Anda di halaman 1dari 11

12

FAMILY ASSISTANCE MODEL IN THE 1000 FIRST DAY OF LIFE USING PARTNERSHIP
AND INTERPROFESIONAL EDUCATION APPROACH

Yulizawati 1, Ayu Nurdiyan 2, Lusiana Elsinta Bustami3, Detty Iryani4, Fitrayeni5, Aldina
Ayunda Insani6
Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Jl. Niaga No. 56, Padang 25211,
Indonesia

INFORMASI ARTIKEL:

Riwayat Artikel:
Tanggal diterima Oktober 2015 ABSTRACT
Tanggal
Juni direvisi Maret 2016 The preparation of good and high-quality family
Tanggal dipublikasi Juni 2016 generations with high population growth rates is one of
the goals of gold generation in 2045. This can be
achieved with healthcare efforts that not only focus on
ABSTRAK healing and rehabilitation, but also in promotion and
Persiapan generasi keluarga yang baik dan prevention. Promotional and preventive activities start
berkualitas tinggi dengan tingkat pertumbuhan from the first 1000 days of human life because if this
penduduk yang tinggi merupakan salah satu tujuan period has a certain quality, it will improve the quality
generasi emas tahun 2045. Hal ini dapat dicapai of life, and a healthy and strong generation, then we
dengan upaya layanan kesehatan yang tidak hanya can achieve the objectives of the program "Indonesia
berfokus pada penyembuhan dan rehabilitasi, tetapi Prima".
juga dalam promosi dan pencegahan. Kegiatan The method used in this study is to analyze and review
promotif dan preventif dimulai dari 1000 hari the literature on several supporting references. Some of
pertama kehidupan manusia karena jika periode ini the references cited and reviewed and then analyzed
memiliki kualitas tertentu, maka akan meningkatkan are related to the topic of this study.
kualitas hidup, dan generasi yang sehat dan kuat,
Kata Kunci: Model, 1000 hari kehidupan, partnerships,
maka kita bisa mencapai tujuan program "Indonesia
IPE
Prima".
Keywords: Model. 1000 first day, partnerships, IPE
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah
melakukan analisis dan kajian pustaka terhadap
beberapa referensi yang mendukung. Beberapa referensi
dikutip dan dikaji kemudian dibuat analisisnya terkait
dengan topik kajian ini.
13

PENDAHULUAN teknologi baru untuk membuat bidan lebih dekat


dengan wanita, meningkatkan kolaborasi dan
Persiapan generasi keluarga yang baik dan pendidikan interdisipliner, mengembangkan
berkualitas tinggi dengan tingkat pertumbuhan kompetensi bidan serta meningkatkan cakupan
penduduk yang tinggi merupakan salah satu praktik yang memungkinkan pemenuhan
tujuan generasi emas tahun 2045. Hal ini dapat kebutuhan spesifik wanita muda, orang tua dan
dicapai dengan upaya layanan kesehatan yang keluarga mereka (Renfrewetal , 2014).
tidak hanya berfokus pada penyembuhan dan Inter-professional education (IPE) merupakan
rehabilitasi, tetapi juga dalam promosi dan inovasi yang sedang dikembangkan dan dalam
pencegahan. Kegiatan promotif dan preventif dunia pendidikan profesi kesehatan baik di
dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan Indonesia maupun di dunia. Inter pendidikan
manusia karena jika periode ini memiliki kualitas profesional adalah proses yang merupakan
tertentu, maka akan meningkatkan kualitas hidup, kelompok siswa atau profesional kesehatan yang
dan generasi yang sehat dan kuat, maka kita bisa memiliki latar belakang profesional yang berbeda
mencapai tujuan program "Indonesia Prima". yang belajar bersama dalam periode tertentu,
Target 1000 hari pertama kehidupan adalah berinteraksi untuk mencapai tujuan, dan
kelompok ibu hamil (sejak pembuahan), ibu berkolaborasi dalam promotif, preventif, kuratif,
menyusui, bayi baru lahir dan anak di bawah dua rehabilitatif, dan dalam tipe pelayanan kesehatan.
tahun atau periode yang dikenal dengan istilah Sebuah artikel tentang kebidanan 2030 yang
golden period. Jika periode ini tidak dimanfaatkan di tulis oleh Petra ten Hoope-Bender, et all,
dengan benar, maka akan menjadi kerusakan menjelaskan tentang pathway perempuan terhadap
permanen dari sebuah generasi (window of kesehatan dengan mempertimbangkan empat
opportunity). tahapan kehidupan reproduksi wanita yaitu : Pra
Konfederasi Bidan Internasional menyatakan kehamilan, hamil, persalinan dan kelahiran serta
bahwa Bidan sebagai profesi yang bertanggung Postnatal serta menjelaskan perlunya pelayanan
jawab dan telah bekerja dalam kemitraannya kesehatan pada masa remaja.
dengan wanita untuk memberikan dukungan,
perawatan dan nasehat yang diperlukan selama Realisasi Pathway perempuan untuk
kehamilan, persalinan, masa pascapersalinan dan kesehatan memerlukan perubahan dalam visi
perawatan bayi dan bayi baru lahir. Bidan kesehatan. The Midwifery 2030 Pathway
memiliki tugas penting dalam penyuluhan dan mengusulkan pendekatan berbasis hak asasi
edukasi kesehatan, tidak hanya untuk wanita, tapi manusia yang melampaui pelayanan kesehatan,
juga untuk keluarga dan masyarakat. Tugas ini menggabungkan bidang-bidang seperti
harus melibatkan pendidikan antenatal dan pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang
persiapan untuk menjadi orang tua dan penitipan bersinggungan dengan kesehatan melalui
anak. Peran Bidan sebagai advokat untuk praktik pelayanan kebidanan profesional sepanjang empat
bidan berbasis bukti juga bermanfaat agar tahap kehidupan. Visi terpadu yang menempatkan
kebijakan kesehatan masyarakat terhadap perempuan dan keluarga mereka di titik pusat
kesehatan perempuan dan layanan kesehatan ibu diharapkan memiliki efek positif yang ketat,
dan anak dapat mengalami improvisasi. seperti tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
Konfederasi Bidan Internasional (ICM), kesehatan umum yang lebih baik dan kemampuan
perwakilan daerah kebidanan (Afrika, Asia dan ekonomi yang lebih besar. Realisasi Pathway
Amerika Latin), WHO dan UNFPA membahas akan membutuhkan pendekatan yang
model layanan kebidanan yang berpusat pada komprehensif, kolaboratif dan baik,
Perempuan, Layanan Kontinuitas Perawatan dan diartikulasikan antara para pemangku kepentingan
Berbasis Masyarakat, kebutuhan akan layanan di yang berbeda dari berbagai sektor dan daerah,
luar perawatan rumah sakit dan budaya yang yaitu hak asasi manusia, tata kelola, kebijakan,
tepat. Peserta diskusi merasa perlu akuntabilitas, model peayanan, profesionalisasi
mengembangkan model layanan perawatan asosiasi professional dan peneliti, dan lainnya.
berkelanjutan yang dapat diterima secara budaya, Terdapat beberapa hal yang dapat mendukung dan
disesuaikan dengan perkotaan / pedesaan, membuat Pathway tersebut menjadi kenyataan
bermitra dengan perempuan, masyarakat dan yaitu :
dengan penyedia layanan lainnya, yang
melibatkan Teknologi-teknologi Informasi dan 1. Setiap wanita usia reproduksi mulai dari
Komunikasi (TIK). Menggunakan platform dan remaja mempunyai akses terhadap
14

