Anda di halaman 1dari 5

ERGONOMI

PENILAIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS PADA


PEKERJA DIBIDANG PERBENGKELAN
Disusun untuk memenuhi tugas yang diampu oleh bu Dita Amanda
Deviani, M. KKK

Disusun oleh:

NI LUH PUTU ARILIANI

2016.02.066

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BANYUWANGI

OKTOBER 2019
Skematik Sistem Analisis Metode OWAS

Punggung Lengan Kaki Load (beban)


1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
Kode
4 4
5
6
7

Keterangan :

A. Punggung (Back)
1. Tegak
2. Membungkuk ke depan atau ke belakang
3. Berputar dan bergerak ke samping
4. Berputar dan bergerak atau membungkuk ke samping dan ke depan
B. Lengan (Arms)
1. Kedua tangan berada di bawah level ketinggian bahu
2. Satu lengan berada diatas level ketinggian bahu
3. Kedua tangan berada pada level ketinggian bahu
C. Kaki (Legs)
1. Duduk
2. Berdiri dengan keadaan kaki lurus
3. Berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki
4. Berdiri dengan kedua kaki lutut sedikit tertekuk
5. Berdiri dengan satu lutut sedikit tertekuk
6. Jongkok dengan satu dan/atau dua kaki
7. Bergerak atau berpindah
D. Beban (Load)
1. <10 kg
2. >10 kg – 20 kg
3. > 20 kg
Deskripsi Penilaian Metode OWAS pada Pekerja Bengkel

Tabel Kategori Tindakan Kerja OWAS

Back Arms 1 2 3 4 5 6 7 Legs


1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Load
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2
1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 X
3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

Klasifikasi Kategori Risiko Posisi Badan Menurut Frekuensi Relatif

Punggung
Punggung Lurus 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Punggung Membungkuk 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3
Punggung Memutar 3 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3
Punggung ditekuk memutar 4 1 2 2 3 3 3 3 4 4 4
Lengan
Kedua lengan dibawah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Satu lengan di bawah dan satunya diatas 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3
Kedua tangan diatas bahu 3 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3
Kaki
Duduk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Berdiri 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
Salah satu ditekuk 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3
Kedua lutut agak ditekuk 4 1 2 2 3 3 3 3 4 4 4
Kedua lutut ditekuk 5 1 2 2 3 3 3 3 4 4 4
Berlutut 6 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3
Berjalan 7 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
FREKUENSI RELATIF (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% % % % % % % % % %
Pekerja bengkel bekerja dari pagi mulai pukul 08.00 Wita Sampai dengan
Malam pukul 19.00 Wita. Perkerja bengkel bekerja setiap hari dengan jenis
pekerjaan tetap mulai dari cuci motor, mobil, dan servis motor / mobil. Perkerja
bengkel sering bekerja dengan gaya jongkok dimana kedua lutut ditekuk, badan
sedikit membungkuk kedepan dan kedua tangan berada di bawah bahu dibuktikan
pada gambar 1. Pekerja bengkel mencuci motor dan gambar 2. Pekerja
bengkel servis sepeda.

Penilaian Tindakan Kerja pada Pekerja Bengkel dengan menggunakan


Metode OWAS (Ovako Working Posture Analysis System). Metode OWAS
merupakan metode penilaian dan evaluasi dari postur tubuh selama bekerja.
Berdasarkan tabel Kategori Tindakan Kerja OWAS diatas, postur kerja dengan
kode 2161, artinya postur kerja pada pekerja bengkel merupakan postur kerja
dengan kategori tindakan pada derajat perbaikan level 2, dimana pada sikap ini
berbahaya bagi Sistem Musculoskeletal, postur kerja mengakibatkan pengaruh
ketegangan yang signifikan. Perlu perbaikan dimasa yang akan datang.

Sedangkan berdasarkan Klasifikasi Kategori Resiko Posisi Badan


Menurut Frekuensi Relatif pada pekerja bengkel yaitu sebagai berikut:

1. Beban pada punggung pekerja bengkel dengan kode 2 dan bekerja


dengan beban punggung selama 3 jam dan jika dalam bentuk persen
berkisar 30% merupakan postur kerja dengan kategori tindakan pada
derajat 1.
2. Beban pada lengan pekerja bengkel dengan kode 1 dan bekerja dengan
beban lengan selama 5 jam dan jika dalam bentuk persen berkisar 40%
merupakan postur kerja dengan kategori tindakan pada derajat 1.
3. Beban pada kaki pekerja bengkel dengan kode 6 dan bekerja dengan
beban kaki selama 3 jam dan jika dalam bentuk persen berkisar 30%
merupakan postur kerja dengan kategori tindakan pada derajat 2.

Berdasarkan kesimpulan dari klasifikasi kategori resiko posisi badan


menurut Frekuensi Relatif pada pekerja bengkel yaitu postur tubuh yang paling
berat digunakan yaitu Kaki dengan kode 6 dan derajat 2 artinya dimana pada
sikap ini berbahaya bagi Sistem Musculoskeletal, postur kerja mengakibatkan
pengaruh ketegangan yang signifikan. Perlu perbaikan dimasa yang akan datang.

Gambar 1. Pekerja bengkel Mencuci Motor

Gambar 2. Pekerja bengkel Servis Sepeda

Anda mungkin juga menyukai