BAB I Nifas Kel
BAB I Nifas Kel
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan yang diberikan dalam pelayanan kebidanan sangat
memengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti
upaya pelayanan antenatal, intranatal, postnatal, dan perawatan bayi baru
lahir.Sebagai seorang bidan profesional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan
kiat asuhan kebidanan yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasi
model konseptual, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu nifas
(Saleha, 2009).
Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau
setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari
rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit
demi sedikit. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifa
berlangsung kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan
pulih dlam waktu 3 bulan. (Anggraini, 2010)
Klasifikasi klinis perdarahan pascapersalinan dibagi menjadi perdarahan
pasca persalinan primer dan sekunder. Perdarahan pascapersalinan primer terjadi
dalam 24 jam pertama, penyebab utama perdarahan pascapersalinan primer adalah
antonia uteri, restensio plasenta, dan robekan jalan lahir, banyak terjadi dalam 2
jam pertama. Perdarahan pascapersalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama.
Penyebab utama terjadi perdarahan pascapersalinan sekunder adalah robekan jalan
lahir dan sisa plasenta atau membran. ¼ kematian ibu disebabkan perdarahan
pascapersalinan. Selain itu perdarahan pascapersalinan yang tidak mengakibatkan
kematian tetapi sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat
menurunkan daya tahan tubuh.perdarahan pascapersalinan sering terjadi pada ibu-
ibu diindonesia.(Anggraini, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI)) merupakan salah satu indikator pembangunan
kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka
Kematian Ibu sudah mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu
pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334
per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada tahun
2012 , Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI
menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH) target SDGs Pada 2030,
mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Kebijakan program pemerintah dalam asuhan masa nifas paling sedikit 4
kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,
untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
(Anggraini, 2010)
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
fisiologi
2. Mampu menguraikan konsep teori tentang nifas fisiologis, meliputi
definisi dan deteksini dini komplikasi masa nifas
3. Mampu melakukan mengakajian data subjectif dan objektif
4. Mampu mengindentifikasi diagnose masa nifas perubahan fisiologis,
fsikologis, dan tanda bahaya pada masa nifas
5. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan masa nifas dengan sesuai rencana
asuhan yang diperoleh
6. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan masa nifas yang di berikan
BAB II
LANDASAN TEORI
c. Perubahan Ligamen
Ligamen – ligamen dan diafragma pelvis, serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur – angsur menciut kembali seperti sediakal. Tidak jarang
zligamentum rotundum menjadi kendur yang mengakibatkan letak
uterus menjadi retrofleksi. Tidak jarang juga wanita mengeluh “
kandunganya turun “ setelah melahirkan oleh karena ligamen,
fasia, dan jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendur
(Dewi, 2011).
e. Lokhea
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal (Dewi, 2011). Lochea adalah ekskresi cairan rahim
selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan
desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi
basa atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina yang normal.
Lochea mempunyai bau yang amis atau anyir seperti darah
menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi.
b. Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin berjalan.Perawatan mobilisasi dini
mempunyai keuntungan, yaitu sebagai berikut:
1) Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium
2) Mempercepat involusi uterus
3) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat kelamin
4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat
fungsi asi dan pengeluaran sisa metabolsme.ambulasi dini
dilakukan secara berangsung-angsung, maksudnya bukan berarti
ibu diharuskan langsung bekerja (mencuci, memasak, dan
sebagainya)setelah bangun.
c. Eliminasi
1) Buang air keci setelah ibu melahirkan, terutama bagi ibu yang
pertama kali melahirkan akan terasa pedih bila BAK. Keadaan ini
kemungkinan disebabkan oleh iritasi pada uretra sebagai akibat
persalinan sehingga penderita takut BAK. Bila kandung kemih
penuh, maka harus diusahakan agar penderita dapat buang air kecil
sehingga tidak memerlukan penyadapan kerena penyadapan
bagaimanapun kecilnya akan membawa bahaya infeksi
2) Buang air besar harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada
obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang
mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila
terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per
os (melalui mulut)
e. Istirahat
Berikut ini hal yang dapat dianjurkan kepada ibu :
1) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan yang tidak berat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, diantara
nya dalah sebagai berikut :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusi uterus
3) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan
dirinya sendiri
b. Bagi bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang
yang mendapatkan asi mempunyai kenaikan berat baik setelah lahir
dan mengurangi obesitas
2) Mengandung antibody
Kolostrum mengandung antibody yang kuat untuk mencegah
terjadinya infeksi
3) Asi mengandung komposisi yang tepat
Berbagai bahan makan yang baik untuk bayi yaitu terdiri porsi
yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan
untuk kehidupan 6 bulan pertama. (Pitriani.2014)
c. Bagi Keluarga
1) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang
mendapatkan ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya
berobat.
2) Aspek psikologi
Kebahagiankelurga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatan
hubungan dengan keluarga
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangant praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak,
botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan
orang lain.
d. Bagi Negara
1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik, angka kesakitan dan kematian anak
menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa
ASI melindungi bayi an anak dari penyakit infeks, misalnya diare,
otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagianbawah
2) Menghemat devisa negara.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Semua ibu
menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6
milyar yang seharusnya dipakai membeli susu formula.
3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Subsidi untukrumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan infeksi nosokomial serta menguragi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit.
4) Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.
16. Pendokumentasian
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP.
Catatan SOAP terdiri atas empat langkah yang disarikan dari proses
pemikiran penatalaksanaan dan dipakai untuk mendokumentasikan asuhan
kebidanan dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.
S : Subjektif
Informasi / data yang diperoleh dari hasil auto anamnesa/allo anamnesa
O : Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi) oleh bidan serta hasil pemeriksaan laboratorium.
A : Analisa
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif tersebut.
P : Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
dengan analisa yang telah dibuat.