pelayanan kebidanan kapanpun kesehatan di Indonesia, mengingat


diperlukan. tuntutan pelayanan kesehatan yang
2. Pengumpulan dan analisis data telah semakin canggih menuntut tenaga
tertanam dalam pelayanan kesehatan dan kesehatan mampu berkolaborasi dengan
pengembangan pelayanan tersebut. baik untuk menyelesaikan berbagai
3. Pelayanan kebidanan dilakukan dengan permasalahan kesehatan nantinya (Keith,
kolaborasi praktik dengan melibatkan 2008).
berbagai profesional tenaga kesehatan. 8. Hal ini adalah sebagai bahan
4. Pelayanan kebidanan tingkat pertama pertimbangan bahwa penting agar
harus dekat dengan wanita dan keluarga. menginovasi metode pembelajaran untuk
WHO (2010) telah merekomendasikan memberikan rasa saling harga
Interprofessional Education (IPE) sebagai salah menghargai, hormat menghormati dari
satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan untuk sesama tenaga kesehatan demi
kolaborasi praktek profesional melalui proses terwujudnya pelayanan kesehatan optimal
pendidikan. IPE adalah suatu konsep (Jayadisastra, 2014). Persepsi yang baik
pembelajaran inovatif dimana terdapat dua atau dari mahasiswa dibutuhkan untuk
lebih mahasiswa atau profesi kesehatan yang memulai dan mengembangkan IPE.
memiliki perbedaan latar belakang profesi, yang Persepsi mahasiswa terhadap IPE sangat
kemudian belajar bersama tentang, dari dan berpengaruh kepada pencapaian IPE (Lee,
dengan masing-masing profesi guna mengaktifkan 2009).
kembali jaringan kolaborasi antar profesi untuk 9. Faktor keberhasilan proses pendidikan di
meningkatkan pelayanan kesehatan. perguruan tinggi tidak terlepas dari peran
5. Interprofessional Education (IPE) dosen. Menurut Undang-Undang
merupakan proses mempersiapkan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
seseorang untuk praktek kolaboratif. IPE 2005 mengenai guru dan dosen,
merupakan dasar dari Interprofessional dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik
Collaboration (IPC). Sangat dibutuhkan profesional dan ilmuan dengan tugas
pemahaman yang jelas tentang peran dari utama mentransformasikan,
masing-masing praktisi kesehatan dalam mengembangkan, dan menyebarluaskan
memberikan pelayanan. Hal ini perlu ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
untuk diinformasikan kepada pemerintah melalui pendidikan, penelitian, dan
agar menerapkan metode pembelajaran pengabdian kepada masyarakat. Dosen
IPE dalam kurikulum tahap akademik perlu mengetahui dan memahami
(CIHC, 2010 ; Jayadisastra, 2014). pendidikan interprofesi untuk mengubah
6. University of Aberdeen di Scotlandia sistem pendidikan yang terintegrasi,
sudah membuat dan menjalankan dalam hal ini mebutuhkan adanya
program IPE sejak tahun 2003. IPE persepsi dari SDM terkait.
sangat dirasakan manfaatnya oleh banyak
kalangan dari tenaga kesehatan dalam Dalam kajian ACCP (2009), dinyatakan bahwa
bidang pendidikan dan perawatan sosial, kerjasama dalam kolaborasi merupakan salah satu
sehingga pada tahun 2008 pemerintahan kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa dalam
Scotlandia merekomendasikan agar IPE. Kompetensi kolaborasi meliputi :
pembelajaran IPE diterapkan dalam
proses pendidikan kesehatan (Joseph, 1. Kekompakan Tim : kekuatan tim yang
2012). membuat anggotanya untuk tetap setia
7. WHO (2010) mengeluarkan data tentang menjadi bagian sebuah tim yang
penerapan IPE pada tatanan universitas, merupakan salah satu cara untuk
bahwa dari 42 negara, sebanyak 24,6% meningkatkan efisiensi sebuah tim.
sudah mengaplikasikan kurikulum IPE 2. Saling Percaya : sebuah sikap positif dari
pada tahap akademik. Sementara anggota tim terhadap anggota yang
Indonesia belum termasuk didalamnya. lainnya, meliputi perasaan, mood dan
Maka dari itu, perlu adanya sosialisasi lingkungan internal kelompok.
tentang metode pembelajaran IPE ini
secara menyeluruh di instansi pendidikan
15

3. Berorientasi Kolektif : sebuah keyakinan Profesi Bidan (Akademik-Profesi) memiliki


bahwa pendekatan secara tim merupakan kebijakan untuk melakukan kerjasama dengan
cara yang lebih kondusif dari pendekatan berbagai institusi lain, profesi lain yang terkait,
secara personal dalam menyelesaikan wahana praktik klinik dan komunitas, organisasi
persoalan. profesi, dan mitra kerja luar negri. Program studi
S1 Kebidanan FK – Unand dalam hal ini, untuk
4. Mementingkan Kerjasama : sikap positif penerapan pendidikan interprofesi dilakukan pada
yang ditunjukkan anggota tim dengan tahap profesi sedangkan dalam tahap akademik,
mengacu pada bekerja sebagai tim. belum ada penerapan langsung berdasarkan
Pendekatan kompetensi menekanakan kurikulum sehubungan dengan pendidikan
kepada kombinasi dari pengetahuan, interprofesi. Pendidikan profesi Bidan di
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang Maastricht University dalam hal ini telah
mampu membentuk praktek kolaborasi menerapkan pendidikan interprofesi sejak tahap
dari lulusan sarjana (WHO, 2010). akademik sampai tahap profesi. Begitu juga
dengan Pendidikan S2 Ilmu Kesehatan
METODE PENELITIAN Reproduksi di Kamuzu College, Malawi telah
menerapkan pendidikan interprofesi dalam
Penelitian ini merupakan kajian pustaka. pembelajaran teori di kelas dan pembelajaran
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah klinis di area praktik (IBI, 2003 ; Maastricht
melakukan analisis dan kajian pustaka terhadap
University, 2014; WHO, 2014). Sama halnya di
beberapa referensi yang mendukung. Beberapa
Ryerson University, penerapan pendidikan
referensi dikutip dan dikaji kemudian dibuat
analisisnya terkait dengan topik kajian ini. interprofesi dalam kebidanan dilakukan lebih
banyak pada tahun ketiga dimana mereka
ditempatkan bersama tenaga kesehatan lain baik
HASIL DAN PEMBAHASAN di komunitas maupun rumah sakit sedangkan
untuk tahapan akademik mereka diajar oleh tim
Pendidikan interprofesi terjadi ketika pengajar dari berbagai disiplin ilmu. Dalam hal ini
mahasiswa dari dua atau lebih profesi belajar penerepan pendidikan interprofesi dalam program
tentang dari, dan dengan sesuatu untuk kebidanan di Ryerson hampir sama dengan yang
menerapkan kolaborasi efektif dan menigkatkan dilakukan di Universitas Andalas (Ryerson
luaran kesehatan. Pendidikan interprofesi university, 2015).
merupakan tahapan penting dalam menyiapkan Hammick M et al pada tahun 2007 juga
kolaborasi interprofesi dalam jejaring kerja tenaga menyimpulkan bahwa pendidikan interprofesional
kesehatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan telah diterima dengan baik karena dapat
masyarakat di komunitas. Adanya kebijakan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pendidikan kesehatan terpadu dapat dalam praktik kolaboratif. Namun, pengembangan
mempromosikan pendidikan interprofesi dan staf merupakan kunci penting dalam keefektifan
kolaborasi praktik yang efektif (WHO, 2013). pendidikan interprofesi dan semua professional
kesehatan uang terlibat aktif dalam IPE dapat
memunculkan keunikan dari nilai masing-masing
profesi (Hammick et al, 2007. Sebelumnya pada
bukunya Freeth, et al juga telah menjelaskan
bahwa tantangan terbesar dari penerapan
pendidikan interprofesi ini adalah bagaimana
mengembangkan, melakukan, dan mengevaluasi
selama proses berlangsung sehingga dapat
meningkatkan system pelayanan kesehatan
(Freeth et al, 2005).
Dalam ICM Triennal Congress di Prague
tahun 2014 ini juga dilaporkan bahwa
international confederation of midwives (ICM)
menyebutkan bahwa seorang bidan harus dapat
membentuk kebijakan global dimana tujuannya
Standar pendidikan profesi Bidan adalah untuk meningkatkan kesadaran bidan dan
Indonesia menjelaskan bahwa Institusi Pendidikan memperluas pengaruh bidan yang bertujuan untuk
16

