Anda di halaman 1dari 27

Nama : Tiaradipta Putri Wibawa

NPM : 195050041
Prodi Pen.Matematika/Penulisan KTI dan Publikasi
Review Jurnal
Jurnal 1
Judul Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
Jurnal Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal
Volume dan Halaman Volume 07 dan 474 Halaman
Tahun 2021
Penulis Hestu Tansil Laia , Darmawan Harefa
Tanggal 02 Mei
Tujuan Penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa dengan kemampuan komunikasi
matematis siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.
Subjek Penelitian kelas VII dengan jumlah 67 orang siswa di SMP Negeri 2
Telukdalam.
Metode Penelitian Penulisan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian korelasional.
Definisi Operasional Tingkat SMP Kelas VII
dan Variabel Variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Variabel terikat : Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
Instrumen Penelitian soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan
kemampuan komunikasi matematis.
Langkah Penelitian Dengan memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis dan kemampuan komunikasi matematis kepada siswa
SMP kelas VII yang berjumla 67 lalu pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik total sampling yang artinya semua
populasi dijadikan sebagai sampel. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis dan kemampuan komunikasi matematis. Analisis data
menggunakan uji prasyarat model regresi linier, uji koefisien
korelasi rumus Product Moment, uji t koefisien korelasi, dan
koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kemampuan pemecahan masalah matematis dengan kemampuan
komunikasi matematis siswa
Hasil Penelitian Setelah data terambil dan diolah, maka adapun hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII di
SMP Negeri 2 Telukdalam, data menunjukkan 10,45% siswa
berkemampuan baik, 88,06% siswa berkemampuan cukup baik,
dan 1,49% siswa berkemampuan rendah. Namun, nilai rata-rata
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa secara
keseluruhan tergolong pada kategori cukup baik, yaitu dengan
nilai rata-rata 51,5. Sedangkan pada hasil tes kemampuan
komunikasi matematis siswa menunjukkan 38,81% siswa
berkemampuan sangat baik, 58,21% siswa berkemampuan baik,
dan 2,98% siswa berkemampuan cukup baik. Namun, nilai
ratarata kemampuan komunikasi matematis siswa secara
keseluruhan tergolong pada kategori baik, yaitu dengan nilai
rata-rata 77,5.
Kelebihan Penelitian Metode penelitian lengkap.
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Jurnal ini sudah sangat baik dengan metode penelitian yang
lengkap dan data-data yang tersusun rapi, hasil dari penelitian
pun sesuai dengan yang peneliti maksud.

Review Jurnal 2
Judul PENILAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA SMP
Jurnal Jurnal Teori dan Riset Matematika
Volume dan Halaman Vol. 2 No. 1 dan 41 Halaman
Tahun 2017
Penulis Asep Amam
Tanggal September
Tujuan Penelitian Tujuan kajian ini adalah dapat mendefinisikan kemampuan
pemecahan masalah matematis dengan benar, mampu membuat
indikator dan soal kemampuan pemecahan masalah matematik
SMP dengan tepat.
Subjek Penelitian SISWA SMP
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur.
Definisi Operasional Siswa SMP
dan Variabel Variabel Bebas : KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Variabel Terikat : Siswa SMP
Instrumen Penelitian Memberikan soal tentang kemampuan pemecahan masalah
matematis
Langkah Penelitian Dengan mengumpulkan data-data dan hasil dari soal yang
diberikan, juga dengan mencari jurnal-jurnal yang sudah ada
sebelumnya.
Hasil Penelitian Hasil kajian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematis adalah kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan masalah matematis non-routin yang disajikan
dalam bentuk soal matematika tekstual maupun kontekstual
yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah dengan indikator mampu memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, melakukan perhitungan dan
mengecek kembali hasil perhitungan.
Kelebihan Penelitian Singkat padat dan Jelas
Kekurangan penelitian Karna jurnal ini dilakukan dengan studi literatur maka hasil yang
didapatpun terbatas hanya sesuai dengan data pustaka yang ada
Kesimpulan Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan masalah matematis non-routin
yang disajikan dalam bentuk soal matematika tekstual maupun
kontekstual yang dapat mengukur kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah

Review Jurnal 3
Judul KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
PESERTA DIDIK BERDASARKAN ADVERSITY
QUOTIENT
Jurnal Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 04, No. 02
Tahun 2020
Penulis Niken Septianingtyas , Hella Jusra
Tanggal November
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik berdasarkan
Adversity Quotient (AQ) dengan mengetahui hubungan antara
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan
AQ, serta mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik sesuai dengan tingkatan AQ yang
dimilikinya
Subjek Penelitian 132 peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri di Jakarta.
Metode Penelitian Metode penelitian kuantitatif dengan korelasi untuk mencari
hubungan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik terhadap Adversity Quotient (AQ).
Definisi Operasional 132 peserta didik kelas XI IPA
dan Variabel Variabel bebas : KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS
Variabel terikat : ADVERSITY QUOTIENT
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan
masalah matematis dan non tes berupa angket AQ.
Langkah Penelitian Sebanyak 132 peserta didik yang dipilih secara purposive
sampling kemudian dilanjutkan dengan stratified random
sampling. Teknik stratified random sampling digunakan untuk
mengelompokkan AQ peserta didik berdasarkan kategori
climbers, campers, dan quitters, sehingga dipilih satu subjek
untuk setiap kelompok.
Selanjutnya, peserta didik mengerjakan instrumen tes dengan
pokok bahasan barisan dan deret yang terdiri dari 8 soal
berbentuk uraian. Hasil dari pengisian non tes yaitu angket AQ.
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah 1,5% peserta didik memiliki AQ
tipe climbers, 41,7% peserta didik memiliki AQ tipe peralihan
climbers-campers, dan 56,8% peserta didik memiliki AQ tipe
campers, serta terdapat hubungan yang signifikan antara
kemampuan pemecahan masalah matematis dan AQ.
Kelebihan Penelitian Tersusun dengan rapi, lengkap dan jelas sehingga memudahkan
pembaca memahami segala isi yang ada.
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah peserta didik dengan AQ tipe
climbers yaitu memiliki sifat untuk pantang menyerah, peserta
didik AQ tipe peralihan climbers- campers memiliki sifat
keduanya yaitu sifat climbers dan campers, dan peserta didik AQ
tipe campers memiliki sifat mudah menyerah dan merasa puas.
Review Jurnal 4
Judul KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMP MELALUI
PEMBELAJARAN OPEN ENDED
Jurnal Jurnal Nasional Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Vol. 2 No. 1, Hal. 109
Tahun 2018
Penulis Wahyu Hidayat , Ratna Sariningsih
Tanggal Maret
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan adversity quotient dalam
menyelesaikan soal cerita mengenai keliling dan luas bangun
datar.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 35 siswa di kelas VIII-B di salah
satu SMP di Kabupaten Bandung Barat.
Metode Penelitian Metode deskriptif kualitatif.
Definisi Operasional 35 siswa di kelas VIII
dan Variabel Variabel bebas : KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT
Variabel terikat : PEMBELAJARAN OPEN ENDED
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis yaitu soal
open-ended dan angket.
Langkah Penelitian Siswa mengisi angket, melakukan tes kemampuan pemecahan
masalah untuk memilih subyek penelitian. Setelah tes dan
pengklasifikasian siswa kedalam kemampuan pemecahan
masalah selesai dilaksanakan maka dipilih lima siswa yang
mewakili setiap tingkatan untuk diwawancarai. Setelah data
terkumpul lalu dianalisis. Analisis data untuk mengetahui tingkat
pemecahan masalah siswa.
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian menunjukan bahwa (1) Kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa SMP pada materi keliling
dan luas persegi panjang dengan pembelajaran open ended
mencapai ketuntasan belajar; (2) Siswa AQ quitters dalam
memecahkan masalah mampu memahami masalah dengan
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan
menjelaskan masalah dengan kalimat sendiri; (3) Siswa AQ
campers dalam memecahkan masalah mampu melaksanakan tiga
tahapan Polya yaitu memahami masalah, merencanakan
pemecahan, dan melaksanakan rencana.
Kelebihan Penelitian Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami maksud
dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat rinci dan
mudah dipahami
Kekurangan penelitian Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi
dari jurnal ini. 2. penulis kurang detail dalam memberikan hasil
yang didapat dalam melakukan penelitiannya.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka simpulan
dari penelitian ini adalah (1) Kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa SMP pada materi keliling dan luas persegi
panjang dengan pembelajaran open ended mencapai ketuntasan
belajar; (2) Siswa AQ quitters dalam memecahkan masalah
mampu memahami masalah dengan menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan masalah
dengan kalimat sendiri; (3) Siswa AQ campers dalam
memecahkan masalah mampu melaksanakan tiga tahapan Polya
yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, dan
melaksanakan rencana.

Review Jurnal 5
Judul Pengaruh E-Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Jurnal Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 05, No. 03,
Tahun 2021
Penulis Sudarman , Sartika , Iip Sugiharta , Farida ,
Tanggal November
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
Elearning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
peserta didik kelas VII SMP Al-Huda Jati Agung dengan metode
quasi eksperimen desain.
Subjek Penelitian peserta didik kelas VII
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantutatif
dengan desain penelitian Quasy Eksperimen Design.
Definisi Operasional peserta didik kelas VII
dan Variabel variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
variabel terikat : E-Learning Berbantuan Google Classroom
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini terdiri dari tes berupa soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis sebagai alat ukur
untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik
dan non tes berupa dokumentasi pengamatan perilaku peserta
didik serta alata bantu untuk mendokumentasikan proses
penelitian. Analsis data peneltian ini menggunakan uji prasyarat
dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis
menggunakan uji ANOVA dengan SPSS.
Langkah Penelitian 1). Membuat soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis berdasarkan indikator yang digunakan dengan melalui
uji validasi oleh ahli materi, 2). Melakukan uji isnturmen soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis diluar populasi
penelitian, 3). Menerapkan pembelajaran E-learning pada kelas
eksperimen dan pemebelajaran langsung pada kelas kontrol, 4).
Melakukan perhitungan hasil analisis data peneltian, 5).
Menyimpulkan hasil penelitian
Hasil Penelitian . Hasil analisis data terdapat pengaruh pembelajaran E-learning
berbantuan google classroom terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis peserta didik karena memudahkan peserta
didik berinovasi mencari sumber belajar tidak hanya terpaku
pada pendidik. Maka disimpulkan terdapat pengaruh
pembelajaran E-learning terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis.
Kelebihan Penelitian Penulis lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari
jurnal ini. Penulis sangat detail dalam memberikan hasil yang
didapat dalam melakukan penelitiannya.
Kekurangan penelitian Abstrak yang ditulis kurang menyeluruh.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Elearning berbantuan
google classroom terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis. Berdasarkan hasil tersebut pendidik perlu
mengembangkan pembelajaran E-learning untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik, serta
pendidik dipandang perlu memberikan soal-soal latihan
kemampuan pemecahan masalah matematis untuk membiasakan
peserta didik dalam menyelesaikankan soal kemampuan
pemecahan masalah matematis. Sebagai peneliti selanjutnya,
dihapakan para peneliti lebih memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik.

Review Jurnal 6
Judul Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Vol. 9, No. 1, 61~70
Tahun 2021
Penulis Kadek Ana Lestari, Andinasari, Dina Octaria
Tanggal March
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMA
Negeri 8 Palembang.
Subjek Penelitian siswa kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 SMA Negeri 8 Palembang
yang berjumlah 64 siswa.
Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode Quasi eksperimen dengan
desain penelitian Posttest-Only Control Design.
Definisi Operasional siswa kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
dan Variabel variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa
variabel terikat : Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah.
Langkah Penelitian Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling
dan terpilih kelas XI MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI MIA 2 sebagai kelas kontrol dengan jumlah masing-masing
siswa sebanyak 32 orang. Instrumen yang dipakai untuk
penelitian ini ialah soal berbentuk essay sebanyak empat soal.
Tes digunakan untuk memperoleh informasi peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Keempat soal
tersebut sebelumnya telah dilakukan analisis butir soal dan
memenuhi empat kriteria pengujian yaitu, validasi, reliabilitas,
daya pembeda, serta indeks kesukaran. Teknik pengumpulan
data yang diterapkan adalah tes tertulis. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah pembelajaran baik yang menggunakan model CPS
maupun pembelajaran konvensional. Teknik analisis data yang
diterapkan dalam penelitian ini diuraikan menjadi tiga tahap
yaitu, pertama uji normalitas, kedua uji homogenitas, dan ketiga
uji independent sample t-test.
Hasil Penelitian Berdasarkan observasi aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil
pada kelas eksperimen lebih baik setelah menerapkan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Di mana pada
proses pembelajaran siswa pada kelas eksperimen diberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikerjakan secara
berkelompok, di mana dalam LKS diberikan soal dengan
kemampuan pemecahan masalah dan langkah-langkah
pengerjaan yang sesuai dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS).
Kelebihan Penelitian Singkat padat jelas dan muda dipahami
Kekurangan penelitian Namun pada bagian abstrak terlihat kurang lengkap
Kesimpulan Berdasarkan data hasil analisis dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa: Ada pengaruh positif antara model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA Negeri
8 Palembang. Berdasarkan temuan penelitian tersebut disaran
agar guru melakukan persiapan yang optimal terutama dalam
pengaturan waktu, karena pembelajaran menggunakan model
CPS membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan
model pembelajaran yang lain. Selain itu, bagi peneliti
selanjutnya agar mengombinasikan model pembelajaran dengan
media yang lebih inovatif, sehingga pembelajaran lebih menarik.

Review Jurnal 7
Judul ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI
TRIGONOMETRI BERDASARKAN GAYA BELAJAR
Jurnal JURNAL PHENOMENON
Volume dan Halaman Vol. 09 (No. 2), pp. 176-189
Tahun 2019
Penulis Dewi Setiana , Budi Cahyono , Ahmad Aunur Rohan
Tanggal
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam pemecahan
masalah ditinjau dari gaya belajar.
Subjek Penelitian peserta didik kelas X TMPO-2 SMK Negeri 3 Semarang yang
berjumlah 36 anak.
Metode Penelitian Jenis metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif-
eksploratif
Definisi Operasional peserta didik kelas X
dan Variabel variabel bebas : KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIS
variabel terikat : MATERI TRIGONOMETRI
BERDASARKAN GAYA BELAJAR
Instrumen Penelitian nstrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang
dibantu dengan instrumen pendukung berupa angket gaya
belajar, lembar tes yang mencakup indikator pemahaman konsep
matematis, dan pedoman wawancara
Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan langkah reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan dalam kegiatan analisis data.
Kegiatan reduksi data, peneliti memilih peserta didik yang
memiliki hasil pekerjaan tinggi berdasarkan gaya belajarnya
masing-masing, yaitu 2 peserta didik bergaya belajar visual, 2
bergaya belajar auditori dan 2 bergaya belajar kinestetik.
Kemudian dilanjutkan dengan menyajikan data dengan
menyusun data berdasarkan jenis pemahaman yang dikuasai.
Hasil analisis pemahaman konsep peserta didik kemudian di
simpulkan.
Hasil Penelitian Hasil analisis penelitian menunjukkan subjek auditori memiliki
kemampuan pemahamaan konsep lebih baik dibanding dengan
subjek visual dan kinestetik. Subjek auditori mampu menguasai
semua indikator pemahaman konsep, sedangkan subjek visual
dan kinestetik sama-sama mampu menguasai 6 indikator dari 7
indikator kemampuan pemahaman konsep. Subyek visual
kurang mampu dalam membedakan contoh dan bukan contoh
dan subyek kinestetik kurang mampu dalam mengaplikasikan
algoritma dalam pemecahan masalah. Hasil penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Ahmad (2018) dimana masing-masing
gaya belajar sangatlah kuat memberikan pengaruh terhadap
pemahaman konsep, hal ini terlihat bahwa skor rata-rata masing-
masing gaya belajar tidak terlampau jauh antar gaya belajar satu
dengan yang lainnya.
Kelebihan Penelitian Metode penelitian lengkap
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Berdasaran analisis data dan pembahasan, hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
peserta didik berdasarkan gaya belajar pada materi trigonometri
ini ialah peserta didik bergaya belajar auditori mempunyai
kemampuan pemahaman konsep yang lengkap dan lebih baik
daripada peserta didik dengan gaya belajar visual dan kinestetik.
Pada subyek bergaya belajar visual hampir menguasai semua
indikator akan tetapi masih kurang mampu dalam membedakan
antara contoh dan bukan contoh, sedangkan pada subyek dengan
gaya belajar kinestetik kurang mampu dalam mengaplikasikan
algoritma dalam pemecahan masalah.
Review jurnal 8
Judul Penggunaan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa
Jurnal MATHEMA JOURNAL
Volume dan Halaman Volume 3 (1)
Tahun 2021
Penulis Moch Gustiana Sulaeman, Nia Jusniani, Erma Monariska
Tanggal Januari
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) lebih baik dari pada kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran biasa,
serta untuk mengetahui sikap siswa terhadap model
pembelajaran CPS yang digunakan adalah quasi eksperimen
semu dengan desain Non Equivalent Group Pretest-Posttest
Desaign.
Subjek Penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cilaku semester genap tahun
2017/2018.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
kuasi atau eksperimen semu.
Definisi Operasional siswa kelas VIII SMP Negeri 2
dan Variabel variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa
variabel terikat : Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Instrumen Penelitian instrumen tes dan non tes. Instrumen tes dalam penelitian ini
berbentuk uraianyaitu pretest untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan awal pemecahan masalah matematis siswa dan
posttest untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
Langkah Penelitian tes terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya. Uji coba
instrumen ini dilakukan pada siswa SMP Negeri 2 Cilaku kelas
IX yang telah mempelajari materi pada tahun sebelumnya.
Setelah uji coba instrumen tes selanjutnya dilakukan analisis
data untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan
indeks kesukarannya. Angket dalam penelitan ini bertujuan
untuk mengetahui tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap
penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Jenis angket
dalam penelitian ini adalah angket check list () dengan skala
penilaian yang digunakan adalah skala Likert. Angket tersebut
terdiri dari 26 pernyataan diantaranya 13 pernyataan yang
bersifat postitif dan 13 pernyataan yang bersifat negatif. Setiap
pernyataan dalam angket merupakan pernyataan tertutup
sehingga siswa hanya memilih alternatif jawaban yang sesuai,
yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS).
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data,dapat disimpulkan bahwa
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang memperoleh model pembelajaran CPS lebih baik dari pada
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran biasa dan sikap siswa terhadap model
pembelajaran CPS adalah positif
Kelebihan Penelitian Padat dan jelas
Kekurangan penelitian eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara
eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti
peraturanperaturan tertentu
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa
kesimpulan berkaitan dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1)
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) lebih baik daripada kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran biasa.
2) Pada umumnya sikap siswa terhadap model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS)adalah positif.
Review Jurnal 9
Judul Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Pada Materi Perbandingan Ditinjau Dari Disposisi Matematis
Jurnal Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 05, No. 02 pp. 1769-1781
Tahun 2021
Penulis Arumdalu Tri Pangesti , Slamet Soro
Tanggal Juli
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi
perbandingan ditinjau dari disposisi matematis.
Subjek Penelitian siswa kelas VII-A SMPN 280 Jakarta
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi perbandingan ditinjau dari
disposisi matematis.
Definisi Operasional siswa kelas VII-A SMPN
dan Variabel variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
viabel terikat : Materi Perbandingan Ditinjau Dari Disposisi
Matematis
Instrumen Penelitian nstrumen penelitian yang digunakan terdiri dari angket disposisi
matematis, tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada
materi perbandingan, dan pedoman wawancara kemampuan
pemecahan masalah matematis.
Langkah Penelitian Langkah pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu
memberikan angket disposisi matematis kepada eluruh siswa
kelas VII-A, angket ini menggunakan skala likert dengan lima
pilihan skala, yaitu: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang
(KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Setelah angket diisi
oleh siswa, hasil skor yang didapat dikategorikan siswa yang
memiliki disposisi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Untuk
menentukan kategori disposisi matematis pada masing-masing
siswa, ditentukan terlebih dahulu intervalnya dengan
menghitung rata-rata disposisi matematis (𝑋) dan standar deviasi
(𝑆𝐷)
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa disposisi matematis siswa
kelas VII-A SMPN 280 Jakarta terbagi menjadi tiga tingkat
yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang memiliki disposisi
matematis tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematis yang lebih baik walaupun kurang sempurna. Siswa
yang memiliki disposisi matematis sedang kurang mampu
memenuhi indikator meninjau kembali pemecahan masalah.
Siswa yang memiliki disposisi matematis rendah tidak mampu
memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis.
Kelebihan Penelitian Lengkap dan sesuai dengan metode yang digunakan
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki disposisi
matematis sedang mendominasi, (2) subjek yang memiliki
disposisi matematis tinggi, sedang, dan rendah masih tidak
terbiasa untuk menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada
soal, (3) subjek yang memiliki disposisi matematis sedang
memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang
kurang pada indikator meninjau kembali pemecahan masalah,
(4) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
materi perbandingan dengan tingkat disposisi matematis rendah
tidak mampu memenuhi semua indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis

Review Jurnal 10
Judul Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Vol. 9, No. 1, pp. 61~70
Tahun 2021
Penulis Kadek Ana Lestari1*, Andinasari2 , dan Dina Octaria3
Tanggal March
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMA
Negeri 8 Palembang.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 1 dan XI
MIA 2 SMA Negeri 8 Palembang yang berjumlah 64 siswa.
Metode Penelitian metode kuasi eksperimen dengan menggunakan desain
penelitian rancangan posstest-only control design.
Definisi Operasional siswa kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2
dan Variabel variabel bebas : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa
variabel terikat : Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemecahan masalah.
Langkah Penelitian Tes digunakan untuk memperoleh informasi peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Keempat soal
tersebut sebelumnya telah dilakukan analisis butir soal dan
memenuhi empat kriteria pengujian yaitu, validasi, reliabilitas,
daya pembeda, serta indeks kesukaran. Teknik pengumpulan
data yang diterapkan adalah tes tertulis. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah pembelajaran baik yang menggunakan model CPS
maupun pembelajaran konvensional. Teknik analisis data yang
diterapkan dalam penelitian ini diuraikan menjadi tiga tahap
yaitu, pertama uji normalitas, kedua uji homogenitas, dan ketiga
uji independent sample t-test.
Hasil Penelitian Berdasarkan observasi aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil
pada kelas eksperimen lebih baik setelah menerapkan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Di mana pada
proses pembelajaran siswa pada kelas eksperimen diberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikerjakan secara
berkelompok, di mana dalam LKS diberikan soal dengan
kemampuan pemecahan masalah dan langkah-langkah
pengerjaan yang sesuai dengan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS).
Kelebihan Penelitian Tertulis dengan lengkap dan singkat namun tidak mengurangi
maksud dan tujuan dari penelitian.
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Berdasarkan data hasil analisis dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa: Ada pengaruh positif antara model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMA Negeri
8 Palembang. Berdasarkan temuan penelitian tersebut disaran
agar guru melakukan persiapan yang optimal terutama dalam
pengaturan waktu, karena pembelajaran menggunakan model
CPS membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan
model pembelajaran yang lain. Selain itu, bagi peneliti
selanjutnya agar mengombinasikan model pembelajaran dengan
media yang lebih inovatif, sehingga pembelajaran lebih menarik.

Review Jurnal 11
Judul EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR
Jurnal Jurnal Basicedu
Volume dan Halaman Volume 4 Nomor 2 Hal.228-238
Tahun 2020
Penulis Yudi Cahyo Winoto1 , Tego Prasetyo2
Tanggal April
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model
problem based learning dan discovery learning terhadap
kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran matematika
kelas IV SD. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Gugus
Surodirjo.
Subjek Penelitian SDN Tlogo sejumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen 1, SDN
Simpar sejumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen 2, dan SDN
Tretep sejumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol.
Metode Penelitian quasi eksperimental
Definisi Operasional Vaariabel bebas : KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
dan Variabel Variabel terikat : EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED
LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING
Instrumen Penelitian lembar observasi, lembar angket dan tes.
Langkah Penelitian langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan sebagai
berikut: (1) tahap persiapan, meliputi merumuskan indikator,
pembuatan instrumen, (2) tahap uji instrumen, meliputi uji
pakar, uji validitas, dan reabilitas, (3) tahap pelaksanaan,
meliputi pengambilan data selama proses perlakuan berlangsung
dan setelah perlakuan dilakukan, (4) tahap analisis data, meliputi
analisis kumparasi, uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis.
Hasil Penelitian Perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis pada model
problem based learning 74,65 dan model discovery learning
80,57. Jadi dapat diartikan model discovery learning lebih
efektif dibandingkan model problem based learning terhadap
kemampuan berpikir kritis. Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar
matematika pada model problem based learning 72,7 dan model
discovery learning 77,98. Jadi dapat diartikan model discovery
learning lebih efektif dibandingkan dengan model problem
based learning tehadap hasil belajar matematika.
Kelebihan Penelitian Terperinci , jelas, dan rapi
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa model discovery learning
lebih unggul dibandingkan dengan model problem based
learning terhadap kemampuan berpikir kritis pada mata
pelajaran matematika kelas IV SD. Model discovery learning
lebih unggul dibandingkan dengan model problem based
learning terhadap hasil belajar matematika kelas IV SD.

