuhanan,kemanusian, persatuan, demokrasi dan keadilan, nilai-nilai tersebut adalah
modal untuk memahami dan menghargai suatu perbedaan dan mempunyai cita-cita
mempersatukan bangsa indonesia.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan


masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan
nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Kebersamaan kita sebagai
makhluk berbudaya dalam konteks bangsa Indonesia selalu tak pernah bebas dari
masalah. Kebersamaan kita masih menyisahkan segudang persoalan dalam berbagai
ekspresinya, seperti: konflik agama, konflik suku, konflik kelompok, konflik golongan
dll. Keragaman yang seharusnya menjadi modal dalam pembangunan, namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya
multikulturalisme di masyarakat, maka itulah multikulturalisme hadir sebagai term yang
urgen-relevan bagi wacana diskursif kita akan realitas perbedaan (diversity) kita. Kita
tidak cukup hanya sampai pada monisme atau pun pluralisme budaya saja. Kita perlu
bergerak lebih maju lagi menuju capaian puncak peradaban yang lain. Dari monisme
moral dan pluralisme budaya, kita lalu bergerak menuju filosofi multikulturalisme.
.(Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H., Lecture Note Week 7)

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 4


Akhir-akhir ini banyak kita jumpai dalam tayangan televisi dan media cetak,
banyak sekali kasus konflik yang semakin memprihatinkan. Kasus konflik di Lampung
misalnya, bentrok antar umat beragama, antar suku etnis, dan yang terupdate adalah
konflik yang saat ini terjadi di wamena tanah Papua, adanya penyerangan terhadap
warga pendatang yang dilakukan oleh sekelompok asli orang papua. Entah Apa yang
sebenarnya terjadi dibalik peristiwa tersebut? Apakah sekelompok orang yang terjangkit
kecemburuan sosial atau adanya gerakan separatis menuntut kemerdekaan dan
melepaskan diri dari Indonesia. Semua perbutan tersebut jauh dari kata menghayati dan
mengamalkan sikap multikulturalisme, dan juga telah menodai nilai-nilai pancasila.

Diperlukan proses yang tidak mudah untuk membangun paham


multikulturalisme didalam keberagaman masyarakat indonesia, maka itulah diperlukan
kerja pemerintah, tangan-tangan sosial, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, itu
tugas kita bersama untuk menanamkan, menghayati dan merefleksikan pentingnya
pemahaman multikultural kepada masyarakat, agar dibumi tercinta indonesia ini selalu
tercipta kedamaian, kenyamanan, kerukunan, dan persatuan, yang mana menjadikan
keberagaman sebagai modal terciptanya kemajuan dan pembangunan Indonesia.

Menurut saya pribadi paham multikulturalisme adalah pemahaman tentang


pentingnya saling menghargai dan menghormati adanya pebedaan budaya, baik
perbedaan agamnya, bentuk wajahnya, warna kulit, kebiasaan dan bahasanya. Dari
perbedaan tersebut kita dituntut untuk tetap mengedepankan hakikat kita sebagai
manusia ciptaan tuhan, yaitu manusia yang berbicara, makhluk yang memiliki akal budi,
makhluk beretika, dan mkhluk sosial , yang mana sesama manusia kita saling
membutuhkan. Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam bertujuan untuk saling
mengenal dan saling menyempurnakan satu sama lain bukan untuk membandingkannya.

Pemahaman dan pengamalan paham multikultural harus diterapkan karena


Indonesia sungguh kaya akan perbedaan. Indonesia berbeda dalam aspek etnis, budaya,
agama dan ras, dan untuk menumbuhkan paham multikulturalisme sendiri dapat
dilakukan dengan:

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 5


1. Agama, melalui pembelajaran dari para pemuka agama diharapkan adanya
pendidikan agama yang baik, berpegang teguh dengan peraturan agama yang
mengajarkan untuk mencintai dan mengasihi sesama. Dalam Agama saya sendiri
dalam Islam Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, ”Wahai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. Keluarga, menerapkan pembelajaran nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
terkait pentingnya multikultural kedalam kehidupan keluarga, seperti
mengajarkan rasa empati, gotong royong, tolong-menolong, tegang rasa dan
peduli terhadap sesama, sehingga nantinya setiap tindakan selalu
mengedepankan saling menghargai dan menghormati perbedaan terhadap
sesama manusia.
3. Tokoh Masyarakat, baiknya setiap tokoh masyarakat memberikan contoh yang
baik dalam menghargai perbedaan yang ada, misalnya jika ada warga pendatang,
maka tokoh masyarakat menyambut dengan baik dan mengadakan kegiatan
kemasyarakatan yang dapat menimbulkan kerukunan dan persatuan. Untuk itu
diperlukan komitmen yang kuat dari berbagai pihak untuk mengedepankan rasa
kemanusiaan diatas perbedaan.
4. Pendidikan, merupakan salah satu unsur pembentukan karakter dan
perkembangan diri manusia. Pendidikan seolah tidak henti-hentinya
menjalankan peran penting untuk menjadikan manusia dari tidak mengetahui
menjadi paham akan sesuatu, sebaiknya pemahaman pentingnya multikultural
yang tersirat dalam Pancasila bisa dimulai dari SD, SMP sampai Perkuliahan,
pembelajaran dan pengetahuan tentang pentingnya perbedaan dan keragaman
budaya bisa dimasukkan dalam kurikilum pembelajaran, serta para guru
mencontohkan bagaimana bersikap simpatik, respek, apresiasi, dan empati
terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 6