mengadvokasi adanya perubahan kebijakan 2. Peran dan tanggung jawab (mengetahui peran
sehubungan dengan pelayanan kesehatan ibu, masing-masing, tanggung jawab, wewenang,
anak, dan kesehatan reproduksi. Selain itu dalam dan karakter lain dari tenaga kesehatan)
kongres ini juga menyebutkan bahwa perlu 3. Komunikasi (mengekspresikan opini secara
adanya penguatan kebidanan melalui adanya kompeten dan mendengar opini anggota tim)
kolaborasi dengan teman sejawat yang bertujuan 4. Refleksi belajar dan berpikir kritis
untuk memperkuat kerja tim untuk meningkatkan (merefleksikan pembelajaran interprofesional
derajat status kesehatan masyarakat dan berbagi ke dalam dunia kerja)
visi untuk meningkatkan promosi kesehatan bagi 5. Menjalin hubungan, dan mengenali kebutuhan
ibu dan keluarga dalam memberikan pasien (bekerja secara kolaboratif untuk
dukungannya di setiap program kesehatan (ICM, kesehatan pasien)
2014). 6. Praktik etik (memahami pandangan stereotip
Terdapat 2 peran utama bagi seorang tenaga kesehatan lain, dan menyadari bahwa
bidan agar terlaksananya pelayanan kebidanan pandangan setiap tenaga kesehatan lain adalah
komunitas yang maksimal yaitu professional valid dan penting)
utama dimana Bidan merencanakan, 1000 hari pertama kehidupan adalah terhitung
menyediakan, melihat ulang kembali pelayanan mulai dari bayi masih dalam kandungan ibunya
kebidanan bagi ibu dan sebagai koordinator hingga berusia 2 tahun, namun dengan catatan
pelayanan dimana bidan mengkoordinasikan hitungan per bulan adalah 30 hari. Berikut adalah
segala bentuk perawatan bagi ibu. Bidan bekerja pembagian dari gerakan 1000 hari : saat masih
dalam ranah fisiologis, tetapi kita juga harus dalam kandungan ibu yaitu 280 hari, saat bayi
mampu bekerja dengan tim dan berkolaborasi berusia 0-6 bulan yaitu 180 hari, saat bayi berusia
dengan tenaga kesehatan lainnya dan dengan 6-8 bulan selama 60 hari, saat bayi berusia 8-12
pendeketan yang bervariasi terhadap ibu untuk bulan selama 120 hari dan saat usia 12-24 bulan
menyediakan pelayanan yang holistik. (Midwifery selama 360 hari.
2020 Programme, 2010)
1. Beberapa ahli mengatakan bahwa periode
Furber et al pada tahun 2004 juga
umur anak dibawah 2 tahun dikenal
merekomendasikan bahwa penerapan pendidikkan
dengan “periode emas” atau “Window of
interprofesi dalam sistem pembelajaran PBL
Opportunity”.Jadi, untuk medapatkan
merupakan situasi yang mendukung mahasiswa generasi yang sehat dan kuat dan
untuk mempelajari peran masing-masing, dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala
menyiapkan mereka tentang bagaimana prioritas program ialah mulai anak masih
bekerjasama dalam tim sebagai selah satu bagian dalam kandungan sampai ia berumur 2
dari praktik kolaboratif yang akan mereka lakukan tahun.
di lapangan (Furber et al, 2004). WHO dalam
rekomendasinya tentang pendidikan interprofesi 2. Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir
dan kolaborasi interprofesi dalam praktik dan anak usia di bawah dua tahun
menjelaskan tiga kunci penting dalam (baduta) merupakan kelompok sasaran
melaksanakan kolaborasi interprofesi dalam untuk meningkatkan kualitas kehidupan
praktik yaitu adanya dukungan institusi, tanggap 1000 hari pertama manusia. Seribu hari
budaya, dan adanya lingkungan yang mendukung. pertama kehidupan adalah periode seribu
Jadi inti dari adanya kolaborasi antar berbagai hari mulai sejak terjadinya konsepsi
disiplin ilmu dalam menjalankan setiap program hingga anak berumur 2 tahun. Seribu hari
pemerintah adalah tetap menjadi profesionalisme terdiri dari, 270 hari selama kehamilan
dalam menjalankan tugas dan menjada dan 730 hari kehidupan pertama sejak
komunikasi yang efektif antar individu bayi dilahirkan. Periode ini disebut
(Midwifery 2020 programme: 2010). periode emas (golden periode) atau
disebut juga sebagai waktu yang kritis,
Tujuan akhir yang ingin dicapai dengan
diterapkannya pendidikan interprofesi ini adalah: yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik
1. Kerjasama akan terjadi kerusakan yang bersifat
permanen (window of opportunity).
a. Dapat menjadi anggota tim dan pimpinan
tim International Confederation of Midwifery
b. Mengetahui hambatan dalam kerjasama
menyatakan bahwa Bidan sebagai profesional
17

