Anda di halaman 1dari 101

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN ALAT


PERAGA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS IV SEMESTER I TAHUN
AJARAN 2018/2019 SD N 1 GRAWAN KECAMATAN SUMBER
KABUPATEN REMBANG

Disusun oleh :
Widji Tuminah
NIP. 196604161988032019

DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SUMBER


SD NEGERI 1 GRAWAN SUMBER
KABUPATEN REMBANG
2019
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN ALAT


PERAGA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA DI KELAS IV SEMESTER I TAHUN
AJARAN 2018/2019 SD N 1 GRAWAN KECAMATAN SUMBER
KABUPATEN REMBANG

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Nilai


Pengembangan Profesional dalam Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat
Jabatan Fungsional Guru Pembina

Disusun oleh :
Widji Tuminah
NIP. 196604161988032019

DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN SUMBER


SD NEGERI 1 GRAWAN SUMBER
KABUPATEN REMBANG
2019

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi


Menggunakan Alat Peraga dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Sifat-Sifat Cahaya di Kelas
IV Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 SD N 1 Grawan Kecamatan Sumber,
Kabupaten Rembang”

Disusun oleh :

Nama : Widji Tuminah, S.Pd.


NIP : 196604161988032019

Rembang, 2019

Mengetahui Ketua Perpustakaan


Kepala SD N 1 Grawan SD Negeri 1 Grawan

Sudarmono, S.Pd. Teguh Heri Saputro


NIP : 196401191986081001 NIP : -

Mengetahui
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Rembang

Mardi, S.Pd., M.T.


Pembina Tk. I
NIP: 19691201 199203 1 005

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Widji Tuminah, S.Pd.
NIP : 19660416 198803 2 019
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina/IVa
Jabatan : Guru Kelas SD
Unit Kerja : SD Negeri 1 Grawan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Sumber

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menyusun Penelitian Tindakan Kelas
dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga dalam
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Materi Sifat-Sifat Cahaya Di Kelas IV Semester I Tahun Ajaran
2018/2019 SD N 1 Grawan Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang” dan
selanjutnya hasil penelitian tersebut dapat membantu peningkatan mutu
pendidikan khususnya di SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten
Rembang.

Diserahkan di SD Negeri 1 Grawan.


Rembang, 2019

Pihak yang menyerahkan Ketua Perpusatakan


(Penyusun) SD Negeri Grawan

Widji Tuminah, S.Pd. Teguh Heri Saputro


NIP. 19660416 198803 2 019 NIP. -

Mengetahui
Kepala SDN 1 Grawan

Sudarmono, S.Pd.
NIP. 19640119 198608 1 001

iv
ABSTRAK

WIDJI TUMINAH : Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat


Peraga Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Materi Sifat-Sifat Cahaya Di Kelas IV
Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 SD N 1
Grawan Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang

Kata Kunci : Demonstrasi, Alat Peraga, IPA, Sifat Cahaya, SD


Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yaitu Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan peserta
didik. IPA adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam
dan kebendaan yang tersusun secara sistematis dan teratur serta hasilnya berasal
dari pengamatan dan eksperimen. Sedangkan menurut BSNP tahun 2006,
kompetensi IPA juga berhubungan dengan cara ingin tahu tentang alam secara
sistematis bukan hanya penguasaan pengetahuan dan prinsip saja namun juga
merupakan proses penemuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mata pelajaran
IPA menjadi salah satu bidang ilmu pengetahuan yang dapat melatih siswa untuk
berperilaku teratur, perfikir sistematis dan kreatif dalam melakukan eksperimen.
Namun dalam pembelajaran IPA saat ini terdapat beberapa kendala perihal
semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran menurun ditunjukkan dengan
nilai hasil belajarnya tidak maksimal. Hal ini juga terjadi di SD Negeri I Grawan,
dimana hasil belajar siswa kelas IV Tahun Ajaran 2018/2019 memiliki rata-rata
67,81 dari KKM 70. Kondisi ini sangat memprihatinkan sehingga perlu dilakukan
tindakan khusus untuk mendongkrak kembali semangat siswa untuk belajar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah mengubah metode pembelajaran yang digunakan dengan metode yang
lebih inovatif dan kreatif dengan melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. Diantara beberapa metode, metode demonstrasi menjadi pilihan
yang tepat karena metode ini tidak hanya menjelaskan keilmuan IPA secara lisan
namun juga melalui praktikum yang dapat diikuti secara langsung oleh siswa.
Disis lain, guru juga dapat menerapkan alat bantu pembelejaran berupa alat peraga
sederhana. Hal lain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pembentukan
kelompok belajar heterogen untuk mendukung proses pembelajaran antar siswa
lebih optimal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai siswa yang cukup
baik. Sebanyak 16 siswa telah lulus KKM dimana sebelumnya hanya 10 siswa
untuk kegiatan siklus I. Sedangkan untuk siklus II dengan menerapkan kelompok
belajar heterogen, siswa dapat lulus KKM secara keseluruhan dengan nilai rata-
rata 83,57. Perihal minat pembelajaran siswa, penerapan metode ini juga
mendongkrak semangat siswa dari semula hanya 45% menjadi 88% siswa
bersemangat mengikuti pembelajaran IPA.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang tiada hentinya memberikan limpahan Rahmat,
dan Nikmat-Nya serta senantiasa mengilhamkan petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan
Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga Dalam Upaya Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Sifat-
Sifat Cahaya Di Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 SD N 1 Grawan
Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang”.
Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dimaksudkan untuk memperoleh
nilai pengembangan profesional dalam penetapan angka kredit kenaikan pangkat
jabatan fungsional Guru Pembina.
Kami menyadari bahwa penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas
dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang.
2. Bapak Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sumber.
3. Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru SD Negeri 1 Grawan tercinta
yang telah memberikan dukungan, saran dan bantuan.
4. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan, sehingga penulis sangat berterima
kasih kepada pembaca yang berkenan memberikan kritik dan saran yang
membangun karya tulis ini.
Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para
pembaca yang budiman khususnya bagi rekan-rekan guru kelas Sekolah Dasar.

Rembang, 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .................................................. 7
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 7
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam .................................................................. 7
2.1.2 Materi Ajar Sifat-sifat Cahaya ........................................................ 9
2.2 Metode Demonstrasi ............................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Metode Demonstrasi.................................................... 13
2.2.2 Teknik Metode Demonstrasi ......................................................... 14
2.2.3 Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi ............................................. 15
2.2.4 Pelaksanaan Metode Demonstrasi ................................................. 16
2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ........................ 16
2.3 Alat Peraga .......................................................................................... 17
2.3.1 Pengertian Alat Peraga.................................................................. 17
2.3.2 Jenis-jenis Alat Peraga .................................................................. 17
2.3.3 Keuntungan dan Kelemahan Alat Peraga ...................................... 18
2.4 Hasil Belajar ........................................................................................ 18
2.4.1 Pengertian Belajar......................................................................... 18
2.4.2 Pengertian Hasil Belajar ............................................................... 19
2.4.3 Macam-macam Hasil Belajar ........................................................ 20
2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 21
2.5 Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 22
2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................... 23
2.7 Hipotesis Tindakan .............................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 25
3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 25

vii
3.2 Waktu Penelitian.................................................................................. 25
3.3 Subyek Penelitian ................................................................................ 26
3.4 Jenis Penelitian .................................................................................... 26
3.5 Prosedur Penelitian .............................................................................. 28
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 35
3.6.1 Sumber Data ................................................................................. 35
3.6.2 Jenis data ...................................................................................... 36
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
3.6.4 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 37
3.6.5 Teknik Analisa Data ..................................................................... 38
3.7 Indikator Capaian Penelitian ................................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 41
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .............................. 41
4.2 Minat Pembelajaran Siswa pada Mata Pelajaran IPA ........................... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 46
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 46
5.2 Saran ................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN ...................................................................................................... 49

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus ................................................................. 10
Gambar 2.2 (a) Pemantulan Teratur, (b) Pemantulan Baur ................................. 10
Gambar 2.3 Cahaya Menembus Benda Bening ................................................... 11
Gambar 2.4 (a) Sedotan dalam gelas terlihat patah, (b) skema pembiasan cahaya
pada sedotan dalam gelas. .................................................................................. 12
Gambar2.5 Proses penguraian cahaya ................................................................ 13
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 27
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Tahap Pra Siklus,....................... 43
Gambar 4.2 Hasil Penilaian Minat Belajar Siswa ............................................... 44

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian.................................................................. 25
Tabel 3.2 Sebaran Peserta Didik Kelas IV SD Negeri I Grawan Tahun
Ajaran 2018 /2019 ............................................................................................. 26
Tabel 3.3 Alat Peraga sesuai Materi Ajar ........................................................... 29
Tabel 3.4 Interpretasi Aktivitas Siswa ................................................................ 40
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus ........................................... 41
Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ............................................... 42
Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .............................................. 42

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya arus
globalisasi perlu diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia. Untuk
memenuhi hal tersebut, pemerintah dapat melakukan peningkatan mutu
pendidikan. Setiap lembaga pendidikan sebagai subjek pelaksana dalam bidang
penidikan harus menyusun strategi baru dalam mengelola pembelajaran agar dapat
mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan negara maju.
Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memegang
peranan penting dalam dunia pendidikan guna memberikan dasar terhadap tingkat
pendidikan selanjutnya. Keberhasilan pendidikan di sekolah dasar merupakan
landasan keberhasilan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas mutu pendidikan di Sekolah Dasar (SD) yang memadai sangat
diperlukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan cara menerapkan model-model pembelajaran yang lebih efektif dan
inovatif bagi peserta didik di seluruh mata pelajaran. (Nurhadi, 2003).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran di
Sekolah Dasar mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
bagi peserta didik. Hal ini karena mata pelajaran IPA bertujuan membekali siswa
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Mata pelajara IPA juga dapat membekali siswa dalam
mengenali lingkungan hidupnya dan alam sekitarnya. Menurut Powler dalam
Samatowa (2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang membahas tentang
gejala-gejala alam dan kebendaan yang tersususn secara sistematis dan teratur,
serta berupa hasil dari pengamatan dan eksperimen. Ruang lingkup pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam meliputi 2 aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman
konsep. Kerja ilmiah yang dimaksud yaitu memfasilitasi keberlangsungan proses
ilmiah yang meliputi penelitian, komunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas,
dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah (Asy’ari, 2006; Hedriani, 2005).

1
Sedangkan pemahaman konsep adalah suatu proses untuk menagkap makna
gambaran dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya (Anafi, 2016).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah bahwa standar
kompetensi IPA berhubungan dengan cara ingin mencari tahu tentang alam secara
sistematis bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa konsep, dan prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006). Mata
Pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain: a)
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, b)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran akan adanya
hubungan antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, c) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahakan masalah, dan
membuat keputusan, d) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Oleh karena itu, guru
harus kreatif dan inovatif dalam mengajar agar hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Namun terdapat permasalahan dilapangan bahwa proses pembelajaran IPA
masih belum maksimal. Hal itu ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Sunasri (2010), yang berjudul peningkatan proses belajar IPA dengan pengajaran
langsung pada siswa kelas IV SDN Ketawang I Kecamatan Godang Kabupaten
Nganjuk yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih relative rendah .
Kondisi ini disebabkan siswa tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
IPA karena siswa kesulitan memahami konsep dalam pembelajaran IPA dan
merasa bosan karena metode ceramah yang digunakan guru dalam menyampaikan
materi.
Permasalahan tersebut juga terjadi di Kelas IV SD Negeri 1 Grawan Tahun
Ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil observasi diperoleh masalah bahwa
pembelajaran IPA masih belum optimal dikarenakan guru kurang variatif dalam
mengajar serta siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini

2
ditunjukkan dengan hasil penilaian siswa yang memiliki nilai rata-rata kelas 67,81
dengan KKM adalah 70. Keadaan tersebut terjadi karena motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga mempengaruhi hasil
pembelajaran. Disisi lain, kurang tepatnya metode guru dalam mengajar dan
belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif juga menjadi salah satu
penyebab siswa kurang semangat dalam belajar. Untuk menyelesaikan masalah
ini, pihak sekolah perlu memberikan perhatian khusus untuk dapat meningkatkan
hasil belajar dan minat siswa dalam mata pelajaran IPA.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut
adalah menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan penggunaan media
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Perihal metode pembelajaran, metode
demonstrasi dapat menjadi pilihan untuk mendukung proses pembelajaran IPA.
Metode demonstrasi menurut Anitah (2008) adalah metode mengajar yang
menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan secara langsung objek atau
cara melakukan sesuatu. Metode ini juga menggunakan media yang dapat
membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran seperti alat peraga. Alat
bantu seperti alat peraga yang menarik akan membantu guru dalam menggerakkan
dan menjelaskan gambaran ide dari materi pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat
Peraga dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Materi Sifat-sifat Cahaya di Kelas IV SD Negeri 1
Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang”. Tujuan penelitian ini yaitu
menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan dengan
menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi agar siswa lebih tertarik dan
bersemangat dalam belajar. Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada
peningkatkan hasil dan minat belajar para siswa.

