Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV

ZAHRA JUNIAR IPAENIN

WA SARIDA

WA MULYANI

WA SITI SANIA KARIM

YANTI SOUNAWE

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI

TAHUN AKADEMIK 2018/2019

GEMPA BUMI YOGYAKARTA MEI 2006


Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05:55:03 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala
Richter. United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada
skala Richter.

Lokasi Gempa

Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km.
Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 8,26° LS dan 110,31°
BT pada kedalaman 33 km.itu di release sesaat setelah terjadi gempa. Setelah data dari
berbagai Stasiun yang dipunyai jejaring BMG dan dilakukan perhitungan, update terakhir BMG
menentukan pusat gempa berada di 8.03 LS dan 110,32 BT(update ke tiga) pada kedalaman
11,3 Km dan kekuatan 5.9 SR Mb (Magnitude Body) atau setara 6.3 SR Mw (Magnitude
Moment).USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km.
Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda.

Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115
km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara
Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami.
Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran
juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri,
Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya.

Gempa susulan terjadi beberapa kali seperti pada pukul 06:10 WIB, 08:15 WIB dan
11:22 WIB. Gempa Bumi tersebut mengakibatkan banyak rumah dan gedung perkantoran yang
roboh, rusaknya instalasi listrik dan komunikasi. Bahkan 7 hari sesudah gempa, banyak lokasi
di Bantul yang belum teraliri listrik. Gempa Bumi juga mengakibatkan Bandara Adi Sutjipto
ditutup sehubungan dengan gangguan komunikasi, kerusakan bangunan dan keretakan pada
landas pacu, sehingga untuk sementara transportasi udara dialihkan ke Bandara Achmad Yani
Semarang dan Bandara Adisumarmo Solo.

Gedung-gedung yang rusak parah


 Mall Saphir Square mengalami kerusakan parah di lantai 4 dan 5. Tembok depan Mall
lantai tersebut roboh hingga berlubang, kanopi teras Mall ambruk dan menimpa teras Mall
yang sebagian ikut roboh.
 Mall Ambarukmo Plaza, yang saat itu belum lama dibuka, mengalami kerusakan tak terlalu
parah. Beberapa bagian tembok terlihat retak-retak dan terkelupas.
 GOR Among Rogo mengalami kerusakan parah. Atap GOR roboh dan hanya tersisa
tembok di sisi-sisinya.
 STIE Kerja Sama di Jl. Parangtritis rusak sangat parah.
 ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km.6,5 kerusakan sangat parah.

Situs kuno dan lokasi wisata yang rusak

 Candi Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah dan ditutup sementara untuk
diteliti lagi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang dialami candi prambanan kebanyakan
adalah runtuhnya bagian-bagian gunungan candi dan rusaknya beberapa batuan yang
menyusun candi
 Makam Imogiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa kuburan di Imogiri
amblas, lantai-lantai retak dan amblas, sebagian tembok dan bangunan makam yang
runtuh, juga hiasan-hiasan seperti keramik yang pecah.
 Salah satu bangsal di Kraton Yogyakarta, yaitu bangsal Trajumas yang menjadi simbol
keadilan ambruk.
 Candi Borobudur yang terletak tak jauh dari lokasi gempa tak mengalami kerusakan berarti
 Objek Wisata Kasongan mengalami kerusakan parah saperti Gapura Kasongan yang patah
di kiri dan kanan gapura dan ruko-ruko kerajinan keramik yang sebagian besar rusak berat
bahkan roboh.

