Anda di halaman 1dari 4

Skizofrenia

A. Pengertian

Skizofrenia adalah penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan


proses berpikir. Orang dengan skizofrenia tidak bisa membedakan mana
khayalan dan kenyataan. Itu sebabnya masyarakat Indonesia sering menyebut
skizofrenia dengan “gila”. Penyakit ini juga menyebabkan pengidapnya tidak
memiliki kemampuan untuk berpikir, mengingat, ataupun memahami masalah
tertentu.

Skizofrenia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang paling sering


ditemukan di tengah masyarakat. Gejala paling khas dari skizofrenia paranoid
adalah delusi (waham) dan halusinasi. Itulah sebabnya, orang dengan skizofrenia
paranoid cenderung mendengar suara-suara di dalam pikiran mereka dan melihat
sesuatu yang tidak nyata.

Tidak hanya itu, orang yang memiliki skizofrenia paranoid juga sering
menunjukkan perilaku kacau yang menyebabkan diri mereka tidak dapat
mengendalikan perilakunya. Akibatnya, pengidap skizofrenia paranoid sering
berperilaku tidak pantas, sulit mengendalikan emosi, hasrat, serta keinginannya.

Secara umum, skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis yang


membutuhkan pengobatan berkepanjangan untuk meringankan gejalanya.

B. Gejala
Gejala awal skizofrenia umumnya muncul di masa remaja. Oleh karena itu,
gejala awal ini sering disalahartikan, karena dinilai wajar terjadi pada masa remaja.
Pada pria, gejala awal muncul di usia 15-30 tahun. Sedangkan pada wanita, gejala
biasanya menyerang kelompok usia 25-30 tahun.

Sejumlah gejala awal skizofrenia, yaitu:

 Cenderung mengasingkan diri dari orang lain.


 Mudah marah dan depresi.
 Perubahan pola tidur.
 Kurang konsentrasi dan motivasi.
 Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah.
Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori, yaitu positif dan negatif. Gejala
positif mengacu pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat, meliputi:

 Halusinasi. Halunasi adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun
sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa
mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak mendengar apapun.
 Delusi. Delusi atau waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan
kenyataan. Gejalanya beragam, mulai dari merasa diawasi, diikuti, bahkan sedang
Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini.
 Kacau dalam berpikir dan berbicara. Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan
penderita dalam berbicara. Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahkan
membaca koran atau menonton televisi saja sangat kesulitan. Caranya berkomunikasi
juga membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
 Perilaku kacau. Perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara
berpakaiannya juga tidak biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba
berteriak dan marah tanpa alasan.

Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita.
Gejala negatif dapat berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami gejala awal.

Seringkali, hubungan penderita dan keluarga rusak akibat gejala negatif. Hal ini karena
gejala negatif seringkali disalahartikan sebagai sikap malas atau tidak sopan. Gejala negatif
umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring waktu, di antaranya adalah:

 Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak
berubah (monoton).
 Sulit untuk merasa senang atau puas.
 Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.
 Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan
atau berhubungan seks.
 Pola tidur yang berubah.
 Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.
 Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.

C. Penyebab
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan skizofrenia. Namun demikian,
skizofrenia dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko, seperti:

Faktor genetik

Seseorang dari keluarga penderita skizofrenia, 10% lebih berisiko mengalami kondisi
yang sama. Risiko akan menjadi 40% lebih besar bila kedua orang tua sama-sama menderita
skizofrenia. Pada orang yang memiliki saudara kembar dengan skizofrenia, risiko meningkat
hingga 50%.

Faktor kimia otak

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kadar dopamin dan serotonin


berisiko menimbulkan skizofrenia. Dopamin dan serotonin adalah bagian
dari neurotransmitter, zat kimia yang berfungsi mengirim sinyal antar sel-sel otak.

Telah diketahui juga, terdapat perbedaan struktur dan fungsi otak pada penderita skizofrenia.
Sejumlah perbedaan tersebut, antara lain:

 Koneksi antar sel-sel otak yang lebih sedikit.


 Ukuran lobus temporalis yang lebih kecil. Lobus temporalis adalah bagian otak yang
terkait dengan ingatan.
 Ukuran ventrikel otak yang lebih besar. Ventrikel adalah bagian di dalam otak yang
berisi cairan.

Komplikasi kehamilan dan persalinan

Sejumlah kondisi yang terjadi pada masa kehamilan diduga berisiko menyebabkan
skizofrenia pada anak yang dilahirkan. Di antaranya adalah kekurangan nutrisi, paparan racun
dan virus, preeklamsia, diabetes, serta perdarahan dalam masa kehamilan.

Komplikasi saat persalinan, juga berisiko menyebabkan skizofrenia pada anak.


Misalnya kekurangan oksigen saat dilahirkan (asfiksia), berat badan lahir rendah, dan lahir
prematur.

Beberapa faktor risiko lainnya adalah:

 Peningkatan sistem kekebalan tubuh akibat penyakit autoimun dan peradangan.


 Cedera otak akibat jatuh atau kecelakaan, termasuk yang terjadi di masa kecil.
 Infeksi virus, terutama virus influenza dan polio.

Selain sejumlah faktor risiko di atas, ada yang disebut faktor pemicu skizofrenia. Pada
orang dengan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, stres merupakan faktor psikologis
paling utama yang dapat memicu timbulnya skizofrenia. Stres bisa terjadi karena perceraian,
kehilangan pekerjaan atau tempat tinggal, dan ditinggal orang yang dicintai. Pelecehan
seksual, atau kekerasan fisik dan emosional juga dapat menyebabkan stres.

Penyalahgunaan NAPZA, seperti kokain, ganja dan amfetamin, juga dapat memicu
skizofrenia pada orang dengan faktor risiko di atas. Penelitian menunjukkan, pecandu ganja
berisiko empat kali lipat lebih tinggi untuk mengalami skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai