Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOLOGI

Anestesi Umum

DISUSUN OLEH :

 DIMAS NUR PRASETYO


 ERSIH SAPHIRA
 NISA PUSPITA TRISNASARY
 RINI RUSMINI

KELAS B SEMESTER III

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN


Jl. Raya Pangeran Adipati No.D4 Blok Cisumur,
Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesiologi
adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang meliputi pemberian
anestesi ataupun analgesi, pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau tindakan lainnya,
bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien gawat, pemberian terapi inhalasi, dan
penanggulangannya nyeri menahun. Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Anestesi Lokal dan
Anestesi Umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran,
sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.
Usaha menekan rasa nyeri pada tindakan operasi dengan menggunakan obat telah dilakukan
sejak zaman dahulu termasuk pemberian alcohol dan opodium secara oral. Tidak satu pun obat
anestetik dapat memberikan efek yang diinginkan tanpa disertai efek samping, bila diberikan secara
tunggal. Secara klinik, kerja ini dimanfaatkan untuk menghambat sensasi sakit dari-atau impuls
vasokontstriktor simpatis ke-bagian tubuh tertentu. Kokain, obat anestesi pertama, yang diisolasi
oleh niemann pada tahun 1860. Kokain dikenal dana pengunaan klinik oleh koller, pada tahun
1884, sebagai suatu anestesi oftalmik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian anestesi umum dan anestesi lokal?
2. Penggolongan dari anestesi umum dan anestesi lokal?
3. Bagaimana mekanisme dari anestesi umum dan anestesi lokal?
4. Apa saja contoh obat dari anestesi umum dan anestesi lokal?
5. Efek samping dari anestesi umum dan anestesi lokal?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian anestesi umum dan anestesi lokal
2. Mengetahui penggolongan dari anestesi umum dan anestesi lokal
3. Mengetahui bagaimana mekanisme dari anestesi umum dan anestesi lokal
4. Mengetahui apa saja contoh obat dari anestesi umum dan anestesi lokal
5. Mengetahui efek samping dari anestesi umum dan anestesi lokal

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anastesi Umum


1. Pengertian Anastesi Umum
Anestetik umum (obat narkosis) adalah obat yang menyebabkan keadaan narkosis,
yaitu hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran. Dalam perkembangannya semua
operasi dilakukan hanya dalam keadaan narkosis. Pada suatu narkosis, akibat kelumpuhan
bagian-bagian dari sistem saraf pusat, terjadi pemutusan secara bolak balik dari sensasi
nyeri, kesadaran, refleksi kesiagaan, tegang otot.
2. Penggolongan Anestesi Umum
Umumnya obat anestesi umum diberikan secara inhalasi atau suntikan intravena.
1) Anestetik inhalasi
Nitrogen aksida yang stabil pada tekanan dan suhu kamar merupakan salah satu
anestetik gas yang banyak dipakai karena dapat digunakan dalam bentuk kombinasi
dengan anestetik lainnya. Halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan metoksifluran
merupakan zat cair yang mudah menguap.Sevofluran merupakan anestesi inhalasi
terbaru tetapi belum diizinkan beredar di USA. Anastesi inhalasi konvensional seperti
eter, siklopropanan dan kloform pemakainnya sudah dibatasi karena eter dan
siklopropan mudah terbakar sedangkan kloroform toksik terhadap hati.
2) Anestetik intravena
Beberapa obat anestetik diberikan secara intravena baik tersendirimaupun dalam
bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya untuk mempercepat tercapainya stadium
anestesi atau pun sebagai obat penenang pada penderita gawat darurat yang
mendapat pernafasan untuk waktu yanglama, Yang termasuk :
 Barbiturat (thiopental, metoheksital)
 Benzodiazepine (midazolam, diazepam)
 Opoid analgesik dan neuroleptik
 Obat-obat lain (profopol, etomidat)
 Ketamine, arilsikloheksilamin yang sering disebut disosiatif anestetik.

