Anda di halaman 1dari 7

GENETIKA POPULASI

Oleh :
Nama : Hastya Tri Andini
NIM : B1A017081
Rombongan : IV
Kelompok :B
Asisten : Dyah Retno Annisa

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data Perhitungan Rombongan
Frekuensi Golongan Darah A = 7 = 7/24 = 0,292 (X)
Freukensi Golongan Darah B = 3 = 3/24 = 0,125
Frekuensi Golongan Darah AB = 4 = 4/24 = 0,166
Frekuensi Golongan Darah O = 10 = 10/24 = 0,461 (Y)
Menghitung Frekuensi Alel
p = IA , q = IB , r = I0 r = √O = √0,41 = 0,641
p + q +r = 1 p + q +r = 1
(p + q)² = (1 – q)² p + 0,16 +0, 641 = 1
p² + 2pq + r² = (1 – q)² p + 0,80 = 1
A O p = 1 – 0,80 = 0,2
X + Y = (1 – q)²
0,7 = (1 – q)² maka I0 = 0,641 IA = 0,16 dan IB = 0,2
√0,7 = 1 – q
0,84 = 1 – q
q = 1 – 0,84
q = 0,16
Menghitung Frekuensi Genotipe IAIA:
= (0,19)² = 0,4
Menghitung Frekuensi Genotipe IAI0:
= 2 x 0,19 x 0,641 = 0,256
Menghitung Frekuensi Genotipe IBIB:
= (0,17)² = 0,0256
Menghitung Frekuensi Genotipe IBI0:
= 2 x 0,17 x 0,641 = 0,2048
Menghitung Frekuensi Genotipe IAIB:
= 2 x 0,19 x0,17 = 0,64
Menghitung Frekuensi Genotipe I0I0:
= (0,641)² = 0,4096
Tabel 1. Data Golongan Darah ABO
Jumlah Rombongan
Golongan I II III IV V VI VII VIII
Darah
A 5 6 3 7 5 5 5 2
B 7 8 9 3 4 6 7 7
AB 3 1 2 4 1 1 4 2
O 10 10 11 10 9 14 9 9
Total 25 25 25 24 19 26 25 20

Tabel 2. Frekuensi Fenotipe


Frekuensi Rombongan
Fenotipe I II III IV V VI VII VIII
A 0,2 0,24 0,12 0,292 0,26 0,192 0,2 0,1
B 0,28 0,32 0,36 0,125 0,21 0,231 0,28 0,35
AB 0,12 0,04 0,08 0,166 0,05 0,083 0,16 0,1
O 0,4 0,4 0,44 0,416 0,47 0,538 0,36 0,45

Tabel 3. Frekuensi Alel


Frekuensi Rombongan
Alel I II III IV V VI VII VIII
IA 0,14 0,17 0,08 0,2 0,17 0,12 0,15 0,07
IB 0,23 0,2 0,26 0,16 0,15 0,15 0,25 0,26
IO 0,63 0,63 0,66 0,64 0,68 0,73 0,6 0,67

Tabel 4. Frekuensi Genotipe


Frekuensi Rombongan
Genotip I II III IV V VI VII VIII
IAIA 0,0196 0,0289 0,0064 0,04 0,0289 0,0144 0,0225 0,0049
IAIO 0,1764 0,2142 0,1056 0,256 0,2312 0,1752 0,18 0,0938
IB IB 0,0529 0,04 0,0676 0,0256 0,0225 0,0225 0,0625 0,0676
IB IO 0,2898 0,252 0,3432 0,2048 0,204 0,219 0,3 0,3484
IAIB 0,0644 0,068 0,0416 0,064 0,051 0,036 0,075 0,0364
IOIO 0,3969 0,3969 0,4356 0,4096 0,4624 0,5329 0,36 0,4489

Grafik 1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I – VIII

Chart Title
0.6
0.5
Frekuensi Fenotipe

0.4
A
0.3
B
0.2
AB
0.1
O
0
I II III IV V VI VII VIII
Rombongan (generasi)

Grafik 2. Frekuensi Alel Rombongan I – VIII


0.8
0.7
0.6
Frekuensi Alel

0.5
IA
0.4
IB
0.3
IO
0.2
0.1
0
I II III IV V VI VII VIII

Grafik 3. Frekuensi Genotipe Rombongan I - VIII


0.6

0.5
IAIA
0.4
Frekuensi

IAIO
0.3
IBIB
0.2
IBIO
0.1 IAIB
0 IOIO
I II III IV V VI VII VIII
Rombongan (generasi)
B. Pembahasan
Genetika Populasi merupakan cabang dari genetika yang mempelajari gen-
gen dalam populasi, yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada
tingkat populasi. Adapun populasi adalah suatu kelompok dari satu macam
organisme, dan dari situ dapat diambil cuplikan (sample). Semua mahluk merupakan
suatu masyarakat sebagai hasil perkawinan antar spesies dan mempunyai lengkang
gen yang sama. Lengkang gen (gene pool) ialah jumlah dari semua alel yang
berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu anggota dari suatu
populasi yang membiak secara kawin. Gen-gen dalam dalam lengkang mempunyai
hubungan dinamis dengan alel lainnya dan dengan lingkungan dimana mahluk-
mahluk itu berada. Faktor-faktor lingkungan, seperti seleksi, mempunyai
kecenderungan untuk merubah frekuensi gen dan dengan demikian akan
menyebabkan perubahan evolusi dalam populasi. Untuk mempelajari pola pewarisan
sifat pada tingkat populasi terlebih dahulu perlu difahami pengertian populasi dalam
arti genetika atau lazim disebut juga populasi Mendelian. Populasi mendelian ialah
sekelompok individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup di tempat
tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka terjadi perkawinan
(interbreeding) sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik ke
dalam lungkang gen (gene pool), yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa
oleh semua individu di dalam populasi
Hukum keseimbangan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa dalam keadaan
tertentu, frekuensi alel dalam suatu populasi akan tetap konstan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Prinsip Hardy-Weinberg hanya berlaku pada kondisi-kondisi
tertentu, seperti: populasi besar dan perkawinan secara tak acak (untuk mengindari
genetic drift, perubahan frekuensi genetikpada deviasi pembentukan); tidak terlibat
seleksi alam; individu tidak melakukan migrasi; tidak adanya mutasi dan meiosis
(Campbell, 2010).
Genetic drift (hanyutan genetic) Adalah perubahan dalam kumpulan gen
suatu populasi kecil akibat kejadian acak. Hanya factor keberuntungan saja yang
mengakibatkan hanyutan acak dapat memperbaiki daya adaptasi populasi itu ke
lingkunganya. Secara ideal, suatu populasi harus tak terhingga besarnya supaya dapat
mengesampingkan hanyutan genetic sepenuhnya sebagai suatu gen evolusi.
Meskipun hal itu tidak mungkin, banyak populasi berukuran cukup kecil sehingga
memungkinkan terjadinya hanyutan genetic adalah leher botol populasi dan
pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil individu. Efek leher botol
(penyempitan). Bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran, yang membunuh
korban dengan tidak pandang bulu dapat mengurangi ukuran suatu populasi secara
drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetic populasi kecil yang selamat dari
bencana itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan susunan populasi semula suatu
situasi yang dikenal sebagai efek leher botol. Secara kebetulan, alel-alel tertentu akan
terwakili dan beberapa alel kemungkinan bahkan hilang sama sekali. hanyutan
genetic dapat terus menerus mempengaruhi populasi selama beberapa generasi,
sampai populasi itu suatu saat cukup besar sehingga kemungkinan terjadinya kesalah
pengambilan sampel menjadi tidak bermakna lagi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, jumlah individu
yang terdapat pada populasi praktikum rombongan IV sebanyak 24 orang,
didapatkan data untuk frrekuensi fenoripe, frekuensi alel dan frekuensi genotipe.
Frekuensi fenotipe yang dihasilkan adalah sebagai berikut: fenotipe A sebesar 0,292;
fenotipe B 0,125; fenotipe AB 0,166 dan fenotipe untuk O 0,416. Dari data fenotipe
tersebut populasi rombongan IV memiliki frekuensi fenotipe A yang paling banyak,
berjumlah 0,292, juga terbanyak pada frekuensi fenotipe AB bersama dengan
populasi rombongan VII yaitu 0,166. Kemudian frekuensi alel yang didapatkan
adalah sebagai berikut : frekuensi alel IA sebesar 0,2 , alel IB 0,16 dan alel IO 0,64.
Maka dapat dilihat pada tabel 3. Bahwa frekuensi alel IA memiliki frekuensi paling
besar diantara semua rombongan. Alel lainnya cenderung sama atau hampir sama
besarnya. Yang terakhir adalah data frekuensi genotipe IAIA sebesar 0,04, IAIO
sebesar 0,256 , IBIB sebanyak 0,0256 , IBIO sebanyak 0,2048, IAIB sebanyak 0,064 dan
IOIO sebanyak 0,4096. Seperti halnya frekuensi fenotipe dan frekuensi alel, frekuensi
genotipe pun memiliki frekuensi IAIA terbesar dari semua rombongan.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., 2010. Biology Edisi 8 jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai