Anda di halaman 1dari 2

Resiko infeksi

Dalam kasus forensic yang melibatkan pecandu obat-obatan dan kebiasaan seksual yang
kacau angka kejadian untuk resiko HIV , TBC, atau infeksi hepatitis lebih tinggi dibandingkan
dengan autopsi pada umumnya. Pathogen bisa didapatkan dari kulit yang luka karna fragmen
patah tulang, jarum suntik, membrane mukosa dari mata, hidung, atau mulut, dan bahkan
mungkn dari inhalasi darah melalui aerosol. Kasus pertama yang dilaporkan mengenai paparan
HIV dari mayat pada tahun 1984.

Cara untuk melakukan tes pre-autopsi untuk HIV dan hepatitis melalui darah yang
diambil dari femur, hasilnya didapatkan dalam beberapa jam untuk membuat keputusan
bagaimana otopsi ditangani atau apakah otopsi tersebut diabaikan jika sangat beresiko. Waktu
untuk menentukan apakah jenazah masih mengandung HIV termasuk ke dalam factor yang
berubah-ubah. Sebuah virus ditemukan pada cairan darah pada ruangan dalam 2 bulan dan virus
dengan konsentrasi tinggi masih tersisa pada jenazah selama 3 minggu. Di Negara industry
biasanya diberikan profilaks setelah paparan dari darah atau jaringan pasien yang menderita HIV.

Autopsi : External examination

Penilaian eksternal sangat penting bagi kasus-kasus forensic terutama pada kasus trauma.

 Setelah identifikasi dan pelepasan pakaian , dicatat ras dan gender dari jenazah. Umur
yang tampak dinilai dari ukuran pada anak-anak , sedangkan pada orang dewasa dinilai
perbuhan dari kulit dan mata, seperti penurunan dari elastisitas kulit,senile
hyperkeratosis, tanda Campbell de morganc , senile purpura, dan arkus senilis. Warna
rambut, gigi yang lepas dan perubahan sendi adalah tanda yang sangat bermakna dalam
penuaan. Umur jenazah harus dibandingkan dengan umur perkiraan dan dibuat
pertanyaan untuk mengetahui perbedaannya .
 Ukuran tubuh dari tumit ke kepala. Tinggi post mortem bisa saja berbeda dengan tinggi
jenazah ketika hidup, bisa saja disebabkan flaksid dari otot yang membuat sendi-sendi
relaksasi kecuali saat terjadi rigor mortis. Diskus intervetebra bisa saja menyusut
sehingga jenasah lebih pendek.
 Berat badan diukur dan dilakukan penilalian terhadap nutrisi,fisik,obesitas, dehidrasi,
edema, kekurusan , dan lain-lain.
 Kondisi kebersihan , higienitas, panjang rambut dan jenggot, kondisi kuku tangan dan
kuku kaku, dan lain-lain harus diindentifikasi
 Kondisi umukm dari kulit harus dicatat , tekusus pada kondisi hypostasis,
sianosis,perubhan warna pada bagian tubuh .
 Kelainan kongenital dari CTEV sampai ke spina bivida.
 Tanda yang didapatkan dari luar yang berhubungan dengan cedera di masa lalu atau
penyakit.
 Muntah, buih, atau darah bisa ada pada mulut, lubang hidung serta wajah. Cairan vagina
atau pendarahan serta pada telinga.
 Derajat rigor mortis diilai dari fleksi lengan dan tungkai dengan tes resistensi.

Anda mungkin juga menyukai