Anda di halaman 1dari 14

.

Identitas Jurnal
 Jurnal 1
Judul jurnal : Pemahaman Konsep Perbandingan Siswa Smp Berkemampuan Matematika
Rendah
Jenis Jurnal : Jurnal ∑IGMA
Tahun Terbit : 2016
Penulis : Harfin Lanya
Email :lanya.harfin@gmail.com
ISSN : 2442-3041
Vol/ No : 2/1
Reviewer : Kelompok 6

 Jurnal II
Judul jurnal : Eksplorasi Pemahaman Siswa pada Materi Perbandingan Senilai
Menggunakan Konteks Cerita di SMP
Jenis Jurnal : Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika
Tahun Terbit : 2017
Penulis : Dewi Hamidah, Ratu Ilma Indra Putri dan Somakim
Email : mailto:dewi.hamidah@gmail.com
ISSN : 2581-0480
Vol/ No : 1/1
Reviewer : Kelompok 6

2. Pembahasan Jurnal
 Jurnal I
Abstrak Penelitian

Mendeskripsikan pemahaman konsep perbandingan siswa SMP


Tujuan Penelitian
berkemampuan matematika rendah

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan yaitu soal tes kemampuan matematika dan
soal tes pemahaman konsep perbandingan.

Metode Penelitian Penelitian deskriptif kualitatif dan wawancara,

Siswa kelas VII (laki-laki) SMPN 4 Pamekasan yang berkemampuan


Subjek Penelitian
matematika rendah

Pemahaman, Konsep Perbandingan, Kemampuan Matematika


Kata Kunci
Rendah

Pendahuluan

Melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional(Permendiknas)


23 Tahun 2006 (Depdiknas, 2007:4) menetapkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika diberikan
di sekolah dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan


antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan


Latar Belakang manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami


masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,


diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam


kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan hal di atas, maka setiap siswa harus memahami


konsep matematika. Pemahaman konsep matematika akan tercapai
jika siswa belajar dengan pemahaman bukan dengan hafalan.
Menurut pengalaman penulis, rata-rata siswa hanya belajar dengan
hafalan bukan dengan pemahaman. Oleh sebab itu, siswa merasa
kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika, khususnya siswa
berkemampuan matematika rendah.

Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru, dalam


mempelajari materi perbandingan ini siswa mengalami banyak
kesulitan diantaranya siswa kurang mampu dalam mencari nilai
satuan, siswa juga kurang mampu mengklasifiksikan suatu
permasalahan dalam perbandingan senilai ataupun berbalik nilai,
dan siswa juga kurang mampu membandingkan nilai dari dua
pecahan

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek


terapannya, maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang
penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi (Soedjadi,
2000). Oleh sebab itu, matematika diberikan sejak jenjang
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini dimaksudkan
agar sejak dini siswa mempunyai penguasaan matematika yang
Kajian Teori kuat. Skemp (1982) menyatakan bahwa terdapat dua macam jenis
belajar yang biasa terjadi yaitu habit learning or rote- memorizing
and learning with understanding, belajar dengan kebiasaan atau
belajar dengan hafalan dan belajar dengan pemahaman. Belajar
hafalan akan cendrung bersifat sementara karena informasi
tersimpan pada memori jangka pendek sedangkan belajar dengan
pemahaman berhubungan dengan penyimpanan informasi pada
memori jangka panjang.

Pemahaman adalah kemampuan menyatakan kembali sebuah


konsep, kemampuan mengklasifikasikan suatu persoalan
berdasarkan karakteristik atau sifat-sifatnya, kemampuan
menyebutkan contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep, dan
kemampuan menggunakan konsep dalam menyelesaikan soal.
Perbandingan adalah hubungan atau relasi antara dua kuantitas
tertentu. Sedangkan perbandingan senilai adalah pernyataan
tentang dua rasio yang sama. Dan perbandingan berbalik nilai
adalah pernyataan tentang dua rasio yang jika dikalikan hasilnya
adalah 1.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan


matematika adalah kemampuan siswa untuk menjawab tes
kemampuan matematika. Tes Kemampuan Matematika
menggunakan soal-soal Ujian Nasional SMP terkait dengan materi
yang sudah dipelajari oleh siswa. Kemudian, nilai (skor) yang
diperoleh siswa digunakan untuk menetukan tingkat kemampuan
matematika mereka. Dalam penelitian ini siswa dikatakan
memiliki kemampuan matematika rendah apabila memperoleh 0 ≤
skor < 65. Hal ini didasarkan pada nilai SKM yang ditetapkan di
sekolah, yang akan dijadikan tempat penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan dua teknik yaitu tes


tertulis dan wawancara. Data yang diperoleh diuji keabsahannya
dengan metode triangulasi agar data tersebut valid dan dapat

Metodologi Penelitian dianalisis sebagai kesimpulan atau hasil penelitian. Pada


pengumpulan data, setelah dilakukan tes tertulis, peneliti
melakukan wawancara agar pemahaman siswa dapat terlihat
dengan jelas dan dapat dideskripsikan secara detail. Analisis data
dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis, dimulai dari data valid yang diperoleh dari hasil
wawancara, mengklasifikasi data, mereduksi menyajikan serta
kemudian membuat kesimpulan.

Berdasarkan hasil peneliti didapat bahwa siswa


berkemampuan matematika rendah tidak mampu menyetakan
definisi perbandingan. Namun, dia mampu menyatakan definisi
perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai,
berkemampuan matematika rendah mampu menyebutkan
karakteristik perbandingan senilai berdasarkan contoh soal yang
diberikan. Siswa berkemampuan matematika rendah tidak mampu
Hasil dan Pembahasan memberikan contoh perbandingan senilai dan berbalik nilai yang
berbeda dengan contoh soal yang diberikan, subjek hanya mampu
memberikan contoh soal yang hampir sama dengan contoh soal
yang diberikan dan Siswa berkemampuan matematika rendah
mampu menyelesaikan soal perbandingan senilai dengan konsep
perbandingan senilai. Namun, siswa kurang mampu mengalikan
dan membagi suatu nilai apalagi melibatkan bilangan pecahan
campuran.

Subjek berkemampuan matematika rendah tidak mampu


menyatakan definisi perbandingan, tapi subjek mampu
menyatakan definisi perbandingan senilai dan perbandingan
berbalik nilai, mampu menyebutkan karakteristik perbandingan
senilai, Subjek tidak mampu memberikan contoh perbandingan
Kesimpulan senilai dan berbalik nilai yang berbeda dengan contoh soal yang
diberikan sebab subjek mengalami kesulitan dan kebingungan, dan
menyelesaikan soal perbandingan senilai dan berbalik nilai subjek
mampu menggunakan konsep perbandingan senilai yaitu dengan
mengalikan silang dan membaginya sesuai dengan konsep
perbandingan senilai namun tidak sampai akhir akhir dikarenakan
subjek kebingunggan.

Saran yang diberikan peneliti yaitu :


1. Guru hendaknya memberikan perhatian yang lebih pada
siswa yang berkemampuan matematika rendah agar kesalahan
yang terjadi pada penelitian ini tidak terulang kembali.
2. Jika memungkinkan guru sebaiknya meggunakan metode
Saran pembelajaran menyenangkan agar siswa berkemampuan
matematika rendah memiliki semangat belajar dengan pemahaman
bukan dengan hafalan.
3. Guru perlu memberikan banyak latihan soal dan
pembahasan soal latihan agar siswa berkemampuan matematika
rendah mampu menyelesaikan soal perbandingan berbalik nilai.
Depdikbud. (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.


Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran


Matematika. Jakarta : Depdiknas Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum

Daftar Pustaka Jung, Inchul. (2002). Student Respresentation and Understanding


of Geometric Transformation with technology
Experience Dissertation. The University of Georgia. Pdf.
http://jwilson.coe.uga.edu/pers/jung_2 00205_phd.
diakses 14 Januari 2015

Ngapingsih,dkk. (2014).Matematika untuk SMP/MTs kelas VII


semester 1.Klaten:Intan Pariwara

Skemp, Richard R. (1976). Relational understanding and


instrumental understanding. First published in
Mathematics teaching : University of Wawick

Skemp, Richard R.(1982). The Psycohology of Learning


Mathematics. Great Britain : Hazel Watson dan Viney
Ltd

Skemp, Richard R (1987). The psycology of learning mathematics.


New York : Penguin Books Ltd

Soedjadi, R. (2002). Kiat-kiat Pendidikan Matematika di


Indonesia. Surabaya: Depdiknas.

Sugiono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV.


Alfabeta.

Tim Penyusun. (2012). Pakar Matematika untuk SMP Kelas VII


Semester Genap. Klaten: Aviva

 Jurnal II
Abstrak Penelitian

Mengetahui pemahaman siswa dalam mengidentifikasi informasi


atau hal-hal mengenai konsep perbandingan melalui cerita atau
Tujuan Penelitian
permasalahan serta untuk mengetahui sejauh mana siswa memaknai
arti perbandingan senilai

Instrumen Penelitian Lembar Aktivitas Siswa (LAS) kepada masing-masing kelompok

Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah design research

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII pada salah satu Sekolah
Subjek Penelitian Menengah Pertama di Palembang yaitu 3 siswa laki-laki dan 3 siswa
perempuan.

Kata Kunci Perbandingan Senilai, PMRI, Cerita


Pendahuluan

Sebelum mempelajari konsep perbandingan senilai, siswa harus


telah lebih dahulu memahami konsep perbandingan. Dari berbagai
jenis buku pelajaran matematika kelas VII yang peneliti temukan
bahwa pembelajaran mengenai perbandingan senilai di sekolah
diajarkan langsung pada algoritma dari materi tersebut. Pendekatan
Latar Belakang
seperti ini dirasa kurang tepat karena dapat menyebabkan siswa
memperoleh konsep yang kurang jelas.. Hal ini menyebabkan
pembelajaran di kelas menjadi tidak bermakna. Siswa diajarkan
pada hal-hal yang bersifat abstrak menjadikan siswa bosan dalam
proses pembelajaran.

Salah satu konsep matematika yang sering digunakan dalam


kehidupan sehari-hari adalah perbandingan. Secara matematika
perbandingan berarti sebuah pernyataan kesamaan antara dua rasio
yang biasanya ditulis sebagai [2, 3]. Anak-anak maupun dewasa
kurang mengerti konsep perbandingan walaupun mereka sering
menggunakannya, misalnya dalam transaksi jual-beli. Capon dan
Kuhn mengatakan bahwa banyak orang dewasa tidak menunjukkan
penguasaan terhadap konsep perbandingan.

Kajian Teori Perbandingan adalah hubungan atau relasi antara dua kuantitas
tertentu, sedangkan perbandingan senilai adalah pernyataan tentang
dua rasio yang sama [4]. Konsep perbandingan senilai juga dapat
ditemukan pada permasalahan pembuatan makanan atau resep
makanan, misalnya perbandingan banyaknya tepung dan gula.
Tanpa disadari bahwa konsep perbandingan senilai ini sangat dekat
dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, pemahaman konsep
ini oleh siswa, masih sering mendapatkan kesulitan dalam proses
penerimaan pengetahuannya.
Metodologi Penelitian Design research yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan
mengembangkan local instructional theory dengan kerjasama antara
peneliti dan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber, untuk
mendapatkan visualisasi terhadap penguasaan siswa secara
menyeluruh terhadap materi perbandingan senilai. Data
dikumpulkan melalui dokumen berupa foto, video rekaman,
observasi, wawancara, dan hasil lembar kerja Selanjutnya, data
yang diperoleh dan dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Bersama guru dan observer, peneliti mendiskusikan data
yang terkumpul guna menghindari subjektifitas peneliti

Terdapat dua aktivitas pembelajaran yang diimplementasikan


pada penelitian ini yaitu mengidentifikasi informasi atau hal-hal
mengenai konsep perbandingan melalui cerita atau permasalahan
dan memahami arti perbandingan senilai.

Aktivitas pertama dilakukan tanya jawab oleh guru tentang


materi hari ini dan contoh perbandingan namun siswa tidak
menjawab pertanyaan sehingga guru memberikan jawaban. Setelah
itu guru bertanya kembali dan siswa dapat menjawab pertanyaan

Hail dan Pembahasan guru terkait contoh perbandingan

Aktivitas 2 yaitu meningkatkan kesadaran siswa pada jawaban-


jawaban yang diminta, guru menstimulasi siswa seperti aktivitas
mengelompokkan gambar-gambar candi yang kelihatan “mirip”.
Setelah siswa mencatat data panjang dan tingginya, siswa diminta
memperhatikan hubungan-hubungan rasio panjang dan tingginya
dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lainnya. Pada
akhirnya siswa pun mengerti makna senilai dari sebuah
perbandingan. Aktivitas ini diawali dengan kegiatan menentukan
candi-candi mana yang kelihatan mirip lalu mengelompokkannya.
Sebelum mengukur, siswa ditanyakan berapa kelompok candi yang
kelihatan mirip, seluruh siswa mengatakan tiga dengan alasan
karena gambar, lebar, dan tingginya sama. Namun setelah
mengukur dan mencatat datanya, ada satu siswa yang sadar bahwa
ada satu candi yang berbeda rasio ukuran panjang dan tingginya
sehingga siswa tersebut mengatakan ada empat kelompok candi.
Guru memintanya untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pengetahuan baru dari temannya. Dia mengatakan bahwa ukuran
lebar dan tinggi candi berlabel I berbeda dari yang lainnya sehingga
candi tersebut tidak masuk dalam kelompok lainnya. Yang
dimaksud berbeda disini adalah rasio lebar dan tingginya yang tidak
senilai dari kelompok candi yang lain. Disini siswa akhirnya sadar
akan kekeliruan mereka sebelumnya. Pada lembar aktivitas, siswa
telah mampu menentukan rasio yang ekuivalen dari perbandingan-
perbandingan yang diberikan. Penulisan rasio ekuivalen siswa
sesuai dengan dugaan guru, ada siswa yang menuliskannya dalam
bentuk pecahan dan ada juga yang menuliskannya menggunakan
titik dua (:). Namun ada satu permasalahan dimana siswa belum
mampu mengungkapkannya dengan benar yaitu ketika siswa
ditanyakan mengenai bilangan non-integer ratio. Dengan melihat
hasil kerja lembar aktivitas siswa, kekeliruan ini terjadi karena
siswa kurang memperhatikan pada apa yang ditanyakan soal.

Berdasarkan penelitian disimpulkan kesimpulan:


Kesimpulan
1. Melalui informasi ataupun pernyataan mengenai cerita,
siswa dapat memahami konsep perbandingan dengan
membandingkan dua nilai
2. Dengan menggunakan manipulatif gambar candi dengan
ukuran yang berbeda-beda, siswa mampu
mengelompokkannya berdasarkan rasio lebar dan tinggi
yang senilai
3. Penggunaan konteks cerita dapat membantu siswa dalam
mengidentifikasi informasi atau hal-hal mengenai konsep
perbandingan dan memahami arti perbandingan senilai.
Saran -

Atiqa, Y. & Kusrini. (2013). Pengaruh Pembelajaran Matematika


Realistik Terhadap Memori Siswa Pada Sub Materi
Perbandingan Senilai Dan Beralik Nilai Di Kelas VII SMP
Negeri 5 Tuban. Jurnal MathEdunesa, 2 (1). Diakses dari
http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewa
rticle&article=65277. Tanggal 22 Agustus 2017

Pedagogical Content Knowledge (PCK) Tools - The EI Paso


Collaborative for Academic Exellence, Consortium for Policy
Research in Education (CPRE), & The Consortium for
Daftar Pustaka Achievement in Mathematics and Science (CAMS).
Proportional Reasoning : Student Misconceptions and
Strategies for Teaching. Diunduh pada 8 Mei 2012 dari
http://www.epcae.org/uploads/documents/Proportional_Sept%
2020.pdf Tourniaire, F. & Steven P. (1985). Proportional
Reasoning : A Review of the Literature. Educational Studies
in Mathematics, 16, 181-204. California: Group in Science
and mathematics Education, Lawrence Hall of Science,
University of California.

