Anda di halaman 1dari 24

Moga kita diberi iman dan istiqamah.

Khutbah Pertama
َ ّ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ُُ ْ ُ ْ ََُ ُُ َْ ْ ََ ُ ُْ َ ْ ََ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ّ
‫ات‬ِ ّ ‫ئ‬ ‫ي‬‫س‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ن‬‫س‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ر‬‫و‬‫ش‬ ‫ن‬
ِ ْ َ ُِ ْ َ َ ِ ِ ِ َ َ‫م‬ ‫اهلل‬ ‫ب‬ ‫ذ‬‫و‬ ‫ع‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ف‬ِ ‫غ‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬‫ن‬‫ي‬‫ع‬ ‫ت‬‫س‬
ِ َ َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫م‬‫ح‬ ‫ن‬ ‫ِهلل‬
ِ ‫َ ِإن الحم‬
‫د‬
َ َ ُ َ
ُ ‫هللا فال ُمض ّل له َو َم ْن ُيضل ْل فال هاد َي له أش َهد أن ال إله إال‬ ْ ُ َ ُ ‫أ ْع َمال َنا َم ْن َي ْهده‬
‫هللا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
ُ ُْ ُ ََ ُ َُْ ً ّ َ ُ ّ َ ُ َ ْ ََ
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬

‫اط‬ َ
‫الِّص‬ ‫القو ْيم َو َد َعا إ ََل ر‬ َ
‫ه‬ ‫ج‬ ‫ه‬ْ ‫هللا َع َل ْيه َو َع ََّل آله َوَأ ْص َحابه َو َم ْن َس َار َع ََّل َن‬ ُ ‫َص ىَّل‬
ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ َ ‫ى‬ ِ
‫ُ ْ َ ْ َ َِ ْ ر‬
ِِ ِ
ً‫الد ْين َو َسل َم ت ْس ِل ْي ًما ك ِث ْْيا‬ ‫المست ِقي ِم ِإَل يو ِم‬
ِ
َ ْ ُ ْ َ ً ّ َ َّ َ َ َ َ َ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ّ ُ َّ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ى‬
‫ وأرنا الحق حقا وارزقنا‬،‫ و ِزدنا ِعلما‬،‫ وانف َعنا ِبما علمتنا‬،‫اللهم علمنا ما ينفعنا‬
ُ َ ْ َُْ ْ َ ً َ َ َ ََ َ ُ َ َ‫ر‬
‫اج ِتن َابه‬ ‫اطال وارزقنا‬ ِ ‫اطل ب‬ ِ ‫ وأرنا الب‬،‫اتباعه‬
Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa. Dan kita
diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat,

َ ُ ْ َ َّ ُ َ َ َُ َ ‫آم ُنوا َّات ُقوا ى‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها ىالذ‬


‫اَّلل َح َّق تق ِات ِه َوال ت ُموت َّن ِإال َوأنت ْم ُم ْس ِل ُمون‬ َ ‫ين‬
ِ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

(QS. Ali Imran: 102)

Shalawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya
telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Semoga
shalawat dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-istri beliau, para sahabat beliau,
serta yang disebut keluarga beliau karena menjadi pengikut beliau yang sejati hingga
akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Sebelum masuk dalam inti bahasan, ada satu adab yang diajarkan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini.
Dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,

‫َ َّ َ ُ َ ى‬
ُ‫ َن ََه َعن ْال ُح ْب َوة َي ْو َم ْال ُج ُم َعة َواإل َم ُام َي ْخ ُطب‬-‫صَّل هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫أن رسول‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammelarang dari duduk dengan memeluk lutut pada
saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Tirmidzi, no. 514 dan Abu Daud, no. 1110. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Sholihin membawakan hadits di atas


dengan menyatakan dalam judul bab,

ُ َ َّ ُ ْ َ ُ َّ َ ُ ُ ْ َ ُ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ
‫ب الن ْوم ف َيف ْوت ِا ْس ِت َماع‬ ‫كراهة ِاالح ِتب ِاء يوم الجمع ِة و ِاإلمام يخطب ِِلنه يج ِل‬
ُ ُ َ ْ ُ َ ََ َ ْ ُ
‫الوض ْوء‬ ‫اف ِان ِتقاض‬‫الخطبة ويخ‬
“Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat
menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula
seperti itu dapat membatalkan wudhu.”

Imam Nawawi membawakan perkataan Al-Khaththabi yang menyatakan sebab dilarang


duduk ihtiba’,

ْ ُ َ
‫ض َو َي ْمن ُع ِم َن ْاس ِت َم ِاع الخط َب ِة‬
ْ َّ ُ َ َ َ
‫ق‬ ‫لن‬‫ل‬ ‫ه‬‫ت‬‫ار‬‫ه‬‫ط‬ ‫ض‬‫ر‬ ْ ‫الن ْوم َف َت‬
‫ع‬
َّ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ
‫َه عنها ِالنها تج ِلب‬
ِ ِ ِ ‫نِ ي‬
“Duduk dengan memeluk lutut itu dilarang (saat mendengar khutbah Jumat) karena
dapat menyebabkan tidur saat khutbah yang dapat membatalkan wudhu, juga jadi tidak
mendengarkan khutbah.” (Al-Majmu’, 4:592).

Kali ini kita akan membahas pentingnya istiqamah—yaitu berada terus di atas jalan
yang lurus, mengikuti ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah—dan kiat agar mudah
istiqamah.

Ada beberapa ayat yang membicarakan tentang istiqamah.

َ ُ ُ َ َ ٌ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َّ ُ ُ ‫َّ ى َ َ ُ َ ُّ َ ى‬
‫ف َعل ْي ِه ْم َوال ه ْم َي ْح َزنون‬‫ِإن ال ِذين قالوا ربنا اَّلل ثم استقاموا فال خو‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita.” (QS. Al-Ahqaf: 13)
ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َّ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َّ‫َّ ى َ َ ُ َ ُّ َ ى ُ ُ َّ ْ َ َ ُ َ َ زَ ز‬
‫ِإن ال ِذين قالوا ربنا اَّلل َثم استقاموا تتيل علي ِهم المال ِئكة أال تخافوا وال تحزنوا‬
َ ُ َ ُ ْ ُ ْ ُ ‫ْ َ َّ ى‬ ُ ُِ ‫َوأ ْب‬
‫وعدون‬ ‫شوا ِبالجن ِة ال ِ يت كنتم ت‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu“.” (QS.
Fushshilat: 30)

َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ
ٌ‫ون َب ِص ْي‬‫فاست ِقم كما أ ِمرت ومن تاب معك وال تطغوا ِۚإنه ِبما تعمل‬
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud: 112)

Juga dalam hadits disebutkan, dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—
Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ُ ْ َ ْ ُ :َ َ َ َ ْ َ ً َ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ ً ْ َ ْ ‫ت َي َار ُس ْو َل هللا ُق ْل َْل زف اإل‬


ُ ُْ
‫الم قوال ال أسأل عنه أحدا غ ْيك؟ قال “قل آمنت‬ ِ ‫س‬ ِ ‫ِي ِي‬ ِ ‫قل‬
ْ َ َّ ُ
”‫باهلل ثم است ِقم‬
ِ
“Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang
aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda,
“Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim, no. 38)

Dari hadits di atas ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad
bin Shalih Al-‘Utsaimin ketika menjelaskan hadits Al-Arba’in An-Nawawiyah nomor 21.

Pertama: Siapa saja yang kurang dalam melakukan yang wajib, berarti ia tidak
istiqamah, dalam dirinya terdapat penyimpangan. Ia semakin dikatakan menyimpang
sekadar dengan hal wajib yang ditinggalkan dan keharaman yang dikerjakan.

Kedua: Sekarang tinggal kita koreksi diri, apakah kita benar-benar istiqamah ataukah
tidak. Jika benar-benar istiqamah, maka bersyukurlah kepada Allah. Jika tidak
istiqamah, maka wajib baginya kembali kepada jalan Allah.

Ketiga: Istiqamah itu mencakup segala macam amal. Siapa yang mengakhirkan shalat
hingga keluar waktunya, maka ia tidak istiqamah. Siapa yang enggan bayar zakat, maka
ia tidak istiqamah. Siapa yang menjatuhkan kehormatan orang lain, ia juga tidak
istiqamah. Siapa yang menipu dan mengelabui dalam jual beli, juga dalam sewa-
menyewa, maka ia tidak disebut istiqamah.

Bagaimana cara istiqamah?


Ada tiga kiat utama yang bisa diamalkan.

Pertama: Mencari teman bergaul yang saleh.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َّ ْ ْ َّ ‫الصالح َو ْال َجليس‬


َ ‫الس ْوء َك َم َثل‬ َّ ‫َم َث ُل ْال َجليس‬
‫ ال‬، ‫ َو ِك ْ ِي ال َحد ِاد‬، ‫اح ِب ال ِم ْس ِك‬
ِ ‫ص‬ ِ
َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َ ِ ْ َ ِ َ ْ َ ِ َّ ْ ِْ ِ َ ِ ِْ َ ُ َ ْ َ
‫ و ِك ْي الحد ِاد يح ِرق بدنك‬، ‫ أو ت ِجد ِريحه‬، ‫اح ِب ال ِم َس ِك ِإما ت َش ِي ِيه‬ ِ ‫يعدمك ِمن ص‬
ًَ َ ً ُ ْ ُ َ ْ َ ََْ ْ
‫أو ثوبك أو ت ِجد ِمنه ِريحا خ ِبيثة‬
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah
bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak
dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat
baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau
pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR.
Bukhari, no. 2101)

Kedua: Rajin hadiri majelis ilmu.

