Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi
pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Meliputi fakta, konsep, dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Prasyarat agar belajar menerima menjadi bermakna menurut Ausubel, yaitu: Siswa memiliki strategi belajar yang bermakna Tugas-tugas belajar yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Tugas-tugas belajar yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa.
A. Prinsip Belajar Ausubel
1. Pengatur Awal, yaitu guru membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya. 2. Diferensiasi progresif, yaitu ada pengembangan dan kolaborasi konsep-konsep. Konsep-konsep tersebut diajarkan dari inklusif, kemudian kurang inklusif dan yang paling inklusif. 3. Belajar superodinat, yaitu mengasosiasikan konsep ke dalam struktur kognitif sehingga terjadi peningkatan dan perluasan struktur kognitif itu. 4. Penyesuaian integrative, yaitu guru menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan sehingga siswa tidak menghadapi dua atau lebih nama konsep yang digunakan untuk menyatakan konsep yang sama.
B. Ciri Belajar Bermakna
Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru dengan bahan-bahan lama. Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal-hal yang lebih terperinci, Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama. Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan, Informasi yang dipelajari secara bermakna dapat lebih lama untuk diingat. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip, Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa. C. Implikasi Teori Belajar Ausubel 1. Guru menjelaskan tujuan pengajaran. 2. Guru menyajikan organizers, yang meliputi identifikasi, atribut-atribut tertentu, dan sebagainya. 3. Guru memberikan contoh materi. 4. Guru menunjukkan hubungan, dan mengulang. 5. Guru membangkitkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevan. 6. Guru menyajikan bahan. Penyajian bahan belajar misalnya, dengan cara ceramah, diskusi, film, percobaan, atau membaca. 7. Guru mempertahankan perhatian. 8. Guru membuat organisasi secara eksplisit dan menyusun urutan belajar secara logis. 9. Guru meminta siswa untuk membuat contoh-contoh lain tentang konsep atau proposisi dalam bahan belajar. 10. Guru meminta siswa mengemukakan secara verbal esensi bahan, dengan menggunakan kalimat dan kerangka pikirannya sendiri. 11. Guru meminta siswa membahas bahan menurut sudut pandangnya sendiri.