2
3. Mekanisme Anestesi Umum
Mekanisme kerja anestesi umum pada tingkat seluler belum diketahui secara pasti,
tetapi dapat dihipotetiskan mempengaruhi sistem otak karena hilangnya kesadaran,
mempengaruhi batang otak karena hilangnya kemampuan bergerak, dan mempengaruhi
kortek serebral karena terjadi perubahan listrik pada otak. Anestesiumum akan melewati
beberapa tahapan dan tahapan tersebut tergantung pada dosis yang digunakan. Tahapan
teranestesi umum secara ideal dimulai dari keadaan terjaga atau sadar kemudian terjadi
kelemahan dan mengantuk (sedasi), hilangnya respon nyeri (analgesia), tidak bergerak dan
relaksasi (immobility), tidak sadar(unconsciousness), koma, dan kematian atau dosis
berlebih ( Tranquilli et al. 2007; Miller 2010).
Anestesi umum yang baik dan ideal harus memenuhi kriteria : tiga komponen anestesi
atau t rias anestesi(sedasi, analgesi, dan relaksasi), penekanan refleks, ketidaksadaran, aman
untuk sistem vital (sirkulasi dan respirasi), mudah diaplikasikan dan ekonomis. Dengan
demikian, tujuan utama dilakukan anestesiumum adalah upaya untuk menciptakan kondisi
sedasi, analgesi, relaksasi, dan penekanan refleks yang optimal dan adekuat untuk
dilakukan tindakan dan prosedur diagnostik atau pembedahantanpa menimbulkan
gangguan hemodinamik, respiratorik, dan metabolik yang dapat mengancam ( Wolfensohn
dan Lloyd 2000; Adams 2001; Tranquilli et al. 2007; Miller 2010).
4. Contoh obat
a. Obat-Obat Anastesi Inhalasi
Obat yang tergolong obat Anestesi Inhalasi adalah: Halotan, enfluran, isofluran,sevofluran,
desflurane, dan methoxyflurane merupakan cairan yang mudahmenguap.
1) Halothane
 Bau dan rasa tidak menyengat.
 Khasiat anestetisnya sangat kuat tetapi khasiat analgetisnya dan dayarelaksasi ototnya
ringan. Halotan digunakan dalam dosis rendah dandikombinasi dengan suatu
relaksans otot, seperti galamin atau suksametonium.
 Kelarutannya dalam darah relative rendah induksi lambat, mudah digunakan, tidak
merangsang mukosa saluran napas.
 Bersifat menekan refleks dari paring dan laring, melebarkan bronkioli danmengurangi
sekresi ludah dan sekresi bronchi.

3
 Famakokinetik: sebagian dimetabolisasikan dalam hati bromide, kloridaanorganik,
dan trifluoacetik acid.
 Efek samping: menekan pernapasan dan kegiatan jantung, hipotensi, jika penggunaan
berulang, maka dapat menimbulkan kerusakan hati.
 Dosis: tracheal 0,5-3 v%.
2) Enfluran
 Anestesi inhalasi kuat yang digunakan pada berbagai jenis pembedahan, juga sebagai
analgetikum pada persalinan. Memiliki daya relaksasi otot dananalgetis yang baik,
melemaskan otot uterus, dan tidak begitu menekanSSP.
 Resorpsinya setelah inhalasi , cepat dengan waktu induksi 2-3 menit.Sebagian besar
diekskresikan melalui paru-paru dalam keadaan utuh, dansisanya diubah menjadi ion
fluoride bebas.
 Efek samping: hipotensi, menekan pernapasan, aritmi, dan merangsangSSP. Pasca
bedah dapat timbul hipotermi (menggigil), serta mual danmuntah, dapat
meningkatkan perdarahan pada saat persalinan, SC, danabortus.
3) Isofluran (Forane)
 Bau tidak enak
 Termasuk anestesi inhalasi kuat dengan sifat analgetis dan relaksasi otot baik.
 Efek samping: hipotensi, aritmi, menggigil, konstriksi bronkhi,meningkatnya jumlah
leukosit. Pasca bedah dapat timbul mual, muntah,dan keadaan tegang
4) Desfluran
 Desfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya mirip
isofluran. Desfluran sangat mudah menguap.
 Bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardia dan hipertensi.
 Merangsang jalan napas atas, sehingga tidak digunakan untuk induksianestesi
5) Sevofluran
 Merupakan halogenasi eter
 Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan dengan isofluran
 Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas
 Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.Efek
terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum ada laporantoksik terhadap
hepar

4
b. Obat-Obat Anastesi Intarvena
Termasuk golongan ini adalah: barbiturate (thiopental, methothexital),
benzodiazepine (midazolam, diazepam), opioid analgesic (morphine, fentanyl,sufentanil,
alfentanil, remifentanil), propofol, ketamin, suatu senyawa arylcylohexylamine yang dapat
menyebabkan keadaan anestesi disosiatif dan obat-obat lain (droperianol, etomidate,
dexmedetomidine).
1) Barbiturat
 Blokade sistem stimulasi di formasi retikularis
 Mengambat pernapasan di medula oblongata, menghambat kontraksi otot. jantung,
tidak timbulkan sensitisasi jantung terhadap ketekolamin
 Dosis : induksi = 2 mg/kgBB (i.v) dlm 60 dtk; maintenance = ½ dosis induksi.
Na tiopental :
 Induksi : dosis tgt BB, keadaan fisik dan penyakit
 Dewasa : 2-4ml lar 2,5% scr intermitten tiap 30-60 dtk ada capaian
Ketamin
Sifat analgesik, anestetik, kataleptik dengan kerja singkat. Analgesik kuat utk sistem
somatik, lemah utk sistem viseralKetamin sering menimbulkan takikardi, hipertensi,
hipersalivasi, nyerikepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah, pandangan
kabur,dan mimpi buruk. Dosis 0.1 mg/kg intravena dan untuk mengurangisalivasi
diberikan sulfas atropin 0.001 mg/kg.
2) Fentanil dan droperidol
 Analgesik & anestesi neuroleptik
 Kombinasi tetap. Aman diberikan pd px yg alami hiperpireksia ok anestesiumum lain
 Fentanil :masa kerja pendek, mula keja cepat. Droperidol : masa kerja lama& mula
kerja lambat
3) Propofol
 Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifatisotonik
dengan kepekatan 1% (1 ml=10 mg).
 Suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga beberapa detik sebelumnya
dapat diberikan lidokain 1-2 mg/kg intravena.

5
 Dosis untuk anestesi intravena total 4- 12 mg/kg/jam dan dosis sedasi
untuk perawatan intensif 0.2 mg/kg. Pada manula dosis harus dikurangi, padaanak
<3 tahun dan pada wanita hamil tidak dianjurkan.
4) Diazepam
 Suatu benzodiazepine dengan kemampuan menghilangkan kegelisahan,efek relaksasi
otot yang bekerja secara sentral, dan bila diberikan secaraintravena bekerja sebagai
antikejang. Respon obat bertahan selama 12-24 jam menjadi nyata dalam 30-90
mnt stlah pemberian scra oral dan 15 mntslah injeksi intravena.
 Kontraindikasi: hipersensitif terhadap benzodiazepine, pemberian parenteral
dikontraindikasikan pada pasien syok atau koma
 Dosis : induksi = 0,1-0,5 mg/kgBB
5) Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosistinggi.
 Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakanuntuk induksi
pasien dengan kelainan jantung.
 Untuk anestesi opioid digunakan fentanil dosis induksi 20-50 mg/kg, dilanjutkan
dengan dosis rumatan 0.3-1 mg/kg/menit.
5. Efek Samping Obat Anastesi Umum
Hampir semua anestesia mengakibatkan sejumlah efek samping, yang
terpentingdiantaranya :
1) Menekan pernafasan.
2) Mengurangi kontraksi jantung.
3) Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform).
4) Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.