Karena orang yang punya banyak dosa saja bisa banyak terpengaruh.

Dalam hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika itu para malaikat berkata,
َ ُ ُ ُ ََْ ُ
ُ ‫الق‬
‫وم‬
ُ
ُ ‫فيق‬
‫ هم‬، ‫ وله غفرت‬: ‫ول‬ َ ‫ َف َج َل‬، ‫الن َع ْب ٌد َخ َّط ٌاء َّإن َما َم َّر‬
. ‫س َم َع ُه ْم‬ ٌ ُ ْ ‫ر‬
‫رب فيهم ف‬
ُ ‫َال َي ْش َق به ْم َجل‬
‫يس ُه ْم‬ ِ ِِ
“Wahai Rabbku, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali
kesalahannya. Ia hanya melewati saja majelis ilmu lalu ikut duduk bersama mereka.”
Lalu Allah pun berkata, “Aku pun mengampuninya, mereka adalah satu kaum yang tidak
akan sengsara orang yang duduk bersama mereka.”

Ketiga: Memperbanyak doa kepada Allah

Allah Ta’ala berfirman,

َ ْ َ َ َّ ً َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َ َّ َ
ُ ‫ت ْال َو َّه‬
‫اب‬ ‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ هديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة ِإنك أن‬
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi
Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َ َ ََ ََُُْ ْ ‫َ ر‬ ُ ُ َ ‫ى ُ َّ ُ َ ر‬
‫اع ِتك‬‫ف القل ْو ِب َصف قلوبنا عَّل ط‬‫اللهم مِّص‬
“ALLOHUMMA MUSHORRIFAL QULUUB SHORRIF QULUUBANAA ‘ALA THOO’ATIK (artinya:
Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu).” (HR.
Muslim, no. 2654)

Dalam riwayat selengkapnya disebutkan,

ُ ْ َ ُ ُ‫ُ َ ر‬ َ ْ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ‫آد َم ُك ىل َها َب ْ ز‬


َ ‫َّ ُ ُ َ َ ز‬
‫ي ِمن أص ِاب ِع الرحم ِن كقل ٍب و ِاح ٍد يِّصفه حيث‬ ‫ي إ ْص َب َع ْْ ز‬ ْ ‫ِإن قلوب ب ِت‬
َ َ ِ ِ
‫يش ُاء‬
“Sesungguhnya hati manusia seluruhnya di antara jari jemari Ar-Rahman seperti satu
hati, Allah membolak-balikkannya sekehendak-Nya.” (HR. Muslim, no. 2654)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah mengajarkan faedah yang


bagus tentang doa ini dalam Syarh Riyadh Ash-Shalihin di mana kalimat ‘ALA THOO’ATIK
‫‪mempunyai makna sangat dalam. Artinya, kita minta kepada Allah supaya hati kita terus‬‬
‫‪berada pada ketaatan dan tidak beralih kepada maksiat. Hati jika diminta supaya balik‬‬
‫‪pada ketaatan, berarti yang diminta adalah beralih dari satu ketaatan pada ketaatan‬‬
‫‪lainnya, yaitu dari shalat, lalu beralih pada dzikir, lalu beralih pada sedekah, lalu beralih‬‬
‫‪pada puasa, lalu beralih pada menggali ilmu, lalu beralih pada ketaatan lainnya. Maka‬‬
‫‪sudah sepantasnya doa ini diamalkan.‬‬

‫‪Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.‬‬

‫العل ْيمُ‬ ‫ي إ َّن ُه ُه َو َ‬


‫السم ْي ُع َ‬ ‫الم ْسلم ْ زَ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َُْ ُ َْ َ َ َ ْ َْ ُ َ ََُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِْ ِ‬ ‫أقول قو ِ يَل هذا واستغ ِفر هللا ِ يَل ولكم و ِلس ِائ ِر‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َ ْ َ َ ْ َ ْ زَ َ ر َ‬ ‫َ‬ ‫َ ر َ ْ زَ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ َ ُْ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫اف اِلن ِبي ِاء والمرس ِل ْي ن ِبينا‬ ‫ِ‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫الس‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫الص‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ْ‬ ‫الم‬
‫ِ‬ ‫الع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫هلل‬
‫ِ‬ ‫د‬ ‫الحم‬
‫يَ‬‫ُم َح َّمد َو َع ََّل آله َو َص ْحبه َأ ْج َمع زْ‬
‫ِْ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫اظ َه َر َو َم َاب َط ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ َ َ َ َ َُ ْ‬
‫وال َف َ‬ ‫َّ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ ‪َّ َ ُّ َ َ َ :‬‬
‫‪.‬‬ ‫م‬ ‫ش‬ ‫اح‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ذ‬‫و‬ ‫‪.‬‬
‫َ َ ام ُا بْع َد في َّاا ي َه َ ُ ُ ْ ِ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُِ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫ن‬ ‫اَل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫واهللا‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫!!‬ ‫اس‬ ‫االن‬
‫َّل الطاع ِة وحضو ِر الجمع ِة والجماع ِة‪ .‬واعلمواان هللا امركم ِبأم ٍر بدأ‬ ‫وح ِافظواع َ‬
‫َ ََُ‬ ‫ال َعل ْي ًما‪ :‬ا َّن َ‬ ‫ََ َ ََ َ ََْ ََ ْ َ ً‬ ‫ْ َ ْ ‪ َ َ .‬زَّ َ َ َ ُ ْ‬
‫هللا َو َمال ِئكته‬ ‫ِ‬ ‫ائ‬
‫ُّ َ ِ ِّ ِ‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬‫و‬ ‫اَل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫‪.‬‬ ‫ه‬ ‫ِفي ِه ِبنف ِس ِه وث ُّت ِبمال ِئك ِة ق ِ َ ِ‬
‫س‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ى‬
‫ت َيا ُّيهاالذين َ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ ْ َ َ َ َّ‬
‫آمن ْواصل ْواعل ْي ِه و َسل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما‬ ‫ِ‬ ‫الن ِ ْ‬ ‫يصلون عَّل‬
‫ُ َ َّ َ َ َ ى ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ر َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل ِإ ْب َر ِاه ْي َم‪،‬‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اه‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫َّل‬ ‫اللهم صل عَّل محمد وع‬
‫ُ َ َّ َ َ ِ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ِ ْ َ َ َ َ‬ ‫ِ‬ ‫َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ َ ٍ ْ َ َ ُ ِ َ َّ َ َ َ‬
‫ٍ‬
‫آل محم ٍد كما باركت عَّل ِإبر ِاهيم وعَّل‬ ‫ِإنك ح ِميد م ِجيد‪ .‬وب ِارك عَّل محم ٍد وعَّل‬
‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ِ ْ ٌ َ ْ ٌ‬
‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َ ُْ ْ َ َ‬ ‫َ ْ ْ زَ َ ْ َ‬ ‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم ْْ زَ َ ْ َ‬ ‫ُ َّ ْ‬
‫ات‬ ‫ات اِلحي ِاء ِمنهم واِلمو ِ‬ ‫ي والمؤ ِمن ِ‬ ‫ات َوالمؤ ِم ِن ْ‬ ‫ي و َّالمس ِلم ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اللهم ِ ِ‬
‫َ َ ْ ٌ ْ ٌ ُ ْ ُ َّ‬
‫ب الد ْع َو ِة‬ ‫ِإنك س ِميع ق ِريب م ِجي‬
‫ت ْال َو َّه ُ‬ ‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً َّ َ َ ْ َ‬
‫اب‬ ‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ هديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة ِإنك أن‬
‫اف َوالغ زتَ‬‫الع َف َ‬‫الت َق َو َ‬ ‫ى ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ُّ‬
‫ِ‬ ‫اللهم ِإنا نسألك الهدى و‬
‫اآلخرةَ‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ى ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ ز ُ ُ ُ ِّ َ َ َ ْ َ‬
‫اب ِ ِ‬ ‫ور كلها وأ ِجرنا ِمن ِخز ِى الدنيا وعذ ِ‬ ‫اللهم أح ِسن ع ِاقبتنا ِف اِلم ِ‬
‫َا ىلل ُه َّم َأ ْصل ْح ُو َال َة ُأ ُم ْو َرنا‪َ ،‬ا ىلل ُه َّم َو رف ْق ُه ْم ل َما ف ْيه َص َال ُح ُه ْم َو َص َال ُح ْاإل ْس َالم َوا ْل ُم ْسلم ْ زَ‬
‫ي‬ ‫ِِْ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ي ياَ‬ ‫الناصح ْ زَ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ِ َ َ ُّ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ر ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ِ ْ َ ِ َّ‬
‫اللهم أب ِعد عنهم ِبطانة السو ِء والمف ِس ِ ْدي َن وقرب ِإلي ِهم أهل الخ ْ ِي و ِ ِ ْ‬
‫ي‬‫َر َّب ال َعالم ْ زَ‬
‫ِْ‬

‫ي ِإ َم ًاما‬‫اج َع ْل َنا ل ْل ُم َّتق زَ‬


‫ي َو ْ‬ ‫ز‬ ‫ب َل َنا م ْن َأ ْز َواج َنا َو ُذ ر َّريات َنا ُق َّر َة َأ ْع ُ‬
‫َ َّرب َنا َه ْ‬
‫ِ ِْ‬ ‫ٍْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ َ َ ز ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ز ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫اب الن ِار‬ ‫ربنا ِآتنا ِ يف الدنيا حسنة و ِ يف اآل ِخرِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬ ‫ى‬
‫وم ْن ت ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإَل َي ْو ِم الد ْين‬ ‫هللا َعَّل ن ِب رينا ُم َح َّم ٍد َو َعَّل ِآل ِه َو َص ْح ِب ِه‬ ‫َو َصَّل‬
‫َ‬
‫م‬‫آخ ُر َد ْع َو َانا أ ِن ْال َح ْم ُد هلل َر رب ْال َع َال ِ ْ‬ ‫و ِ‬
‫َ‬
‫ي‬

‫‪Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:‬‬


‫‪https://rumaysho.com/20065-khutbah-jumat-iman-dan-istiqamah.html‬‬
Bagaimana cara memakmurkan masjid? Kita bisa pelajari dari Khutbah Jumat kali ini.

Khutbah Pertama

َ ّ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ ُُ ْ ُ ْ ََُ ُُ َْ ْ ََ ُ ُْ َ ْ ََ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ ْ ّ
‫ات‬ ِ ‫ئ‬ ‫ي‬‫س‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ن‬‫س‬ ِ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ر‬‫و‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫اهلل‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫ع‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫ف‬ِ ‫غ‬ ‫ت‬ ‫س‬ ‫ن‬‫و‬ ‫ه‬‫ن‬‫ي‬‫ع‬ِ ‫ت‬‫س‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫م‬‫ح‬ ‫ن‬ ‫ِهلل‬
ِ ‫َ ِإن الحم‬
‫د‬
ُ‫له إ ّال هللا‬ َ َ ْ َ ُِ َ ْ َ ُ َ َ َ ِ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ّ ُ َ َ ُ ْ ‫أ ْع َمال َنا َم ْن َي‬
ِ ِ‫إ‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬‫ش‬ ‫أ‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ي‬ ‫اد‬ِ ‫ه‬ ‫ال‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫ل‬ِ ‫ض‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ل‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ِ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ف‬ ‫هللا‬ ‫ه‬ِ ‫د‬ ِ ‫ه‬ ِ
ُ ُْ ُ ََ ُ َُْ ً ّ َ ُ ّ َ ُ َ ْ ََ
‫وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬

‫اط‬ َ
‫الِّص‬ ‫القو ْيم َو َد َعا إ ََل ر‬ َ
‫ه‬ ‫ج‬ ‫ه‬ْ ‫هللا َع َل ْيه َو َع ََّل آله َوَأ ْص َحابه َو َم ْن َس َار َع ََّل َن‬ ُ ‫َص ىَّل‬
ِ ِ ِ ِ َ ِ ِ َ ‫ى‬ ِ
‫ُ ْ َ ْ َ َِ ْ ر‬
ِِ ِ
ً‫الد ْين َو َسل َم ت ْس ِل ْي ًما ك ِث ْْيا‬ ‫المست ِقي ِم ِإَل يو ِم‬
ِ
َ ْ ُ ْ َ ً ّ َ َّ َ َ َ َ َ ً ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ّ ُ َّ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ ى‬
‫ وأرنا الحق حقا وارزقنا‬،‫ و ِزدنا ِعلما‬،‫ وانف َعنا ِبما علمتنا‬،‫اللهم علمنا ما ينفعنا‬
ُ َ ْ َُْ ْ َ ً َ َ َ ََ َ ُ َ َ‫ر‬
‫اج ِتن َابه‬ ‫اطال وارزقنا‬ ِ ‫اطل ب‬ ِ ‫ وأرنا الب‬،‫اتباعه‬
Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman. Itulah nikmat yang
paling besar yang wajib kita syukuri.

Dan kita diperintahkan untuk bertakwa kepada-Nya sebagai bentuk syukur kita kepada-
Nya. Perintah takwa ini sebagaimana disebutkan dalam ayat,

َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ‫ى‬ ُ َّ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ى‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اَّلل حق تق ِات ِه وال تموتن ِإال وأنتم مس ِلمون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

(QS. Ali Imran: 102)

Shalawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya
telah sempurna, rasul yang mengajarkan perihal ibadah dengan sempurna. Semoga
shalawat dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-istri beliau, para sahabat beliau,
serta yang disebut keluarga beliau karena menjadi pengikut beliau yang sejati hingga
akhir zaman.
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Dalam khutbah kali ini, kita akan melihat bagaimanakah cara kita
memakmurkan masjid, di antara rumah-rumah Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

‫ال‬ َ ‫اَّلل َأ ْن ُت ْر َف َع َو ُي ْذ َك َر ف َيها ْاس ُم ُه ُي َس رب ُح َل ُه ف َيها ب ْال ُغ ُد رو َو ْاآل‬


‫ص‬ ُ ‫زف ُب ُيوت َأذ َن ى‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ‫ِي‬
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” (QS. An-Nuur: 36)

Yang dimaksud dalam ayat, masjid diperintahkan untuk:

1. Ditinggikan, yaitu Allah diagungkan di dalamnya dan masjid tersebut dibangun.


2. Disebut nama Allah, yaitu di dalam masjid, Allah itu ditauhidkan, juga
dibacakan Al-Qur’an.
3. Berdzikir kepada Allah pada setiap pagi dan petang, maksudnya
dilaksanakan shalat Shubuh dan Ashar.

Yang disebutkan ini adalah berbagai tafsiran dari Imam Ibnul Jauzi dalam Zaad Al-Masiir,
6:46-47.

Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata dalam kitab tafsirnya:

Memakmurkan masjid itu ada dua bentuk:

1. Memakmurkan bangunannya, dengan membangun dan menjaga


kebersihannya.
2. Memakmurkan dengan berdzikir kepada Allah, melaksanakan shalat, serta
melakukan ibadah lainnya di dalamnya.
Oleh karena itu disyariatkan shalat lima waktu dan shalat Jumat di masjid. Hukum shalat
berjamaah itu wajib menurut kebanyakan ulama, sebagian lainnya menganggap sunnah.
Kemudian Allah Ta’ala memuji untuk orang yang menghidupkannya dengan berdzikir
(bertasbih) dengan ikhlas pada pagi dan petang. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 599.

Masjid itu jadi tempat yang paling dicintai oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ُ َ ‫َ َ ُّ ْ َ َ ى َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ى‬
.‫اَّلل أ ْس َواق َها‬
ِ ‫اجدها وأبغض ال ِبال ِد ِإَل‬
ِ ‫اَّلل مس‬
ِ ‫أحب ال ِبال ِد ِإَل‬
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah
adalah pasar.” (HR. Muslim, no. 671, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Masjid memiliki peranan penting dalam membina umat dan masyarakat dan merupakan
bangunan yang diberkahi, dari masjidlah kebaikan muncul dan tersebar. Oleh karena
itulah, saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, maka bangunan
yang pertama kali beliau bangun adalah masjid. Di masjid itulah, beliau mendidik umat,
mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, ibadah yang benar, akhlak yang benar
dan bermu’amalah yang benar sehingga para sahabat neliau menjadi umat yang terbaik.

Allah Ta’ala berfirman,

‫َََْ ْ َ َ ْ ُْ َ َُْ ُ َ ىه‬ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ َْ َّ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ


‫اَّلل‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ون‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ؤ‬ ‫ت‬‫و‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫ن‬‫م‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬‫و‬‫ه‬‫ن‬‫ت‬‫و‬ ‫وف‬ ‫ر‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ال‬‫ب‬ ‫ون‬ ‫ر‬ ‫م‬‫أ‬‫ت‬ ‫اس‬ ‫لن‬ ‫كنتم خ ْي أمة أخرجت ل‬
َ ُ ِ َ ْ ِ ُ ُ ُ َ َ ْ ِ َ َ َ ُ ْ ُ ْ ِ ُ ُ ْ ۚ ْ ُِ َ ً ْ َ َ َ ِ َ ِ َ ْ ُ ِ ْ َ َ ٍ َ ْ َ َ
‫اسقون‬ ِ ‫اب لكان خ ْيا لهم ِمنهم المؤ ِمنون وأ كيهم الف‬ ِ ‫ولو آمن أهل ال ِكت‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)

Yang ada saat ini adalah masjid cuma jadi bangga-banggaan,


masjidnya besar, namun jauh dari dimakmurkan.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اج ِد‬ َ َ ْ ‫َ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َّ ُ ز‬
ِ ‫ال تقوم الساعة حت يتباَه الناس ِف المس‬
“Tidak (akan) terjadi hari kiamat, sampai orang-orang saling membanggakan
masjidnya.” (HR. Abu Daud, no. 449; An-Nasa’i, no. 689; Ibnu Majah, no. 739
dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ً َ َّ َ َ ُ َ َ َ
‫ ث َّم ال َي ْع ُم ُرون َها ِإال ق ِليال‬، ‫َيت َباه ْون ِب َها‬
“Mereka saling membanggakannya, kemudian tidak ada yang memakmurkan melainkan
sedikit.” (Atsar ini disambungkan sampai kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam oleh
Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf, 1:309. Di dalamnya ada perawi yang tidak
dikenal)

Cara Memakmurkan Masjid


Allah Ta’ala berfirman,

َ َ َ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ ْ ْ ‫َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ى َ ْ َ َ ى‬
‫الزكاة َول ْم‬ ‫اَّلل َوال َي ْ َو ِم اآل ِخ ِر وأقام الصالة وآت‬ ‫ِإنما يعمر مساجد اَّلل من آمن ب‬
ُ ُ َ ْ َ ٰ َ ِ ُ ِ َ َ َ ََۖ ‫َ ِْ َ َّ ِ ى‬
َ‫ونوا م َن ْال ُم ْه َتدين‬
ِ ِ ٰ ‫يخش ِإال اَّلل فع‬
‫َس أول َٰ َِٰئك أن يك‬
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah:
18)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata dalam
kitab tafsirnya (hlm. 342) tentang surah At-
Taubah ayat 18, Allah menyifatkan dengan
iman yang bentuknya adalah amalan saleh.
Amalan saleh paling utama adalah shalat dan
zakat. Sedangkan rasa takut kepada Allah
adalah dasar dari segala kebaikan. Namun
sejatinya memakmurkan masjid adalah dengan
orang-orang menghidupkan masjid (bukan
sekadar bangunannya yang dimakmurkan).

