Anda di halaman 1dari 19

ARAFAT

LAGI
KANGEN
RAMADHAN

SEBUAH BUKU YANG AKAN MENDESAIN


ULANG RAMADHAN ANDA
Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Aku, kamu, buku, itu getar yang menjalar di halaman


waktu ( Helvy Tiana Rosa )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
1. DESAIN ULANG RAMADHAN ANDA
2. TIPS TETAP LAPAR SELAMA PUASA
3. THE GIRL WITH NO NAME
4. NAMA-NAMA YANG INDAH
5. MESIN WAKTU
6. NILAI RASA
7. ESA HILANG DUA TERBILANG
8. JANGAN BILANG-BILANG SEBAB INI RAHASIA
9. WARISAN
10. LAILATUL AHLAM
11. BEST OF THE BEST OF THE BEST
12. HARI RAYA SETIAP HARI
PENUTUP
INDEKS AYAT DAN HADIST
TENTANG PENULIS
KATA PENGANTAR
Hanya karena limpahan anugerah dan karunia Allah saja buku ini
akhirnya dapat saya selesaikan. Semoga ringan lisan kita dalam
memuji Allah setiap hari melebihi ringannya kapas yang tertiup
angin. Shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah pun kita
harapkan tak henti mengalir dalam setiap munajat, layaknya aliran
sungai menuju muara.

Alhamdulillah, buku tentang Ramadhan seri kedua ini dapat


selesai tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih mengiring setiap
helai halaman buku ini teruntuk,

1. Ibunda tercinta, di mana ridha dan ikhlasnya yang menjadi


penggugur hambatan saya selama menulis, Hj. Mastiri
Sulaeman
2. Istri yang senantiasa mendampingi dan memberi semangat
untuk terus berkarya, Amelia Fauziana
3. Empat permata cilik yang tidak pernah kehabisan tenaga
menghidupkan keceriaan di rumah kami, Muhammad,
Ahmad, Al-Qaseem, dan Ali
4. Guru yang memperkenalkan ilmu Magnet Rezeki, dengan
bekal ilmu inilah saya dapat melihat dunia baru yang lebih
indah dan berkah, Ustadz Nasrullah
5. Mentor-mentor kepenulisan yang ikhlas berbagi rahasia
menulis demi menebar manfaat kepada umat; Dewa Eka
Prayoga, Tendi Murti, Indari Mastuti, Helvi Tiana Rosa,
Asma Nadia, dan Isa Alamsyah

Secara istimewa saya sampaikan terima kasih setinggi-tingginya


kepada lebih dari 17.000 pembaca yang setiap hari bersedia
meluangkan waktunya untuk menikmati @arafat_channel di
telegram, sejatinya saudara-saudara saya ini adalah jantung dari
setiap tulisan yang saya sajikan. Semoga Allah melanggengkan
silaturahmi saya kepada mereka hingga menuju surga.

Akhir kata, semoga buku ini dapat menambah sedikit lagi


pemahaman kita semua tentang bulan paling suci ini, sehingga kita
bersama-sama bisa menjadi pejuang Ramadhan yang paling
berbahagia di dunia dan akhirat.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad menjadi pengiring di


awal dan di akhir kata pembuka ini, semoga kita menjadi umat
yang istiqomah meneruskan risalah dakwah Islam ini. Amin.

Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Sahabatmu,

Arafat
PENDAHULUAN
Sungguh saya sudah berencana agar pesan pertama sekali ketika
Anda membaca buku ini adalah; Jangan berhenti menghargai
orang-orang di sekitar Anda! Sebab penghargaan sekecil apapun
yang Anda berikan, tidak pernah bisa Anda terka betapa besar
manfaatnya di kemudian hari.

Saya sendiri telah merasakannya. Ketika saya menulis sebuah buku


tipis nan sederhana tentang Ramadhan satu tahun silam, betapa
banyak penghargaan yang datang dari saudara-saudara di seluruh
tanah air yang sebenarnya belum pantas dialamatkan kepada saya.
Tetapi bagaimanapun, seperti yang saya katakan di atas bahwa
kita tidak pernah tahu manfaatnya.

Maka seiring berjalannya waktu, aneka ungkapan tulus tersebut


tumbuh menjadi motivasi bagi saya untuk menulis kembali
lanjutan buku tersebut. Inilah dia buku yang sedang berada di
tangan Anda sekarang, dengan penuh rasa terimakasih saya
persembahkan kepada Anda semua. Semua bagian dari buku ini
saya tulis ketika saya benar-benar lagi kangen Ramadhan. Semoga
rasa ini bergetar di hati Anda juga.

Beberapa perubahan akan Anda rasakan dengan cepat begitu


Anda mulai membaca bab pertama, yaitu pada seri kedua ini saya
lebih mendalam pada setiap tema. Sehingga jika dibayangkan
seperti olahraga lari, di edisi tahun lalu saya bagai sprint jarak
pendek, sedangkan edisi tahun ini bagai marathon jarak jauh.

Semua usaha tersebut tentu agar kedua-dua buku yang Anda miliki
ini saling melengkapi satu sama lain. Meskipun, secara teknis Anda
tetap bisa membaca masing-masing secara mandiri.
Sementara beberapa elemen tetap saya pertahankan, seperti kata-
kata mutiara singkat yang tersebar di sepanjang halaman buku.
Hal ini semata untuk memanjakan Anda, agar tetap rileks dan
ringan dalam menikmati tulisan-tulisan yang disajikan.

Bagaimana cara membaca buku ini? Tentu saja dengan sebuah


stabilo di samping Anda, agar ketika menemukan kalimat yang
mengena di hati, Anda dapat menandainya dengan cepat. Bahkan
sebuah buku yang sangat bagus pun tidak semua pembahasannya
mengena bagi pembacanya. Apalagi buku saya ini.

Tetapi, insya Allah ada sebaris hikmah yang akhirnya akan terpatri
dalam ingatan Anda masing-masing. Barisan inilah yang harus
Anda lingkari, sehingga Anda bisa mudah mengenalinya berulang-
ulang setiap membuka buku ini. Harapannya, semoga baris favorit
itu mengubah hidup Anda, atau membuka jalan bagi setiap hal
yang pada akhirnya juga untuk mengubah hidup Anda.

Hidup memang harus berubah. Ramadhan adalah momentum


perubahan. Semoga buku ini menjawab keinginan Anda!
Rasulullah berpesan kepada Sahabat
Abu Dzar,

“Kurangi makanmu, kurangi bicara, maka


engkau akan bersamaku di surga seperti
kedua jari ini.“

(sambil memberi isyarat jari tengah dan


1
telunjuk)
1. DESAIN ULANG RAMADHAN ANDA
Mari kita mengingat apa yang terjadi jika seorang ibu minta tolong
menyuruh sesuatu kepada anaknya. Atau jangan-jangan kita sering
melakukannya juga pada anak kita? Mungkin saja.

“Nak, belikan ibu gula di warung sebelah ya. Ini duitnya sepuluh
ribu, harga gula kan delapan ribu, jadi masih ada sisa kembalian,
buat kamu aja.“

“Iya Mak.“ Si anak senang sekali dan berlarilah ia sekencang-


kencangnya melaksanakan perintah ibunya itu.

Keesokan harinya ibu itu kembali kehabisan bahan dapur. Kali ini
garamnya habis. Padahal ia sedang masak sop ayam. Aromanya saja
sudah harum dan gurih menyebar ke sudut-sudut rumah, nikmat
sekali! Sayang sop itu rasanya hambar, kan belum digarami.

“Nak, belikan ibu garam ya. Ini uangnya lima ribu, tapi kali ini gak
ada kembaliannya karena harga garamnya memang lima ribu. Gak
papa kan?“

“Iya Mak.“ Si anak pergi juga melaksanakan perintah ibunya,


namanya juga orang tua kan tidak harus memberi upah kepada
anak sendiri.

Sebagai anak yang baik, ia juga tahu diri. Orang tua sudah
mengandung, melahirkan, menyusui, memberi nafkah,
mencurahkan perhatian, menyiapkan pakaian, tempat tinggal, dan
lain-lain banyak banget! Masa cuma disuruh ke warung sebelah
harus minta pamrih segala? Kelewatan itu sih!
Sekali lagi, sebagai orang tua sah-sah saja untuk memerintahkan
anaknya tanpa perlu menjanjikan upah apapun. Anda setuju?

***
Selanjutnya kita ingat tentang guru-guru sekolah yang baik hati.
Insya Allah, Anda juga punya pengalaman memiliki guru seperti ini.
Guru yang selalu menyiapkan hadiah bagi murid-muridnya yang
lulus ujian akhir semester.

“Anak-anak, ibu sudah punya tas baru bergambar Doraemon untuk


kalian semua, dengan syarat kalian harus belajar sungguh-sungguh
untuk ulangan akhir ini ya. Kalau kalian nanti naik kelas, ibu akan
bagikan tas ini setiap orang boleh dapat satu! Tetapi kalau kalian gak
mau sungguh-sungguh belajar, siap-siap nanti tinggal kelas!“

Pernahkah Anda diajarkan guru seperti ini? Mungkin pernah,


mungkin juga tidak. Kalaupun tidak, ya wajar-wajar saja. Ketika
seorang guru memerintahkan murid-muridnya untuk belajar yang
rajin, kan manfaatnya kembali kepada murid itu sendiri. Bukan
buat gurunya. Kalau berhasil yang naik kelas ya muridnya. Kalau
gagal yang tidak naik kelas juga muridnya. Untung atau ruginya
bukan guru yang merasakan, jadi tidak ada yang mengharuskan dia
untuk menyiapkan sebuah tas Doraemon!

Ini kesimpulan kedua, bahwa sebagai guru sah-sah saja untuk


memerintahkan muridnya tanpa perlu menjanjikan hadiah
apapun. Anda pasti setuju lagi!

***
Setelah membaca dua kisah tersebut, mari kita bandingkan saat Allah
memerintahkan mahlukNya dengan suatu kewajiban. Shalat lima
waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, membayar zakat dan lain-lain.
Perintah Allah yang bersifat wajib ini banyak sekali. Namun semuanya
memiliki satu hal yang sama, yaitu sama-sama dijanjikan pahala
besar sekali bagi yang melaksanakannya.

Padahal kalau kita mau jujur, perintah Allah tidak harus disertai
imbalan apa-apa. Tanpa pahala sekalipun, sah-sah saja bagi Allah
untuk memerintahkan hambaNya. Allah sudah menciptakan kita,
menunjukkan kita hidayah kepada agama Islam, menjamin rezeki kita
sampai hari ini, memberi kesehatan saat kita sakit, menguatkan kita
saat mengalami musibah, melindungi orang-orang yang kita cintai
sehingga kita selalu bersama mereka, dan lain-lain banyak banget!

Namun Dia-lah Allah Yang Maha Baik lagi Maha Dermawan, dalam
keadaan seperti ini ternyata Allah masih menjanjikan pahala yang
besar bagi saat Dia memerintahkan kita dengan kewajiban agama.
Ah, rasanya saya senang sekali dan ingin berlari sekencang-
kencangnya melaksanakan perintah itu.

Masih ada satu hal lagi, bahwa segala kewajiban tersebut kan
manfaatnya kembali kepada kita sendiri. Bukan buat Allah.
Kekuasaan Allah tidak bertambah sedikitpun karena ibadah
hamba-Nya, dan tidak berkurang sedikitpun jika seluruh mahluk
bermaksiat kepada-Nya. Semua ketaatan yang dilakukan seorang
hamba, seratus persen kembali kepada dirinya sendiri. Kalau ia
patuh yang untung ya dia. Kalau ia melanggar yang rugi juga dia.
Jadi memang tidak ada yang mengharuskan Allah untuk
menyiapkan sebuah imbalan atas perintahNya.

Tetapi lagi-lagi Allah tidak pernah mengecewakan seorangpun hamba.


Allah tetap menyiapkan imbalan terbesar bagi siapa saja yang
mengerjakan kewajiban-kewajiban agama. Allahu Akbar! Masa sudah
berlipat-lipat kebaikan yang Allah berikan seperti ini kita masih malas-
malasan juga memenuhi panggilanNya? Kelewatan itu sih!
Ulama sudah menuliskan tentang apa-apa yang telah disiapkan bagi
kita yang dengan senang hati menunaikan kewajiban-kewajiban Allah.
Buku-buku dengan tema seperti ini mudah didapatkan, bagi kita yang
sungguh-sungguh mencarinya. Untuk mengikuti jejak para ulama
tersebut, saya pun akan menyebutkan berapa fadhilah ibadah yang
berkaitan dengan bulan Ramadhan khususnya.

1. Puasa
Secara bersamaan puasa memiliki manfaat ganda yaitu
menyebabkan orang yang menjalankannya masuk ke dalam surga,
serta melindungi dari neraka.

"Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan.


Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu.
2
Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka."

”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari


3
siksa neraka.”

2. Shalat
Begitu besarnya rahmat Allah kepada hambaNya bisa terlihat dari
shalat, karena ibadah yang satu ini tetap berpahala besar
meskipun terlambat dikerjakan (karena alasan syar‘i)

“Ridha Allah ada di awal waktu shalat dan ampunan Allah ada di
4
akhir waktu.“

3. Zakat dan Sedekah


Siapa bilang balasan Allah hanya diperoleh di akhirat? Sesungguhnya
ganjaran dari Allah juga dijanjikan selagi kita masih di dunia,

“Wahai anak Adam, keluarkanlah rezekimu untuk yang


5
membutuhkan, niscaya akan Aku keluarkan rezeki-Ku untukmu.“
4. Tilawah
Bagaimana pendapat Anda jika seorang murid mengerjakan soal
ujian dari gurunya tetapi jawaban yang ia tulis tidak sesuai dengan
yang diharapkan? Tentu ia tidak akan mendapat nilai! Kecuali
seorang hamba yang bertilawah Al-Quran meskipun terbata-bata
karena ia belum lancar membacanya, Allah tetap memberi nilai,
bahkan dua kali lipat!

“Orang yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ia bersama


Malaikat yang mulia. Adapun orang yang berjuang membaca Al-
6
Quran meskipun tertatih-tatih, ia mendapatkan dua pahala.“

***
Mungkin hadist-hadist di atas sudah tidak asing di telinga Anda.
Tetapi saya yakin emosinya akan berbeda setelah kita menginstall
mindset baru dalam pikiran kita, bahwa seluruh balasan tersebut
sebenarnya bukan suatu keharusan bagi Allah menjanjikannya
kepada kita, melainkan semata-mata karena kemurahanNya.

Maka setelah kita mendesain ulang pemahaman kita tentang


perintah Allah, kita siap menyambut Ramadhan tahun ini dengan
sepenuh hati dan seluruh kemampuan! Allahu Akbar!
Jangan katakan,
“Maaf Ramadhan, tapi aku sedang
malas!“

Melainkan katakanlah,
“Maaf malas, tapi sekarang sedang
Ramadhan!“
PENUTUP
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Yang Maha Pemurah, dengan
sebab kepemurahanNya saja buku ini akhirnya dapat selesai.
Shalawat dan salam kepada sebaik-baik Nabi dan Rasul, yaitu Baginda
Nabi Muhammad beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Ketika bulan Ramadhan tiba, semua orang berlomba-lomba


memberi sumbangsih untuk menyemarakkan bulan mulia ini.
Sebagian di antara mereka menghias masjid dan musholla.
Sebagian lagi menyiapkan hadiah istimewa bagi anak-anaknya
yang mulai berlatih puasa tahun ini, dan aneka perbuatan lain
semua dilakukan dengan senang hati.

Maka saya berharap kepada Allah, agar buku ini bisa menjadi
bagian dari usaha saya untuk ikut menambah semarak Ramadhan
juga. Saya yakin semua yang kita upayakan akan menjadi bukti
yang meringankan hisab di hari kiamat kelak, bahwa kita termasuk
dalam golongan orang-orang yang memuliakan Ramadhan.

Termasuk Anda yang rela menyisihkan dana dan meluangkan


waktu untuk membeli dan membaca buku ini, justru pengorbanan
yang Anda lakukan jauh lebih besar. Saya yakin usaha Anda ini
lebih utama di sisi Allah dalam mengagungkan bulan suci. Tinggal
satu langkah terakhir bagi kita semua agar usaha ini mendapat
balasan sempurna, yaitu mempraktekkan isi buku ini!

Semoga Allah meringankan kita untuk mengamalkannya.


Salam Hijrah dari saya, Arafat.
Memang baik menjadi orang yang selalu
merindukan Ramadhan.

Tetapi akan lebih baik menjadi orang


yang selalu dirindukan Ramadhan.
TENTANG PENULIS
Ustadz Arafat menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas
Padjadjaran Bandung, dan setelah meraih predikat Sarjana Sains,
pemilik nama lengkap Ahmad Mukafi Arafat ini kemudian
melanjutkan belajarnya ke Rubath Tarim, Propinsi Hadhramaut,
Republik Yaman.

Kini beliau aktif berdakwah di lingkungan maupun di media sosial


melalui channel Telegram yang hingga hari ini diikuti lebih dari
17.000 pembaca, @arafat_channel. Adapun aktivitas sehari-hari
dari ayah empat anak ini adalah mengelola sebuah Usaha Kecil
Menengah di bidang kuliner.

Sudah tiga buku cetak yang ia tulis, yaitu Kangen Ramadhan Lagi,
Satu Langkah Setiap Hari, dan Lagi Kangen Ramadhan. Selain itu
juga berkarya dalam bentuk digital di mana hingga hari ini sudah
mencapai empat judul e-book yang ia tulis.

Prinsip beliau adalah, “Teruslah menulis walaupun tak ada orang


yang dapat diperbaiki dengan tulisanmu, setidaknya bermanfaat
untuk dirimu sendiri. Berhentilah menulis jika dirimu saja bahkan
tak menjadi lebih baik dengan tulisanmu.“

Pada sela-sela kesibukannya, beliau sangat senang untuk dimanfatkan


dengan silaturahmi kepada seluruh saudara-saudaranya di manapun
berada, melalui akun Telegram pribadi beliau @mukafiarafat.

(Ebook ini hanya versi contoh, adapun versi lengkapnya setebal


125 halaman tersedia dalam bentuk buku cetak)
Untuk Pemesanan Silakan kirim pesan Melalui WA :
089650772198

Dengan format pemesanan : Nama#No. HP#Alamat


Lengkap#Jumlah Buku

Anda mungkin juga menyukai