Paham multikulturalisme yang akan dikembangkan di sekolah harus mampu
mengulas berbagai permasalahan yang mendukung ideologi ini, yaitu pola
pembelajaran yang demokratis, pendidikan dan pengembangan SDM yang
mengakui kesederajatan (equity and equality), keadilan dan penegakan hukum,
juga memikirkan tema-tema tentang kesempatan kerja dan berusaha, HAM, hak
budaya komunitas dan golongan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral, dan
tingkat serta mutu produktivitas.

Nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila merupakan cerminan dari paham


multikulturalisme. Penerpan pentingnya pemahaman dan pendidikan multikultural yang
terdapat dalam pancasila bertujuan mewujudkan sebuah bangsa yang kuat, maju, adil,
makmur, dan sejahtera tanpa perbedaan etnik, ras, agama, dan budaya. Dengan
semangat membangun kekuatan diseluruh sektor sehingga tercapai kemakmuran
bersama, memiliki harga diri yang tinggi dan dihargai bangsa lain.

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 7


KESIMPULAN

Pengakuan dan kesadaran akan adanya keberagaman budaya disebut sebagai


kehidupan multikultural. Akan tetapi multikultural, tidak cukup hanya pengakuan,
namun suatu keharusan agar setiap kesadaran dan pengakuan dapat diwujudkan dengan
pemahaman dan tindakan nyata untuk menjaga persatuan ditengah adanya
keberagaman. Multikulturalisme merupakan filosofi yang melihat perbedaan sebagai
sesuatu yang baik dan bernilai positif dengan menghargai keunikan masing-masing
budaya. Pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme. Multikulturalisme
meskipun berkaitan dan sering disamakan adalah kecenderungan yang berbeda dengan
pluralisme. Multikulturalisme adalah sebuah relasi pluralitas yang didalamnya terdapat
problem minoritas vs mayoritas, yang didalamnya dibutuhkan perjuangan eksistensial
bagi pengakuan, persamaan, kesetaraan, dan keadilan untuk sebuah keberagaman.

Banyaknya kasus pertikaian antar suku atau agama di indonesia, ini semua
terjadi karena kurangnya pemahaman multikultural dan nilai-nilai pancasila, yang mana
didalamnya mengajarkan bahwa semua manusia adalah makhluk tuhan yang sama dan
sederajat. Tuhan menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
dan menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kita saling kenal-
mengenal dan saling menyayangi serta mengasihi, maka seyogyanya setiap bangsa
Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Multikulturalisme ini menjadi tantangan besar bagi bangsa indonesia untuk tetap bersatu
ditengah keberagaman. Masyarakat dituntut untuk saling meghargai dan harus mampu
bekerjasama dengan baik agar persatuan dan kesatuan tetap terjalin, demi terwujudnya

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 8


kedamaian, kenyamanan dan kerukunan. Indonesia harus menjadikan keberagaman
sebagai anugerah tuhan dan sebagai modal terciptanya kemajuan dan pembangunan
Indonesia. Dalam konteks keragaman budaya, multikulturalisme tidaklah bisa
disamakan dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku
bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan
keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan sesama manusia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H., Lecture Note Pendidikan Pancasila
sebagai Pendidikan Karakter. Binus University: Jakarta, Week 1.
2. Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H., Lecture Note Beriman Kepada Tuhan.
Binus University: Jakarta, Week 4.
3. Iwan Irawan, S.H., M.B.A., M.M., M.H., Lecture Note Multikulturalisme. Binus
University: Jakarta, Week 7.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme diakses tanggal 7 Oktober 2019,
pukul 20:35
5. https://www.kompasiana.com/akbarisation/5518bbb0813311cb669df0df/penting
nya-pendidikan-multikultural-di-indonesia diakses tanggal 7 Oktober 2019,
pukul 22:27
6. https://blog.ruangguru.com/mewujudkan-pendidikan-multikultural-di-indonesia
diakses tanggal 9 Oktober 2019, pukul 21:05
7. https://www.kompasiana.com/sayyedhusein/596473b0c2d918673e2c5742/kesal
ehan-multikultural-dan-konflik-sara?page=all diakses tanggal 9 Oktober 2019,
pukul 22:45
8. Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
9. https://www.qureta.com/post/pentingnya-menanamkan-konsep-multukulturalisme
diakses tanggal 12 Oktober 2019, pukul 22:36

CHAR6019 – Character Building: Pancasila 9

Anda mungkin juga menyukai