bertanggung jawab dan akuntabel bekerja dalam 1. Model Menurut Guilliland dan
kemitraan dengan perempuan untuk memberikan Pairman (1995)
dukungan yang diperlukan, perawatan dan nasihat
selama kehamilan, persalinan dan periode
postpartum, untuk melakukan kelahiran tanggung
jawab bidan sendiri, memberikan perawatan untuk
bayi baru lahir dan bayi. Perawatan ini termasuk
langkah-langkah pencegahan, promosi persalinan
fisiologis normal dan kelahiran, deteksi
komplikasi pengaksesan perawatan medis atau
bantuan lain yang sesuai dan melaksanakan
langkah-langkah darurat.
Bidan memiliki tugas penting dalam
konseling kesehatan dan pendidikan, tidak hanya
untuk wanita, tapi juga dalam keluarga dan 2. Model Revisi Pairman (1998)
masyarakat. pekerjaan ini harus melibatkan
pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang
tua dan dapat memperpanjang untuk kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau reproduksi dan
perawatan anak. Peran Bidan sebagai advokat
untuk praktik kebidanan berbasis bukti juga dapat
berharga dalam memajukan kebijakan kesehatan
publik mengenai kesehatan perempuan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Dengan adanya kemitraan dengan perempuan,
merupakan uapaya strategis untuk komitmen yang
sangat penting untuk pencapaian tujuan bersama.
Model kemitraan mendorong keterlibatan dengan Landasan filosofis dari model ini
masyarakat sipil, pemerintah, organisasi adalah:
kesehatan profesional dan
sektor swasta dalam mempromosikan kesehatan
perempuan, bayi baru lahir dan keluarga mereka.
kemitraan yang sukses di tingkat nasional,
regional dan tingkat internasional telah
mengakibatkan meningkatkan pengaruh,
jangkauan yang lebih luas, dikombinasikan
kredibilitas, berbagi pengetahuan, keterampilan
dan penggunaan sumber daya secara efektif.
Dengan kemitraan jangka panjang yang
berkelanjutan dapat merencanakan ke masa depan
untuk inovasi dan berkelanjutan keberhasilan.
Pada akhirnya kemitraan ini dapat mengadvokasi
perempuan dalam pelayanan kebidanan.
a. Pelayanan kebidanan yang berpusat
Partnership adalah ‘sharing’ antara bidan dan kepada perempuan
perempuan, yang melibatkan kepercayaan, b. Pelayanan kebidanan memberikan
pembagian kontrol dan tanggung jawab dan pelayanan yang berkesinambungan
berbagi makna melalui saling pengertian c. Kebidanan merupakan profesi yang
Dilihat dari definisi bidan, praktik & asuhan mandiri
kebidanan serta tujuannya dan perubahan d. Kehamilan dan kelahiran
pola pikir penerima asuhan maka telah jelas merupakan proses yang normal
dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan Dengan prinsip-prinsip yaitu:
harus memegang prinsip kemitraan dengan
perempuan.
18

menerapkan kolaborasi efektif dan menigkatkan


luaran kesehatan. Pendidikan interprofesi
merupakan tahapan penting dalam menyiapkan
kolaborasi interprofesi dalam jejaring kerja tenaga
kesehatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat di komunitas. Adanya kebijakan dan
pendidikan kesehatan terpadu dapat
mempromosikan pendidikan interprofesi dan
kolaborasi praktik yang efektif (WHO, 2013).