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ٍّ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ُ َ ِّ َ ُ ْ َ ً ْ َ َ ‫ُ ُ َ ْ َ َ َ ى‬ ْ َ ََ
‫اج ت ًّاما‬ ‫ كان له كأج ِر ح‬،‫َم ْن غدا ِإَل ال َم ْس ِج ِد ال ي ِريد ِإال أن يتعلم خ ْيا أو يعلمه‬
ُُ
‫َح َّجته‬
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau
mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR.
Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8:94. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa
At-Tarhib, no. 86 menyatakan bahwa hadits ini hasan sahih).

Kesimpulan dari dalil di atas, masjid itu dimakmurkan dengan cara:

1. Beriman kepada Allah dan hari akhir.


2. Mendirikan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Hanya takut kepada Allah.
5. Diisi dengan majelis ilmu seperti pembelajaran Al-Qur’an, akidah, fikih,
ibadah, akhlak, adab, dan ilmu penting lainnya.
‫‪Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.‬‬

‫الع ِل ْي ُم‬ ‫ي إ َّن ُه ُه َو َ‬


‫السم ْي ُع َ‬ ‫الم ْسلم ْ زَ‬
‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ائ‬‫س‬‫َ‬ ‫ل‬‫و‬ ‫َأ ُق ْو ُل َق ْوَل َه َذا َو ْاس َت ْغف ُر َ‬
‫هللا َل َو َل ُك ْم َ‬
‫ِ‬ ‫ِِْ ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِي‬ ‫ِ‬ ‫ِي‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َ ْ َ َ ْ َ ْ زَ َ َ‬ ‫َ ر َ ْ زَ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ َ ُْ‬ ‫َ ُ‬
‫ي ن ِب رينا‬ ‫اف اِلن ِبي ِاء والمرس ِ ْل‬ ‫َ‬
‫الم ْي والصال َة والسالم عَّل أ َ ِ‬
‫ش‬ ‫هلل رب الع ِ‬ ‫الح ْمد ِ‬
‫ي‬‫ُم َح َّمد َو َعَّل آله َو َص ْحبه أ ْج َمع ْ زَ‬
‫ِْ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫ش َما َظ َه َر َو َما َب َط ْ‬ ‫وال َف َو ِاح َ‬ ‫َ َ َ َ َ َُ ْ‬ ‫َّ ُ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ ‪َّ َ ُّ َ َ َ :‬‬
‫االن ُ‬
‫‪.‬‬ ‫ن‬ ‫ر‬‫ذ‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬
‫َ َ اما ُ ب ْعد َ فياا َّيه َ َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫اَل‬‫ع‬ ‫ت‬ ‫هللا‬ ‫وا‬‫ق‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ِ‬ ‫!!‬ ‫اس‬
‫َّل الطاع ِة وحضو ِر الجمع ِة والجماع ِة‪ .‬واعلموا ان هللا امركم ِبأم ٍر بدأ‬ ‫وح ِافظوا ع َ‬
‫َ ً‬ ‫ََ َ ََ َ َ‬
‫اَل َول ْم َي َز ْل ق ِائال َع ِل ْي ًما‪:‬‬ ‫َ َ ُْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫ِف ْي ِه ِبنف ِس ِه‪َ .‬وث زَّت ِب َمال ِئك ِة قد ِس ِه‪ .‬فقال تع‬
‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ُّ‬ ‫َّ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ُّ َ ى ْ َ َ ُ‬
‫آمن ْوا َصل ْوا َعل ْي ِه َو َسل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما‬ ‫ِان هللا ومال ِئكته يصلون عَّل الن ِت يا يها ال ِذين‬
‫ُ َ َّ َ َ َ ى ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ر َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل ِإ ْب َر ِاه ْي َم‪،‬‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اه‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬‫ح‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫َّل‬ ‫اللهم صل عَّل محمد وع‬
‫ُ َ َّ َ َ ِ َ َ ِ ْ َ َ َ ْ َ ِ ْ َ َ َ َ‬ ‫َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ َ ٍ ْ َ َ ُ ِ َ َّ َ ٍ َ َ‬
‫آل محم ٍد كما باركت عَّل ِإبر ِاهيم وعَّل‬ ‫ِإنك ح ِميد م ِجيد‪ .‬وب ِارك عَّل محم ٍد وعَّل‬
‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ِ ْ ٌ َ ْ ٌ‬
‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‬ ‫ِ‬
‫َْ َ ُْ ْ َ َ‬
‫اِل ْم َ‬ ‫َ ْ ْ زَ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم ْ زَ‬
‫ي َ‬ ‫ُ َّ ْ‬
‫ات‬‫ِ‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ ِ‬‫اء‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫اِل‬ ‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫ن‬‫م‬ ‫المؤ‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬‫المؤ‬
‫َّ ِ ِ َ ِ ِ ْ‬‫و‬ ‫ات‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫المس‬ ‫و‬ ‫ِِْ‬ ‫اللهم ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫ٌ‬
‫إنك َسم ْيع قري ٌ‬ ‫َ‬
‫ب الدع َو ِة‬ ‫ب ُمج ْي ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ْال َو َّهابُ‬ ‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً َّ َ َ ْ َ‬
‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ هديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة ِإنك أن‬
‫اف َوالغ زتَ‬ ‫الع َف َ‬ ‫الت َق َو َ‬ ‫ى ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ُّ‬
‫ِ‬ ‫اللهم ِإنا نسألك الهدى و‬
‫َ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ى‬
‫الل ُه َّم اك ِفنا ِب َحال ِلك َع ْن َح َر ِامك َوأغ ِننا ِبفض ِلك َع َّم ْن ِس َواك‬
‫اآلخرةَ‬ ‫ُّ ْ َ َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ى ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ ز ُ ُ ُ ِّ َ َ َ ْ َ‬
‫اب ِ ِ‬ ‫ور كلها وأ ِجرنا ِمن ِخز ِى الدنيا وعذ ِ‬ ‫اللهم أح ِسن ع ِاقبتنا ِف اِلم ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫َا ىلل ُه َّم أ ْص ِل ْح ُو َال َة أ ُم ْو َرنا‪َ ،‬ا ىلل ُه َّم َو رف ْق ُه ْم ِل َما ِف ْي ِه َص َال ُح ُه ْم َو َص َال ُح ْاإل ْس َال ِم َو ْال ُم ْس ِل ِم ْْ ز‬
‫يَ‬
‫ي ياَ‬ ‫الناصح ْ زَ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ِ َ َ ُّ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ر ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ِ ْ َ َّ‬
‫اللهم أب ِعد عنهم ِبطانة السو ِء والمف ِس ِ ْدي َن وقرب ِإلي ِهم أهل الخ ْ ِي و ِ ِ ْ‬
‫ي‬ ‫َر َّب ال َعالم ْ زَ‬
‫ِْ‬
‫ي إ َماماً‬ ‫اج َع ْل َنا ل ْل ُم َّتق زَ‬
‫ي َو ْ‬ ‫ز‬ ‫ب َل َنا م ْن َأ ْز َواج َنا َو ُذ ر َّريات َنا ُق َّر َة َأ ْع ُ‬ ‫َ َّرب َنا َه ْ‬
‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ َ َ ز ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ز ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫اب الن ِار‬ ‫ربنا ِآتنا ِ يف الدنيا حسنة و ِ يف اآل ِخرِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬ ‫ى‬
‫وم ْن ت ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإَل َي ْو ِم الد ْين‬ ‫هللا َعَّل ن ِب رينا ُم َح َّم ٍد َو َعَّل ِآل ِه َو َص ْح ِب ِه‬ ‫َو َصَّل‬

‫ي‬ ‫َوآخ ُر َد ْع َو َانا َأن ْال َح ْم ُد هلل َر رب ْال َع َالم ْ زَ‬


‫ِْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬

‫‪Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:‬‬


‫‪https://rumaysho.com/20895-khutbah-jumat-cara-memakmurkan-masjid.html‬‬
Khutbah I

ْ ‫سلَّ َم الَّذ‬
‫ِي أ َ ْن َع َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫س َل نَ ِبيَّهُ ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ِي أ َ ْر‬ْ ‫ ا َ ْل َح ْم ُد هللِ الَّذ‬،‫ا َ ْل َح ْم ُد هلل‬
‫ َوأ َ ْش َه ُد ا َ َّن ُم َح َّمدًا‬،ُ‫ أ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ اِلَهَ ا َِّال هللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَه‬،‫َعلَ ْينَا ِبأ َ ْن َواعِ ْام ِتنَا ِن ِه‬
‫ف‬ِ ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ﷺ ا َ ْش َر‬ َ ‫س ِلِّ ْم َعلَى‬ َ ‫ص ِِّل َو‬ َ َ‫ اَللَّ ُه َّم ف‬.‫ِي َجعَلَهُ هللاُ َخي َْر خ َْل ِق ِه‬ ْ ‫ﷺ الَّذ‬
َ‫ فَقَ ْد فَاز‬،ِ‫ص ْينِ ْي نَ ْف ِس ْي َو ِإيَّا ُك ْم بِت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ ا ُ ْو‬،ِ‫ فَيَا ِعبَا َد هللا‬:‫ أَما بعد‬.‫ِعبَا ِد ِه‬
‫ يَا أَيُّ َها‬.‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬ َّ ِ‫ بِ ْس ِم هللا‬،‫ قَا َل هللاُ ت َ َعالَى فِي ِكتَا ِب ِه ْال َك ِري ِْم‬. َ‫ْال ُمتَّقُ ْون‬
َ َّ ‫الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ‫َّللا َح َّق تُقَاتِ ِه َو َال ت َ ُموت ُ َّن إِ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
Hadirin jama’ah Jumah hafidhakumullâh,

Saya berpesan kepada pribadi saya sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah
kita terus berusaha meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan mematuhi semua
perintah dan menjauhi aneka macam larangan-larangan-Nya.

Hadirin hafidhakumullâh,

Dalam rangka meningkatkan taqwa kita kepada Allah, kita perlu melakukan ibadah
dengan ikhlas, setulus hati. Tujuan kita diciptakan oleh Allah subhânau wa ta’âlâ tiada
lain kecuali untuk beribadah atau mempersembahkan semua gerak tubuh kita
sepanjang hidup hanya karena Allah subhânau wa ta’âlâ. Allah berfirman:

ِ ‫س إِ َّال ِليَ ْعبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: “Dan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-
Ku.” (QS Adz-Dzâriyât: 56)

Bukan berarti selama 24 jam kita hanya boleh menghabiskan waktu untuk shalat dan
membaca Al-Quran saja. Namun sekolah, belajar di pesantren, bekerja mencari nafkah,
membantu orang tua, berbaik budi kepada teman, makan, minum dan sejenisnya bisa
juga bernilai ibadah tergantung niat kita. Semua itu merupakan bagian dari ibadah,
persisnya ibadah ghairu mahdlah.

Ibadah baik mahdlah maupun ghairu mahdlah, masing-masing membutuhkan niat yang
ikhlas, murni karena Allah. Jika tidak mampu ikhlas secara penuh, seseorang hanya
akan diberi pahala dengan presentase sebesar mana ikhlasnya.

Jika persentase ikhlas seseorang dalam hati hanya sebesar 40 persen, selebihnya dia
berniat bukan karena Allah—untuk tujuan supaya mendapatkan materi, misalnya—
niscaya ia hanya akan mendapatkan balasan dari 40 persen niatnya tersebut. Artinya
kadar balasan keikhlasan seseorang bergantung pada persentase ikhlasnya dalam hati.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih Bukhari yang pertama kali disebut,
riwayat dari Sayyidina Umar bin Khattab radliyallâhu anh:

ٍ ‫ َو ِإنَّ َما ِل ُك ِِّل ْام ِر‬،ِ‫ِإنَّ َما األ َ ْع َما ُل ِبال ِنِّيَّات‬
‫ئ َما ن ََوى‬
Artinya: “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang
tergantung atas apa yang ia niatkan.”
Abdurrahman bin Abdussalam ash-Shafûriy dalam kitabnya Nuzhatul
Majâlis mengisahkan petuah Syekh Ma’ruf al-Karkhi sebagai berikut:

‫ار‬ ِ ‫وف ْال َك ْر ِخي َم ْن َع ِم َل ِللث َّ َوا‬


ِ ‫ب فَ ُه َو ِمنَ الت ُّ َّج‬ ْ ‫َوقَا َل َم ْع ُر‬
Artinya: “Barangsiapa beramal supaya dapat pahala, maka ia bagaikan orang yang
sedang berdagang.” (Maksudnya, ia beramal dengan angan-angan mendapatkan
keuntungan itu seolah-olah seperti sedang tukar-menukar, yakni amal dengan pahala)

‫ار فَ ُه َو ِمنَ ْالعَبِ ْي ِد‬


ِ َّ‫َو َم ْن َع ِم َل خ َْوفا ً ِمنَ الن‬
“Barangsiapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba
Allah.”

‫َو َم ْن َع ِم َل هللِ فَ ُه َو ِمنَ ْاأل َ ْح َر ِار‬


“Dan barangsiapa yang bertindak karena Allah semata, ia merupakan orang yang
merdeka.”

Orang yang ikhlas, diibaratkan dalam hadits qudsiy seperti tangan kanan memberikan
sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik kita
seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun.

Uwais al-Qarni, salah satu orang shalih yang hidup pada zaman Nabi walupun beliau
tidak pernah bertemu secara fisik dengan Nabi mengatakan, “Orang yang mendoakan
saudaranya atas tanpa sepengetahuan yang didoakan itu lebih baik daripada
mengunjungi rumahnya, silaturahim, dan bertemu secara langsung.

Bagaimana bisa demikian?

Iya, karena orang yang bertemu secara langsung, mengunjungi secara langsung,
terdapat kemungkinan unsur riya’ (pamer) menyelinap pada hati orang yang
mendoakan. Namun jika mendoakan tanpa sepengetahuan saudara yang kita doakan,
itu ibadah yang benar-benar ikhlas. Ada orang di tengah keheningan malam, dalam
kamar sendirian, menyebut nama-nama saudaranya kemudian mendoakan mereka.
Inilah di antara contoh ikhlas yang betul-betul ikhlas.

Bahkan dalam hadits dikisahkan, orang yang mendoakan saudaranya seperti demikian,
akan mendapatkan doa balik yang sama sebagaimana yang ia panjatkan, ia didoakan
serupa dari malaikat. Malaikat mendoakan dengan kalimat ‫( َولَكَ بِ ِمثْ ٍل‬kamu juga akan
mendapatkan sebagaimana yang kamu panjatkan)

Hadirin, hafidhakumullâh,

Ada sebuah kisah isrâîliyyat dalam kitab Ihya’ Ulumiddin. Imam al-Ghazali bercerita,
terdapat satu kaum penyembah pohon. Salah seorang ahli ibadah yang mengetahui
fenomena ini hendak menghancurkan tempat peribadatan penyembahan pohon
tersebut.
Pada hari pertama saat hamba tersebut datang, iblis menghadang. “Sudahlah, kamu
jangan potong ini pohon. Andai saja kamu potong, penyembah-penyembahnya akan
bisa mencari tuhan sejenis. Percuma kamu potong. Sudahlah, kamu beribadah sendiri
saja sana!” goda iblis pada ahli ibadah.

Mendapat penghadangan demikian, ahli ibadah ini marah. Ia kemudian menghantam


tubuh iblis yang datang menjelma sebagai sosok orang tua. Iblis pingsan seketika. Iblis
tak patah arang. Iblis mencoba melanjutkan godaannya bisikannya yang kedua.

“Begini saja, Kamu ini hamba yang melarat. Kamu beribadah saja sana kepada Allah,
setiap malam kamu akan aku kasih uang dua dinar. Kamu ini bukan rasul. Kamu bukan
utusan Tuhan. Biarkan rasul saja yang bertugas memotong pohon ini!” rayu Iblis.

Ahli ibadah terbujuk rayu. Ia terbuai dengan bujuk rayu setan. Ia membayangkan,
bagaimana ini tidak solusi yang indah. Pohon aka nada yang motong. Ia tetap bisa
beribadah kepada Allah, Sedangkan kemelaratannya akan segera berakhir. Ia
tinggalkan lokasi. Ia beribadah di malam harinya. Pagi harinya, ia temukan dua dinar
secara tiba-tiba.

Hadirin,

Pada hari ketiga, iblis ternyata tidak menunaikan janjinya. Sekarang, iblis tidak lagi
mengirim uang dua dinar. Atas tipuan ini, karena merasa kesal atas perilaku iblis yang
berbohong, hamba yang ahli ibadah menjadi naik pitam. Darahnya mendidih. Ia kembali
tergerak untuk meruntuhkan pohon yang disembah masyarakat sekitar yang baru saja ia
urungkan kemarin hari.

Saat akan memotong, ia kembali dihalangi iblis. Kemarin lusa, pada hari pertama, saat
terjadi duel, ia yang menang. Iblisnya jatuh pingsan. Kali ini, ia justru yang pingsan, iblis
yang menang. Sebab apa? Ia keheranan. Setelah siuman dari pingsan, hamba ini
bertanya kepada iblis. “Bagaimana saya yang kemarin menang, pada hari ini berubah
menjadi kalah?” tanyanya.

Iblis menjelaskan, “Iya, kalau kemarin kamu marah sebab niat hatimu murni, ikhlas
karena Allah. Namun pada hari ini kamu marah bukan karena Allah. Hari ini kamu marah
sebab tadi malam tidak aku kasih dua dinar. Marahmu bukan karena Allah. Oleh karena
itu, aku bisa mengalahkanmu.”

Hadirin, hafidhakumullâh,

Dalam sebuah hadits dikisahkan, ada orang yang dikasih kekayaan oleh Allah
subhânahu wa ta’âlâ. Pada hari kiamat, ia ditanya oleh Allah, “Apa yang kamu lakukan
atas semua kenikmatan yang telah aku berikan?”

“Ya Tuhan, aku telah menyedekahkan harta-hartaku sepanjang siang-malam.” Jawab


hamba ini.

Kemudian Allah menjawab balik “kamu berbohong.”

Tidak hanya Allah saja yang menjawab, malaikatpun mengatakan demikian. “Kamu
berbohong. Kamu melakukan hal demikian hanya supaya akan kebanjiran komentar
masyarakat ‘oh, si Fulan ini orang yang tajir, murah hati, suka menolong’.”
Akhirnya, amal Fulan tersebut menjadi hangus, tidak berbuah sama sekali.

Hadirin, hafîdhakumullâh,

Kata ikhlas dalam Al-Qur’an di antaranya disebut untuk menggambarkan susu yang
murni. Susu keluar dari perut hewan yang mana dalam perut hewan terdapat darah dan
kotoran, namun susu sama sekali tidak tercampur kedua kotor tersebut. Susu keluar
murni sebagai susu.

Kita di dunia ini, atas kekotoran-kekotoran yang ada, kita perlu memurnikan segala
perilaku kita, kita persembahkan kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ.

ً ‫ث َو َد ٍم لَبَنًا خَا ِل‬


‫صا‬ ُ ُ‫َوإِ َّن لَ ُك ْم فِي ْاأل َ ْنعَ ِام لَ ِعب َْرة ً نُ ْس ِقي ُك ْم ِم َّما فِي ب‬
ٍ ‫طونِ ِه ِم ْن بَي ِْن فَ ْر‬
َ‫اربِين‬ َّ ‫سائِغًا ِلل‬
ِ ‫ش‬ َ
Artinya: “Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni
antara kotoran kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.”
(QS Al An’am: 66)

Ahli hikmah mengatakan:

ِ ‫ َو ْال َع‬، َ‫املُ ْون‬


َ‫املُ ْون‬ ِ ‫ َو ْال َعا ِل ُم ْونَ ُكلُّ ُه ْم ه َْل َكى اِالَّ ْال َع‬، َ‫اس ُكلُّ ُه ْم ه َْل َكى اِالَّ ْال َعا ِل ُم ْون‬
ُ َّ‫اَلن‬
َ ‫ص ْونَ فِ ْى َخ‬
‫ط ٍر َع ِظي ٍْم‬ ُ ‫ َو ْال ُم ْخ ِل‬، َ‫ص ْون‬ ُ ‫ ُكلُّ ُه ْم ه َْل َكى ا َِّال ْال ُم ْخ ِل‬.
Artinya: “Semua manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu. Semua orang berilmu
akan binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang mengamalkan
ilmunya akan binasa kecuali orang yang ikhlas. Mereka yang ikhlas masih dalam
kekhawatiran yang agung.”

Hadirin…

Dengan demikian, perlu kita ketahui, ikhlas mempunyai definisi sebagai berikut:

‫ب‬ َّ ‫ب اِلَى هللاِ ت َ َعالَى َع ْن َج ِميْعِ ال‬


ِ ‫ش َوا ِه‬ ِ ‫ص ِد التَّقَ ُّر‬ ُ َ‫ا َ ْ ِْل ْخال‬
ْ َ‫ص ُه َو ت َ ْج ِر ْي ُد ق‬
Artinya: Ikhlas adalah memurnikan tujuan taqarrub kepada Allah ta’âlâ dari segala hal
yang mencampurinya.

Oleh karena itu, ikhlas menduduki posisi kunci dalam semua kegiatan kita. Mari kita
selalu berusaha dan berdoa kepada Allah, semoga kita dipermudah oleh Allah dalam
beribadah dengan balutan ikhlas lillâhi ta’âlâ.

‫ت َوال ِذِّ ْك ِر‬ ِ ‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم ِفي ْالقُ ْر‬


ِ ‫ َو َج َعلَ ِني َو ِإيَّا ُك ْم ِبما َ ِف ْي ِه ِمنَ اآل َيا‬،‫آن ال َع ِظي ِْم‬ َ ‫َب‬
َّ ‫ع ْوذُ بِاهللِ ِمنَ الشيطن‬
،‫الر ِجي ِْم‬ ُ ‫ أ‬.‫الر ِحي ِْم‬
َّ ‫ف‬ُ ‫الرؤ ُْو‬ َّ ‫اب‬ُ ‫ إِنَّهُ هُ َو ْالبَ ُّر الت َّ َّو‬.‫ْال َح ِكي ِْم‬
‫صينَ لَهُ ال ِّدِينَ ‪ْ ،‬ال َح ْم ُد‬ ‫عوهُ ُم ْخ ِل ِ‬ ‫لر ِحي ِْم‪ُ ،‬ه َو ْال َح ُّ‬
‫ي َال إِلَهَ إِ َّال ُه َو فَا ْد ُ‬ ‫بِ ْس ِم هللاِ َّ‬
‫الر ْحمٰ ِن ا َّ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫ت أ َ ْر َح ُم َّ‬
‫الر ِ‬ ‫ّلِل َربِّ ِ ْال َعالَ ِمينَ ‪َ .‬وقُ ْل َربِّ ِ ا ْغ ِف ْر َو ْ‬
‫ار َح ْم َوأ َ ْن َ‬ ‫ِ َّ ِ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َه ُد أ َ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ‬


‫ش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫الحمد هللِ َع َ‬
‫لى ِإ ْح َ‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬
‫إلى‬ ‫سيِِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬ ‫أن َ‬‫هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َه ُد َّ‬
‫س ِلِّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬ ‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫ص ِِّل َعلَى َ‬ ‫ِرض َْوا ِن ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬
‫هللا أ َ َم َر ُك ْم‬ ‫هللا فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن َ‬ ‫اس اِتَّقُوا َ‬ ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫هللا َو َمآلئِ َكتَهُ‬ ‫ِبأ َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن َ‬
‫ص ِِّل‬ ‫س ِلِّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬ ‫يُ َ‬
‫سيِِّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ْن ِبيآ ِئ َك‬ ‫س ِلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫س ِيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬‫َعلَى َ‬
‫ع َمر‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى َب ْك ٍر َو ُ‬ ‫اء َّ‬ ‫ض اللِّ ُه َّم َع ِن اْل ُخلَفَ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫س ِل َك َو َمآل ِئ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ‬ ‫َو ُر ُ‬
‫ان‬
‫س ٍ‬ ‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعيْنَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫َو ُ‬
‫اح ِميْنَ‬‫الر ِ‬‫عنَّا َم َع ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا أ َ ْر َح َم َّ‬ ‫ض َ‬ ‫ار َ‬ ‫اِلَىيَ ْو ِم ال ِ ِّدي ِْن َو ْ‬
‫ت‬ ‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر ِع َبا َد َك‬ ‫ش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬ ‫الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِْل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ِ ِّ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِ ِّم ْر أ َ ْع َدا َء ال ِ ِّدي ِْن‬ ‫ص َر ال ِ ِّديْنَ َو ْ‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫اْل ُم َو ِ ِّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬
‫عنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل‬ ‫َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك ِإلَى يَ ْو َم ال ِ ِّدي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َ‬
‫طنَ َع ْن بَلَ ِدنَا‬ ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬ ‫َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً َيا َربَّ اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْل َد ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬
‫اإن لَ ْم‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفُ َ‬
‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬‫سنَةً َو ِقنَا َع َذ َ‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َو ِفى اْ ِ‬ ‫ِفى ال ُّد ْن َيا َح َ‬
‫ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪ِ .‬عبَا َد هللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر بِاْلعَ ْد ِل‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْلبَ ْغي يَ ِع ُ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإِي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َواْ ِْل ْح َ‬
‫لى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ْر‬ ‫ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا هللاَ اْل َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬
Oleh: KH. Amir Jamiluddin*

