Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu
yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Untuk
dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka si peneliti bukan saja harus
mengetahui aturan permainan, tetapi juga harus memiliki keterampilan-keterampilan dalam
melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian, maka
diperlukan suatu rancangan atau desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang
dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian harus
mengikuti metode penelitian.
Setelah menemukan permasalahan yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya
adalah merumuskan rancangan penelitian. Dalam rancangan penelitian tersebut, akan
tergambar langkah-langkah operasional yang akan dilakukan selama tahapan penelitian.
Dengan demikian, pembuatan rancangan penelitian adalah sesuatu yang harus didahulukan
oleh peneliti, sebelum melakukan serangkaian kegiatan penelitian.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi:
1. Apa Pengertian Rancangan Penelitian
2. Bagaimana Tahap-Tahap Rancangan Penelitian
3. Sebutkan Jenis-jenis Rancangan Penelitian

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Rancangan Penelitian
2. Tahap-Tahap Rancangan Penelitian
3. Jenis-Jenis Rancangan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian diartikan sebagai desain atau pola-pola operasional yang
dapat dijadikan panduan atau pedoman teknis oleh peneliti dalam melaksanakan
rangkaian kegiatan penelitian. Dikatakan sebagai pedoman teknis, mengingat dalam
rancangan penelitian tersebut, dijelaskan langkah-langkah operasional pelaksanaan
penelitian, mulai dari jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data yang
akan digunakan, teknik pengolahan dan analisis data, serta proses penarikan kesimpulan
penelitian. Dalam pengertian lainnya, rancangan penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih
sempit, rancangan penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dalam
pengertian yang lebih luas, rancangan penelitian mencakup proses-proses berikut.
1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan
dengan penelitian sebelumnya.
3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,
lingkup (scope) penelitian, dan hipotesa untuk diuji.
4. Membangun penyelidikan atau percobaan.
5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
6. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
8. Membuat coding serta mengadakan editing dan prosesing data.
9. Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi
serta inferensi statistik.
10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi data,
generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa
saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Dari proses di atas, jelas terlihat bahwa proses tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Perencanaan penelitian. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi,
pemilihan serta rumusan masalah sampai dengan perumusan hipotesa serta kaitannya
dengan teori dan kepustakaan yang ada.
b. Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. Proses selebihnya
merupakan tahap operasional dari penelitian.

B. Hubungan Rancangan Penelitian Dengan Pembuktian Hipotesis


Suatu rancangan penelitian merupakan hal yang penting terutama dalam
pembuktian hipotesis, sebagai konfirmasi kebenaran hipotesis dalam rangka menjawab
permasalaan yang ada. Dari permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan
teori,fakta yang diperoleh pada penelitian terdahulu, dan asumsi peneliti, dikembangkan
kerangka teoritik yang mendasari perumusan hipotesis.
1. Hubungan Kausal Bentuk-bentuk hubungan kausal
a. Hubungan asimetris : ada dua hubungan variable,tetapi tidak ada
mekanismepengaruh mempengarui, masing-masing bersifat mandiri Contoh :
a) Kebetulan : kenaikakan gaji dosen dengan turunnya hujan. sama-
sama merupakan akibat dari factor(variable bebas) yang sama: hubungan
antara tinggi badan dan berat badan,keduanya merupakan variabel
tergantung dari variabel bebas pertumbuan.
b) Indikator dari konsep yang sama : Hubungan antara dua kekuatan
kontraksi ototdengan kontraksi otot
b. hubungan simetris :korelasi antara dua variabel, dengan satu variable (bebas)
bersifat mempengaruhi variabel lain(tinggi kadar lipoprotein berat jenis benda
dalam dara mengakibatkan aterosklerosis).
c. hubungan timbal balik: korelasi antara dua variabel saling mempengarui.
Contoh : korelasi antara malnutrisi dan mal absorsi.
2. validitas
Membicarakan validitas sebagai terminologi penelitian, setidak-tidaknya
akansampai pada dua pengertian , yakni berkaitan dengan pengukuran dan yang
keduaberkaitan dengan penelitian itu sendiri. validitas berkaitan dengan tiga unsur;
alatukur,metode ukuran dan pengukur(peneliti). Validitas ukur adalah suatu
keadaandimana alat ukur yang di gunakan untuk mengukur karakteristik seperti
yangdiinginkan oleh peneliti untuk di ukur. Validitas penelitian mempunyai
pengertian yangberbeda dengan validitas pengukuran , walaupun untuk termencapai
validitaspenelitian syarat validitas pengukuran harus terpenuhi pula Ada dua
macam validitas penelitian yakni :
a. Validitas internal :ikwal kesahihan penelitian yang menyangkut pernyataan
;sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian
(terutamapenelitian ekprimental) benar-benar hanya terjadi karena perlakuan
yang diberikan dan bukan pengaruh factor lain (variabel luar).
b. Validitas eksternal : ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan,
sejauhmana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi induk
(asalsampel) penelitian diambil.

C. Rancangan Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif termasuk ke dalam jenis penelitian sosial, termasuk dalam
meneliti fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia. Banyak pakar penelitian
memberikan rumusan tentang pengertian penelitian deskriptif. Misalnya, Winarno
Surachmad (1990: 21) menjelaskan pengertian penelitian deskriptif sebagai berikut:
“Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian sosial yang ditujukan untuk mengungkap
fenomena aktual, menggambarkan, dan menganalisisnya sehingga diperoleh generalisasi
umum”. Dari batasan tersebut, dapat ditarik karakteristik penelitian deskriptif, yakni
sebagai berikut.
a. Masalah yang diteliti bersifat aktual.
Suatu masalah penelitian dikatakan aktual, manakala permasalahan tersebut masih
nampak eksistensinya, menjadi bagian integral dari suatu sistem populasi. Misalnya,
permasalahan aktual dalam penelitian pendidikan seperti kinerja guru, kepemimpinan
kepala sekolah, pelaksanaan proses belajar mengajar, pengelolaan siswa, dan aspek
lainnya yang sedang berlangsung dalam praktek pendidikan.
b. Tujuan penelitian hanya menggambarkan fenomena yang sedang berlangsung. Dalam
penelitian deskriptif, yang menjadi tujuan utama adalah menggambarkan berbagai
fenomena yang menjadi obyek penelitian sehingga diperoleh makna atau kesimpulan
umum.
c. Peran peneliti dalam proses penelitian hanya sebagai observer, intervier, dan tidak
memberikan perlakuan atau manifulasi terhadap subyek penelitian. Ketika penelitian
berlangsung, peran peneliti hanya mengungkap fenomena apa adanya, dan tidak
memberikan perlakuan atau eksperimen atau manifulasi terhadap subyek penelitian,
sehingga data yang diperoleh bersifat alamiah.

1. Case Series
a. Penegertian
Case series merupakan studi epidemiologi deskriptif tentang serangkaian
kasus, yang berguna untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi
klinis, perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Case series banyak dijumpai dalam
literatur kedokteran klinik. Tetapi desain studi ini lemah untuk memberi-kan bukti
kausal, sebab pada Case Series tidak dilakukan perbandingan kasus dengan non-
kasus. Case series dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji
dengan desain studi analitik.
Serial kasus merupakan rancangan studi yang menggambarkan kejadian
sekumpulan kasus baru dengan diagnosis yang serupa, misal pada tahun 1985
ditemukan penyakit break dancing neck.
b. Tujuan Penelitian Case Series
Laporan Kasus merupakan salah satu cara untuk mempelajari suatu kasus
sepanjang hayat. Laporan kasus merupakan refleksi dari penulis atau keterampilan
klinis penulis tersebut. Hasilnya dapat diharapkan untuk menambah khsanah
pengalaman atau referensi suatu penyakit.
Penulisan laporan kasus betujuan untuk melaporkan hal-hal dibawah ini:
1. Gambaran klinis yang tidak lazim atau jarang terjadi.
2. Perjalanan penyakit tidak seperti biasanya.
3. Cara mengakkan diagnosis dengan teknik yang baru atau membadingkan
teknik yang lama.
4. Hasil pengobatan dengan preparat obat baru baru atau jarang digunakan.
5. Efek samping atau efek simpang obat yang belum pernah terjadi atau belum
dilaporkan.
6. Hubungan atau variasi proses penyakit.
7. Penyajian, diagnosis atau penata laksanaa penyakit baru.
8. Hubungan tidak lazim antara gejala dengan penyakit.
9. Kejadian tidak lazim pada perjalanan penyakit.
10. Penemuan baru tentang kemungkinan phatogesis suatu penyakit.
Dari papaparan diatas maka laporan kasus dapat memberikansumberyang tepat
tentang penata laksanaan pasien yang optimal.
c. Pemilihan Kasus
Kasus yang dilaporkan merupakan kasus yang ditemui oleh dokter (penulis) itu
sendiri. Karena laporan kasus itu merupak refleksi seorang dokter maka harus
dipilih kasusu yang menggambarkan penata laksaan terbaik.
d. Komponen Laporan Kasus
Artikel laporan kasus terdiri dari 6 bagian yaitu:
1. Abstrak
Abstrak terdiri dari 100-250 kata, yang mana kata kunci dalam abstrak akan
mempermudah dalam pencarian database. Abstrak terdsiri dari 4 bagian yaitu
pendahuluan, presentasi kasus, pembahasan dan kesimpulan.
2. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakan kasus tersebut, berapa besaran masalahyang akan
dilaporkan oleh penulis.
3. Kasus
Diawal penulisan laporan harus dimulai dengan identitas yang
berhubungan dengan kasus, seperti jenis kelamin, umur, berat badan,
pekerjaan dan tanggal pemeriksaan. Penulis harus tetap menjaga identitas
pasien. Penulisan laporan kasus banyak ditemukan penulisan kasus yang luas,
seperti riwayat penyakit sekarang, dahulu atau keluarga yang tidak
berhubungan lansung dengan kasus.
Dalam penegakan diagnosa harus dilkuakan penjelasan tentang
pemeriksaan penunjang dan hasil yang diperoleh. Penjelasan hasil kunjungan
berikutnya atau kontrol, cukup mengenai waktu, hasil anamnesa, pemeriksaan
fisik, diagnosis, terapi dan edukasi. Jika laporan kasus bermaksud untuk
menjelaskan patogenitas penyakit, perjalanan penyakit, termasuk hasil folow-
up maka harus dijelaskan secar teperinci.
4. Pembahasan
Dibagian ini penulis akan memulai dengan penjelasan tentang kasus.
Setelah itu dijelaskan rujukan dari pedoman standar hasil referensi. Laporan
kasus bertujuan untuk melihat gambaran klinis suatu penyakit, maka
dijelaskan berdasarkan referensi. Selain membandingkan, berikutnya
dijelaskan tentang mekanisme, kemungkinan patogenesis atau kemungkinan
penyebab kejadian atau jawaban permasalahan pada kasus.
5. Ringkasan
Terdiri dari 3 bagian yaitu identitas, hasil pemeriksaan atau hasil terapi, serta
hasil folow up.
6. Daftar Pustaka
Merangkum semua referensi dan sebaiknya tidak lebih dari 5-7
tahun sebelum penulisan dengan jumlah referensi antara 20-30 judul.
e. Cara Penulisan
Cara penulisan pada laporan kasus adalah :
 Menemukan atau menulis kasus yang menarik
 Penelurusan literatur atau referensi
 Mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan kasus.
 Meringkas atau menyimpulka permasalahan atau pemecahan kasus.
 Menyusun laporan kasus
 Memperbaiki dan mengedit hasil tulisan.
 Laporan kasus merupakan suatu tulisan ilmiah, sehingga harus menyusun
kalimat, spelling atau gramar. Format penulisannnya seperti format dalam
jurnal.
 Mengirim laporan kasus kesuatu jurnal sebagai laporan asli.
2. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan
Survey
Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada
sejumlah besar individu atau kelompok; unit yang ditelaahnya, apakah individu atau
kelompok, jumlahnya relatif besar. Karena jumlah unit yang ditelaah relatif besar,
tentunya mustahil untuk bisa menelaahnya secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif seperti halnya yang dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Pada
survey, fokus perhatiannya hanya ditujukan ke beberapa variabel saja, mengingat
unit yang ditelaahnya dalam jumlah besar.
Dengan survey, peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari
suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, ataukah aspek sosial
lainnya, variabel yang ditelaah diselaraskan dengan karakteristik yang menjadi fokus
perhatian survey tersebut. Karena dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik
tertentu daru suatu populasi, maka individu atau kelompok yang diteliti haruslah bisa
mewakili populasi. Artinya, individu atau kelompok yang diteliti bersifat
refresentatif. Oleh sebab itu, teknik sampling (cara pengambilan sampel atau contoh
dari individu atau kelompok yang diteliti) merupakan persoalan penting pada setiap
survey. Ini bisa dimengerti, karena hasil suatu survey tidak hanya untuk
menggambarkan karakteristik tertentu dari individu atau kelompok yang menjadi
sampel penelitian, melainkan untuk diberlakukan bagi seluruh populasi, sehingga
generalisasinya (kesimpulan) berlaku bagi seluruh anggota populasi. Suatu survey
bisa digunakan untuk tujuan-tujuan deskriptif dan juga untuk tujuan-tujuan
eksplanasi. Bila tujuannya untuk maksud eksplanasi, sudah tentu harus sampai pada
pengujian hubungan antar variabel, tidak sekedar menggambarkan karakteristik
tertentu dari suatu populasi. Survey untuk tujuan deskriptif misalnya tentang
“kebiasaan membaca surat kabar dan majalah di kalangan mahasiswa di suatu
wilayah tertentu”, sedangkan survey untuk untuk tujuan eksplanasi misalnya tentang
“hubungan antara modern-tradisionalnya nama mahasiswa dengan tinggi- rendahnya
status orang tuanya”. Dari gambaran di atas, berikut dijelaskan langkah-langkah
menyusun rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey.
a. Judul Penelitian
Judul penelitian dalam rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan survey, umumnya menggambarkan hubungan antar dua atau lebih
variabel, dengan subyek penelitian atau wilayah penelitian bersifat umum.
Sebagai gambaran, berikut disajikan beberapa contoh judul penelitian:
1. Hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
2. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kualitas pengelolaan
sekolah dasar se Kecamatan Andir.
b. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian menggambarkan, hal-hal yang melatarbelakangi
diangkatnya permasalahan dalam penelitian. Dalam paparan latar belakang,
minimal menjelaskan tiga poin utama, yaitu:
a. paparan normatif mengenai fenomena atau obyek yang akan diteliti.
b. paparan yang menggambarkan kondisi obyektif dari fenomena yang akan
diteliti, sehingga nampak jelas adanya kesenjangan antara harapan yang
dipaparkan dalam paragraf normatif dengan kondisi di lapangan (lokasi
penelitian).
c. paparan yang menegaskan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
sehingga dirumuskan pernyataan pentingnya permasalahan yang akan diteliti.
Dalam paparan latar belakang, perlu juga disertakan data lapangan yang
memperkuat pentingnya permasalahan yang diangkat dalam penelitian untuk
diteliti secara ilmiah. Tidak ada ketentuan mengenai berapa jumlah paragraf
yang harus ada dalam bagian latar belakang, tetapi yang penting adalah bahwa
paparan latar belakang tersebut harus menggambarkan minimal tiga bagian
sebagaimana dijelaskan di atas.
c. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti, bisa bersumber dari keragu-raguan atas konsep
yang dipelajari dari berbagai kejian pustaka, atau boleh juga berangkat dari hasil
studi pendahuluan atau telaah lapangan. Hal tersebut, tergantung dari pendekatan
penelitian yang digunakan, apakah menggunakan penelitian kuantitatif atau
kualitatif. Rumusan masalah penelitian, dapat dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan atau dalam kalimat pernyataan. Sebelum sampai pada kalimat
rumusan masalah, biasanya peneliti memaparkan posisi permasalahan yang akan
diteliti. Setelah jelas posisi permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian, baik dalam kalimat pertanyaan maupun
pernyataan.
Contoh rumusan masalah yang dinyatakan dalam kalimat pertanyaan,
misalnya “apakah ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani?”. Atau rumusan masalah tersebut, dinyatakan dalam kalimat
pernyataan, misalnya dinyatakan dalam kalimat “Berdasarkan pada paparan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan mengungkap hubungan
antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi
mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani”.
d. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian
Apakah mau menggunakan pertanyaan penelitian atau hipotesis
penelitian, tergantung pada pendekatan penelitian yang akan digunakan. Untuk
penelitian kualitatif misalnya, dapat menggunakan pertanyaan penelitian sebagai
berikut.
1. Bagaimana gambaran kualifikasi pendidikan guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
2. Bagaimana gambaran pengalaman berkerja guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
3. Bagaimana gambaran kompetensi mengajar guru-guru sekolah dasar di
Kecamatan Antapani?
4. Bagaimana hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani?
Sedangkan kalau kita menggunakan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut.
Ho : Tidak ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
Hi : Ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menggambarkan apa yang hendak dicapai dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam rancangan penelitian tersebut, tujuan
dipaparkan dalam bentuk tujuan umum dan tujuan khusus.
f. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menggambarkan apa yang diperoleh dari penelitian
yang akan dilaksanakan, baik dalam tataran teoretis maupun praktis. Paparan
manfaat teoretis menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian
yang bersifat teoretis. Manfaat teoretis dari suatu penelitian misalnya
memunculkan konsep-konsep baru, baik berupa pengertian, prinsip, maupun
strategi dan teknik dari suatu konsep. Sedangkan manfaat praktis,
menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang sifatnya
praktis, seperti memberikan petunjuk teknis atau petunjuk operasional.
g. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran atau disebut juga paradigma penelitian, dan ada juga
yang menyebutnya sebagai asumsi penelitian atau anggapan dasar. Paparan
dalam kerangka pemikiran menggambarkan keterkaitan konseptual antar
variabel yang diteliti. Dalam paparan kerangka pemikiran, biasanya diakhiri
dengan visualisasi dalam bentuk bagan yang menggambarkan alur penelitian
atau keterkaitan penelitian. Sedangkan kerangka pemikiran yang menggunakan
istilah asumsi penelitian atau anggapan dasar, biasanya cukup dengan mengutif
beberapa pernyataan atau batasan konseptual yang memperkuat asumsi
penelitian yang akan dilaksanakan. Batasan yang ditulis, mengutif dari pendapat
beberapa ahli atau pakar yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
h. Kajian Pustaka atau Landasan Teori
Paparan kajian pustaka atau landasan teori menjelaskan batasan-batasan
konseptual yang mendukung konstruksi variabel penelitian. Misalnya, penelitian
berjudul “hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani”, maka dalam
kajian pustaka, minimal harus menjelaskan konsep-konsep tentang: (1) guru
dengan berbagai variabel penyertanya seperti kualifikasi pendidikan dan
pengalaman kerja; (2) kompetensi profesional guru.
i. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian atau ada juga yang menyebutnya sebagai prosedur
penelitian, akan memaparkan langkah-langkah operasional proses penelitian
yang akan dilaksanakan. Poin-poin yang dijelaskan dalam metodologi penelitian,
adalah: metode penelitian, subyek penelitian atau populasi dan sampel
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.

3. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan


Studi Kasus
Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahanya
kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan
komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti lazimnya
dilakukan oleh para ahli psikologi analisis; juga bisa dilakukan terhadap kelompok
seperti yang dilakukan oleh beberapa ahli antropologi, sosiologi, dan psikologis
sosial. Pada tipe penelitian ini, seseorang atau suatu kelompok yang diteliti
permasalahannya ditelaah secara komprehensif, mendetail, dan mendalam; berbagai
variabel ditelaah dan ditelusuri termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel
yang ada. Karenanya peneliti suatu kasus, bisa jadi melahirkan pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat eksplanasi. Akan tetapi eksplanasi yang demikian itu, tidak
dapat diangkat sebagai suatu generalisasi.
Latar belakang kehidupan dan lingkungan seseorang pecandu narkotika,
kehidupan intern sebuah gang, pembentukkan militansi pada suatu kelompok radikal,
faktor-faktor yang melatarbelakangi tingginya swadaya pembangunan di suatu desa,
merupakan beberapa contoh dari topik atau permasalahan yang bisa didekati melalui
rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Langkah-langkah penyusunan rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus, tidak jauh berbeda dengan rancangan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan survey sebagaimana dijelaskan di atas.
Perbedaannya, terletak pada wilayah penelitian. Kalau pada pendekatan survey,
wilayah penelitian bersifat umum dan luas, misalnya guru-guru SD se Kecamatan
tertentu sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam pendekatan studi kasus, masalah
penelitian bersifat spesifik, misalnya kinerja guru di SDN tertentu.

Anda mungkin juga menyukai