Lanya, H. (2016). Pemahaman Konsep Perbandingan Siswa SMP


Berkemampuan Matematika Rendah. Jurnal FKIP Universitas
Madura, ∑IGMA, 2 (1), September 2016, hal. 20.

Pertiwi, D.P. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Quantum


Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Perbandingan di Kelas VII D SMP Negeri 9 Palu.
Jurnal Elektronik. Tersedia: http://ejurnal.untad.ac.id. Diakses
Tanggal 20 Oktober 2015.

Tiffani, H. (2015). Profil Proses Berpikir Siswa SMP dalam


Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar
dan Gaya Kognitif. [Online]. Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal Pendidikan, 1 (4). Tersedia: http://eprints.ums.ac.id
/33195/. Diakses Tanggal 15 september 2015.

Zulkardi. (2002). Developing A Learning Environment on Realistic


Mathematics Education For Indonesian Student Teachers.
Doctoral Thesis of Twente University. Enschede: Twente
University.

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin:


Tulip. Gravemeijer, K. (1994). Developing Realistic
Mathematics Education. Utrecht: Technipress, Culemborg.

Triyani, S. (2012). Supporting Student’s Ability in Understanding


Least Common Multiple (LCM) Concept Using Storytelling.
Journal on Mathematics Education, 3(2), 151-164.
Palembang: IndoMS-JME.

Gravemeijer, K., & Van Eerde, D. (2009). Design Research as a


Means for Building a Knowledge Base for Teaching in
Mathematics Education. The Elementary School 109 (5).
Chicago: The University of Chicago.

Plomp. (2007). “Educational Design Research : An Introduction”,


dalam An Introduction to Educational Research

3. Kelebihan dan Kekurangan


 Jurnal 1
Kelebihan Kekurangan

1. Jurnal memiliki ISSN 1. Tidak adanya abstrak dalam bahasa


2. Menggunakan bahasa Indonesia secara Inggris
sederhana tidak bertele-tele sehingga 2. Tidak adanya daata atau pengolahan data
pembaca mudah untuk memahami isi (cara menghitung) pada jurnal
jurnal 3. Tidak adanya bentuk pertanyaan yang
3. Susunan bagian-bagian jurnal seperti dilampirkan didalam jurnal
abstrak, pendahuluan, dan lainnya 4. Pada bagian saran peneliti hnaya
saling berhubungan memeberikan saran pada guru.
4. Softcopy jurnal ini mudah didapat dan 5. Hanya ada sedikit pendapat para ahli
di download
5. Jurnal ini masih dalam kategori jurnal
baru
6. Tulisan di dalam jurnal rapi
7. Adanya kajian teori dari Dinas
Pendidikan dan indikator kurikulum
2006

 Jurnal 2
Kelebihan Kekurangan

1. Jurnal memiliki ISSN 1. Tulisan didalam jurnal tidak rapi


2. Adanya abstrak dalam bahasa Inggris 2. Ada bagian yang tidak terdapat didalam
dan bahasa Indonesia jurnal yaitu saran
3. Adanya lampiran pertanyaan yang 3. Tidak adanya perhitungan dalam
diberikan guru kepada sisiwa mengambil kesimpulan terhadap
4. Adanya lampiran percakapan anatara kemampuan siswa
guru dan siswa
5. Jurnal ini menerapkan metode yang
bagus karena guru menjadi stimulan
bagi siswa sehingga siswa dapat
memahami materi dengan mudah
6. Jurnal ini masih dalam kategori jurnal
baru
7. Softcopy jurnal ini mudah didapat dan
di download
8. Adanya pendapat-pendapat para ahli

Anda mungkin juga menyukai