‫َن ي َْه هد‬ْ ‫ م‬،‫َسيه َئاته أَ ْعمَالهنَا‬ َ ‫سنَا و‬‫ش ُر ْو هر أَ ْن ُف ه‬ ُ ‫ن‬ ‫ َونَ ُع ْو ُذ بها ه‬،‫ست َْغ هف ُر ُه‬
ْ ‫هلل هم‬ ْ َ‫س َت هع ْي ُن ُه َون‬
ْ َ‫م ُد ُه َون‬َ ‫ح‬ْ َ‫ ن‬،‫لِل‬ ‫َم ُد ه ه‬ ْ ‫أَ ْلح‬
‫ن‬ َ
َّ ‫َد أ‬ ُ ‫شه‬ َ
ْ ‫ك لَ ُه َوأ‬ َ ‫َح َد ُه ََل‬
َ ‫ش هر ْي‬ َّ َ
ْ ‫ش َه ُد أ ْن ََلاهلَ َه اهَل هللاُ و‬ َ
ْ ‫ أ‬،‫ها هديَ لَ ُه‬ َ ‫ل َف ََل‬ ْ ‫ض هل‬ ْ ‫ل لَ ُه َوم‬
ْ ‫َن ُي‬ َّ ‫ض‬ ‫هللاُ َف ََل ُم ه‬
‫س هي هدنَا‬َ ‫آل‬
‫َعلى ه‬ َ َ ‫م ٍد و‬ َّ ‫ح‬َ ‫س هي هدنَا ُم‬
َ ‫َل َعلى‬ َ َّ َ ُ
َّ ‫ الل ُه‬،‫خله ْيل ُه‬ ُّ
َ ‫ص هفي ُه َو‬ ُ
َ ‫َس ْول ُه َو‬ ُ ‫م ًدا َع ْب ُد ُه َور‬ َّ ‫ح‬َ ‫س هي َدنَا ُم‬ َ
‫مص ه‬
ُ‫ أَ َّما ب َْعد‬،‫م ٍد‬َّ ‫ح‬َ ‫ُم‬

ُ ُ َّ
،‫ن‬ ُ ‫م َف َق ْد َفا َز ْال‬
َ ‫م َّت ُق ْو‬ ْ ‫استَطَ ْع ُت‬ْ ‫هللا مَا‬ َ ‫ وَات َّ ُق ْوا‬،‫هللا‬ ‫ي بهت َْقوَى ه‬ ْ ‫س‬‫م َونَ ْف ه‬ ْ ‫ص ْي ُك‬‫ أ ْو ه‬،‫اس‬ ‫َفيَا أَيُّهَا الن‬
‫م فهي‬ َ ‫ه ْال‬
‫ك هر ْي ه‬ ‫ل تَ َعالَى فهي كهتَابه ه‬ َ ‫ َكمَا َقا‬،ٍ‫يء‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ل‬ ُّ ‫ح لَ ُه ُك‬ َ َّ‫َسب‬
َ ‫ي ٍء و‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ل‬ َّ ‫ق ُك‬ َ َ‫خل‬ َ ‫هللا‬ َ ‫ن‬ َّ َ‫م ْوا أ‬ ُ َ‫َاعل‬ ْ ‫و‬
‫ح لَ ُه‬ ُ ‫س هب‬َ ‫ ُت‬،‫م‬ ‫َن ال َّر ه‬ ْ ‫هللا ال َّر‬ ‫الش ْيطَا ه‬
‫ن ال َّر ه‬ َّ َ
‫ أ ُع ْو ُذ بها ه‬،‫هسرَاءه‬ ْ ‫س ْو َر هة‬ ُ
‫ح ْي ه‬ ‫حم ه‬ ‫م ه‬ ‫س ه‬ْ ‫ به‬،‫م‬ ‫ج ْي ه‬ َ‫هلل همن‬ ْ ‫اَل‬
َ ‫ن ََل تَ ْف َق ُه‬
‫ون‬ َ
ْ ‫َم هد هه وَلكه‬ ْ ‫ح بهح‬ ُ ‫س هب‬ َّ
َ ‫ي ٍء إهَل ُي‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ن‬ ْ
ْ ‫ن وَإهن هم‬ َّ ‫يه‬ ْ ‫ْض َوم‬ َ ْ
ُ ‫الس ْب ُع وَاْلر‬ َّ ُ ‫السمَاو‬ َّ
‫َن فه ه‬ ‫َات‬
‫م‬ ْ
‫ظي ه‬ ْ
‫صدَق هللاُ ال َع ه‬ َ ُ َ
َ ،‫حلهيما غفورًا‬ ً َ َ
َ ‫حهم إهنه كان‬ ُ َّ ْ ُ َ ‫سبهي‬ ْ َ‫ت‬

Hadirin Umat Islam yang Dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala

Siang ini kita akan melaksanakan shalat Jumat. Tiada lain semua itu bukti
bahwa kita ini mengabdi, bertasbih, bertahmid, menghambakan diri beribadah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena tiada lain tujuan makhluk
diciptakan oleh Allah adalah agar beribadah kepada-Nya.

ُ‫س ْال ِج َّن َو َما َخلَ ْقت‬ ِ ْ ‫ا َِّال ِليَ ْعبُد ُْونَ َو‬
َ ‫اال ْن‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah
kepada-Ku.”

Beribadah, hakikatnya adalah al-khudu’ wa al-tadzallul, rendah diri dan


merasa hina kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jadi tidak ada kesombongan,
dan tidak ada merasa baik. Karena itu, kita seharusnya menganggap suci
kepada Allah dengan cara bertasbih.

Sebagaimana disebutkan dalam ayat tadi, surah al-Isra ayat 44. Bahwa langit
yang tujuh lapis, bumi juga serta seisinya itu semua ber-sabbih menyucikan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan tiada dari suatu apapun kecuali
bertasbih dengan memuji Allah, wa in min sya’in illa yusabbihu bi
hamdihi. Hanya kalian tidak mengerti bagaimana cara mereka
bertasbih, walakin la tafqahu tasbihahum.

Ayat ini memberi teladan kepada kita bahwa makhluk Allah yang lain selain
manusia itu juga bertasbih, masak kita tidak? Ayat ini dibuktikan oleh peneliti
dari Amerika. Ia meneliti suara tumbuh-tumbuhan. Dari suara tumbuhan itu
ia rubah menjadi garis-garis, dan dihubungkan dengan monitor komputer.
Ternyata di monitor itu, garis-garis tersebut membentuk garis yang
bertuliskan lafad jalalah, Allah.
Artinya apa, suara tumbuh-tumbuhan itu juga bertasbih. Berzikir menyebut
Allah, Allah. Imam al-Ghazali jauh-jauh sudah mengungkapkan cerita tentang
nabi Daud ‘alaihissalam, di dalam kitab bustanu al-‘arifin diterangkan bahwa
nabi Daud waktu itu sedang duduk di depan surau menghadap halaman.
Ternyata ada ulat yang menggeliat, dalam hati nabi Daud mengatakan, “Wahai
ulat, kerjaanmu hanya menggeliat saja”.

Ternyata respek ulat ini luar biasa, Allah membuat ia mendengar dan bersuara,
“Wahai nabiyullah, saya tiap hari juga bertasbih kepada Allah, tiap hari
bertasbih”. Maka nabi Daud bertaubat kepada Allah karena telah menghina
ciptaan-Nya, mengasumsikan ia cuma bergerak-gerak tapi ia ternyata
bertasbih.

Semua tumbuhan bisa bersuara, berdoa. Dalam riwayat Bukhari,


Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat sedang berjalan-jalan di kebun
Makkah/Madinah kemudian menemukan dua kuburan tua. Beliau mendengar
tangisan dari ahli kubur. Lalu beliau berinisiatif memanggil sahabat untuk
minta tolong diambilkan pangkal pohon kurma. Setelah diambilkan, beliau
membelah menjadi dua, separuh ditancapkan di kuburan satu, separuh lain di
kuburan satu lagi. Ternyata, tangisannya tidak terdengar lagi.

Rasulullah ditanya, ‘Untuk apa wahai Rasul, benda tadi engkau letakkan di
kuburan ini’. La’llahu yukhaffafu ‘anhuma, barangkali diringankan siksanya
dari dua ahli kubur ini. Ternyata memang tidak menangis lagi. Asal keduanya
(pelepah kurma) itu belum kering.

Jadi kalau kita ke makam, kalau membawa kembang itu yang asli. Tidak ada
kembang, daun pandan yang diirisi oleh penjual itu tidak masalah. Itu lebih
baik daripada karangan bunga yang kertas, mahal-mahal dari gabus. Kadang-
kadang diambil lagi oleh yang membuat, kalau sudah bubar. Ini (karangan
bunga palsu) tidak ada artinya. Kalau hadis ini mengisyaratkan bunga yang
asli, bisa mendoakan. Karena itu, kalau ke kuburan jangan mengambil
tumbuh-tumbuhan, daun-daunan, itu dimakruhkan karena (tumbuhan)
berdoa.

Betapa tinggi akhlak ulama dahulu di dalam menghormati ciptaan Allah berupa
tumbuhan. Diceritakan dalam kitab (bustanu al-‘arifin) pula bahwa imam
Abdullah dan imam Ahmad (selain shohibu mazhab) jalan-jalan berdua.
Ternyata imam Ahmad ini memetik daun. Lalu imam Abdullah berkomentar,
‘Anda memetik daun, berarti anda sudah mengakibatkan; satu, mengurangi
yang mendoakan bertasbih kepada Allah, dua, menjadi contoh orang lain akan
merusak tanaman’. Ini sangat disayangkan, tidak dianjurkan oleh Rasulullah
dan al-Quran. Ini merusak tanaman, tidak boleh. Justru harus kita rawat. Jadi,
lingkungan kita ini harus kita rawat.

Bahkan Rasul menganjurkan kalau ada tanah kosong, tanami.


ْ ‫فَ ْليَ ْز َر‬
ْ ‫ع أ َ ْرض لَهُ كَان‬
‫َت َم ْن‬

Siapa punya tanah, tanami.

Kalau tidak mau (menami), maka berikan manfaatnya saja.

Jadi, kita sebagai umat manusia kalau bisa seyogyanya bertasbih, berzikir
ingat kepada Allah, sebagaimana makhluk-makhluk lain. Kita jangan sampai
kalah, kalau mereka bertasbih dengan caranya masing-masing. Mulai burung,
tumbuhan, dan lain-lain. Itu semua bertasbih menyucikan Allah subhanahu wa
ta’ala.

Semoga kita diberi ma’unah, taufiq,bisa bertasbih beribadah kepada


Allah subhanahu wa ta’ala.

ُ ‫ِك ا ْل َع َّلامِ َو‬ َ َ


‫ض ْو َن‬
ُ ‫م ْر َت‬
ُ ‫ل َو ِب َق ْولِهِ َي ْه َت ُد ا ْل‬
ُ ‫هللا َي ُق ْو‬ َ ‫َام هللاِ ا ْل‬
ِ ‫مل‬ ُ ‫الن َِظامِ كَل‬
َّ ‫ض‬َ ‫س َن ا ْلكَلَامِ َوأ ْب َي‬
َ ‫إِ ََّن أ ْح‬

‫م ْن أَسا َٓء َف َعل َْي َها‬ َ ‫صال ًِحا َف ِل َن ْفسِ هِ َو‬ َ ‫ل‬ َ ‫م ْن َع ِم‬ َ ، ِ‫الرحِ ْيم‬
َّ ‫م ِن‬ َّ ِ‫سمِ هللا‬
َ ‫الر ْح‬ ْ ‫ ِب‬، ِ‫الر ِج ْيم‬
ََّ ‫ان‬ ِ ‫الش ْي َط‬ ََّ ‫أَ ُع ْو ُذ ِباهلل ِم َن‬
ِ‫م ِم َن اْلأٓيَةِ َوال َِّذ ْك ِر ا ْل َحك ِْيم‬ ْ ‫ِي َو إِ َّيا ُك‬
ْ ‫ظ ْيمِ َو َن َف َعن‬
ِ ‫لق ْرا ِٓن ا ْل َع‬
ُ ْ‫م فِي ا‬ ْ ‫هللا لِي َو َل ُك‬
ُ ‫ك‬ َ ‫ار‬ َّ
َ ‫ َب‬. ‫ك ِب َظلامٍ ِل ْل َع ِب ْي ِد‬
َ ‫ار ُّب‬
َ ‫م‬ َ ‫َو‬
‫م‬
ُ ‫س ِم ْي ُع ا ْل َعل ِْي‬َّ ‫ه َو ال‬
ُ ‫َاو َت ُه إِن َُّه‬
َ ‫م تِل‬ ْ ‫هللا ِم َّ ِني َو ِم ْن ُك‬
ُ ‫ل‬ َ َّ‫َو َت َقب‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َ ْ َ َ ْ َ ْ زَ َ َ‬ ‫َ ر َ ْ زَ َ َّ َ ُ َ َّ َ ُ َ َ َ ُْ‬ ‫َ ُ‬
‫ي ن ِب رينا‬ ‫اف اِلن ِبي ِاء والمرس ِ ْل‬ ‫َ‬
‫الم ْي والصال َة والسالم عَّل أ َ ِ‬
‫ش‬ ‫هلل رب الع ِ‬ ‫الح ْمد ِ‬
‫ي‬ ‫ُم َح َّمد َو َعَّل آله َو َص ْحبه أ ْج َمع ْ زَ‬
‫ِْ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫اظ َه َر َو َم َاب َط ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫وال َف َ‬ ‫َ َ َ َ َ َُ ْ‬ ‫َّ ُ‬ ‫االن ُ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ ‪َّ َ ُّ َ َ َ :‬‬
‫‪.‬‬
‫َ َ ام ُا بْع َد َ في َّاا ي َه َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُِ ْ َ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ش‬ ‫اح‬ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫اَل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫واهللا‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫ِ‬ ‫!!‬ ‫اس‬
‫وح ِافظواعَّل الطاع ِة وحضور الجمع ِة والجماع ِة‪ .‬واعلمواان هللا امركم بأمر بدأ‬
‫ْ َ ْ ‪ َ َ .‬زَّ َ َ َ ُ ْ ِ ‪ُ َ َ َ ٍ َ َ ِ َ َّ : ً ْ َ ً َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ .‬‬
‫ِفي ِه ِبنف ِس ِه وثت ِبمال ِئك ِة قد ِس ِه فقال تعاَل ولم يزل ق ِائالع ِليما ِان هللا ومال ِئكته‬
‫َ‬ ‫ِّ‬ ‫ُ َ ُّ ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ُّ َ ى ْ َ َ ُ ْ َ ُّ ْ َ َ‬
‫اعل ْي ِه َو َسل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما‬ ‫يصلون عَّل الن ِت يا يهاال ِذين آمنواصلو‬
‫ُ َ َّ َ َ َ ى ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ر َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫آل ِإ ْب َر ِاه ْي َم‪،‬‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫اه‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫َّل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫َّل‬ ‫اللهم صل عَّل محمد وع‬
‫ُ َ َّ َ َ ِ َ َ ِ ْ َ َ َ ْ َ ِ ْ َ َ َ َ‬ ‫َّ َ َ ْ ٌ َ ْ ٌ َ َ ٍ ْ َ َ ُ ِ َ َّ َ ٍ َ َ‬
‫آل محم ٍد كما باركت عَّل ِإبر ِاهيم وعَّل‬ ‫ِإنك ح ِميد م ِجيد‪ .‬وب ِارك عَّل محم ٍد وعَّل‬
‫ْ َ ْ َ َّ َ َ ِ ْ ٌ َ ْ ٌ‬
‫آل ِإبر ِاهيم‪ِ ،‬إنك ح ِميد م ِجيد‬ ‫ِ‬
‫َْ َ ُْ ْ َ َ‬
‫اِل ْم َ‬ ‫َ ْ ْ زَ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ي َ‬ ‫اغف ْر ل ْل ُم ْسلم ْ زَ‬ ‫ُ َّ ْ‬
‫ات‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ِ ِ‬ ‫اء‬ ‫ي‬‫ح‬ ‫اِل‬ ‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫المؤ‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫المؤ‬
‫َّ ِ ِ َ ِ ِ ْ‬‫و‬ ‫ات‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫المس‬ ‫و‬ ‫ِِْ‬ ‫اللهم ِ ِ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫إنك َسم ْي ٌع قر ْي ٌ‬ ‫َ‬
‫ب الدع َو ِة‬ ‫ب ُمج ْي ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت ْال َو َّهابُ‬ ‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً َّ َ َ ْ َ‬
‫ربنا ال ت ِزغ قلوبنا بعد ِإذ هديتنا وهب لنا ِمن لدنك رحمة ِإنك أن‬
‫الع َف َ‬ ‫الت َق َو َ‬ ‫ى ُ َّ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ ُّ‬
‫الغ زَت‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫اف َ‬ ‫اللهم ِإنا نسألك الهدى و‬

‫اآلخ َرِة‬ ‫اب‬ ‫ذ‬


‫ُّ ْ َ َ َ َ‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ن‬ ‫الد‬ ‫ى‬ ‫ز‬ ‫اِل ُمور ُك ِّل َها َوَأج ْ َرنا م ْن خ ْ‬ ‫ى ُ َّ َ ْ ْ َ َ َ َ ز ُ‬
‫اللهم أح ِسن ع ِاقبتنا ِف‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫َا ىلل ُه َّم أ ْص ِل ْح ُو َال َة أ ُم ْو َرنا‪َ ،‬ا ىلل ُه َّم َو رف ْق ُه ْم ِل َما ِف ْي ِه َص َال ُح ُه ْم َو َص َال ُح ْاإل ْس َال ِم َو ْال ُم ْس ِل ِم ْْ ز‬
‫يَ‬
‫ي ياَ‬ ‫الناصح ْ زَ‬ ‫َ ى ُ َّ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ِ َ َ ُّ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ر ْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ِ ْ َ َّ‬
‫اللهم أب ِعد عنهم ِبطانة السو ِء والمف ِس ِ ْدي َن وقرب ِإلي ِهم أهل الخ ْ ِي و ِ ِ ْ‬
‫ي‬ ‫َر َّب ال َعالم ْ زَ‬
‫ِْ‬
‫ي إ َماماً‬ ‫اج َع ْل َنا ل ْل ُم َّتق زَ‬ ‫ي َو ْ‬ ‫ز‬ ‫ب َل َنا م ْن َأ ْز َواج َنا َو ُذ ر َّريات َنا ُق َّر َة َأ ْع ُ‬ ‫َ َّرب َنا َه ْ‬
‫ِ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ َ َ ز ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ز ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬
‫اب الن ِار‬ ‫ربنا ِآتنا ِ يف الدنيا حسنة و ِ يف اآل ِخرِة حسنة و ِقنا عذ‬
‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ َ َ‬ ‫ى‬
‫وم ْن ت ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح َس ٍان ِإَل َي ْو ِم الد ْين‬ ‫هللا َعَّل ن ِب رينا ُم َح َّم ٍد َو َعَّل ِآل ِه َو َص ْح ِب ِه‬ ‫َو َصَّل‬
‫َ‬
‫م‬ ‫آخ ُر َد ْع َو َانا أ ِن ْال َح ْم ُد هلل َر رب ْال َع َال ِ ْ‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫َ‬
‫ي‬

Anda mungkin juga menyukai