Interprofesional education (IPE) adalah


sebuah inovasi yang sedang dikembangkan dan
dalam dunia pendidikan profesi kesehatan baik di
Indonesia ataupun di dunia. Interprofessional
a. Kesetaraan education merupakan suatu proses dimana
b. Membagi ketertarikan yang sama sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
c. Melibatkan keluarga yang memiliki perbedaan latar belakang profesi
d. Membangun kepercayaan melakukan pembelajaran bersama dalam periode
e. Menggunakan waktu sebaik- tertentu, berinteraksi sebagai tujuan yang utama,
baiknya serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif,
f. Membagi kekuatan dan control preventif, kuratif, rehabilitatif, dan jenis
Dan hasil akhir yang ingin dicapai pelayanan kesehatan yang lain.
adalah adanya emansipasi,
pemberdayaan, perkembangan dalam Dengan memberikan bekal kepada mahasiswa
pengetahuan kebidanan, serta adanya melalui IPE dengan keterlibatan dalam penelitian
tantangan model klinis pada kelahiran. akan membiasakan mereka dalam berkolaborasi
Sehingga jika disimpulkan maka model dalam memberikan pendampingan kepada
partnership kebidanan Pairman (1998) keluarga pada setiap tahap kehidupannya.
dapat dilihat pada gambar berikut:
Menurut CIHC (2009), manfaat dari
Interprofessional Education antara lain dapat
meningkatkan praktik antar praktisi kesehatan
dari disiplin ilmu yang berbeda yang dapat
meningkatkan pelayanan dan membuahkan hasil
yang positif dalam melayani klien atau pasien;
meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan
dan keterampilan yang memerlukan kerja secara
kolaborasi; membuat lebih baik dan nyaman
terhadap pengalaman dalam belajar bagi peserta
didik; secara fleksibel dapat diterapkan dalam
berbagai setting. Hal tersebut juga dijelaskan oleh
WHO (2010) tentang salah satu manfaat dari
pelaksanaan praktek IPE dan kolaboratif yaitu
strategi ini dapat mengubah cara berinteraksi
petugas kesehatan dengan profesi lain dalam
Inter-professional education adalah proses memberikan pelayanan.
pembelajaran yang terjadi ketika dua atau lebih
profesi belajar dari dan mengenai satu profesi WHO dalam kerangka kerja nya menjelaskan
dengan profesi lainnya untuk meningkatkan bahwa tujuan dari rekomendasi kerangka kerja
kualitas pelayanan. ( Endang Lestari dalam pendidikan interprofesi dan kolaborasi praktik ini
Lorente et al. 2006) adalah untuk menyediakan strategi dan ide-ide
yang membantu pembuat kebijakan dalam
Pendidikan interprofesi terjadi ketika mengimplementasikan masing-masing elemen
mahasiswa dari dua atau lebih profesi belajar dalam kerangka kerja ini sehingga tujuan akhir
tentang dari, dan dengan sesuatu untuk menguatnya system kesehatan dan meningkatkan
19

luaran kesehatan dapat tercapai (WHO, 2013). keluarga dalam memberikan dukungannya di
Sebuah survey yang dilakukan WHO dari setiap program kesehatan (ICM, 2014).
bulan Februari sampai dengan Mei 2008, Terdapat 2 peran utama bagi seorang
dilakukan survey terhadao 42 negara dengan bidan agar terlaksananya pelayanan kebidanan
jumlah responden yaitu 396 orang tentang komunitas yang maksimal yaitu professional
persepsi mereka sehubungan dengan program utama dimana Bidan merencanakan,
pendidikan interprofesi sebagian besar (50,4%) menyediakan, melihat ulang kembali pelayanan
mendukung integrasi IPE dalam kurikulum kebidanan bagi ibu dan sebagai koordinator
pendidikan dan sebaganyak 46,9% siswa di pelayanan dimana bidan mengkoordinasikan
Negara maju dan 36,8% siswa di Negara segala bentuk perawatan bagi ibu. Bidan bekerja
berkembang dilakukan penilaian secara dalam ranah fisiologis, tetapi kita juga harus
berkelompok dengan professional kesehatan lain mampu bekerja dengan tim dan berkolaborasi
(WHO, 2013). dengan tenaga kesehatan lainnya dan dengan
Responden dari survey yang dilakukan pendekatan yang bervariasi terhadap ibu untuk
WHO menyebutkan beberapa hal yang menjadi menyediakan pelayanan yang holistik. (Midwifery
manfaat bagi institusi pendidikan setelah 2020 Programme, 2010).
diterapkannya pendidikan interprofesi diantaranya SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet,
mahasiswa mempunyai pengalaman dan kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang
pandangan yang nyata tentang pekerjaannya di ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030
komunitas, selain itu juga mahasiswa belajar berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai
tentang bagaimana tenaga kesehatan lain bekerja kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk
di lapangan (WHO, 2013). mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah
Hammick M et al pada tahun 2007 juga 17 Tujuan Global berikut ini.
menyimpulkan bahwa pendidikan interprofesional
telah diterima dengan baik karena dapat 1. Tanpa Kemiskinan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam praktik kolaboratif. Namun, pengembangan Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di
staf merupakan kunci penting dalam keefektifan seluruh penjuru dunia.
pendidikan interprofesi dan semua professional 2. Tanpa Kelaparan
kesehatan yang terlibat aktif dalam IPE dapat
memunculkan keunikan dari nilai masing-masing Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan
profesi (Hammick et al, 2007. Sebelumnya pada pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong
bukunya Freeth, et al juga telah menjelaskan budidaya pertanian yang berkelanjutan.
bahwa tantangan terbesar dari penerapan
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
pendidikan interprofesi ini adalah bagaimana
mengembangkan, melakukan, dan mengevaluasi Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong
selama proses berlangsung sehingga dapat kesejahteraan hidup untuk seluruh masyarakat di
meningkatkan system pelayanan kesehatan segala umur.
(Freeth et al, 2005).
Dalam ICM Triennal Congress di Prague 4. Pendidikan Berkualitas
tahun 2014 ini juga dilaporkan bahwa seorang Menjamin pemerataan pendidikan yang
bidan harus dapat membentuk kebijakan global berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar
dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan untuk semua orang, menjamin pendidikan yang
kesadaran bidan dan memperluas pengaruh bidan inklusif dan berkeadilan serta mendorong
yang bertujuan untuk mengadvokasi adanya kesempatan belajar seumur hidup bagi semua
perubahan kebijakan sehubungan dengan orang.
pelayanan kesehatan ibu, anak, dan kesehatan
reproduksi. Selain itu dalam kongres ini juga 5. Kesetaraan Gender
menyebutkan bahwa perlu adanya penguatan Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
kebidanan melalui adanya kolaborasi dengan kaum ibu dan perempuan.
teman sejawat yang bertujuan untuk memperkuat
kerja tim untuk meningkatkan derajat status 6. Air Bersih dan Sanitasi
kesehatan masyarakat dan berbagi visi untuk
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi
meningkatkan promosi kesehatan bagi ibu dan
yang berkelanjutan untuk semua orang.
20

7. Energi Bersih dan Terjangkau lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh
Menjamin akses terhadap sumber energi yang kalangan, serta membangun institusi yang efektif,
terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan modern akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
untuk semua orang. 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Memperkuat implementasi dan menghidupkan
Layak kembali kemitraan global untuk pembangunan
Mendukung perkembangan ekonomi yang yang berkelanjutan.
berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang KESIMPULAN
penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak Penerapan pendidikan interprofesi dalam
untuk semua orang. pendidikan profesi Bidan di Indonesia perlu
diintegrasikan dalam 1000 hari pertama
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur kehidupan.
Membangun infrastruktur yang berkualitas, penekanan pada gagasan fundamental dan original
mendorong peningkatan industri yang inklusif dan untuk mendukung pengembangan IPTEK
berkelanjutan serta mendorong inovasi. 1. Pasangan suami istri mampu menentukan
kapan masa ovulasi istri sehingga dapat
10. Mengurangi Kesenjangan merencanakan apakah akan segera hamil
atau menunda kehamilan.
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah
2. Pasangan suami istri mampu
negara maupun di antara negara-negara di dunia.
mempersiapkan masa kehamilan minimal
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas 3 bulan sebelumnya dengan baik sehingga
mengetahui apa saja kebutuhan istri yang
Membangun kota-kota serta pemukiman yang harus terpenuhi seperti nutrisi yang
inklusif, berkualitas, aman, berketahanan dan dibutuhkan serta makanan apa saja yang
bekelanjutan. perlu dihindari.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab 3. Pasangan suami istri siap akan
perubahan-perubahan fisik, psikologis,
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola sosial, spiritual dan kultural yang akan
produksi. terjadi selama proses kehamilan.
4. Memastikan akses yang mudah diperoleh
13. Aksi Terhadap Iklim oleh pasangan suami istri dalam
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan menghadapi perubahan peran dalam
iklim dan dampaknya. kehidupnnya.
5. Menyediakan kemudahan informasi yang
14. Kehidupan Bawah Laut up date bagi keluarga.
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut 6. Memperoleh model tabungan ibu bersalin
dan kehidupan sumber daya laut untuk yang tepat dengan memperkirakan biaya
perkembangan pembangunan yang berkelanjutan. persalinan serta kebutuhan-kebutuhan lain
sampai dengan perlengkapan ibu dan
15. Kehidupan di Darat bayi.
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan 7. Memperoleh model tabungan bagi anak.
keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, 8. Pasangan suami istri memahami tentang
mengelola hutan secara berkelanjutan, pemantauan tumbuh kembang anak.
mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, Beberapa hambatan yang mungkin muncul
memerangi penggurunan, menghentikan dan adalah kalender/ penanggalan akademik,
memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan peraturan akademik, struktur penghargaan
kerugian keanekaragaman hayati. akademik, lahan praktik klinik, masalah
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian komunikasi, bagian disiplin ilmu, bagian
professional, evaluasi pengembangan,
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat pengembangan pengajar, sumber keuangan, jarak
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan geografis, kekurangan pengajar interdisipliner,
akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk kepemimpinan dan dukungan administrasi,
21

tingkat persiapan peserta didik, logistik, kekuatan dasarnya adalah pada kompetensi yang sudah
pengaturan, promosi, perhatian dan penghargaan, ditetapkan.
resistensi perubahan, beasiswa, dan komitmen
terhadap waktu (ACCP, 2009). Interprofessional Education
merupakan pendekatan proses pendidikan dua
Terdapat beberapa hambatan-hambatan lain, atau lebih disiplin ilmu yang berbeda,
diantaranya hambatan logistik yang mencakup
berkolaborasi dalam proses belajar-mengajar
jumlah siswa yang ikut serta dalam program IPE
untuk berkolaborasi oleh karena jadwal mereka. dengan tujuan untuk membina interdisipliner/
Selain itu, hambatan internal yang mencakup interaksi interprofessional yang
pentingnya kebutuhan untuk memenuhi tujuan meningkatkan praktik disiplin masing-
kursus masing-masing siswa. Hambatan terkait masing profesi.
yang mencakup hambatan yang ditempatkan pada
program oleh badan akreditasi. Misalnya, satu UCAPAN TERIMA KASIH
sekolah melaporkan bahwa mereka merencanakan Ucapan terima kasih diberikan kepada
untuk mengizinkan dua disiplin ilmu untuk Rektor Univeristas Andalas, Ketua LPPM
berbagi satu laboratorium keterampilan. Badan Universitas Andalas, Ketua LPTIK Universitas
akreditasi dari salah satu disiplin yang terlibat Andalas, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
dalam pengaturan bersama menganggap ini Andalas, Ketua Program Studi S1 Kebidanan
sebagai kurangnya dukungan untuk disiplin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang
mereka dan meminta sekolah tersebut untuk selalu memberikan dukungan dan dorongan di
setiap kegiatan penelitian yang dilakukan.
menyediakan akomodasi terpisah untuk pelatihan
keterampilan untuk setiap disiplin. Hambatan lain DAFTAR PUSTAKA
yang diidentifikasi meliputi kendala politik dan Freeth D, Hammick M, Reeves S, Koppel I, Barr
sosial, termasuk skeptisisme / munculnya sifat H, 2005. Effective interprofessional
ragu, ditambah dengan kurangnya bukti terhadap education. UK: Blackwell Publishing Ltd.
pelaksanaan IPE (Sportsman, 2013).
Furber C, Hickie J, Lee K, McLoughlin A, Boggis
Pendidikan interprofesional membutuhkan C, Sutton A, Cooke S, Wakefield A. 2004.
pergeseran budaya. Pergeseran budaya bukanlah Interprofessional education in midwifery
hal yang mudah untuk mencapai tujuan tertentu curriculum: the learning through the
oleh karena kerangka pikir yang berbeda-beda. exploration of the professional task project
Hal inilah yang menyebabkan hambatan (LEAPT). Elsevier Journal. Dec; 20(4): 358-
pelaksanaan IPE. Hambatan yang terkait IPE ini 66.
meliputi pengaturan jadwal praktik, waktu untuk
Hammick M, Freeth D, Koppel I, Reeves S, Barr
belajar bersama, dukungan administrasi, dan
H, 2007. A Best Evidence Systematic
pelatihan khusus (Denial, 2014). Review of Interprofessional Education
Medical Teacher. US: Best Evidence
Interprofessional Education Medical Education (BEME) Collaboration
merupakan konsep pembelajaran inovatif
dimana terdapat dua atau lebih mahasiswa Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia, 2014.
atau profesi kesehatan yang memiliki Standar Kompetensi Bidan Indonesia.
perbedaan latar belakang profesi, yang Jakarta:
kemudian belajar bersama tentang, dari dan IBI
dengan masing-masing profesi guna ________________________________, 2013.
mengaktifkan kembali jaringan kolaborasi Standar Nasional Pendidikan Kebidanan
Indonesia. Jakarta: IBI
antar profesi untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan. International Confederation of Midwives.
Triennial Report 2011 – 2014. Diunduh
Interprofessional Education adalah tanggal 29 Agustus 2014. Tersedia dari URL
suatu kegiatan khusus sebagai sarana untuk http://www.internationalmidwives.org
meningkatkan kolaborasi dan kualitas Midwifery 2020 Programme. Midwifery 2020:
pelayanan kesehatan. Dimana kunci elemen Delivering Expectations. Cambridge: Jill
Rogers Associates; 2010
22

Ryerson University, 2015. Interprofessional


education in the midwifery program.
Canada: Ryerson University. Diakses pada
tanggan 24 September 2015 melalui URL
UNFPA. Midwifery around the world Part 1.
2011. Diunduh tanggal 22 agustus 2014.
Tersedia dari URL:
http://www.unfpa.org/sowmy/resources/docs
/ main_report/en_SOWMR_Part1.pdf
World Health Organization. 2013. Framework for
action in interprofessional education and
collaborative practice. Geneva: WHO Press,
World Health Organization. Diunduh pada
tanggal 5 Oktober 2014. Tersedia pada URL
http://whqlibdoc.who.int/HQ/2010/WHO_H
R H_HPN_10.3_eng.pdf
______________________.2014.
Interprofessional education case study.
Geneva: WHO Press. World Health
Organization. Diunduh pada tanggal 28
September 2015. Tersedia pada URL
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct

Anda mungkin juga menyukai