Review Jurnal 12
Judul Upaya peningkatan kemandirian belajar siswa dengan model
problembased learning berbantuan media Edmodo
Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan IPA
Volume dan Halaman Volume 5 (1), 69-78
Tahun 2019
Penulis Lisa Nur Aulia, Susilo Susilo, Bambang Subali *
Tanggal
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaaran
problem-based learning yang dibantu dengan media Edmodo.
Subjek Penelitian siswa kelas XI penjurusan MIPA SMA Negeri 1 Demak tahun
ajaran 2017/2018
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen
dengan desain penelitian one grup pretest posttest.
Definisi Operasional V bebas : kemandirian belajar siswa
dan Variabel V terikat : dengan model problembased learning
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah angket kemandirian belajar
diberikan sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Langkah Penelitian Pada penelitian ini, kelas eksperimen memanfaatkan media
Edmodo untuk pembelajaran sehingga setiap siswa diarahkan
untuk memiliki akun Edmodo. Setelah memiliki akun, setiap
siswa bergabung ke dalam grup yang telah dibuat oleh peneliti.
Media pembelajaran Edmodo digunakan untuk menunjang
pembelajaran model problem-based learning sebagai media yang
menghubungkan guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
dengan harapan dapat memudahkan kegiatan pertukaran
informasi. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti mengunggah
perangkat pembelajaran melalui laman https://new.edmodo.com/
hal ini dimaksudkan supaya siswa memperoleh informasi
tentang apa yang akan dipelajari sehingga siswa dapat
mempersiapkan diri untuk pembelajaran yang akan. Peran
Edmodo dalam pembelajaran yaitu untuk mengunggah
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan. Perangkat tersebut
terdiri atas rencana pmbelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa.
Hasil Penelitian Berdasarkan analisis hasil penelitian tingkat keefektifan
pelaksanaan pembelajaran dengan model problem-based
learning berbantuan Edmodo adalah 94,11%. Peningkatan
kemandirian belajar diketahui dengan menggunakan uji n-gain
didapatkan hasil sebesar 0,32 dengan kriteria sedang.
Peningkatan kemandirian yang paling optimal terjadi pada
indikator evaluasi kegiatan belajar dan penarikan kesimpulan
pengalaman belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan aplikasi Edmodo dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa. Kata Kunci: upaya
peningkatan, problem-based learning, kemandirian belajar,
Edmodo
Kelebihan Penelitian Metode penelitian lengkap.
Kekurangan penelitian Perlunya penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian
yang lebih banyak.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa
penggunan media Edmodo dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran
dengan model problem-based learning pada materi fluida
dinamis. Penerapan pembelajaran menggunakan media Edmodo
meningkatkan kemandirian belajar. Keterlaksanaan model
pembelajaran dengan bantuan media Edmodo berdasarkan
lembar observasi adalah tinggi. Respon siswa terhadap
penggunaan media Edmodo pada pembelajaran termasuk ke
dalam kategori .

Review Jurnal 13
Judul Meta Analisis Efektivitas Model Problem Based Learning dan
Problem Posing Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika
Jurnal Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Volume 05, No. 01, pp. 670-681
Tahun 2021
Penulis Jaya Yanti Nur Istiqomah1 , Endang Indarini 2
Tanggal Maret
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian untuk mengetahui komparasi model
pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Posing
terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa sekolah
dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah Meta Analisis.
Subjek Penelitian 20 artikel untuk dianalisis
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Meta Analisis
Definisi Operasional V bebas : Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
dan Variabel V terikat : Efektivitas Model Problem Based Learning dan
Problem Posing
Instrumen Penelitian Instrument pengumpulan data yang akan digunakan pada
penelitian ini yaitu lembar pemberian kode. Ada beberapa tahap
yang akan digunakan pada lembar pemberian kode tersebut.
Lembar pemberian kode data ini juga sangat bermanfaat untuk
mendapatkan sebuah informasi.
Langkah Penelitian 1) No Kode, 2) Judul Penelitian yang akan dipakai, 3) Nama
Penelitian, 4) Tahun Penelitian yang akan dipakai, 5) Model
pada Pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Data
yang akan diperoleh yaitu berupa lembar pemberian kode yang
berisikan sebuah informasi berkaitan dengan artikel dan
pengumpulan data seperti tahun akreditasi dan tahun publikasi.
Dibawah ini merupakan sebuah instrument pengumpulan artikel
berdasarkan pada hasil penelitian yang akan diambil.
Hasil Penelitian Hasil dari uji Effect Size dengan model Problem Based Learning
dan Problem Posing melalui Partial Eta Squared dengan jumlah
0,789 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. Hasil uji tersebut mampu
memberikan pengaruh tergolong efek besar terhadap
kemampuan berpikir kritis matematika siswa sekolahb dasar.
Dilihat dari hasil uji Ancova yang dilakukan pada 20 artikel
terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dengan
jumlah rata-rata skor posstest sebesar 74,3620. Sedangkan
model pembelajaran Problem Posing terdapat rata-rata skor
posstest sebesar 76,2580, Hal ini dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran Problem Posing terhitung lebih efektif
dibandingkan model pembelajaran Problem Based Learning
Kelebihan Penelitian Terperinci
Kekurangan penelitian Karna menggunakan metode metaanilisi sehhingga Data yang
diperoleh mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan penelitian
karena dikumpulkan oleh orang lain. Sulit menilai akurasi data
yang disajikan. Data tidak terlalu relevan dengan situasi saat ini.
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komparasi
keefektifan model pembelajaran Problem Based Learning dan
Problem Posing untuk meningkatkan kemampuan Berpikir Kritis
pada pembelajaran Matematika siswa Sekolah Dasar
menggunakan metode meta analisis.

Review junal 14
Judul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMPN 5 Sumbul
Jurnal UNION: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Vol 6 No 1
Tahun 2018
Penulis Aprilita Sianturi1 , Tetty Natalia Sipayung2 , dan Frida Marta
Argareta Simorangkir3
Tanggal Maret
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional, (2) untuk mengetahui respon siswa terhadap
model Problem Based Learning (PBL) selama pembelajaran
berlangsung. 
Subjek Penelitian Siswa SMPN 5 Sumbul
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen.
Definisi Operasional V bebas : Kemampuan Berpikir Kritis
dan Variabel V terikat : Model Problem Based Learning (PBL)
Instrumen Penelitian Angket respon siswa
Langkah Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen
semu (quasi eksperiment) yaitu penelitian yang tidak melakukan
perlakuan penuh di kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 5 Sumbul yang berada di Desa Sileuleu Parsaoran,
Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Penelitian ini
dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2018. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas
VIII SMP Negeri 5 Sumbul tahun pelajaran 2017/2018 yang
terdiri dari tiga kelas, yaitu VIII-1, VIII-2, dan VIII-3 dengan
masingmasing kelas terdiri dari beberapa orang siswa.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model Problem Based Learning sebesar 81,50,
sementara nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional hanya sebesar
73,17, sehingga diperoleh selisih nilai rata-rata kemampuan
berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebesar 8,33.
Kelebihan Penelitian
Kekurangan penelitian
Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut: (1) Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal
ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL)
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
siswa; (2) Respon siswa positif terhadap model Problem Based
Learning (PBL). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
siswa termotivasi dalam belajar dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL).

Jurnal 15 (inter)
Judul The Relationship between Self-Confidence, Self-Efficacy, Grit,
Usefulness, and Ease of Use of eLearning Platforms in
Corporate Training during the COVID-19 Pandemic
Jurnal MDPI
Volume dan Halaman
Tahun 2013
Penulis Adriana Malureanu , Georgeta Panisoara, Iulia Lazar
Tanggal
Tujuan Penelitian Studi eksplorasi ini berkontribusi pada pemahaman kepercayaan
diri sebagai prediktor self-efficacy, kemudahan penggunaan, dan
kegunaan platform eLearning dalam pelatihan perusahaan. Saat
ini
penelitian mengeksplorasi hubungan antara keyakinan karyawan
mengenai kepercayaan diri, ketabahan, kemudahan
penggunaan, kemanjuran diri, dan kegunaan platform eLearning
di tempat kerja mereka selama pandemi COVID19.
Subjek Penelitian 307 tanggapan dari karyawan Rumania yang menggunakan
platform eLearning
dalam pelatihan perusahaan (perempuan = 60,3%, laki-laki =
39,7%, rentang usia kurang dari 24 tahun (12,1%) hingga
lebih dari 55 tahun (6,2%)) dieksploitasi untuk penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
dan Variabel
Instrumen Penelitian Melalui survei
Langkah Penelitian Beberapa pendekatan digunakan untuk memvalidasi instrumen.
Matriks korelasi
determinan dihitung [64] untuk mengevaluasi multikolinearitas
[65]. Pertama, keandalan
analisis diperiksa berdasarkan ukuran sampel [66] yang
digunakan untuk penelitian. Rasio partisipan-item untuk analisis
ini adalah sekitar 30 banding 1, di mana ukuran sampelnya
adalah 307
dan jumlah variabel yang dimasukkan adalah 10; dengan
demikian, ukuran sampel yang diberikan cukup untuk
menghasilkan hasil yang dapat diandalkan [67]. Jamovi 1.6.14,
Intellectus Statistics, dan Smart-PLS 3.0 adalah
digunakan sebagai instrumen perangkat lunak statistik untuk
berbagai evaluasi. Analisis deskriptif menggunakan
Jamovi 1.6.14 dan Intellectus Statistics dilakukan untuk
meringkas tanggapan. Smart-PLS
3.0 digunakan untuk menganalisis model pengukuran dan
struktural.
Hasil Penelitian Sarana, simpangan baku, galat baku, minimum, maksimum,
skewness,
kurtosis, dan Cronbach untuk masing-masing faktor disajikan
pada Tabel 2. Kemiringan lebih rendah
dari 2 dalam nilai absolut, dan dengan demikian semua variabel
dianggap simetris tentang meannya.
Kurtosis lebih besar dari 3 hanya dalam tiga kasus dan lebih
rendah dari 5 dalam semua kasus [65]. Karena itu,
setelah normalitas variabel penelitian diteliti, semua skewness
dan kurtosis
nilai ditemukan dalam kisaran yang dapat diterima
Kelebihan Penelitian ringkas
Kekurangan penelitian Kurang lengkap
Kesimpulan Sarana, simpangan baku, galat baku, minimum, maksimum,
skewness,
kurtosis, dan Cronbach untuk masing-masing faktor disajikan
pada Tabel 2. Kemiringan lebih rendah
dari 2 dalam nilai absolut, dan dengan demikian semua variabel
dianggap simetris tentang meannya.
Kurtosis lebih besar dari 3 hanya dalam tiga kasus dan lebih
rendah dari 5 dalam semua kasus [65]. Karena itu,
setelah normalitas variabel penelitian diteliti, semua skewness
dan kurtosis
nilai ditemukan dalam kisaran yang dapat diterima

Jurnal 16 (inter)
Judul Students’ Self-Confidence and Its Impacts on Their Learning
Process
Jurnal American International Journal of Social Science Research;
Volume dan Halaman Vol. 5, No. 1
Tahun 2020
Penulis Omidullah Akbari, Javed Sahibzada
Tanggal 2020
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kepercayaan
diri siswa dan menemukan dampaknya terhadap proses belajar
mereka di Kandahar
Universitas. Penelitian ini bersifat deskriptif dimana kuesioner
kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data melalui
stratified sampling
dari 1375 siswa laki-laki dan perempuan. Temuan
mengungkapkan hanya beberapa siswa yang memiliki rasa
percaya diri yang rendah dan sebagian besar siswa
sangat percaya diri. Selain itu, kepercayaan diri siswa
mempengaruhi pembelajaran mereka di bidang partisipasi siswa,
di
mencari tujuan, mengembangkan minat dalam pelajaran,
mengurangi kecemasan siswa, mereka merasa nyaman dengan
instruktur mereka dan
teman sekelas dan juga dalam berbagi pendapat mereka terkait
dengan pelajaran di kelas.
Subjek Penelitian 1375 siswa laki-laki dan perempuan
Metode Penelitian kuantitatif
Definisi Operasional
dan Variabel
Instrumen Penelitian kuesioner
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan penelitian
Kesimpulan
Review jurnal 17
Judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
STAD BERBANTUAN MEDIA KAHOOT! TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
SISWA
SMAN 4 BEKASI
Jurnal Jurnal riset pendidikan matematika
Volume dan Halaman Halaman 13-120
Tahun 2020
Penulis Kezia Margareth Ntjalama, Tri Murdiyanto, Meiliasari
Tanggal
Tujuan Penelitian Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbantuan media Kahoot! terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa SMA Negeri 4 Bekasi
pada pokok bahasan vektor di ruang dimensi tiga.
Subjek Penelitian Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X
MIPA SMA Negeri 4 Bekasi yang tersebar ke dalam 7 kelas.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu).
Definisi Operasional Variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman konsep
dan Variabel matematis siswa.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa tes kemampuan
pemahaman konsep matematis berbentuk tes
uraian sebanyak 5 soal pada pokok bahasan
yang telah dipelajari pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol yaitu vektor.
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan media Kahoot! berpengaruh terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dimana berdasarkan
perhitungan menggunakan Cohen’s Effect Size pengaruh yang
diberikan tergolong dalam kriteria large (besar) yaitu sebesar
73%.   Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD), Kahoot!, Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis
Kelebihan Penelitian Menggunakan aplikasi Kahoot! Yang masih jarang digunakan.
Kekurangan penelitian Kurang rapi baik pada spasi dan font yang digunakan.
Kesimpulan  Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis menggunakan
uji-t diperoleh hasil bahwa rata-rata kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media Kahoot!
lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional.
Jurnal 18 (inter)
Judul Constructing Student’s Mathematical Understanding Skills and Self
Confidence: Math Game with Visual Basic Application for Microsoft
Excel in Learning Phytagoras at Junior High School
Jurnal International Journal of Engineering & Technology
Volume dan Halaman 7 (3.2) 732-736
Tahun (2018)
Penulis Martin Bernard, Eva Dwi Minarti, Masta Hutajulu
Tanggal
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui keterampilan dan pamaham siswa SMP dengan
menggunakan basic microsoft excel
Subjek Penelitian Siswa SMP P di salah satu kota cimahi dengan jumlah siswa sebanyak
28 orang.
Metode Penelitian Metode penelitian tidak didasarkan pada pengukuran kuantitatif
dengan penilaian tetapi dengan upaya kualitatif untuk memahami
dan menafsirkan [17] berdasarkan kesulitan yang diamati dari angket
kemampuan dan kepercayaan diri siswa SMP selama pembelajaran
matematika awal sebelum menggunakan permainan berbasis VBA for
Excel dan akhiri setelah menggunakan VBA untuk game berbasis
Excel.
Definisi Operasional dan
Variabel
Instrumen Penelitian angket kemampuan dan kepercayaan diri
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian kualitatif bahwa peningkatan penguasaan
kemampuan pemahaman siswa pada saat pembelajaran matematika
menggunakan game matematika berbasis VBA Microsoft Excel dan
rasa percaya diri siswa lebih mendapat respon yang positif.
Kelebihan Penelitian
Kekurangan penelitian Sample yang terlalu sedikit
Kesimpulan Dari hasil penelitian kualitatif bahwa peningkatan penguasaan
kemampuan pemahaman siswa pada saat pembelajaran matematika
menggunakan game matematika berbasis VBA Microsoft Excel dan
rasa percaya diri siswa lebih mendapat respon yang positif. Dan
permainan matematika berbasis VBA untuk Microsoft Excel
merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa SMP.
Jurnal 19 (inter)
Judul Learning Activeness Affects the Ability to Understand Students'
Mathematical Concepts Using Discovery Learning Model
Jurnal Journal of Education Technology.
Volume dan Halaman Vol. 4(3) PP. 340-348
Tahun 2020
Penulis Dian Setyo Budi, Henry Suryo Bintoro, Ratri Rahayu
Tanggal
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
keaktifan belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis dengan menggunakan model discovery learning.
Subjek Penelitian 40 siswa kelas V SD.
Metode Penelitian kuantitatif eksperimen dengan tipe the one-shot case study desain.
Definisi Operasional dan
Variabel
Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data terdiri dari tes tertulis kemampuan
pemahaman konsep dan observasi keaktifan belajar
Langkah Penelitian (1) menentukan persamaan regresi; (2) uji signifikansi linearitas
persamaan regresi, (3) uji signifikansi koefisien persamaan regresi; (4)
penentuan koefisien korelasi dan uji signifikansi koefisien korelasi; (5)
menentukan koefisien determinasi. Langkah-langkah tersebut
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh
pembelajaran aktif terhadap kemampuan memahami konsep
matematika.
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa
keaktifan belajar berpengaruh positif dan signifikan sebesar 69,8%
terhadap kemampuan memahami konsep dengan menggunakan
model Discovery Learning.
Kelebihan Penelitian Rapi dan lengkap
Kekurangan penelitian Perlu dilakukan penelitian/kajian lebih lanjut dengan mengkaji
variabel yang lebih luas dan kajian teori yang mendalam dalam
menemukan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh
signifikan
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa
keaktifan belajar berpengaruh positif dan signifikan sebesar 69,8%
terhadap kemampuan memahami konsep dengan menggunakan
model Discovery Learning. Artinya, semakin tinggi aktivitas belajar
maka semakin tinggi pula hasil pemahaman konsep matematika
siswa. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan agar pendidik
menerapkan model Discovery Learning dalam pembelajaran
matematika. Telah dibuktikan dalam penelitian ini bahwa dengan
menerapkan Discovery Learning, peningkatan aktivitas belajar siswa
juga akan berdampak positif pada kemampuannya dalam memahami
konsep matematika.
Jurnal 20 (inter)
Judul Understanding of Mathematical Concepts in the Linear Equation with
Two Variables: Impact of E-Learning and Blended Learning Using
Google Classroom
Jurnal Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume dan Halaman Vol. 10, No. 2, 2019, Hal 261 - 270
Tahun 2019
Penulis Widi Astuti , Okis Fatimah , Andika Eko Prasetyo
Tanggal
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh blended learning dan
elearning terhadap kemampuan memahami konsep matematika
siswa pada materi persamaan linear dua variabel. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment dengan
posttest only control design research.
Subjek Penelitian siswa kelas VIII SMPN 9 Bandar Lampung. Sampel penelitian
berjumlah 90 siswa yang terdiri dari 3 kelas.
Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah eksperimen semu
Definisi Operasional dan
Variabel
Instrumen Penelitian Instrumen pemahaman konsep dengan menggunakan soal posttest
digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa.
Langkah Penelitian Soal postest diberikan kepada 90 siswa kelas 9 kemudian siswa siswa
tersebut mengisi yang hasilnya nanti akan diteliti seingga
menghasilkan suatu informasi yang valid.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan one-way ANOVA
pada analisis data posttest dengan p-value =0,000 < =
0,005jadiH0ditolak, maka ada pengaruh pemahaman konsep
matematika siswa dengan model pembelajaran Blended Learning
menggunakan Google Classroom dan rata-rata kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran ketiga
yaitu Blended learning, E-Learning atau pembelajaran langsung ada
minimal satu pasang kelas yang berbeda, antara model pembelajaran
Blended Learning dengan model pembelajaran konvensional dan
model pembelajaran E-Learning dengan model pembelajaran
konvensional.
Kelebihan Penelitian Ringkas
Kekurangan penelitian Namun kurang lengkap dan n kepada peneliti selanjutnya adalah
pada saat pelaksanaan Blended Learning diperlukan pelatihan khusus
pembuatan video selain itu agar siswa dapat mendownload video
tersebut dan dapat dilihat berkali-kali tanpa harus online.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan nilai rata-rata setiap perlakuan pemahaman konsep
matematika siswa, dimana Blended Learning dan E-Learning
berdampak pada pemahaman konsep matematika dengan bantuan
yang sama aplikasi, Google Classroom, tingkat soal instrumen yang
sama, serta pemahaman teknologi yang memadai.
Jurnal 21 (inter)
Judul The effect of contextual teaching and learning approach and
motivation of learning on the ability of understanding the
mathematics concepts of grade V student
Jurnal OP Conference Series: Earth and Environmental Science
Volume dan Halaman
Tahun 2019
Penulis Yuvita Rama Yen
Tanggal
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi
tentang pengaruhCTL pendekatan dan motivasi belajar terhadap
kemampuan memahami konsep matematika pada siswa kelas V.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu. Populasi
adalah seluruh siswa kelas V SDN Gugus I Kecamatan Tanjung
Harapan Kota Solok dan sampelnya adalah 57 siswa kelas V SDN 01
Tanjung Paku.
Subjek Penelitian Populasi adalah seluruh siswa kelas V SDN Gugus I Kecamatan
Tanjung Harapan Kota Solok dan sampelnya adalah 57 siswa kelas V
SDN 01 Tanjung Paku
Metode Penelitian jenis penelitian eksperimen semu
Definisi Operasional dan
Variabel
Instrumen Penelitian Post-Test Hanya kelompok kontrol faktorial 2 x 2.
Langkah Penelitian Pengambilan sampel dengan cara total sampling karena memiliki
anggota atau unsur yang homogen. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah pengajaran dan pembelajaran kontekstualdan
pembelajaran konvensional, dan variabel terikatnya adalah
kemampuan memahami konsep matematika, sedangkan variabel
moderatornya adalah motivasi belajar. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desainPost-Test Hanya
kelompok kontrol faktorial 2 x 2.Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa dalam
belajar matematika. Instrumen dinilai oleh validator berkompeten
yang meliputi dosen dan guru di sekolah tersebut dan diujikan
terhadap responden di luar kelas sampel.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan memahami
konsep matematika siswa mengikuti pembelajaran denganPengajaran
dan Pembelajaran Kontekstualpendekatan lebih baik daripada
menggunakan pembelajaran konvensional; (2) kemampuan
memahami konsep matematika siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi yang mengikuti pembelajaran denganPengajaran dan
Pembelajaran Kontekstualpendekatan lebih baik daripada
menggunakan pembelajaran konvensional; (3) Kemampuan
memahami konsep matematika siswa yang memiliki motivasi belajar
rendah yang mengikuti pembelajaran denganPengajaran dan
Pembelajaran Kontekstualpendekatan lebih baik daripada
menggunakan pembelajaran konvensional; (4) Tidak ada interaksi
yang signifikan antara Pengajaran dan Pembelajaran
Kontekstualmendekatidanmotivasi belajar siswa pada kemampuan
memahami konsep matematika siswa
Kelebihan Penelitian Lengkap dan ringkas
Kekurangan penelitian Penelitian ini hanya mengkaji pengetahuan awal dan keterampilan
berpikir kritis. Untuk itu, disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk mengkaji aspek lain, seperti kreativitas, kecerdasan dan lain-
lain. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruhPengajaran dan Pembelajaran
Kontekstualmendekati, diagar dapat menguji pengaruh pendekatan
pembelajaran terhadap kemampuan memahami konsep dan mata
pelajaran lainnya.
Kesimpulan ItuCTLpendekatan dapat mempengaruhi kemampuan memahami
konsep matematika siswa. Pertama, memahami konsep matematika
siswa yang mengikuti pembelajaran denganPengajaran dan
Pembelajaran Kontekstualpendekatan ini lebih baik daripada
menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua, pemahaman
konsep matematika siswa yang memiliki motivasi belajar yang
mengikuti pembelajaran dengan Pengajaran dan Pembelajaran
Kontekstualpendekatan ini lebih baik daripada motivasi belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional. Ketiga, tidak ada
interaksi yang signifikan antara Pengajaran dan Pembelajaran
Kontekstualmendekatidanmotivasi belajar siswa pada kemampuan
memahami konsep matematika siswa.

Anda mungkin juga menyukai