Tahap tanggap darurat

1. Pencarian dan penyelamatan Melokalisasi korban.


- Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat pengumpulan/penampungan.
- Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
- Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
- Memindahkan korban ke pos medis lapangan jika diperlukan.
2. Triase Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera (perawatan di
lapangan).
- Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (life
saving surgery).
- Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan tepat, mengelompokkan
korban sesuai dengan keparahan pada masing-masing warna tag yaitu kuning dan
merah.
- Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.
- Penemuan, isolasi dan tindakan pasien terkontaminasi/terinfeksi harus diutamakan.
3. Pertolongan pertama
- Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik pertolongan pertama,
seperti kontrol perdarahan, mengobati shock dan menstabilkan patah tulang.
- Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen perdarahan eksternal,
mengamankan pernafasan, dan melakukan teknik yang sesuai dalam penanganan
cedera.
- Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan jalan napas,
melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan CPR/RJP, mengobati shock, dan
mengendalikan perdarahan.
- Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi saluran napas
harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran udara harus dibuka dengan metode
Head-Tilt/Chin-Lift.
- Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan, maka perawat
harus mnghentikan perdarahan, karena perdarahan yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kelemahan dan apabila akhirnya shock dapat menyebabkan korban
meninggal.
4. Proses pemindahan korban
- Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda-tanda vital;
- Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus, pipa
ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain-lain.
5. Perawatan di rumah sakit
- Mengukur kapasitas perawatan rumah sakit.
- Lokasi perawatan di rumah sakit Hubungan dengan perawatan di lapangan.
- Arus pasien ke RS harus langsung dan terbuka.
- Arus pasien harus cepat dan langsung menuju RS, harus ditentukan, tempat tidur harus
tersedia di IGD, OK, ruangan dan ICU.
6. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana
- Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari.
- Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
- Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
- Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan
kesehatan.
- Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun
kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi
dengan perawat jiwa.
- Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan
otot).
- Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
- Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater.
- Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan kesehatan dan
kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.

Tahap Pasca Bencana

Penanganan dan bantuan

Setelah peristiwa tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memerintahkan


Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Soeyanto untuk mengerahkan pasukan di sekitar Yogyakarta
dan sekitarnya untuk melakukan langkah cepat tanggap darurat. Rombongan presiden sendiri
langsung terbang pada sorenya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan beberapa negara sudah menyatakan komitmen
bantuan antara lain Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Prancis serta UNICEF.

Berbagai negara telah menawarkan bantuan, di antaranya adalah Britania Raya menyumbang
sebanyak 5,6 juta dolar AS, Australia 3 juta dolar Australia, Tiongkok 2 juta dolar AS, Amerika
Serikat 2,5 juta dollar AS, Uni Eropa 3 juta euro, Kanada 2 juta dolar Kanada dan Belanda 1
juta euro. Sementara Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung. Palang
Merah Internasional, Bulan Sabit Merah, OXFAM dan UNICEF telah memberikan sejumlah
tenda dan perbekalan darurat kepada para korban. Jepang, Singapura dan Malaysia
diinformasikan akan mengirimkan tim ke wilayah bencana.

Sementara itu dari Vatikan, Paus Benediktus XVI, Sabtu, 27 Mei saat sedang mengadakan
lawatan ke Polandia, menyampaikan duka cita mendalam kepada korban gempa Bumi di
Yogyakarta dan meminta agar regu penyelamat terus melakukan upaya pertolongan.
Pernyataan duka cita disampaikan Paus melalui telegram kepada Sekretarisnya Kardinal
Angelo Sodano.

Dari dalam negeri Palang Merah Indonesia memberikan respon yang cepat melalui cabang-
cabangnya di tingkat kota/kabupaten terdekat. Mereka melakukan tindakan-tindakan
pertolongan darurat; salah satunya dengan mendirikan Rumah Sakit Lapangan di Lapangan
Dwi Windu di Bantul.

Tidak kalah pentingnya adalah dinamika dan empati masyarakat Yogyakarta yang membantu
ke wilayah bencana. Bantuan ini terus berlangsung sampai tahap rehabilitasi dan rekontruksi
dicanangkan. Sebagian besar sivitas akademika berbagai universitas juga mendirikan posko
bantuan kemanusiaan. Pusat studi berbagai universitas terlibat dalam dinamika
penanggulangan bencana ini. Antara lain Pusat Studi Mitigasi Bencana ITB Bandung, Pusat
Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, Pusat Studi Bencana Alam UGM,
CEEDED Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai