Anda di halaman 1dari 2

3.

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Jenis kelamin adalah perbedaan kondisi fisik laki-laki maupun perempuan berdasarkan perbedaan
anatomi dan fisiologi. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan
dimana keduanya melakukan suatu pekerjaan tertentu secara terus menerus.

Pernyataan Mattioli et al (2008) yang menyatakan bahwa Carpal Tunnel Syndrome (CTS) lebih
mempengaruhi perempuan dari laki-laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan anatomi tulang karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita
secara alami lebih kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat di mana saraf dan tendon harus
lurus. Dan Ashworth (2009) juga menjelaskan bahwa Laki-laki menunjukkan peningkatan kejadian Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita
memuncak setelah menopause, hal tersebut secara umum konsisten dengan konsep bahwa pada wanita
mungkin ada komponen hormonal dalam penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Selama kehamilan dapat menempatkan perempuan hamil berisiko lebih besar untuk mendapatkan CTS,
disebabkan oleh retensi cairan (edema), di mana penumpukan cairan yang sering terjadi pada tangan
dan lengan (dan juga dalam, pergelangan kaki dan kaki) menyebabkan pembengkakan di daerah
tersebut. Edema dapat terjadi selama kehamilan, sehingga tekanan ditempatkan pada saraf median.
Namun beberapa wanita tidak mengalami gejala sampai setelah melahirkan dan awal menyusui.
Menyusui sementara menurunkan kadar hormon steroid alami, yang mempertinggi potensi peradangan
(Sheila, 2010). Sedangkan perubahan hormon menopause dapat menempatkan perempuan pada risiko
lebih besar untuk mendapatkan CTS karena struktur pergelangan tangan membesar dan dapat menekan
pada saraf pergelangan tangan.1

Hungan antara pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

1. Adanya gerakan repetitif merupakan gerakan yang memiliki sedikit variasi dan dilakukan setiap
beberapa detik, sehingga dapat mengakibatkan kelelahan dan ketegangan otot tendon. Dan dapat
mrmicu terjadinya carpal tunnel syndrome. Memetik teh merupakan pekerjaan yang beresiko terhadap
terjadinya CTS karena adanya gerakan tangan berulang, gerakan tangan dengan kekuatan, adanya
tekanan pada tangan atau pergelangan, posisi tangan statis, posisi tangan dan tubuh bagian atas tidak
ergonomi(sikap kerja), posisi flexi dan extensi.

Jika waktu yang digunakan untuk istirahat tidak dapat mengurangi efek tersebut, risiko kerusakan
jaringan adalah masalah muskuloskeletal lainnya mungkinakan meningkat. Dalam penelitian ini
frekuensi gerakan repetitif pekerja pemetik teh dikategorikan menjadi dua kategori yaitu gerakan
repetitif < 30 gerakan/menitdan gerakan repetitif ≥ 30 gerakan/menit.

2. Masa kerja adalah waktu orang bekerja dari pertama mulai masuk hingga sekarang masih bekerja.
Masa kerja merupakan salah satu faktor risiko yang dapat mendukung munculnya gangguan
musculoskeletal yang disebabkan oleh pekerjaan karena semakin lama masa kerja seseorang maka
semakin banyak gerakan berulang yang telah dilakukan. Dengan peningkatan masa kerja maka tangan
semakin banyak melakukan gerakan berulang dalam jangka waktu yang lama, dengan peningkatan tahun
kerja menunjukkan risiko lebih tinggi untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome(CTS). Dalam penelitian
ini masa kerja pekerja pemetik tangkai cabai dikategorikan menjadi dua kategori yaitu masa kerja
< 7 tahun dan ≥ 7 tahun. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa risiko kejadian CTS banyak dialami
pemetik tangkai cabai yang bekerja dengan masa kerja lebih dari 7 tahun sebanyak 17 orang
(73.9%).

4. Apa penyebab nyeri pergelangan tangan

Pergelangan tangan memiliki struktur anatomi yang rumit dan aktif. Terdapat carpal tunnel sepeti
terowongan di darrah pergelangan tangan terdiri dari 8 tulang carpal, flexor carpi transversal danflexor
retinaculum.didalam terowongan ini tersusun oleh N. Medianus dan flexor digitorum. Terjadinya nyeri
pada pergelangan tangan disebabkan oleh beberapa faktor yakni adanya perubahan patologis karna
adanya iritasi terus menerus N. Medianus di pergelangan tangan, kerusakan endotel, maupun karna
sistemik ataupun lokal. Pada bagian persendian tangan yang lebih mengalami tekanan/ regangan yang
berlebih tubuh akan mempertebal ligamentum carpi transversum dan kemudian terowongan akan
menyempit dan menyebabkan N. Medianus tertekan dan terjepit menyebakan nyeri pada pergelangan
tangan.

Anda mungkin juga menyukai