Anatomi Rektum Dan Buli-Buli
Anatomi Rektum Dan Buli-Buli
Rektum bersambung dengan kolon sigmoid dan mulai pada tingkat setinggi vertebra
sacral ketiga, rektum berbentuk “S-shaped” dan seluruhnya sepanjang 15 cm mengikuti
curvature sacrum dan coccyx. Rektum memiliki tiga kurva lateral dan bagian dalam dari
lipatan transversal ini dinamakan “rectal valves of Houston”. Ampula recti merupakan bagian
atas dari rektum, secara normal bagian ini benar-benar kosong dari bahan fecal, bahan fecal
disimpan dikolon sigmoid tetapi ada juga bahan fecal mencapai ampula recti sehingga timbul
keinginan untuk defekasi. Rektum berjalan kebawah melalui “pelvic floor” yang terdiri dari
lapisan musculotendinous yang terbentuk lebih predominan dan serat bercorak yang dikenal
dengan otot levator ani. Ketika rectum berjalan mlalui pelvis bersatu dengan canal anus,
arahnya tidak lurus membentuk sudut 90 derajat. Rektum memiliki 3 buah valvula : superior
kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3 bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan
terfiksir, sedangkan 1/3 bagian proksimal terletak dirongga abdomen dan relatif mobile.
Kedua bagian ini dipisahkan oleh peritoneum reflektum dimana bagian anterior lebih panjang
dibanding bagian posterior.
Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi sebagai pintu
masuk ke bagian usus yang lebih proksimal; dus, dikelilingi oleh spinkter ani (eksternal dan
internal ) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum kedunia luar. Spinkter ani eksterna
terdiri dari 3 sling : atas, medial dan depan. Kanal anus membentuk batas rectum dan kanal
anus memiliki panjang kurang lebih 3-4 cm dan dikelilingi otot spingter. Dinding anal
dibentuk oleh beberapa lapisan, mukosa bagian atas dari kanal anal dibatasi oleh epitel
kolumnair, bagian distal dari kanal anus dibatasi oleh anoderm. Lapisan tipis dari epitel
skuamosa berlapis yang kurang mengandung kelenjar keringat dan folikel rambut. Perbatasan
antara epitel ini dinamakan linea mukokutanea dan linea dentate, beberapa lipatan mukosa
longitudinal (columnaeanales atau columna morgagni) timbul pada proksimal kanal anus dan
berakhir pada linea dentate. Mukosa disini memiliki gambaran ungu di banding warna merah
muda pada mukosa kanal anus lainnya.
Pada lapisan otot ada dua spingter anus yaitu spingter anus interna dan spingter anus
eksterna, dimana secara bersama “pelvic floor” bekerja sebagai tenaga penahan untuk
mempertahankan “fecal continence”. Spingter interna ini merupakan lanjutan dari lapisan
otot polos sirkuler dalam rektum dan mempertahankan tekanan otot yang kontinue yang
mendemonstrasikan fluktuasi siklik. Spingter ini secara total berada dalam control otonom
dan terutama bertanggung jawab bagi tekanan istrahat kanal anus. Spingter eksterna ini
bertanggung jawab bagi tekanan volunter, tetapi berperan juga pada waktu istirahat.
Persyarafan rektum dan bagian atas canal anal dipersarafi oleh serat-serat dari sistem
saraf otonom dan saraf enteric (ENS). Spingter eksterna dan otot levator ani di persarafi oleh
saraf somatic, cabang timbul dari saraf sacral kedua, ketiga dan keempat menyatu dengan
saraf udendal dan canal anal, distal dari linea dentate, dipengaruhi oleh serat aferen saraf
rectal inferior. Mukosa rektum dan proksimal kanal anus kurang akan persarafan somatic.
Gambar. Spinkter Ani Eksterna Laki-laki
Persyarafan motorik spinkter ani interna berasal dari serabut syaraf simpatis
(n.hypogastrikus) yang menyebabkan kontraksi usus dan serabut syaraf parasimpatis
(n.splanknikus) yang menyebabkan relaksasi usus. Kedua jenis serabut syaraf ini membentuk
pleksus rektalis. Sedangkan muskulus levator ani dipersyarafi oleh n.sakralis 3 dan 4. Nervus
pudendalis mensyarafi spinkter ani eksterna dan m.puborektalis. Syaraf simpatis tidak
mempengaruhi otot rektum. Defekasi sepenuhnya dikontrol oleh n.splanknikus
(parasimpatis). Walhasil, kontinensia sepenuhnya dipengaruhi oleh n.pudendalis dan
n.splanknikus pelvik (syaraf parasimpatis).
Gambar. Innervasi Daerah Perineum pada Laki-laki
Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos,
berfungsi sebagai tempat penyimpanan urine. Apabila terisi sampai 200 – 300 cm maka
timbul keinginan untuk melakukan miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan,
kecuali pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex. Bentuk, ukuran, lokalisasi dan
hubungan dengan organ-organ di sekitarnya sangat bervariasi, ditentukan oleh usia, volume
dan jenis kelamin. Dalam keadaan kosong bentuk vesica urinaria agak bulat. Terletak di
dalam pelvis. Pada wanita letaknya lebih rendah daripada pria.
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian
vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka
interna dan eksterna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter
masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal
dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh
limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari vesika urinaria menuju sistem
susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis
melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih) dimuulai dari proses dimana terjadi distensi
kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding
kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses
miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang
sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya
terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung
kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis.
Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung
kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf
tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin dan retensi urine.