PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data
statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang
kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
Angka kematian ibu di Negara tetangga tahun 2003 tercatat 95 per 100.000
kelahiran hidup. Negara anggota ASEAN lainnya, Malaysia tercatat 30 per 100.000
Sebab pasti belum diketahui frekuensi kejadian 2 per 1000 kehamilan (Esti,
2009). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor-faktor
obstetrik langsung sebesar 90% sebagian besar perdarahan (28%) dan infeksi (11%)
penyebab tidak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang di derita
Hasil Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan bahwa angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup.
1
Sedangkan di kota Medan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) diperkirakan
330/100.000 kelahiran hidup ini menunjukkan angka kematian ibu masih lebih besar
jika dibandingkan dengan angka kematian ibu di tingkat nasional (Menkes, 2007).
tahun 2003 presentase ibu hamil resiko tinggi dengan hiperemesis gravidarum berat
yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar 20,44%.
Provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi Tengah (96,53%) dan
Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
terjadi pada multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala lain menjadi
2
1.2.Rumusan Masalah
4. Apa yang dimaksud dengan Gejala dan Tingkat Pada Hiperemesis Gravidarum?
1.3. Tujuan
gravidarum
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun,
2009).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam
dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon HCG
(human chorionic gonadotropin) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah
(Sarwono, 2008).
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada
kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10
4
2.2 Etiologi
1. sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita gangguan
2. Faktor organik karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik.
3. Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
Hormon yang terbentuk dalam tubuh ibu saat minggu-minggu awal kehamilan
selera makan dan pusat khusus diotak yang dapat memicu respon muntah (Esti,
2009).
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :
a. Mual muntah
5
f. Lidah kering
b. Lemah
c. Apatis
g. Ikterus ringan
h. Mata cekung
i. Tensi turun
j. Hemokonsentrasi
e. Dehidrasi hebat
6
2.4 Diagnosis
Harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan muntah yang terus-
muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang
2.5 Prognosis
tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin (Mansjoer, 2001).
2.6 Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati mual dan muntah agar tidak terjadi hiperemesis
a. Terapi nutrisi makan sedikit tapi sering agar perut tidak terlalu penuh dengan
hanya sekali makan tapi banyak, seperti roti beras, roti gandum.
b. Hindari makanan yang dapat membuat anda merasa sakit, seperti makanan
7
f. Suplemen B6 dan zinc juga khrom dapat sangat efektif, khususnya bagi
wanita yang baru menggunakan pil kontrasepsi Karena pil ini merusak
anda santap.
g. Pengobatan herbal, coba the kamomil atau spearmint, atau teh jahe parut yang
direbus dalam air mendidih, atau kapsul jahe yang tersedia di gerai-gerai
makanan sehat.
h. Pengobatan bach flower gunakan rescue remedy jika anda merasa cemas,
parah.
j. Aksepresur coba kenakan gelang tangan ‘sea sickness’ yang tersedia di toko
2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat mencegah
hiperemesis gravidarum.
a. Melakukan isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-28 jam. kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
8
b. Therapy psikologik
rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan
masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
dengan linger lactat 5% dengan cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari.
Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks. Bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
dianjurkan vitamin B1 dan B6 tablet keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel ada organ vital
(Windy, 2009).
9
f. Diet
berupa roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat-zat gizi,
2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).
1. Jumlah Paritas
Hiperemesis sering terjadi pada multigravida dari pada primigravida. Hal ini
disebabkan karena kerja hormon, meningkatnya kadar estrogen dan HCG dalam
serum yang dapat menyebabkan perasaan mual hingga muntah (Sarwono, 2005).
Jumlah paritas memberikan pengaruh yang nyata terhadap kesehatan ibu hamil
(Notoatmodjo, 2003).
b. Multigravida adalah seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih hamil sampai
10
2. Usia Kehamilan
Usia kehamilan adalah jumlah minggu lengkap dari hari pertama menstruasi
sampai selesainya minggu ke 0-14, trimester ke dua sampai minggu ke >14-28, dan
trimester tiga mencakup minggu ke >28-42, kehamilan. Dengan kata lain, trimester
3. Pekerjaan Ibu
hari. Pekerjaan ibu hamil juga berpengaruh terhadap hiperemesis gravidarum. Wanita
yang dihadapi dalam bidang pekerjaan dan lingkungan kerja yang kurang baik
(Manuaba, 2003).
11
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data
statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang
kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia
Angka kematian ibu di Negara tetangga tahun 2003 tercatat 95 per 100.000
kelahiran hidup. Negara anggota ASEAN lainnya, Malaysia tercatat 30 per 100.000
3.2.Saran
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
Saran dari kami kelompok 1 ibu yang menderita penyakit Hiperemesis Gravidarum
agar lebih memperhatikan pola makan dan keadaan fisik ibu.Trima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
Tunas Pubishing.
Cipta.
13