3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-
masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Masalah tersebut
diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
belum optimal.
2. Minat belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan siswa kurang
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.
3. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk
menggugah semangat siswa.

1.3 Batasan Masalah


Pembatasan suatu masalah bertujuan membuat penelitian lebih terarah dan
memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
Berdasarkan identifkasi masalah diatas, peneliti memberi batasan masalah yang
diteliti sebagai berikut:
1. Nilai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih
relatif rendah.
2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA difokuskan pada
materi sifat-sifat cahaya.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat difokuskan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode demonstrasi menggunakan alat peraga
dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Grawan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
Sifat-sifat Cahaya?
2. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Grawan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

4
Sifat-sifat Cahaya setelah diterapkan metode demonstrasi
menggunakan alat peraga?

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode demonstrasi
menggunakan alat peraga dalam meningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan.
2. Mengetahui besar peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode
demonstrasi menggunakan alat peraga dalam meningkatan hasil belajar
siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan.

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan masukan wawasan bagi sekolah bahwa metode
demonstrasi sangat penting untuk dipertimbangkan untuk
mengoptimalkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada
materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Negeri 1 Grawan.
b. Memberikan motivasi dalam pembelajaran dengan pemanfaatan
alat peraga edukatif yang bervariatif.
c. Memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang
Pendidikan khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

2. Manfaat praktis
Penarapan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga
edukatif akan bermanfaat dalam pembelajaran.

5
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat memudahkan guru dalam
penyampaian materi pembelajaran dan menciptakan
pembelajaran yang aktif dan kreatif. Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai wawasan guru untuk mengembangkan
metode pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif.
Penelitian ini juga dapat membantu guru memberikan stimulus
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat
siswa untuk belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Penelitian ini juga dapat memperkaya pengetahuan
siswa dari pemanfaatan alat peraga yang bervariatif. Siswa
diharapkan lebih mudah memahami konsep metamorfosis
sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar
c. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu strategi
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa disekolah pada mata pelajaran lain.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kata “sains” biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam
yang berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan
berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan
(Bundu, 2006). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu ini mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam (Samatowa, 2010). Sedangkan Wahyana dalam Trianto (2010)
menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan
fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya
adalah alam dan proses-proses yang ada di dalamnya. (Sitiatava, 2013). IPA
memiliki hakikat sebagai berikut :
1) IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang
bersifat empiris.
2) IPA sebagai proses atau metode dan produk. Dengan menggunakan
metode ilmiah yang sarat keterampilan proses, mengamati,
mengajukan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis, serta mengevaluasi data dan menarik kesimpulan
terhadap fenomena alam, maka akan diperoleh produk IPA,
misalnya fakta, konsep, prinsip dan generalisasi yang kebenarannya
bersifat tenttif.
3) IPA bisa dianggap sebagai aplikasi. Dengan penguasaan
pengetahuan dan produk, IPA dapat dipergunakan untuk

7
menjelaskan, mengolah dan memanfaatkan, memprediksi
fenomena alam, serta mengembangkan disiplin ilmu lainnya dan
teknologi.

2.1.1.2 Ruang Lingkup IPA


Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI menurut kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta benda/materi,
sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
2) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
3) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA


Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan
Nasional Standar Pendidikan (BSNP) dalam Susanto (2013) dimaksudkan
untuk :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

8
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan Pendidikan ke SMP.

2.1.2 Materi Ajar Sifat-sifat Cahaya


2.1.2.1 Pengertian Cahaya
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat terlihat atau
ditangkap oleh mata manusia. Menurut Surya (2010), benda-benda yang
dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Hal ini karena
benda tersebut menghasilkan cahaya. Sumber cahaya terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
1) Sumber cahaya alami, yaitu sumber cahaya yang terjadi secara
alami. Contohnya adalah matahari, bintang, dan kunang-kunang.
Sedangkan bulan dan planet-planet tampak bercahaya karena
pantulan sinar matahari, bukan karena planet itu sendiri.
2) Sumber cahaya buatan, yaitu sumber cahaya yang dibuat oleh
manusia. Misalnya senter, lampu pijar, nyala lilin, dan petromaks.

2.1.2.2 Sifat-Sifat Cahaya


Cahaya memiliki sifat-sifat, diantaranya sebagai berikut:
1) Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke
segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus. Bukti
cahaya merambat lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus
masuk ke dalam ruangan yang gelap. Demikian pula dengan berkas lampu
sorot pada malam hari. Berkas-berkas itu tampak sebagai batang putih yang
lurus. Ketika menyentuh permukaan suatu benda maka rambatan cahaya akan
mengalami dua hal, yaitu pemantulan atau pembiasan tidak tembus cahaya,
sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya.

9
Untuk dapat membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa
dilihat dari cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui
jendela rumah. Lampu kendaraan bermotor saat malam hari juga dapat
membuktikan bahwa cahaya merambat lurus.

Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus

2) Cahaya Dapat Dipantulkan


Kita dapat melihat benda di sekitar kita karena benda itu memantulkan
cahaya. Kemudian cahaya pantulan itu masuk ke mata kita. Jelas tidaknya
benda tergantung pada banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh benda.
Benda tampak berwarna merah karena benda tersebut memantulkan spektrum
warna merah dan menyerap spektrum warna lain. Benda tampak hitam karena
benda tidak memantulkan cahaya tetapi menyerap semua spektrum warna,
sedangkan benda putih akan memantulkan semua cahaya.

Gambar 2.2 (a) Pemantulan Teratur, (b) Pemantulan Baur

10
3) Cahaya dapat Menembus Benda Bening
Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya. Contoh
benda bening antara lain kaca, mika, plastik bening, air jernih, dan botol
bening. Berdasarkan kemampuan cahaya dalam menembus benda dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Benda bening atau transparan, yaitu benda-benda yang dapat
ditembus atau dilewati cahaya. Benda bening meneruskan semua
cahaya yang mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air
jernih.
b. Benda translusens, yaitu benda-benda yang hanya dapat meneruskan
sebagian cahaya yang diterimanya. Contohnya air keruh, kaca dop,
dan bohlam susu.
c. Opaque atau benda tidak tembus cahaya, yaitu benda gelap yang
tidak dapat ditembus oleh cahaya sama sekali. Opaque hanya
memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Contohnya buku
tebal, kayu, tembok, dan besi.

Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening, memungkinkan


cahaya matahari dapat menembus permukaan air yang jernih, sehingga
tanaman yang hidup di dasar air dapat tetap tumbuh dengan baik. Sifat cahaya
yang dapat menembus benda bening ini dapat dimanfaatkan orang untuk
membuat berbagai peralatan misalnya kacamata, akuarium, kaca mobil, dan
termometer.

Gambar 2.3 Cahaya Menembus Benda Bening

11
4) Cahaya dapat Dibiaskan
Setiap berkas cahaya yang masuk dari medium yang satu ke medium
yang lain akan dibiaskan atau dibelokkan arah rambatnya disebut pembiasan
atau refraksi. Besarnya pergeseran berkas cahaya yang keluar dari suatu
medium bergantung pada kerapatan optik medium tersebut. Jika cahaya
masuk dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat, cahaya dibiaskan
mendekati garis normal. Sebaliknya, jika cahaya masuk dari zat optic lebih
rapat ke zat optik kurang rapat, cahaya dibiaskan menjauhi garis normal.
Mata manusia juga menerapkan sifat-sifat cahaya yaitu pemantulan cahaya,
cahaya menembus benda bening, dan pembiasan cahaya, mata kita dapat
melihat suatu benda jika benda itu memantulkan cahaya ke mata kita. Cahaya
yang memantul akan menembus kelensa mata kita, lalu terjadilah pembiasan
dan terbentuklah bayangan pada retina mata kita.

Gambar 2.4 (a) Sedotan dalam gelas terlihat patah, (b) skema pembiasan
cahaya pada sedotan dalam gelas.

5) Cahaya dapat Diuraikan


Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi
merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna.
Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya
matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan
oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.

12
Gambar2.5 Proses penguraian cahaya

2.2 Metode Demonstrasi


2.2.1 Pengertian Metode Demonstrasi
Metode (method) secara harfiah berasal dari dua kata, yaitu meta
berarti “melalui” dan hodos berati “jalan” atau “cara”. Metode berarti cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Armai, 2002).
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
pelajaran kepada siswanya yang berlangsung dalam interaksi edukatif
(Andriana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” berarti
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan “demonstrasi” berarti
peragaan atau pertunjukkan tata cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Metode demonstrasi juga dapat diartikan sebagai metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan (Syah, 2003). Sedangkan menurut Sanjaya (2006), metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Meskipun dalam prosesnya siswa hanya memperhatikan guru
mendemonstrasikan, akan tetapi dengan demonstrasi guru dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret.

13
2.2.2 Teknik Metode Demonstrasi
Teknik demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu. Teknik
ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut (Majid, 2013) :
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai:
a. Guru bersama peserta didik, menyusun bahan belajar untuk
didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan
belajar, sumber-sumber yang tersedia, program/kurikulum yang
telah disusun, tujuan belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan
belajar yang disediakan.
b. Guru, bersama peserta didik, menyiapkan fasilitas belajar (tempat
dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang diperlukan seperti
poster, diagram, perabot, model barang hasil produksi dan benda
sebenarnya.
2) Pada saat kegiatan pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik demonstrasi
serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Guru memberi contoh dengan mendemonstrasikan proses dan/atau
hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam bahan belajar yang
telah disusun.
c. Guru meminta peserta didik melakukan kembali demonstrasi itu
dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Guru membantu
mereka untuk menyusun bahan belajar yang akan mereka
demontrasikan
d. Peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah mereka
susun
e. Guru bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul
dalam kegiatan pembelajaran.

14
3) Pada akhir kegiatan pembelajaran, Guru bersama peserta didik
melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta
hasil penggunaan teknik ini.

Teknik demonstrasi akan tepat digunakan apabila: 1) kegiatan


pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau pengembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik; 2) Guru bermaksud untuk
membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau peragaan hasil
tertentu; 3) program belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman
praktis; 4) program belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis
dan keterampilan tertentu; 5) pengorganisasian peserta didik terbatas
sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh sekitar 20 orang dan 6)
terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber pendukung yang berkaitan
dengan penggunaan teknik demonstrasi. (Sudjana, 2001)

2.2.3 Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi


Menurut Suharyono (2001), melalui metode demonstrasi, seorang
guru ingin menyampaikan suatu pada peserta didik, melalui demonstrasi yang
baik berarti guru telah mengadakan komunikasi yang baik dengan para
peserta didiknya. Sehingga peserta didik mengerti apa yang ingin guru
sampaikan kepadanya. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain
(Zuhairini, 2001):
1) Menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan peserta didik
sehingga ada keinginan dan kemauan dari peserta didik untuk
menyaksikan apa yang hendak didemonstrasikan.
2) Mengusahakan agar demonstrasi itu jelas bagi peserta didik yang
sebelumnya tidak memahami, mengingat peserta didik belum tentu
dapat memahami apa yang dimaksudkan dalam demonstrasi karena
keterbatasan daya pikirnya.
3) Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok
bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang

15
akan ditemui peserta didik sambil memikirkan dan mencari cara untuk
mengatasinya.

2.2.4 Pelaksanaan Metode Demonstrasi


Pelaksanaan metode demonstrasi terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan
dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
2) Guru menunjukkan cara pelaksanaan metode demonstrasi
3) Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi
dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru.
4) Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
5) Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan, baik
bila anak berhasil maupun kurang berhasil.

2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi memiliki beberapa
keunggulan diantaranya :
1) Melalui metode demonstrasi akan memotivasi siswa untuk lebih fokus
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori
dan kenyataan, dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran
materi pembelajaran.

Menurut Sumantri (2001), metode demonstrasi juga mempunyai


kelemahan diantaranya:
1) Memerlukan persiapan yang matang, karena tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan pembelajaran
menjadi tidak efektif.

16
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan, dan tempat memadai
sehingga memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan metode ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
kreatif dan profesional.

2.3 Alat Peraga


2.3.1 Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan wahana fisik yang terbuat dari bahan alami
maupun buatan untuk menjelaskan materi pelajaran. Alat peraga dalam
mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang lebih efektif (Sudjana, 2002). Menurut Nasution
(2000), alat perga merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang efektif
untuk menyampaikan materi pelajaran.

2.3.2 Jenis-jenis Alat Peraga


Menggunakan alat peraga, siswa akan lebih banyak mengikuti
pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari IPA
semakin bertambah. Menurut Sudjana (2002) banyak ragam jenis alat peraga
IPA yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran IPA di SD. Alat peraga
dilihat dari jenis indera dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Media audio, yaitu alat perga yang didengar
2) Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat
3) Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat

Selain itu alat peraga berdasarkan dilihat dari sumbernya dapat


digolongkan menjadi dua yaitu: (a) Alat peraga alamiah (natural), yaitu alat
peraga yang sesuai dengan benda aslinya di alam. (b) Alat peraga buatan
(artificial), yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru benda aslinya.

17
2.3.3 Keuntungan dan Kelemahan Alat Peraga
Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran
antara lain (Rusefendi, 2010):
1) Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu :
a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih
menarik.
b. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan
mudah bosan.
d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

2) Kekurangan alat peraga yaitu :


a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru
supaya lebih kreatif dan lebih bekerja keras.
b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil.
d. Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran
alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan
peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi,
evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu.

2.4 Hasil Belajar


2.4.1 Pengertian Belajar
Menurut Burton dalam Susanto (2013), belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara menurut
E.R. Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap

18
lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,
kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman).
Hamalik (2004) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the
modificator or strengthening of behavior through experiencing). Menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan
merupakan suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan
sekedar mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu yaitu
mengalami. Dia juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam
kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan ketrampilan psikomotorik). Perubahan
tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak (Susanto, 2013).

2.4.2 Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Pengertian tersebut dipertegas oleh Susanto (2013) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil
adalah perolehan akhir dari proses belajar. Proses adalah kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil

19
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.

2.4.3 Macam-macam Hasil Belajar


Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif)
(Slamet, 2003; Darsono, 2000).
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti
dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini maksudnya adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa
dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang
dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang ia lakukan. Menurut Susanto (2013), konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau
suatu pengertian. Jadi, konsep ini merupakan sesuatu yang telah melekat
dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu
pengertian.
Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah
memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental
tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun
gagasan yang abstrak. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa, pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-
pengertian seperti memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, memberikan penjelasan
yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu
menyatakan ulang suatu konsep, mampu mengklasifikasikan suatu objek
dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk
yang lebih dipahami.

20
2) Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,
termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses, secara
bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan
penekanan bidang studi yang bersangkutan. Keterampilan proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif
maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu
konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah
ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan. Dengan kata lain, keterampilan ini digunakan sebagai wahana
penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.

3) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan
cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik
berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk
pada perbuatan pada perbuatan, perilaku atau tindakan sesorang. Dalam
hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada
pengertian pamahaman konsep. Dalam pemahaman konsep maka domain
yang sangat berperan adalah domain kognitif.

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun

21
eksternal. Secara jelas, uraian mengenai fackor internal dan eksternal, sebagai
berikut (Slamet, 2003):
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit
keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang
kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang
kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam
hasil belajar pesrta didik.

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan


Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian
yang ada. Rumusan dan tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang
tertulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan penelitian. Salah
satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Prabawati (2011), menyimpulkan
bahwa keterampilan siswa untuk mengenal pecahan setelah diterapkannya model
pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran matematika kelas III MI Nurul
Huda Mulyorejo Malang, sangat baik dan ada peningkatan. Hasilnya dapat
disimpulkan dari lembar observasi tentang peningkatan keterampilan mengenal
pecahan adalah pertemuan I 23,4%, Pertemuan II 36,2% dan Pertemuan III
27,7%. Sedangkan untuk nilai di masing-masing pertemuan adalah pertemuan I
dengan perolehan nilai rata-rata 43,7, pada pertemuan II 52,9 dan pada pertemuan
III 90,9. Penelitian lain yang dilakukan oleh Masumah (2017) juga mendapatkan
hasil yang sama dalam hal minat pembelajar. Siswa semakin bersemangat dalam

22
mengikuti pembelajaran dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa
sebesar 78,57% atau 22 dari 28 siswa dalam kelas telah lulus KKM dengan nilai
KKM adalah 70.

2.6 Kerangka Berpikir


Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila kompetensi
siswa dapat mencapai standar yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan proses
pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
Pendidikan.Seorang guru harus mampu menggunakan suatu strategi pembelajaran
yang tepat dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber, Kabupaten
Rembang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sifat-sifat cahaya
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh banyak
faktor. Salah satu faktor utamanya adalah metode pembelajaran yang dilakukan
guru kurang tepat sehingga siswa mengalami kesulitan menyerap informasi yang
disampaikan oleh guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukannya
perbaikan pada proses pembelajaran. Perbaikan ini dapat dilakukan salah satunya
dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga.
Proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sangat cocok
untuk pembelajaran praktik dan dapat meningkatkan minat serta peran aktif
peserta didik. Hal ini karena dalam pelaksanaannya peserta didik diharuskan
melihat secara langsung apa yang akan dikerjakan oleh instruktur. Peserta didik
dituntut untuk selalu aktif dan memiliki rasa ingin tahu terhadap apa yang telah
diperagakan oleh guru sehingga terciptalah proses belajar yang bermakna bagi
peserta didik. Peserta didik menjadi lebih termotivasi untuk belajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.

2.7 Hipotesis Tindakan


Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan yang dihadapi. Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan metode
demonstrasi dalam pembelajaran IPA yaitu mampu meningkatkan hasil belajar

23
siswa kelas IV SD Negeri Grawan Tahun Ajaran 2018 /2019 Kecamatan Sumber
Kabupaten Rembang materi mengenal sifat-sifat cahaya.

24
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber
Kabupaten Rembang.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember
2019 yang dimulai dengan tahap perencanaan sampai pada penyusunan laporan.
Jadwal dan rencana penelitian secara rinci adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian

Tahun 2019
No Rancangan Kegiatan
Juli Agus Sept Okt Nov Des

1 Perencanaan

a. Observasi Awal

b. Identifikasi Masalah

c. Penentuan Tindakan

d. Persiapan Alat Peraga

2 Pelaksanaan

a. Siklus I

b. Siklus II

3 Analisis Data

4 Penyusunan Laporan

25
3.3 Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan tahun
ajaran 2018 /2019 sebanyak 21 siswa dengan sebaran yang dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Sebaran Peserta Didik Kelas IV SD Negeri I Grawan
Tahun Ajaran 2018 /2019

Laki-laki Perempuan Total


13 8 21

3.4 Jenis Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Disisi lain, PTK juga memiliki
tujuan untuk memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru
dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. PTK
mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang
lain, diantaranya yaitu masalah yang diangkat adalah masalah yang diahadapi oleh
guru dikelas.
Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model
Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah
pokok yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3)
observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Secara keseluruhan, empat
tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan
dalam bentuk spiral seperti terlihat pada Gambar 3.1.

26
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Masing-masing tahapan dalam PTK yang digambarkan pada Gambar 3.1


dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Tahap ini, peneliti menyiapkan rencana penelitian, identifikasi masalah,
tujuan dan rancangan tindakan. Instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran juga disiapkan di tahap ini.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini akan dilaksanakan tindakan dari rencana pembelajaran yang
telah disiapkan sebelumnya.
3. Tahap observasi
Tahap observasi merupakan tahap mengamati hasil pembelajaran yang
dilakukan. Tahap ini berjalan bersama dengan tahap pelaksanaan
tindakan.

27
4. Tahap refleksi
Tahap refleksi terdapat tindakan melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan. Apabila
diperlukan, hasil dari observasi akan direvisi dan dilaksanakan pada
siklus selanjutnya.

3.5 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)
dan siklus II pada pertemuan selanjutnya selama 2 jam pelajaran juga. Setiap
siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus
tersebut dapat diamati peningkatan sikap aktif siswa dan peningkatan hasil belajar
siswa.
Berikut ini tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh
peneliti:
1) Observasi Awal (Pra Tindakan untuk mengidentifikasi masalah)
Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran yang
telah dilaksanakan selama ini. Berdasarkan hasil penelitian ini
ditemukan beberapa permasalahan yang ingin dipecahkan oleh
peneliti menggunakan strategi pembelajaran yang lebih efektif.
2) Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan
pada tahap observasi yaitu rendahnya hasil belajar siswa serta
kurangnya keaktivan siswa pada proses pembelajaran pada
mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya, peneliti
menemukan solusi dengan cara menerapkan strategi

28
pembelajaran yang baru yaitu menggunakan model
pembelajaran Demonstrasi dengan bantuan alat peraga.
Adapun beberapa hal yang perlu dipersiapkan pada
tahap perencanaan yaitu sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan diterapkan pada materi sifat-sifat cahaya sesuai
Kurikulum 2013.
b. Menyiapkan alat peraga, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Alat Peraga sesuai Materi Ajar

Materi IPA Alat Peraga

Sifat cahaya merambat lurus ● 3 Karton Tebal


● Lilin

Sifat cahaya menembus ● Senter


benda bening ● Gelas/Benda-benda
transparan/Bening
● Benda-benda
berwarna gelap
● Benda transparan
berwarna

Sifat cahaya dapat ● 2 Cermin datar


dipantulkan ● Senter

Sifat cahaya dapat dibiaskan ● Pensil


● Gelas
● Air

c. Menetapkan indikator pencapaian

29
d. Menyusun instrumen penelitian yang meliputi: lembar
kerja siswa, lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas
siswa, absensi siswa, dan soal-soal tes dan kisi-kisinya.

2. Tindakan (action)
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah disiapkan sesuai Kurikulum 2013. Adapun langkah-
langkah pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga pada
siklus I ini adalah sebagai berikut:
a. Berdoa sebelum memulai pelajaran
b. Guru membuka pelajaran kemudian mengecek kehadiran
siswa.
c. Guru memberikan apersepsi tentang materi sifat-sifat
cahaya dengan menjelaskan kegunaan materi dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sifat-sifat
cahaya.
e. Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa akan
menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi pada
materi sifat-sifat cahaya ini.
f. Guru menyiapkan alat peraga yang telah dipersiapkan, dan
memberikan kepada masing-masing siswa.
g. Guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan alat
peraga sesuai dengan sifat-sifat cahaya. Langkah-langkah
demonstrasi sesuai materi IPA sifat-sifat cahaya adalah
sebagai berikut:
1) Sifat Cahaya Merambat Lurus
Pada percobaan yang menunjukkan sifat cahaya
merambat lurus, digunakan 3 karton tebal dan lilin.
Guru melubangi bagian tengah ketiga karton tersebut.

30
Guru harus meletakkan 3 posisi lubang tersebut
sejajar dengan cahaya lilin tepat dibelakang lubang.
2) Cahaya menembus benda bening
Percobaan yang membuktikan bahwa cahaya
menembus benda bening menggunakan alat peraga
senter, gelas/benda-benda transparan/bening, benda-
benda berwarna gelap, dan benda bening tapi
berwarna. Proses demonstrasi dilakukan dengan
mengarahkan cahaya ke tembok berwarna putih.
3) Cahaya dapat dipantulkan
Proses demonstrasi pada sifat cahaya dapat
dipantulkan menggunakan alat peraga 2 cermin datar
dan senter. Proses demonstrasinya yaitu dengan
memantulkan cahaya senter menggunakan cermin
dengan berbagai posisi cermin yang berbeda dan
jumlah cermin yang berbeda.
4) Cahaya dapat dibiaskan
Sifat cahaya dapat dibiaskan menggunakan alat
peraga pensil, gelas dan air. Proses demonstrasinya
dengan cara meletakkan pensil kedalam gelas berisi
air.
h. Siswa mengamati proses demonstrasi yang dilakukan oleh
guru dengan seksama
i. Siswa menirukan kemudian mempraktikan dengan alat
peraga yang diberikan guru diawal pembelajaran.
j Siswa mendiskusikan bersama teman sebangku tentang
sifat-sifat cahaya
k. Siswa menyimpulkan sifat-sifat cahaya dari proses
demonstrasi yang telah dilakukan.
k. Guru memberikan latihan sebagai bentuk evaluasi dalam
pembelajaran IPA Materi sifat-sifat cahaya berupa tanya

31
jawab. Guru menunjuk beberapa murid dan memberi
pertanyaan seputar demonstrasi yang telah dilakukan.
l. Siswa lain memberikan tanggapan berupa terhadap jawaban
temannya yang menjawab pertanyaan.
m. Guru memberikan tes formatif sebagai tes akhir siklus I.

3. Pengamatan (observation)
Tahap pengamatan terdiri dari beberapa tindakan sebagai
berikut:
a. Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses
pembelajaran.
b. Guru mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
c. Guru memberikan penilaian untuk masing-masing siswa
pada indikator keaktifan. Indikator keaktifan siswa dalam
pembelajaran ini meliputi keaktifan siswa dalam
melaksanakan proses demonstrasi, keberanian siswa dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan,
serta mengutarakan pendapatnya seputar materi sifat-sifat
cahaya.
d. Guru mengamati permasalahan yang dihadapi siswa pada
proses demonstrasi dan pada saat evaluasi.
e. Guru mengamati hasil belajar dan menghitung ketuntasan
belajar siswa. Hasil belajar siswa ditampilkan pada
lampiran. Hasil belajar siswa meliputi Nilai rata-rata hasil
belajar dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan
nilai belajar (KKM).
4. Refleksi
Tahap refleksi terdiri dari:
a. Guru menganalisis hasil pengamatan kemudian membuat
suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana
yang perlu diperbaiki untuk siklus II selanjutnya.

32
b. Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus
I.

Siklus II
Pelaksanaan siklus II dari penelitian tindakan kelas ini
mengambil tempat yang sama dengan siklus I. Langkah-langkah
pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pelaksanaan siklus II secara teknis sama dengan siklus I.
Langkah-langkah dalam siklus II ini yang perlu ditekankan
adalah sebagai berikut:
a. Mencari faktor yang menjadi penghambat dalam proses
pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi siklus
I.
b. Perbaikan proses pembelajaran
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan media semenarik
mungkin
d. Penyiapan materi kegiatan siklus II dengan materi sifat-sifat
cahaya.
e. Penyusunan Evaluasi siklus II
2. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pembelajaran IPA materi sifat-
sifat cahaya menggunakan metode demonstrasi dengan alat peraga
pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
a. Berdoa sebelum memulai pelajaran
b. Guru membuka pelajaran kemudian mengecek kehadiran
siswa.
c. Guru memberikan apersepsi tentang materi sifat-sifat
cahaya dengan menjelaskan kegunaan materi dalam
kehidupan sehari-hari.

33
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sifat-sifat cahaya.
e. Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa akan
menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi pada
materi sifat-sifat cahaya ini.
f. Guru menyiapkan alat peraga yang telah dipersiapkan, dan
memberikan kepada masing-masing siswa.
g. Guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan alat
peraga sesuai dengan sifat-sifat cahaya.
h. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok besar
i. Kelompok siswa menirukan demonstrasi yang telah
dilakukan guru sesuai 4 sifat-sifat cahaya.
j. Guru melakukan observasi kefektifan siswa dalam
kelompok, guru menjadi observer dalam meningkatkan
pemahaman dan motivasi siswa dalam belajar.
k. Kelompok siswa satu persatu mendemonstrasikan didepan
kelas dan menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya yang telah
mereka demonstrasikan.
l. Siswa mendiskusikan tentang sifat-sifat cahaya yang di
demonstrasikan oleh kelompok temannya.
m. Siswa melakukan tanya jawab antara kelompok yang
mendemonstrasikan didepan kelas dan siswa yang
mendengarkan.
n. Guru memberikan penghargaan berupa point kepada
kelompok siswa pada saat proses pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Kelompok siswa
yang paling aktif dan semangat belajar akan mendapat point
prestasi.
o. Siswa menarik kesimpulan atas demonstrasi yang telah
mereka lakukan.
p. Tindak lanjut memberikan tugas rumah/pekerjaan rumah
(PR) rangkuman atas kegiatan demonstrasi hari ini.

34
q. Guru memberikan tes evaluasi pada kegiatan akhir
r. Guru mengadakan remidial bagi siswa yang belum
mencapai kompetensi yang harus dikuasai

3. Pengamatan
Pengamatan difokuskan pada hasil belajar siswa dan daftar
keaktifan yang sesuai dengan lembar observasi guru dan siswa.
Observasi pada siklus II selengkapnya terdapat pada lampiran. Tahap
pengamatan pada siklus II terdiri dari beberapa tindakan sebagai
berikut:
a. Guru mengamati setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
b. Guru memberikan penilaian untuk masing-masing siswa pada
indikator keaktifan. Indikator keaktifan pada siklus II meliputi
konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran, keaktifan dalam
proses demonstrasi dalam kelompok, keaktifan dalam tanya
jawab, serta keaktifan dalam berpendapat memberikan
kesimpulan dari proses demonstrasi yang telah dilakukan.
c. Guru mengamati hasil belajar dan menghitung ketuntasan
belajar siswa. Hasil belajar siswa ditampilkan pada lampiran.
Hasil belajar siswa meliputi nilai rata-rata hasil belajar dan
jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan nilai belajar
(KKM).

3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Sumber Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen – dokumen, baik dalam bentuk statistik atau
dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang dimaksud (Subagyo, 2006).
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa, guru dan dokumen
di SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang pada tahun
ajaran 2018/2019.

35
a. Siswa
Pada penelitian ini siswa merupakan sumber data yang paling pokok.
Karena dari hasil proses perbaikan diperoleh data yang berasal dari hasil
kerja siswa yang berupa tes formatif dan hasil lembar observasi aktivitas
siswa yang telah berlangsung selama proses perbaikan dalam dua siklus.
b. Guru
Sumber data yang kedua dapat diperoleh dari lembar observasi guru
yang diperoleh dari hasil pengamatan observer terhadap kinerja guru
meliputi kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran seperti
RPP, sampai pada tahap pelaksanaan hingga pencapaian hasil belajar yang
telah dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen.

3.6.2 Jenis data


Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
a. Data kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data yang penyajiannya dalam bentuk angka-
angka (Subagyo, 2006).
b. Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang berupa deskripsi dalam bentuk uraian
atau penjelasan (tidak berbentuk angka-angka) yang diperoleh dari catatan
lapangan selama melakukan penelitian tindakan. Adapun yang termasuk
dalam data kualitatif pada penelitian ini adalah data yang terkumpul
berdasarkan dari pengamatan keaktifan dan motivasi siswa selama proses
pembelajaran dalam siklus I dan siklus II.

3.6.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

36
1. Tes
Adapun tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar IPA dari satu siklus ke siklus berikutnya.
Suwandi (2010) mengemukakan bahwa “tes disusun atau dilakukan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan menulis siswa sesuai
dengan siklus yang ada”. Metode tes ini digunakan sebagai instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data sehingga dapat diketahui data
mengenai pemahaman konsep siswa setelah dilakukan tindakan. Metode
tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar IPA siswa pada materi
sifat-sifat cahaya. Metode tes digunakan dalam penelitian ini dengan
beberapa pertimbangan yaitu dapat langsung memperoleh data, hasil tes
dapat segera diterima sebagai data dapat segera dianalisis untuk menarik
suatu kesimpulan. Dalam hal ini tes yang digunakan berupa pertanyaan
soal uraian.

2. Observasi
Margono “mendifinisikan observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak terhadap obyek
penelitian” (Rubiyanto, 2009). Dalam penelitian ini yang diamati yaitu
keaktifan siswa alam proses pembelajaran serta nilai hasil belajar siswa.

3. Dokumentasi
Dokomentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui
sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, seperti daftar
nama siswa, profil sekolah, keadaan siswa, keadaan guru dan karyawan,
keadaan saran dan prasarana serta foto tindakan kelas pada saat penelitian.

3.6.4 Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian. Instrumen memegang peranan penting dalam

37
menentukan mutu dalam suatu penelitian. Data yang terkumpul dengan
menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Adapun
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Butir soal tes
Tes yang digunakan dalam bentuk butir soal tes yang berupa tes
tertulis dalam lembar soal.
b. Lembar pengamatan
Lembar pengamatan berfungsi sebagai alat peneliti dari kegiatan siswa
dan guru selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan
diamati secara langsung oleh observer atau guru yang telah ditunjuk
sebagai penilai.
c. Studi dokumentasi
Perlu adanya studi dokumentasi guna memperoleh data siswa pada
daftar hadir siswa dan daftar nilai siswa SD Negeri Grawan I Kecamatan
Sumber Kabupaten Rembang.

3.6.5 Teknik Analisa Data


a. Nilai akhir hasil belajar siswa
Rumus menentukan nilai akhir hasil belajar siswa (BSNP, 2007) :

(3.1)

Keterangan :
= Nilai akhir
= Skor perolehan
= Skor maksimal
= Bobot soal

b. Nilai rata-rata kelas


Rumus untuk mencari nilai rata-rata kelas adalah sebagai berikut
(Poerwanti, 2008) :

38

̅ (3.2)

Keterangan :
̅ = Nilai rata-rata

∑ = Nilai akhir
= Jumlah siswa

c. Persentase tuntas belajar klasikal


Rumus presentase tuntas belajar digunakan untuk mencari persenatase
ketuntasan belajar siswa (Aqib, 2010) :

(3.3)

Keterangan :
= Persentase ketuntasan belajar
= Jumlah siswa yang tuntas belajar
= Jumlah siswa keseluruhan

d. Teknik analisis data aktivitas belajar siswa


Rumus untuk menentukan persentase aktivitas siswa yaitu sebagai
berikut (Yonny, 2010) :

(3.4)

Keterangan :
= Persentase aktivitas siswa

∑ = Jumlah skor perolehan

= Jumlah siswa

= Skor maksimal

Hasil persentase aktivitas siswa dapat digolongkan menjadi beberapa


kelompok berdasarkan interpretasi berikut:

39
Tabel 3.4 Interpretasi Aktivitas Siswa

No Persentase (%) Kriteria


1 75,00-100,00 Sangat Tinggi
2 50,00-74,99 Tinggi
3 25,00-49,99 Sedang
4 0,00-24,99 Rendah
Sumber : Yonny, 2010

3.7 Indikator Capaian Penelitian


Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan
atau memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Indikator capaian pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber
Kabupaten Rembang pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya
mencapai minimal 75,00.
2. Presentase siswa dengan kategori memenuhi kriteria ketuntasan minmal
(KKM) sebesar 75% dari total jumlah siswa dalam kelas.
3. Setiap siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
4. Aktivitas belajar siswa mencapai 75% dari jumlah siswa dalam kelas.

40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil analisis yang didapatkan dari penerapan metode demonstrasi
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA bab sifat-sifat cahaya untuk
siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang
yaitu terdapat peningkatan nilai hasil belajar. Hasil peningkatan hasil belajar
ditunjukkan pada penjabaran pelaksanaan siklus sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pra Siklus
Pada tahap Pra Siklus, pembelajaran masih menggunakan metode
konvensional yaitu guru memberikan materi dengan ceramah kemudian siswa
menyimak materi pelajaran tersebut. Hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada
tahap pra siklus ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Terlihat pada tabel tersebut
bahwa, 57,14% siswa belum tuntas KKM. Hal ini karena siswa merasa kesulitan
dalam hal pemahaman konsep IPA. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
metode pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan alat peraga.

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus

Siklus I
Hasil Belajar Keterangan
Jumlah siswa Persentase
Nilai < 70 12 siswa 57,14% Belum Tuntas KKM
Nilai >= 70 9 siswa 42,86% Tuntas KKM

2. Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 November 2018. Pada siklus ini,
guru mengubah metode pembelajaran dengan cara demonstrasi dan alat peraga
sebagai alat bantu. Hasil dari pembelajaran ini dapat dilihat pada Tabel 4.2
dimana jumlah siswa yang belum tuntas KKM mengalami penurusan menjadi
23,81%. Hal ini juga mempengaruhi semangat siswa lainnya sehingga rata-rata

41
nilai siswa dalam kelas meningkat menjadi 77,81 dengan data keseluruhan nilai
dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Siklus I
Hasil Belajar Keterangan
Jumlah siswa Persentase
Nilai < 70 5 siswa 23,81% Belum Tuntas KKM
Nilai >= 70 16 siswa 76,19% Tuntas KKM

2. Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan karena pada siklus I masih belum menunjukkan
keberhasilan dalam penelitian ini yaitu pada indicator nilai setiap siswa mencapai
KKM. Pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2018. Pada
siklus II, guru melakukan perbaikan dengan cara membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok heterogen kecil (3-4 siswa). Perbaikan ini diharapkan dapat
meningkatkan semangat belajar siswa karena terpacu dengan teman satu
kelompoknya. Hasil dari pelaksanaan siklus II ini ditampilkan pada Tabel 4.3
dengan tingkat capaian siswa per individu telah memenuhi KKM. Sedangkan
untuk nilai keseluruhan siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Siklus I
Hasil Belajar Keterangan
Jumlah siswa Persentase
Nilai < 70 0 siswa 0% Belum Tuntas KKM
Nilai >= 70 21 siswa 100% Tuntas KKM

Sedangkan untuk perbandingan capaian siswa dari setiap siklus yang dilakukan
dapat dilihat pada Gambar 4.1. Pada setiap siklus mengalami peningkatan semangat siswa
untuk belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas
sebesar 33,28% dan 23,86% masing-masing untuk Siklus I dan Siklus II. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi dibantu dengan alat peraga

42
berhasil meningkatkan capaian belajar siswa hingga siswa tersebut mendapatkan nilai
yang memenuhi ketuntasan KKM.

120.00%

100%
100.00%
Persentase Capaian Belajar Siswa

80.00% 76.14%

Pra-Siklus
57.14%
60.00%
Siklus I
42.86%
Siklus II
40.00%
23.81%
20.00%

0%
0.00%
Belum Tuntas KKM Tuntas KKM

Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Tahap Pra Siklus,


Siklus I dan Siklus II

Hasil tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh


Prabawati (2011), bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan alat
bantu peraga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Disamping
itu, siswa juga akan semakin bersemangat karena dalam model pembelajaran ini
siswa dapat berinteraksi dan mengamati secara langsung materi yang
disampaikan. Perihal konsep kelompok yang diterapkan pada siklus II juga sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Terlihat pada Gambar 4.1 bahwa setiap siswa
mampu mencapai nilai KKM. Hal ini terjadi karena pembentukan kelompok
secara heterogen sangat membantu siswa dalam hal memahami materi yang
disampaikan. Dalam setiap kelompok, setiap siswa akan berdiskusi satu sama lain,
sehingga siswa dengan pemahaman materi yang kurang secara tidak langsung
akan mengikuti kegiatan diskusi bersama teman satu kelompoknya ini.

43
4.2 Minat Pembelajaran Siswa pada Mata Pelajaran IPA
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan analisa tentang minat belajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA secara umum. Penilaian minat ini dilakukan
pada ketiga siklus pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efek
diterapkannya metode demonstrasi dengan alat peraga terhadap minat belajar
siswa. Perihal instrumen penilaian yang digunakan untuk mengamati minat belajar
siswa untuk setiap siklus, peneliti membuatnya sama dengan lembar penilaian
dapat dilihat pada Lampiran 4. Masing-masing butir instrumen memiliki rentang
nilai antar 1-5 dan hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.

100%
88%
90%
80% 74%
70%
60%
Pra Siklus
50% 45%
Siklus I
40%
Siklus II
30%
20%
10%
0%
Penilaian Minat Belajar Siswa

Gambar 4.2 Hasil Penilaian Minat Belajar Siswa

Terlihat pada Gambar 4.2 bahwa terjadi peningkatan minat belajar sebesar
29% dari pra-siklus ke siklus I. Sedangkan pada siklus I ke siklus II minat siswa
kembali meningkat sebesar 14% menjadi 88%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
sangat meminati pembelajar IPA menggunkaan metode demonstrasi dengan alat
peraga yang ditunjukkan dengan peningkatan minat belajar yang cukup drastic.
Sedangkan pada siklus I ke siklus II peningkatan kembali terjadi karena siswa
yang semula belum paham mengenai materi yang disampaikan menjadi lebih

44
bersemangat setelah dibentuk kelompok-kelompok heterogen kecil untuk
berdiskusi. Kelompok kecil ini sangat membantu karena beberapa siswa yang
semula pasif menjadi lebih aktif karena didorong untuk berdiskusi dengan sesame
teman sebaya. Alhasil konsep pembelajaran yang tidak membosankan dapat
diciptakan dengan menerapkan metode pembelajaran seperti ini untuk mata
pelajaran IPA. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Masumah (2017) bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi, siswa tergugah
untuk lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Penggunaan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Grawan Tahun Ajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA materi sifat-
sifat cahaya. Hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran, siswa
terlibat secara langsung untuk membutikan kebenaran materi yang
disampaikan.
2. Perihal peningkatan hasil belajar, metode demonstrasi dengan alat peraga
ini memicu peningkatan siswa tuntas KKM yang cukup signifikan yaitu
sebesar 33,28% untuk siklus I dan 23,86% untuk siklus II. Disamping itu,
minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPA juga ikut meningkat yang
semula hanya 45% menjadi 88%.

5.2 Saran
Penerapan metode demonstrasi dengan alat peraga dalam penelitian ini
baru dilakukan pada mata pelajaran eksakta seperti IPA. Peneliti belum
mengetahui hasilnya jika metode tersebut diterapkan dalam mata pelajaran
rumpun sosial-linguistik seperti Bahasa Indonesia atau Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Disisi lain, jika metode ini diterapkan dengan model kelompok akan
membuat kegaduhan dalam kelas jika proses diskusi antar kelompok tidak
diawasi dan dibimbing secara baik. Diharapkan pada penelitian selanjutnya hal-
hal tersebut dapat diterapkan sehingga didapatkan data yang lebih lengkap perihal
metode demonstrasi menggunakan alat peraga.

46
DAFTAR PUSTAKA

Anafi, Burhan. 2016. Peningkatan Pemahaman Konsep IPA Materi Kenampakan


Bumi dan Benda Langit Melalui Model Pembelajaran Numbered Head
Together di Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Andriana, D. 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aqib, Zaenal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK.
Bandung: Yrama Widya.
Armai, Arif. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers.
Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti
Direktorat Ketenagaan.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hilgard, E. R. 1962. Impulsive Versus Realistic Thinking: An Examination of The
Distiction Between Primary and Secondary Processes in Thought.
Psychological Bulletin, Vol. 59 No. 6, pp. 477-488.
Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Masumah, 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi pada Materi Gaya. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar Edisi Revisi. Bandung: Rineka
Cipta.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Konstekstual (Contextual Teaching and Learning).
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Rubiyanto, R. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP-PGSD
UMS.
Ruseffendi, E.T, 2001. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Prabawati, A. A. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan
Keterampilan Mengenal Pecahan pada Pembelajaran Matematika

47
Siswa Kelas III MI Nurul Huda Mulyorejo Malang. Skripsi. Malang:
Universitas Negeri Malang (UM).
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Indeks.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sitiatava, P. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta :
Diva Press.
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subagyo, P. J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production.
____________. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
____________. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Suharyono. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sumantri, M., Johar, Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.
Maulana.
Sunasri. 2010. Peningkatan Proses Belajar IPA dengan Model pengajaran
Langsung pada siswa kelas IV SDN Ketawang I Kecamatan Gondang
kabupaten Nganjuk (online). Tersedia di :
http://arab.sastra.um.ac.id/karyailmiah/index.php/KSDP/article/view/86
20. Diakses 3 Januari 2018.
Surya, Yohanes. 2010. Materi Pembelajaran Fisika (online). Tersedia di
www.yohanessurya.com. Diakses pada 4 Januari 2018.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia.
Zuhairini, dkk. 2001. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Malang: IAIN Sunan
Ampel.

48
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nilai Siswa Pra Siklus

No Nama Nilai Keterangan


1 Admiranda Safrida Nurjanah 65 Belum Tuntas
2 Agus Budiman 93 Tuntas
3 Ahmad Rasyafa Ikhsan 79 Tuntas
4 Andika Indra Setyawan 64 Belum Tuntas
5 Ilham Hasan Fatahilah 64 Belum Tuntas
6 Ines Devi Lusiana 50 Belum Tuntas
7 Muhammad Khabib Khusaini 36 Belum Tuntas
8 Muhammad Rafa Aditya Pratama 79 Tuntas
9 Muhammad Safiudin 93 Tuntas
10 Muhammad Zakyya Yahya Abdil Maulana 36 Belum Tuntas
11 Paramita Sari 93 Tuntas
12 Putri Yulianah 64 Belum Tuntas
13 Rahmat Dani 64 Belum Tuntas
14 Rama Alvian Fernanda 93 Tuntas
15 Riko Anggara Pramudibta 64 Belum Tuntas
16 Setya Dedi Lukman 79 Tuntas
17 Sintya Nurria Agustin 22 Belum Tuntas
18 Wahyu Rohmadani 93 Tuntas
19 Zeti Hidayatullatifah 79 Tuntas
20 Zhavira Syahda Aziza 64 Belum Tuntas
21 Luthfi Qirani Putri 50 Belum Tuntas
Rata-rata 67,81
Persentase Nilai dibawah KKM (Nilai < 70) 57,14% 11 siswa
Persentase Nilai diatas KKM (Nilai >= 70) 42,86% 10 siswa

49
Lampiran 2. Daftar Nilai Siswa Siklus I

No Nama Nilai Keterangan


1 Admiranda Safrida Nurjanah 70 Tuntas
2 Agus Budiman 95 Tuntas
3 Ahmad Rasyafa Ikhsan 81 Tuntas
4 Andika Indra Setyawan 70 Tuntas
5 Ilham Hasan Fatahilah 70 Tuntas
6 Ines Devi Lusiana 69 Belum Tuntas
7 Muhammad Khabib Khusaini 69 Belum Tuntas
8 Muhammad Rafa Aditya Pratama 81 Tuntas
9 Muhammad Safiudin 95 Tuntas
10 Muhammad Zakyya Yahya Abdil Maulana 69 Belum Tuntas
11 Paramita Sari 95 Tuntas
12 Putri Yulianah 70 Tuntas
13 Rahmat Dani 70 Tuntas
14 Rama Alvian Fernanda 95 Tuntas
15 Riko Anggara Pramudibta 70 Tuntas
16 Setya Dedi Lukman 81 Tuntas
17 Sintya Nurria Agustin 69 Belum Tuntas
18 Wahyu Rohmadani 95 Tuntas
19 Zeti Hidayatullatifah 81 Tuntas
20 Zhavira Syahda Aziza 70 Tuntas
21 Luthfi Qirani Putri 69 Belum Tuntas
Rata-rata 77,81
Persentase Nilai dibawah KKM (Nilai < 70) 23,81% 5 siswa
Persentase Nilai diatas KKM (Nilai >= 70) 76,19% 16 siswa

50
Lampiran 3. Daftar Nilai Siswa Siklus II

No Nama Nilai Keterangan


1 Admiranda Safrida Nurjanah 75 Tuntas

2 Agus Budiman 100 Tuntas

3 Ahmad Rasyafa Ikhsan 90 Tuntas

4 Andika Indra Setyawan 75 Tuntas

5 Ilham Hasan Fatahilah 75 Tuntas

6 Ines Devi Lusiana 74 Tuntas

7 Muhammad Khabib Khusaini 74 Tuntas

8 Muhammad Rafa Aditya Pratama 90 Tuntas

9 Muhammad Safiudin 100 Tuntas

10 Muhammad Zakyya Yahya Abdil Maulana 74 Tuntas

11 Paramita Sari 100 Tuntas

12 Putri Yulianah 75 Tuntas

13 Rahmat Dani 75 Tuntas

14 Rama Alvian Fernanda 100 Tuntas

15 Riko Anggara Pramudibta 75 Tuntas

16 Setya Dedi Lukman 90 Tuntas

17 Sintya Nurria Agustin 74 Tuntas

18 Wahyu Rohmadani 100 Tuntas

19 Zeti Hidayatullatifah 90 Tuntas

20 Zhavira Syahda Aziza 75 Tuntas

21 Luthfi Qirani Putri 74 Tuntas

Rata-rata 83,57
Persentase Nilai dibawah KKM (Nilai < 70) 0% 0 siswa
Persentase Nilai diatas KKM (Nilai >= 70) 100% 21 siswa

51
Lampiran 4. Instrumen Penilaian Minat Belajar Siswa

Angka
No Aktivitas Siswa Nilai
1 2 3 4 5
1 Siswa dapat mempersiapkan peralatan untuk belajar
Siswa dapat berlaku tertib mencari tempat duduk masing-
2
masing
3 Siswa dapat mengikuti semua tugas yang disampaikan guru
Siswa dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh
4
informasi dari guru
5 Siswa semangat dalam menjawab pertanyaan guru
6 Siswa menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk menjawab
7
pertanyaan guru
8 Siswa berani menjawab pertanyaan guru
9 Siswa dapat bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya
Siswa yang pandai dapat membimbing temannya yang kurang
10
mampu
Siswa berani membacakan hasil kerja kelompok di depan
11
kelas
12 Siswa berani membetulkan jawaban temannya yang salah
Siswa bersikap kompak dan tanggung jawab atas hasil kerja
13
kelompok
Siswa pandai memotivasi temannya dalam satu kelompok
14
untuk memberikan jawaban
Siswa berani memberi acungan jempol terhadap teman satu
15
kelompok bila jawaban temannya benar
16 Siswa berani menanyakan pada guru bila dia kurang jelas
Siswa bersikap tanggung jawab untuk melaksanakan tes
17
formatif tentang materi yang disampaikan guru
18 Siswa berani menanyakan tugas dirumah pada guru
Siswa berani minta pentunjuk pada guru tentang tugas yang
19
belum jelas
20 Siswa berani menanyakan nilai perolehan pada guru
Jumlah
Rata-rata

Keterangan :
0-1 = sangat tidak baik (STB)
1,1-2 = tidak baik (TB)
2,1-3 = kurang baik (KB)
3,1-4 = baik (B)
4,1-5 = sangat baik (SB)

52
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SD Negeri I Grawan


Kelas / Semester : IV / 1
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam berkarya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


BAHASA INDONESIA
3.7 Menggali poengetahuan baru yang didapat dari teks notifikasi
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks notifikasi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri

Indikator
3.7.1 Menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan berdasarkan
teks.
4.7.1 Menceritakan kembali isi teks berdasarkan jawaban yang ada

IPA
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan

53
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan dalam kehidupan sehari-hari
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya
dalam bentuk tulisan

IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat.

Indikator
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu, Budha dan Islam pada masa
kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat.
4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu, Budha dan Islam
pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat
dalam bentuk peta pikiran.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks tentang Raja Punawarman, siswa mampu
menjawab pertanyaan dengan benar.
2. Setelah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, siswa mampu
menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri
secara rinci.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah
setempat dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam dan pengaruhnya di wilayah
setempat dengan menggunakan peta pikiran.
5. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu
menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan benar.
6. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu menulis
laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan rinci dan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan :


 Bahasa Indonesia dan IPA : Religius
Nasionalis
Mandiri

54
Gotong Royong
Integritas
 IPS : Religius
Disiplin
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Gemar Membaca

D. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Waktu


Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. Religius
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang “Pahlawanku”.
Nasionalis
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti  Sebelumnya guru menempelkan gambar 150 menit
seorang anak yang membantu kakek
menyeberang jalan. (Mengamati)
 Guru meminta pendapat siswa tentang kejadian
yang ada di dalam gambar. Guru membuat
kesimpulan bahwa anak tersebut memiliki
sikap kepahlawanan yaitu berkorban untuk
membantu orang lain yang membutuhkan.
Communication
 Guru menyampaikan informasi kepada siswa
bahwa mereka akan banyak belajar tentang
nilai-nilai kepahlawanan dari Raja-raja di masa
Hindu, Budha dan Islam.
(Mengkomunikasikan)
 Siswa diminta untuk mengamati gambar yang

55
ada pada buku pelajaran. Guru memberi waktu
sekitar tiga menit. Mandiri
 Setiap siswa kemudian menjawab pertanyaan
yang ada dan mendiskuskan jawabannya di
kelompok masing-masing. (Menanya)
 Guru membimbing diskusi, berjalan berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok lain untuk
memastikan bahwa setiap anggota
berpartisipasi aktif. (Mengkomunikasikan)
 Guru mengajak satu atau dua siswa untuk
menyampaikan hasil diskusinya, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai
jawaban yang diharapkan. Guru dapat memberi
kesempatan kepada seluruh siswa untuk
memberikan komentar dari jawaban yang ada.
Guru tidak menjawab langsung namun
memberi kesempatan kepada siswa lain untu
mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada. Collaboration
 Guru melanjutkan kegaitan dengan meminta
siswa membaca teks tentang Raja
Purnawarman dalam hati. Literasi
 Setiap siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dan secara klasikal guru membahas
jawabannya. Seorang siswa bisa diminta untuk
menyampaikan jawaban dan siswa lain bias
mempertanyakannya. (Menanya)
 Siswa kemudian memperbaikai jawabannya
apabila perlu. Berdasarkan jawaban tersebut,
setiap siswa kemudian menceritakan kembali
isi bacaan dengan memperhatikan fakta-fakta
yang ada, runtut dan menggunakan ejaan yang
benar.
 Guru menyampaikan rubrik penilaian pada
siswa. Communication.
 Guru memberi contoh bahwa peninggalan
bukan hanya benda bersejarah saja tetapi juga
pemikiran atau nilai-nilai yang bias
mempengaruhi hidup masyarakat, misalnya
Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi
orang lain, dalam hal ini rakyatnya. Nilai
tersebut dimiliki oleh beberapa tokoh di sekitar
mereka dan mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Critical Thinking and Problem
Solving.

56
 Guru meminta siswa untuk memberikan
beberapa contoh sikap kepahlawanan dari
Raja-raja tersebut yang terlihat di sekitar
mereka. Creativity and Innovation
 Siswa menuliskan nilai-nilai perjuangan atau
peninggalan lainnya dari para raja yang
mempengaruhi masyarakat atau daerah di
mana mereka tinggal. Tulisan bias memuat
semangat perjuangan, nilai pendidikan, ajaran
positif, maupun benda-benda bersejarah.
Nasionalis
 Kegiatan berikutnya adalah menjelaskan sifat-
sifat cahaya. Guru menjelaskan sifat-sifat
cahaya dan memberikan gambaran atau contoh
kepada siswa.
 Siswa diminta untuk mencari contoh lainnya
tentang sifat-sifat cahaya tersebut. Creativity
and Innovation
 Seorang siswa dapat ditunjuk untuk
menjelaskan sifat cahaya tertentu berdasarkan
contoh yang dia utarakan. Jika salah guru dapat
membimbing siswa tersebut untuk
menjelaskannya dengan benar.
Communication
Penutup  Bersama-sama siswa membuat 15 menit
kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama
sehari. Integritas
 Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran). Religius

F. Sumber dan Media Pembelajaran


 Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
 Buku Siswa Tema: Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).

57
 Gambar sifat-sifat cahaya berserta contohnya.
 Gambar seorang anak yang sedang membantu kakek menyeberang jalan

G. Penilaian
- Teknik penilaian : Tes
- Instrumen penilaian : Tes tertulis (isian singkat)
- Pedoman penilaian sesuai dengan persamaan (3.1)

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru kelas

Sudarmono, S.Pd. Widji Tuminah, S.Pd.


NIP. 196401191986081001 NIP. 196604161988032019

58
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SD Negeri I Grawan


Kelas / Semester : IV / 1
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam berkarya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


BAHASA INDONESIA
3.7 Menggali poengetahuan baru yang didapat dari teks notifikasi
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks notifikasi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri

Indikator
3.7.1 Menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan berdasarkan
teks.
4.7.1 Menceritakan kembali isi teks berdasarkan jawaban yang ada

IPA
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan

59
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan dalam kehidupan sehari-hari
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya
dalam bentuk tulisan

IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat.

Indikator
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu, Budha dan Islam pada masa
kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat.
4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu, Budha dan Islam
pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat
dalam bentuk peta pikiran.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks tentang Raja Punawarman, siswa mampu
menjawab pertanyaan dengan benar.
2. Setelah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, siswa mampu
menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri
secara rinci.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah
setempat dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam dan pengaruhnya di wilayah
setempat dengan menggunakan peta pikiran.
5. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu
menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan benar.
6. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu menulis
laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan rinci dan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan :


 Bahasa Indonesia dan IPA : Religius
Nasionalis
Mandiri

60
Gotong Royong
Integritas
 IPS : Religius
Disiplin
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Gemar Membaca

D. Metode Pembelajaran
Demonstrasi dengan Alat Peraga, Tanya Jawab

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Waktu


Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. Religius
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang “Pahlawanku”.
Nasionalis
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti  Sebelumnya guru menempelkan gambar 150 menit
seorang anak yang membantu kakek
menyeberang jalan. (Mengamati)
 Guru meminta pendapat siswa tentang kejadian
yang ada di dalam gambar. Guru membuat
kesimpulan bahwa anak tersebut memiliki
sikap kepahlawanan yaitu berkorban untuk
membantu orang lain yang membutuhkan.
Communication
 Guru menyampaikan informasi kepada siswa
bahwa mereka akan banyak belajar tentang
nilai-nilai kepahlawanan dari Raja-raja di masa
Hindu, Budha dan Islam.
(Mengkomunikasikan)
 Siswa diminta untuk mengamati gambar yang

61
ada pada buku pelajaran. Guru memberi waktu
sekitar tiga menit. Mandiri
 Setiap siswa kemudian menjawab pertanyaan
yang ada dan mendiskuskan jawabannya di
kelompok masing-masing. (Menanya)
 Guru membimbing diskusi, berjalan berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok lain untuk
memastikan bahwa setiap anggota
berpartisipasi aktif. (Mengkomunikasikan)
 Guru mengajak satu atau dua siswa untuk
menyampaikan hasil diskusinya, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai
jawaban yang diharapkan. Guru dapat memberi
kesempatan kepada seluruh siswa untuk
memberikan komentar dari jawaban yang ada.
Guru tidak menjawab langsung namun
memberi kesempatan kepada siswa lain untu
mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada. Collaboration
 Guru melanjutkan kegaitan dengan meminta
siswa membaca teks tentang Raja
Purnawarman dalam hati. Literasi
 Setiap siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dan secara klasikal guru membahas
jawabannya. Seorang siswa bisa diminta untuk
menyampaikan jawaban dan siswa lain bisa
mempertanyakannya. (Menanya)
 Siswa kemudian memperbaikai jawabannya
apabila perlu. Berdasarkan jawaban tersebut,
setiap siswa kemudian menceritakan kembali
isi bacaan dengan memperhatikan fakta-fakta
yang ada, runtut dan menggunakan ejaan yang
benar.
 Guru menyampaikan rubrik penilaian pada
siswa. Communication.
 Guru memberi contoh bahwa peninggalan
bukan hanya benda bersejarah saja tetapi juga
pemikiran atau nilai-nilai yang bias
mempengaruhi hidup masyarakat, misalnya
Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi
orang lain, dalam hal ini rakyatnya. Nilai
tersebut dimiliki oleh beberapa tokoh di sekitar
mereka dan mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Critical Thinking and Problem
Solving.

62
 Guru meminta siswa untuk memberikan
beberapa contoh sikap kepahlawanan dari
Raja-raja tersebut yang terlihat di sekitar
mereka. Creativity and Innovation
 Siswa menuliskan nilai-nilai perjuangan atau
peninggalan lainnya dari para raja yang
mempengaruhi masyarakat atau daerah di
mana mereka tinggal. Tulisan bias memuat
semangat perjuangan, nilai pendidikan, ajaran
positif, maupun benda-benda bersejarah.
Nasionalis
 Karena kegiatan berikutnya adalah percobaan,
guru sebaiknya mempersiapkan perlengkapan
percobaan sebelum kelas dimulai.
 Guru meminta satu perwakilan untuk
mengambil perlengkapan percobaan dan
membagikannya ke siswa lainnya. Gotong
Royong
 Siswa dan guru membuat kesepakatan tentang
percobaan agar kegiatan bisa berjalan dengan
baik.
 Setiap siswa melakukan percobaan sesuai
dengan prosedur yang ada pada buku pelajaran.
Collaboration
 Setiap siswa mencatat hasil percobaan pada
tabel yang telah disiapkan. Mandiri
 Di akhir laporannya siswa menuliskan
kesimpulan. Beberapa siswa dapat ditunjuk
untuk menyampaikan hasil laporannya di
depan kelas. Guru menambah informasi yang
dibutuhkan sebagai penguatan. Integritas
Penutup  Bersama-sama siswa membuat 15 menit
kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama
sehari. Integritas
 Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran). Religius

63
F. Sumber dan Media Pembelajaran
 Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
 Buku Siswa Tema: Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
 Percobaan IPA : setiap siswa membutuhkan
- 3 karton tebal
- 1 lilin
- 1 senter
- 1 gelas
- 1 lampu senter
- 2 cermin datar
- 1 pensil
- 1 isolasi untuk seluruh kelas untuk menempel karton sehingga bisa
berdiri tegak

 Gambar seorang anak yang sedang membantu kakek menyeberang jalan

G. Penilaian
- Teknik penilaian : Tes
- Instrumen penilaian : Tes tertulis (isian singkat)
- Pedoman penilaian sesuai dengan persamaan (3.1)

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru kelas

Sudarmono, S.Pd. Widji Tuminah, S.Pd.


NIP. 196401191986081001 NIP. 196604161988032019

64
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SD Negeri I Grawan


Kelas / Semester : IV / 1
Tema 5 : Pahlawanku
Subtema 1 : Perjuangan Para Pahlawan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 Hari

I. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dan logis, dalam berkarya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

II. KOMPETENSI DASAR (KD)


BAHASA INDONESIA
3.7 Menggali poengetahuan baru yang didapat dari teks notifikasi
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru dari teks notifikasi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri

Indikator
3.7.1 Menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan berdasarkan
teks.
4.7.1 Menceritakan kembali isi teks berdasarkan jawaban yang ada

IPA

65
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang
memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan dalam kehidupan sehari-hari
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya
dalam bentuk tulisan

IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Budha dan Islam serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat.

Indikator
3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan Hindu, Budha dan Islam pada masa
kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat.
4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Hindu, Budha dan Islam
pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat
dalam bentuk peta pikiran.

III. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Setelah membaca teks tentang Raja Punawarman, siswa mampu
menjawab pertanyaan dengan benar.
2. Setelah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, siswa mampu
menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri
secara rinci.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah
setempat dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan peninggalan
kerajaan di masa Hindu, Budha dan Islam dan pengaruhnya di wilayah
setempat dengan menggunakan peta pikiran.
5. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu
menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan benar.
6. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu menulis
laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan
dengan rinci dan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan :


 Bahasa Indonesia dan IPA : Religius

66
Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas
 IPS : Religius
Disiplin
Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Gemar Membaca

IV. Metode Pembelajaran


Demonstrasi dengan Alat Peraga, Kelompok Heterogen, Tanya Jawab

V. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Kegiatan Waktu


Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. Religius
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang “Pahlawanku”.
Nasionalis
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti  Sebelumnya guru menempelkan gambar 150 menit
seorang anak yang membantu kakek
menyeberang jalan. (Mengamati)
 Guru meminta pendapat siswa tentang kejadian
yang ada di dalam gambar. Guru membuat
kesimpulan bahwa anak tersebut memiliki
sikap kepahlawanan yaitu berkorban untuk
membantu orang lain yang membutuhkan.
Communication
 Guru menyampaikan informasi kepada siswa
bahwa mereka akan banyak belajar tentang
nilai-nilai kepahlawanan dari Raja-raja di masa
Hindu, Budha dan Islam.

67
(Mengkomunikasikan)
 Siswa diminta untuk mengamati gambar yang
ada pada buku pelajaran. Guru memberi waktu
sekitar tiga menit. Mandiri
 Setiap siswa kemudian menjawab pertanyaan
yang ada dan mendiskuskan jawabannya di
kelompok masing-masing. (Menanya)
 Guru membimbing diskusi, berjalan berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok lain untuk
memastikan bahwa setiap anggota
berpartisipasi aktif. (Mengkomunikasikan)
 Guru mengajak satu atau dua siswa untuk
menyampaikan hasil diskusinya, lalu memberi
penguatan kepada seluruh siswa mengenai
jawaban yang diharapkan. Guru dapat memberi
kesempatan kepada seluruh siswa untuk
memberikan komentar dari jawaban yang ada.
Guru tidak menjawab langsung namun
memberi kesempatan kepada siswa lain untu
mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh temannya. Guru dapat menguatkan
jawaban-jawaban yang ada. Collaboration
 Guru melanjutkan kegaitan dengan meminta
siswa membaca teks tentang Raja
Purnawarman dalam hati. Literasi
 Setiap siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dan secara klasikal guru membahas
jawabannya. Seorang siswa bisa diminta untuk
menyampaikan jawaban dan siswa lain bisa
mempertanyakannya. (Menanya)
 Siswa kemudian memperbaikai jawabannya
apabila perlu. Berdasarkan jawaban tersebut,
setiap siswa kemudian menceritakan kembali
isi bacaan dengan memperhatikan fakta-fakta
yang ada, runtut dan menggunakan ejaan yang
benar.
 Guru menyampaikan rubrik penilaian pada
siswa. Communication.
 Guru memberi contoh bahwa peninggalan
bukan hanya benda bersejarah saja tetapi juga
pemikiran atau nilai-nilai yang bias
mempengaruhi hidup masyarakat, misalnya
Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi
orang lain, dalam hal ini rakyatnya. Nilai
tersebut dimiliki oleh beberapa tokoh di sekitar
mereka dan mempengaruhi kehidupan

68
masyarakat. Critical Thinking and Problem
Solving.
 Guru meminta siswa untuk memberikan
beberapa contoh sikap kepahlawanan dari
Raja-raja tersebut yang terlihat di sekitar
mereka. Creativity and Innovation
 Siswa menuliskan nilai-nilai perjuangan atau
peninggalan lainnya dari para raja yang
mempengaruhi masyarakat atau daerah di
mana mereka tinggal. Tulisan bias memuat
semangat perjuangan, nilai pendidikan, ajaran
positif, maupun benda-benda bersejarah.
Nasionalis
 Karena kegiatan berikutnya adalah percobaan,
guru sebaiknya mempersiapkan perlengkapan
percobaan sebelum kelas dimulai.
Perlengkapan dikelompokkan berdasarkan
kelompok. Gotong Royong
 Guru membentuk kelompok secara heterogen
untuk memacu semangat siswa dalam belajar.
 Guru meminta satu perwakilan untuk
mengambil perlengkapan percobaan.
 Siswa dan guru membuat kesepakatan tentang
percobaan agar kegiatan bisa berjalan dengan
baik.
 Setiap kelompok melakukan percobaan sesuai
dengan prosedur yang ada pada buku pelajaran.
Collaboration
 Setiap siswa mencatat hasil percobaan pada
tabel yang telah disiapkan. Mandiri
 Di akhir laporannya siswa menuliskan
kesimpulan. Siswa menyampaikan hasil
laporannya di kelompok masing-masing dan
perwakilan bisa menyampaikannya di depan
kelas. Guru menambah informasi yang
dibutuhkan sebagai penguatan. Integritas
Penutup  Bersama-sama siswa membuat 15 menit
kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama
sehari. Integritas
 Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.

69
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran). Religius

VI. Sumber dan Media Pembelajaran


 Buku Pedoman Guru Tema : Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
 Buku Siswa Tema: Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
 Percobaan IPA : setiap kelompok membutuhkan
- 3 karton tebal
- 1 lilin
- 1 senter
- 1 gelas
- 1 lampu senter
- 2 cermin datar
- 1 pensil
- 1 isolasi untuk seluruh kelas untuk menempel karton sehingga bisa
berdiri tegak

 Gambar seorang anak yang sedang membantu kakek menyeberang jalan

VII. Penilaian
- Teknik penilaian : Tes
- Instrumen penilaian : Tes tertulis (isian singkat)
- Pedoman penilaian sesuai dengan persamaan (3.1)

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru kelas

Sudarmono, S.Pd. Widji Tuminah, S.Pd.


NIP. 196401191986081001 NIP. 196604161988032019

70
Lampiran 8. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

71
BERKAS SEMINAR
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

1. Makalah
2. Berita Acara
3. Daftar Hadir
4. Notulen
5. Undangan
6. Printout Powerpoint
7. Foto Kegiatan Seminar
8. Panitia Seminar

Oleh :
Nama : Widji Tuminah

NIP : 196604161988032019

Unit Kerja : SDN I Grawan, Kec. Sumber, Kab. Rembang


MAKALAH SEMINAR PTK

Peningkatan Pemahaman Bagian-bagian Tumbuhan dengan Menerapkan


Metode Eksperimen pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Siswa Kelas II SD Semester I Tahun 2016/2017 SD
Negeri Randuagung Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Nilai Pengembangan


Profesional dalam Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat Jabatan Fungsional Guru
Pembina

Disusun oleh :
Nama : Widji Tuminah
NIP : 196604161988032019
Pangkat/Gol : Pembina/IVa
Jabatan : Guru kelas
Unit Kerja : SD N 1 Grawan, Kecamatan Sumber
Kabupaten Rembang
A. Judul
Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga dalam Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Materi Sifat-Sifat Cahaya di Kelas IV Semester I Tahun Ajaran
2018/2019 SD N 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

B. Bidang Studi
Penelitian Tindakan Kelas Jenjang Sekolah Dasar

C. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya arus
globalisasi perlu diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia. Untuk
memenuhi hal tersebut, pemerintah dapat melakukan peningkatan mutu
pendidikan. Setiap lembaga pendidikan sebagai subjek pelaksana dalam
bidang penidikan harus menyusun strategi baru dalam mengelola
pembelajaran agar dapat mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan negara maju. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang memegang peranan penting dalam dunia pendidikan
guna memberikan dasar terhadap tingkat pendidikan selanjutnya. Keberhasilan
pendidikan di sekolah dasar merupakan landasan keberhasilan tujuan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, peningkatan kualitas mutu pendidikan di
Sekolah Dasar (SD) yang memadai sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara menerapkan model-
model pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif bagi peserta didik di
seluruh mata pelajaran. (Nurhadi, 2003).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran di
Sekolah Dasar mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan bagi peserta didik. Hal ini karena mata pelajaran IPA bertujuan
membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajara IPA juga dapat
membekali siswa dalam mengenali lingkungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Menurut Powler dalam Samatowa (2010), Ilmu Pengetahuan Alam adalah
ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam dan kebendaan yang
tersususn secara sistematis dan teratur, serta berupa hasil dari pengamatan dan
eksperimen. Ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam meliputi 2
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Kerja ilmiah yang dimaksud
yaitu memfasilitasi keberlangsungan proses ilmiah yang meliputi penelitian,
komunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, dan pemecahan masalah, sikap
dan nilai ilmiah (Asy’ari, 2006; Hedriani, 2005). Sedangkan pemahaman
konsep adalah suatu proses untuk menagkap makna gambaran dari beberapa
objek atau kejadian yang sesungguhnya (Anafi, 2016).
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat
SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang standar isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah bahwa
standar kompetensi IPA berhubungan dengan cara ingin mencari tahu tentang
alam secara sistematis bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa
konsep, dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(BSNP, 2006). Mata Pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan antara lain: a) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, b) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
akan adanya hubungan antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, c)
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahakan masalah, dan membuat keputusan, d) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan inovatif dalam
mengajar agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
Namun terdapat permasalahan dilapangan bahwa proses pembelajaran
IPA masih belum maksimal. Hal itu ditunjukkan pada penelitian yang
dilakukan oleh Sunasri (2010), yang berjudul peningkatan proses belajar IPA
dengan pengajaran langsung pada siswa kelas IV SDN Ketawang I Kecamatan
Godang Kabupaten Nganjuk yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
masih relative rendah . Kondisi ini disebabkan siswa tidak bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran IPA karena siswa kesulitan memahami konsep dalam
pembelajaran IPA dan merasa bosan karena metode ceramah yang digunakan
guru dalam menyampaikan materi.
Permasalahan tersebut juga terjadi di Kelas IV SD Negeri 1 Grawan
Tahun Ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil observasi diperoleh masalah
bahwa pembelajaran IPA masih belum optimal dikarenakan guru kurang
variatif dalam mengajar serta siswa kurang aktif dalam proses belajar
mengajar. Kondisi ini ditunjukkan dengan hasil penilaian siswa yang memiliki
nilai rata-rata kelas 67,81 dengan KKM adalah 70. Keadaan tersebut terjadi
karena motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga
mempengaruhi hasil pembelajaran. Disisi lain, kurang tepatnya metode guru
dalam mengajar dan belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif
juga menjadi salah satu penyebab siswa kurang semangat dalam belajar.
Untuk menyelesaikan masalah ini, pihak sekolah perlu memberikan perhatian
khusus untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam mata
pelajaran IPA.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan
penggunaan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Perihal metode
pembelajaran, metode demonstrasi dapat menjadi pilihan untuk mendukung
proses pembelajaran IPA. Metode demonstrasi menurut Anitah (2008) adalah
metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu. Metode ini juga
menggunakan media yang dapat membantu guru dalam menjelaskan materi
pelajaran seperti alat peraga. Alat bantu seperti alat peraga yang menarik akan
membantu guru dalam menggerakkan dan menjelaskan gambaran ide dari
materi pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan
Alat Peraga dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Sifat-sifat Cahaya di Kelas IV
SD Negeri 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang”. Tujuan
penelitian ini yaitu menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dan
menyenangkan dengan menggunakan alat peraga dalam menjelaskan materi
agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar. Hal tersbut
diharapkan akan berdampak pada peningkatkan hasil dan minat belajar para
siswa.

D. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Masalah
tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) belum optimal.
2. Minat belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan siswa kurang
aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.
3. Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk
menggugah semangat siswa.

E. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat difokuskan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode demonstrasi menggunakan alat peraga dapat
mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Sifat-sifat Cahaya?
2. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1
Grawan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Sifat-
sifat Cahaya setelah diterapkan metode demonstrasi menggunakan alat
peraga?
F. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukan penelitian
ini adalah:
a. Mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode demonstrasi
menggunakan alat peraga dalam meningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan.
b. Mengetahui besar peningkatan hasil belajar setelah diterapkan metode
demonstrasi menggunakan alat peraga dalam meningkatan hasil belajar
siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Grawan.

2. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat diantaranya
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan masukan wawasan bagi sekolah bahwa metode
demonstrasi sangat penting untuk dipertimbangkan untuk
mengoptimalkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada
materi sifat-sifat cahaya kelas IV SD Negeri 1 Grawan.
b. Memberikan motivasi dalam pembelajaran dengan pemanfaatan
alat peraga edukatif yang bervariatif.
c. Memberikan referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang
Pendidikan khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

2. Manfaat praktis
Penarapan metode demonstrasi dengan menggunakan alat peraga
edukatif akan bermanfaat dalam pembelajaran.
a. Bagi guru
Penelitian ini dapat memudahkan guru dalam
penyampaian materi pembelajaran dan menciptakan
pembelajaran yang aktif dan kreatif. Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai wawasan guru untuk mengembangkan
metode pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif.
Penelitian ini juga dapat membantu guru memberikan stimulus
bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat
siswa untuk belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Penelitian ini juga dapat memperkaya pengetahuan
siswa dari pemanfaatan alat peraga yang bervariatif. Siswa
diharapkan lebih mudah memahami konsep metamorfosis
sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar
c. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu strategi
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa disekolah pada mata pelajaran lain.

G. Tinjauan Pustaka
Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Prabawati (2011),
menyimpulkan bahwa keterampilan siswa untuk mengenal pecahan setelah
diterapkannya model pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran
matematika kelas III MI Nurul Huda Mulyorejo Malang, sangat baik dan ada
peningkatan. Hasilnya dapat disimpulkan dari lembar observasi tentang
peningkatan keterampilan mengenal pecahan adalah pertemuan I 23,4%,
Pertemuan II 36,2% dan Pertemuan III 27,7%. Sedangkan untuk nilai di
masing-masing pertemuan adalah pertemuan I dengan perolehan nilai rata-rata
43,7, pada pertemuan II 52,9 dan pada pertemuan III 90,9. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Masumah (2017) juga mendapatkan hasil yang sama dalam hal
minat pembelajar. Siswa semakin bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebesar 78,57% atau 22
dari 28 siswa dalam kelas telah lulus KKM dengan nilai KKM adalah 70.
H. Teori Penunjang
1. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode (method) secara harfiah berasal dari dua kata, yaitu meta
berarti “melalui” dan hodos berati “jalan” atau “cara”. Metode berarti cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Armai, 2002).
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
pelajaran kepada siswanya yang berlangsung dalam interaksi edukatif
(Andriana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” berarti
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan “demonstrasi” berarti
peragaan atau pertunjukkan tata cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Metode demonstrasi juga dapat diartikan sebagai metode mengajar
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan (Syah, 2003). Sedangkan menurut Sanjaya (2006), metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.
Meskipun dalam prosesnya siswa hanya memperhatikan guru
mendemonstrasikan, akan tetapi dengan demonstrasi guru dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret.

b. Teknik Metode Demonstrasi


Teknik demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk
membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu. Teknik
ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut (Majid, 2013) :
1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai:
a. Guru bersama peserta didik, menyusun bahan belajar untuk
didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan
belajar, sumber-sumber yang tersedia, program/kurikulum yang
telah disusun, tujuan belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan
belajar yang disediakan.
b. Guru, bersama peserta didik, menyiapkan fasilitas belajar (tempat
dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang diperlukan seperti
poster, diagram, perabot, model barang hasil produksi dan benda
sebenarnya.
2) Pada saat kegiatan pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik demonstrasi
serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Guru memberi contoh dengan mendemonstrasikan proses dan/atau
hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam bahan belajar yang
telah disusun.
c. Guru meminta peserta didik melakukan kembali demonstrasi itu
dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Guru membantu
mereka untuk menyusun bahan belajar yang akan mereka
demontrasikan
d. Peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah mereka
susun
e. Guru bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul
dalam kegiatan pembelajaran.
3) Pada akhir kegiatan pembelajaran, Guru bersama peserta didik
melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta
hasil penggunaan teknik ini.

Teknik demonstrasi akan tepat digunakan apabila: 1) kegiatan


pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau pengembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik; 2) Guru bermaksud untuk
membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau peragaan hasil
tertentu; 3) program belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman
praktis; 4) program belajar berkaitan dengan transformasi pengalaman praktis
dan keterampilan tertentu; 5) pengorganisasian peserta didik terbatas
sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh sekitar 20 orang dan 6)
terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber pendukung yang berkaitan
dengan penggunaan teknik demonstrasi. (Sudjana, 2001)

c. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi


Menurut Suharyono (2001), melalui metode demonstrasi, seorang
guru ingin menyampaikan suatu pada peserta didik, melalui demonstrasi yang
baik berarti guru telah mengadakan komunikasi yang baik dengan para
peserta didiknya. Sehingga peserta didik mengerti apa yang ingin guru
sampaikan kepadanya. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain
(Zuhairini, 2001):
4) Menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan peserta didik
sehingga ada keinginan dan kemauan dari peserta didik untuk
menyaksikan apa yang hendak didemonstrasikan.
5) Mengusahakan agar demonstrasi itu jelas bagi peserta didik yang
sebelumnya tidak memahami, mengingat peserta didik belum tentu
dapat memahami apa yang dimaksudkan dalam demonstrasi karena
keterbatasan daya pikirnya.
6) Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok
bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang
akan ditemui peserta didik sambil memikirkan dan mencari cara untuk
mengatasinya.

d. Pelaksanaan Metode Demonstrasi


Pelaksanaan metode demonstrasi terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut:
6) Guru merencanakan dan menetapkan urutan-urutan penggunaan bahan
dan alat yang sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan.
7) Guru menunjukkan cara pelaksanaan metode demonstrasi
8) Guru menetapkan perkiraan waktu yang diperlukan untuk demonstrasi
dan perkiraan waktu yang diperlukan oleh anak-anak untuk meniru.
9) Anak memperhatikan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.
10) Guru memberikan motivasi atau penguat-penguat yang diberikan, baik
bila anak berhasil maupun kurang berhasil.

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Demonstrasi


Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi memiliki beberapa
keunggulan diantaranya :
4) Melalui metode demonstrasi akan memotivasi siswa untuk lebih fokus
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
5) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
6) Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori
dan kenyataan, dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran
materi pembelajaran.

Menurut Sumantri (2001), metode demonstrasi juga mempunyai


kelemahan diantaranya:
4) Memerlukan persiapan yang matang, karena tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan pembelajaran
menjadi tidak efektif.
5) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan, dan tempat memadai
sehingga memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan metode ceramah.
6) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
kreatif dan profesional.
I. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini merupakan ragam penelitian pembelajaran yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Disisi lain, PTK juga memiliki
tujuan untuk memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru
dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. PTK
mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penelitian yang
lain, diantaranya yaitu masalah yang diangkat adalah masalah yang diahadapi oleh
guru dikelas.

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan model


Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah
pokok yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3)
observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Secara keseluruhan, empat
tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan
dalam bentuk spiral seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Masing-masing tahapan dalam PTK yang digambarkan pada Gambar 3.1
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan
Tahap ini, peneliti menyiapkan rencana penelitian, identifikasi masalah,
tujuan dan rancangan tindakan. Instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran juga disiapkan di tahap ini.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap ini akan dilaksanakan tindakan dari rencana pembelajaran yang
telah disiapkan sebelumnya.
3. Tahap observasi
Tahap observasi merupakan tahap mengamati hasil pembelajaran yang
dilakukan. Tahap ini berjalan bersama dengan tahap pelaksanaan
tindakan.
4. Tahap refleksi
Tahap refleksi terdapat tindakan melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan. Apabila
diperlukan, hasil dari observasi akan direvisi dan dilaksanakan pada
siklus selanjutnya.
J. Waktu Pelaksanaan
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember
2019 yang dimulai dengan tahap perencanaan sampai pada penyusunan laporan.
Jadwal dan rencana penelitian secara rinci adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Penelitian

Tahun 2019
No Rancangan Kegiatan
Juli Agus Sept Okt Nov Des

1 Perencanaan

a. Observasi Awal

b. Identifikasi Masalah

c. Penentuan Tindakan

d. Persiapan Alat Peraga

2 Pelaksanaan

a. Siklus I

c. Siklus II

3 Analisis Data

4 Penyusunan Laporan

K. Daftar Pustaka
Anafi, Burhan. 2016. Peningkatan Pemahaman Konsep IPA Materi
Kenampakan Bumi dan Benda Langit Melalui Model Pembelajaran
Numbered Head Together di Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi.
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Andriana, D. 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Aqib, Zaenal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan
TK. Bandung: Yrama Widya.
Armai, Arif. 2002. Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Pers.
Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti
Direktorat Ketenagaan.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hilgard, E. R. 1962. Impulsive Versus Realistic Thinking: An Examination of
The Distiction Between Primary and Secondary Processes in Thought.
Psychological Bulletin, Vol. 59 No. 6, pp. 477-488.
Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Masumah, 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi pada Materi Gaya. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
Nasution, S. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar Edisi Revisi. Bandung:
Rineka Cipta.
Nurhadi. 2003. Pendekatan Konstekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Rubiyanto, R. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP-PGSD
UMS.
Ruseffendi, E.T, 2001. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Prabawati, A. A. 2011. Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan
Keterampilan Mengenal Pecahan pada Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas III MI Nurul Huda Mulyorejo Malang. Skripsi. Malang:
Universitas Negeri Malang (UM).
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Indeks.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sitiatava, P. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Jogjakarta : Diva Press.
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Subagyo, P. J. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif.
Bandung: Falah Production.
____________. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
____________. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Suharyono. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Sumantri, M., Johar, Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV. Maulana.
Sunasri. 2010. Peningkatan Proses Belajar IPA dengan Model pengajaran
Langsung pada siswa kelas IV SDN Ketawang I Kecamatan Gondang
kabupaten Nganjuk (online). Tersedia di :
http://arab.sastra.um.ac.id/karyailmiah/index.php/KSDP/article/view/8
620. Diakses 3 Januari 2018.
Surya, Yohanes. 2010. Materi Pembelajaran Fisika (online). Tersedia di
www.yohanessurya.com. Diakses pada 4 Januari 2018.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan
Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Yonny, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Familia.
Zuhairini, dkk. 2001. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Malang: IAIN
Sunan Ampel.
NOTULEN

HASIL SEMINAR PTK

Hari/Tanggal :
Tempat :
Peserta :
Penyaji : Widji Tuminah, S.Pd.
Judul : Penerapan Metode Demonstrasi Menggunakan Alat Peraga
dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi Sifat-Sifat
Cahaya di Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2018/2019 SD
N 1 Grawan Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hasil :
PRESENTASI
POWER POINT

Anda mungkin juga menyukai