2.2 Anestesi Lokal


1. Pengertian
Anestesi Lokal Istilah anestesi diperkenalkan pertama kali oleh O.W. Holmes yang
artinya tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan
anestesi umum. Anestesi lokal adalah hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran
dan anestesi umum, yaitu hilang rasa sakit disertai hilang kesadaran. Tindakan anestesi

6
digunakan untuk mempermudah tindakan operasi maupun memberikan rasa nyaman pada
pasien selama operasi.
Anestesi lokal didefinisikan sebagai suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya
sensasi rasa nyeri pada sebagian tubuh secara sementara yang disebabkan adanya depresi
eksitasi di ujung saraf atau penghambatan proses konduksi pada saraf perifer. Anestesi lokal
menghilangkan sensasi rasa nyeri tanpa hilangnya kesadaran yang menyebabkan anestesi
lokal berbeda secara dramatis dari anestesi umum.
2. Penggolongan Anastetik Lokal
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
1) Senyawa ester (terdapatnya ikatan ester). Contohnya : Kokain, Prokain,tetrakain dan
Benzokain
2) Senyawa amida (terdapatnya ikatan amida). Contohnya :
Lidokain, Dibukain,Mepivakain dan Prilokain.
3. Mekanisme Anestesi Lokal
Mekanisme anestesi lokal yaitu dengan menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Bahan ini bekerja pada tiap bagian
susunan saraf. Anestesi lokal mencegah terjadi pembentukan dan konduksi impuls saraf.
Tempat kerjanya terutama di membran sel, efeknya pada aksoplasma hanya sedikit saja.
Potensial aksi saraf terjadi karena adanya peningkatan sesaat permeabilitas membran
terhadap ion natrium (Na+ ) akibat depolarisasi ringan pada membran. Proses inilah yang
dihambat oleh anestetikum lokal, hal ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara zat
anestesi lokal dengan kanal Na+ yang peka terhadap adanya perubahan voltase muatan
listrik. Dengan semakin bertambahnya efek anestesi lokal di dalam saraf, maka ambang
rangsang membran akan meningkat secara bertahap, kecepatan peningkatan potensial aksi
menurun, konduksi impuls melambat dan faktor pengaman konduksi saraf juga berkurang.
Faktor-faktor ini akan mengakibatkan penurunan kemungkinan menjalarnya potensial aksi,
dan dengan demikian mengakibatkan kegagalan konduksi saraf.
Anestetikum lokal juga mengurangi permeabilitas membran bagi (kalium) K+ dan Na+
dalam keadaan istirahat, sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak perubahan pada
potensial istirahat. Menurut Sunaryo, bahwa anestesi lokal menghambat hantaran saraf
tanpa menimbulkan depolarisasi saraf, bahkan ditemukan hiperpolarisasi ringan.

7
Pengurangan permeabilitas membran oleh anestesi lokal juga timbul pada otot rangka, baik
waktu istirahat maupun waktu terjadinya potensial aksi. Potensi berbagai anestetikum lokal
sama dengan kemampuannya untuk meninggikan tegangan permukaan selaput lipid
monomolekuler. Mungkin sekali anestesi lokal dapat meningkatkan tegangan permukaan
lapisan lipid yang merupakan membran sel saraf, dengan demikian pori dalam membran
menutup sehingga menghambat gerak ion melalui membran. Hal ini akan menyebabkan
penurunan permeabilitas membran dalam keadaan istiharat sehingga akan membatasi
peningkatan permeabilitas Na+ . Dapat disimpulkan bahwa cara kerja utama bahan
anestetikum lokal adalah dengan bergabung dengan reseptor spesifik yang terdapat pada
kanal Na, sehingga mengakibatkan terjadinya blokade pada kanal tersebut, dan hal ini akan
mengakibatkan hambatan gerakan ion melalui membran.
4. Obat-Obat Anastesi Lokal:
1) Kokain (benzoylmetilekgonin)
Anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi
dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin diujung
neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat.Selain itu , kokain
juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.Daya kerja stimulasinya terhadap
SSP (cortex) menimbulkan beberapagejala, seperti gelisah, ketegangan, dan
meningkatnya kapasitas dan tenagasehingga tahan lama untuk bekerja lama karena
hilangnya perasaan lelah.Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada
pembedahan dihidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata
sudahdi tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat
midriasisnya.Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi
dapatmengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.Kehamilan
: kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin,terutama pada saluran
urinnya.Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga,
dantenggorok 1-10%.
2) Benzokain
Ester ini merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yangreabsorbsinya
lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanyadigunakan pada anestesi
permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal(pruritus).Benzokain digunakan
dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atausalep (2%) anti-wasir (untuk

8
Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn (3%,
Benzomid).
3) Prokain: Novocaine, etokain
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 tidak begitu toksisdibandingkan
kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkatdalam tubuh zat ini
dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilamino etanol
dan PABA (asam para-aminobenzoat), yangmengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dansering kali
bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang dayakerjanya.sebagai anestetik
local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek sampingnya.
4) Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
Merupakan derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang,terutama
digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila
terdapat selaput lender yang rusak atau adanya peradangan stempat. Mulai kerjanya
cepat
dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan
menurut laporantidak menimbulkan reaksi alergi.
5) Tetrakain (ametokain)
Adalah derivate benzoat dengan gugus-metil padaatom(1941). Khasiatnya lebih
kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain,tetapi juga beberapa kali lebih toksis. Mulai
kerjanya cepat dan berlangsunglama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik
daripada prokain
6) Lidokain : lignokain, Xylocaine
Derivate-asetanlida ini ( 1947) termasuk kelompok amida dan merupakanobat
pilihan utama untuk untuk anastesia permukaan ataupun filtrasi . zat ini digunakan pada
selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dangatal .
Dibandingkan prokain, khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya (setelah
beberapa menit) juga bertahan lebih lama. Penggunaan : lidokain banyak digunakan
setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmiaventricular( di bagian ICCU) dan
pada bedah jantung .Efek sampingnya adalah Mengantuk, Pusing, Sukar bicara,
Hipotensi, dan Konvulsi. Semua efek SSP yang terutama timbul pada overdose.

9
7) Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan
lidokain.Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain, karena efek vasodilatasinya
lebihringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebihcepat .
di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain .ekskresinya
melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4% dan
secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
8) Mepivakain, Scandicaine
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida yang mulai kerja dankekuatannya
mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiatvasodilatasi sehingga tidak
perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat initerutama digunakan sebagai aastesia
infiltrasi dan enis anastesia parenteral pada pembedahan dental, mata dan THT.
9) Cinchokain
Derivate-kinolin ini dari tipe amida yang beberapa kali lebih kuat daripadalidokain
tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifatvasodilatasi. Obat
ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antaralain dalam suppositoria anti
wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal,tidak menimbulkan hipersensitasi.
efeknya tampak setelah ca 15 menit dan berlangsung 24 jam.
10) Artikain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amidadengan kerja
panjang ( 1976 ) terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan
berlangsung agak lama, ca 45-90 menit. Obat inidigunakan untuk pembedahak kevil dan
di kedokteran gigi . karena artikainmemiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik
dibandingkan lidokain. Efek samping : Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi
lubang gigi amalgam dan artukaindapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis
dewasa sekalinya 400mg.
11) Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal
lemah begitupula bakteriostatis terhadap kuman.

10
5. Efek Samping :
1) Rasa nyeri dan sakit kepala
2) Hipotensi
3) Penurunan suhu tubuh hingga hipotermia
4) Perdarahan
5) Keracunan bahan anestetik
6) Reaksi alergi
7) Infeksi tulang belakang
8) Infeksi selubung otak (meningitis)
9) Kegagalan fungsi sistem pernapasan

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anastesi Adalah hilangnya rasa sakit seluruh tubuh secara sentral disertaihilangnya kesadaran
yang bersifat reversibel. Kerja obat anastesi, yaitu apabilaobat anestesi inhalasi, dihirup bersama-
sama udara inspirasi masuk kedalamsaluran pernafasan, didalam alveoli paru akan berdifusi masuk
kedalam sirculasidarah. Demikian pula yang disuntikkan secara intramuskular, obat tersebut
akandiabsorbsi masuk kedalam sirkulasi darah.Setelah masuk kedalam sirkulasi darah obat tersebut
akan menyebar kedalam jaringan. Dengan sendirinya jaringan yang kaya pembuluh darah
sepertiotak atau organ vital akan menerima obat lebih banyak dibandingkan jaringan
yang pembuluh darahnya sedikit seperti tulang atau jaringan lemak .Kerja obat anastesi juga
tergantung jenis obatnya, dimana didalam jaringansebagian akan mengalami metabolisme, ada
yang terjadi di hepar , ginjal atau jaringan lain. Eksresi bisa melalui ginjal ,hepar, kulit, atau paru-
paru. Eksresi bisadalam bentuk asli atau hasil metabolismenya. N2O dieksresi dalam bentuk
aslilewat paru.Perbedaan anastesi umum dengan anestesi local yaitu :Pada anestesi local hilangnya
rasa sakit setempat sedangkan pada anestesiumum seluruh tubuh.Pada anestesi local yang
terpengaruh syaraf perifer sedang pada anestesi umumyang terpengaruh syaraf pusat danPada
anestesi local tidak terjadi kehilangan kesadaran.

3.2 Saran
Sebaiknya pemilihan obat anestesi local maupun umum menyesuaikan dengan kondisi pasien
(berat badan, penyakit yang diderita), jenis obat anestesi dan efek sampingnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Boulton, Thomas B. 1994. Anestesiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Ganiswara,


Silistia G. 1995.Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Jakarta : Alih Bahasa:
Bagian Farmakologi F K U I.
 Goodman LS and Gillman AG. 1985. The pharmacological Basic of therapeutics,
7th.MacMillan Publishing Company.
 Katzung B.G. 1989. Basic and Clinical pharmachology. 4th.ed.(1989). Appleton & Lange,A
publishing Division of Prentice Hall International Inc.Conecut USA.
 Kee, Joyce. L. 1996. Farmakologi. Jakarta : EGC.
 Michael. B Dobson. 1994. Penuntun Praktis Anestesi. Jakarta : Penerbit Buku KedokteranEGC.
 Obstretri Williams. 2009. Panduan Ringkas Anestes. Jakarta : EGC.
 Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fak. Kedokteran UNSRI. 2008. Kumpulan
Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC.

13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1 Anestesi Umum ............................................................................................................ 2
1. Pengertian Anestesi Umum .................................................................................... 2
2. Penggolongan Dari Anestesi Umum ...................................................................... 2
3. Mekanisme Dari Anestesi Umum .......................................................................... 3
4. Contoh Obat Dari Anestesi Umum ......................................................................... 3
5. Efek Samping Dari Anestesi Umum ...................................................................... 6
2.1 Anestesi Lokal .............................................................................................................. 6
1. Pengertian Anestesi Lokal ...................................................................................... 6
2. Penggolongan Anestesi Lokal ................................................................................ 7
3. Mekanisme Dari Anestesi Lokal ............................................................................ 7
4. Contoh Obat Dari Anestesi Lokal .......................................................................... 8
5. Efek Samping Dari Anestesi Lokal ........................................................................ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

14
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian
penyusunan makalah “FARMAKOLOGI” Atas segala berkah, nikmat kesehatan dan kesabaran
yang diberikan-Nya, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Dalam proses penyusunan makalah penulis menghadapi bebepara persoalan, namun berkat
semangat dan keyakinan kepada kebesaran Allah semuanya dapat teratasi. Dan tanpa adanya
berkah, nikmat kesehatan, dan kesabaran tersebut niscaya makalah ini tidak akan perna hadir di
hadapan pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusun penulisan makalah ini dapat
berjalan baik dan lancar karena adanya pengarahan, bimbingan, dan bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis inggin menyampaikan terimah kasih kepada pihak-pihak yang ikut membantu
penyelesaiaan laporan ini.
Oleh sebab itu, dengan segera kerendahan hati menulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar penulis dapat lebih menyempurnaknya di kemudian hari.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kuningan, Oktober 2019

Penulis

15
ii

Anda mungkin juga menyukai