Anda di halaman 1dari 5

I.

PENGUJIAN ASPAL

NO. GAMBAR DESKRIPSI CARA KERJA/PROSEDUR PENGUJIAN RUJUKAN/STANDAR PERSYARATAN UJI KET.

1 PENETRASI BAHAN-BAHAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan  SNI 06-2456-1991  Aspal Pen 60 : 60 – 79
BITUMEN menentukan penetrasi bitumen keras tempat air tersebut dalam bak perendam yang telah berada pada  AASHTO T-49-68*  Aspal Polimer : 50 – 80
atau lembek (solid atau semi solid) suhu yang ditentukan.  ASTM D-5-71  Aspal dimodifikasi
dengan memasukkan jarumpenetrasi Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1½ jam untuk dgn Asbuton : 40 – 55
ukuran tertentu, beban dan waktu benda uji kecil dan 1½ sampai 2 jam untuk benda uji besar.  Aspal Multigrade : 50 - 70
tertentu ke dalam bitumen pada suhu
 Periksalah pemegang jarum agar dapat dipasang dengan baik dan
tertentu
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain
kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan
pasanglah jarum pada pemegang jarum.
 Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum untuk memperoleh beban
sebesar (100 ± 0,1) gr.
 Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
 Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut
menyentuh permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di
arloji penetrometer sehingga jarum penunjuk berimpit
dengannya.
 Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stop watch
selama jangka waktu (5 ± 0,1) detik.
 Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang
berimpit dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm
terdekat.
 Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi
untuk pekerjaan berikutnya.
Lakukan pekerjaan a sampai dengan g di atas tidak kurang dari 3
kali untuk benda uji yang sama dengan ketentuan setiap titik
pemeriksaan berjarak satu sama lain dan dari tepi dinding lebih
dari 1 cm.

2 TITIK LEMBEK ASPAL Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Pasang dan atur kedua benda uji di atas dudukannya dan  SNI 06-2434-1991  Aspal Pen 60 : 48 – 58
menentukan titik lembek/kelelehan letakkan mengarah bola di atasnya. Kemudian masukkan seluruh  AASHTO T-53-74*  Aspal Polimer : min 54
aspal dan ter yang berkisar antara 30 peralatan tersebut ke dalam bejana gelas.  ASTM D-36-70  Aspal dimodifikasi
o
C sampai 200 oC. dgn Asbuton : min 55
 Isilah bejana dengan air suling baru dengan suhu (5 ± 0,1) oC
 Aspal Multigrade : min 55
Yang dimaksud dengan titik lembek sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai
adalah suhu pada saat bola baja, 108 mm. Letakkan thermometer yang sesuai untuk pekerjaan ini
dengan berat tertentu, mendesak di antara kedua benda uji (kurang lebih 12,7 mm) dari tiap cincin.
turun suatu lapisan aspal atau ter
 Periksa dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan
yang tertahan dalam cincin
dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm
berukuran tertentu, sehingga aspal
atau ter tersebut menyentuh pelat  Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5 oC di atas dan di tengah
dasar yang terletak di bawah cincin permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5 oC
pada tinggi tertentu, sebagai akibat menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah
kecepatan pemanasan tertentu. bola.
 Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5 oC per menit.
Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan
pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini.
 Untuk 3 menit yang pertama perbedaan kecepatan pemanasan
tidak boleh melebihi 0,5 oC
 Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh
3 DAKTILITAS Pemeriksaan Daktilitas untuk  Lapisi cetakan dengan campuran gliserin, pasanglah cetakan  SNI 06-2432-1991
mengukur jarak terpanjang yang daktilitas di atas plat dasar.  AASHTO T-51-89
dapat ditarik antara dua cetakan  ASTM D-113
 Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh
yang berisi bitumen keras sebelum
berlebih
putus, pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu.  Dinginkan cetakan pada temperature ruang selama 30 – 40
menit, ratakan dengan spatula
 Rendam di dalam bak perendam bertemperatur 25 oC selama 30
menit
 Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi-sisi cetakan. Pasang
benda uji pada mesin uji dan tarik dengan kecepatan 5 cm per
menit sampai benda uji putus
 Bacalah jarak antara pemegang benda uji pada saat benda uji
putus

4 PENGUJIAN TITIK NYALA DAN Pemeriksaan ini untuk menentukan  Panaskan contoh aspal ± 100 gram 140 oC sampai cukup cair.  SNI 06-2433-1991
TITIK BAKAR DENGAN titik nyala dan titik bakar dari semua  AASHTO T-48-
MENGGUNAKAN CLEAVELAND jenis hasil minyak bumi kecuali  Isilah cawan Cleaveland sampai garis batas dan hilangkan  ASTM D-92-52
OPEN CUP minyak bakar dan bahan lainnya gelembung udara. Letakkan cawan di atas plat pemanas, atur
yang mempunyai titik nyala opn cup letak sumber panas.
kurang dari 79 oC
 Letakkan nyala penguji, gantungkan termometer di atas dasar
Titik nyala digunakan untuk cawan. Atur posisi termometer.
mengetahui bahwa aspal cukup aman
saat pelaksanaan  Tempatkan penahan angin, nyalakan sumber pemanas, atur
hingga kenaikan temperatur 15 ± 1 oC/menit sampai mencapai
Titik nyala adalah suhu pada saat temperatur 56 oC di abwah titik nyala perkiraan.
terlihat nyala singkat pada suatu titik
di atas permukaan aspal  Atur kecepatan pemanasan 5 – 6 oC/menit pada temperatur
antara 56 oC dan 28 oC di abwah titik nyala perkiraan. Nyalakan
Titik bakar adalah suhu pada saat nyala penguji dan atur diameter nyala penguji
terlihat nyala sekurang-kurangnya 5
detik pada suatu titik di atas  Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke
permukaan aspal tepi cawan) dalam waktu 1 detik. Ulangi setiap kenaikan 2 oC
sampai terlihat nyala singkat pada permukaan aspal, baca
temperatur pada termometer dan catat.

 Lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala di atas permukaan


benda uji yang lebih lama minimal 5 detik, baca dan catat
temperatur pada termometer.

5 KELARUTAN DALAM Alat untuk mengetahui kemurnian  Ambil benda uji kl 4 gram dan masukkan kl 2 gram ke dalam  SNI 06-2438-1991
KARBONTETRAKLORIDA aspal tabung erlenmeyer yang telah diketahui beratnya  AASHTO T-44
 ASTM D-165-42
 Masukkan serbuk asbes kl 0,5 gram ke dalam gooch crucible dan
basahi dengan pelarut CCL4 dan keringkan dalam oven dan
timbang kembali.

6 BERAT JENIS ASPAL Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Cari isi piknometer dengan dengan memasukkan air ke dalam  SNI 06-2488-1991
menentukan berat jenis aspal dengan piknometer dan timbang  AASHTO T-228
piknometer  ASTM D-70-72
 Cari berat contoh uji di dalam piknometer dengan cara
Berat jenis aspal adalah memanaskan 56oC di atas titik lembek sebanyak kl 50 gr aspal
perbandingan antara berat aspal dan dan masukkan ke dalam piknometer s/d ¾ bagiannya dan
berat air suling dengan isi yang sama diamkan sampai dingin dan timbang
pada suhu tertentu.
 Cari isi contoh uji di dalam piknometer dengan menuangkan air
suling ke dalam piknometer berisi benda uji diamkan sehingga
gelembung keluar dan timbang
7 PENGUJIAN KEHILANGAN Pemeriksaan ini dilakukan untuk  Siapkan contoh uji kl 50 gram dan masukkan ke dalam cawan  SNI 06-2441-1991
BERAT MINYAK DAN mengetahui konsistensi aspal
ASPAL/LOSS ON HEATING  Masukkan benda uji ke dalam oven putar pada temperatur 163oC
(LOH)
 Putar pinggan selama 5 jam dan ambil contoh uji serta dinginkan
dan timbang

8 KADAR AIR PADA BAHAN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Benda uji pada labu gelas ditambah larutan pengikat air (xylol  SNI 06-2439-1991
BITUMEN menentukan kadar air dalam minyak atau campuran xylol dan toluol). Reflux kondensor dihubungkan  AASHTO T-55
mentah dan ter dan hasil-hasil dengan tabung penerima.  ASTM D-95-70
lainnya dengan cara penyulingan.
 Panaskan labu sehingga air dalam tabung penerima tidak
bertambah lagi.

 Baca jumlah air yang tertampung dalam tabung penerima. Kadar


air adalah perbandingan antara volume air dalam tabung
penerima dengan berat benda uji semula

9 TEMPERATUR PENCAMPURAN  Panaskan alat pada temperatur 120oC.  SNI 03-6411-2000


DAN PEMADATAN DENGAN 
VISKOMETER  Masukkan benda uji yang telah dipanaskan pada 120 oC kedalam
tabung viskometer

 Buka gabus penyumbat tabung dan lakukan pengujian pada


beberapa temperatur yang berbeda (135 o, 150o, 165o, 180o dan
200oC).

 Konversikan waktu (detik) yang diperoleh dengan kekentalan


kinematik (cSt).

 Buat grafik antara temperatur dan kekentalan untuk


menghasilkan temperatur pencampuran pada temperatur 170 ±
30 cSt dan temperatur pemadatan pada 280 ± 30 cSt

10 PENYULINGAN ASPAL CAIR  Benda uji aspal cair sebanyak 200 gram di suling hingga 
temperatur 360°C (680°F).

 Catat distilat yang keluar pada temperatur tertentu untuk


menentukan jumlah residu yang tertinggal didalam labu.

 Dinginkan residu hingga temperatur 135°C (275°F).

 Tuangkan residu untuk pengujian penetrasi dan daktilitas aspal


cair jenis RC dan MC. Untuk residu aspal cair SC dilakukan
pengujian kekentalan
11 EKSTRAKSI  Keringkan kertas saring dalam oven 110°C ± 5°C dan timbang 
sampai berat tetap;

 Timbang berat rangka silinder yang telah dipasang kertas saring,


dan masukkan benda uji ke dalam rangka yang telah diberi
kertas saring berbentuk kerucut, tentukan beratnya

 Gunakan salah satu pelarut Trichlorethylene atau Methylene


Chloride;

 Tuangkan pelarut kedalam tabung gelas yang sudah berisi rangka


dan benda uji,

 Letakkan kasa asbes di atas pelat pemanas listrik dan letakkan


tabung gelas di atasnya;

1.Pendingin  Teruskan ekstraksi dengan cara refluks, sampai pelarut berwarna


2.Tabung refluks gelas jernih;
3.Rangka kerucut
4.Kasa Asbes  Pindahkan rangka dari dalam tabung, biarkan kering di udara,
5.Pelat pemanas listrik keringkan di oven pada temperatur 110°C ± 5°C dan ditimbang

12 KELEKATAN ASPAL PADA Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Benda uji diletakkan dalam botol dan tutup botol tanpa tekanan  SNI 03-2439-1991
BATUAN menetapkan kelekatan aspal pada
batuan tertentu dalam air  Setelah 30 menit isi botol dengan air suling pada suhu ruang
sehingga benda uji terendam seluruhnya. Kemudianvletakkan
botol ini dalam oven pada suhu 40oC.

 Setelah 3 jam ambil botol tersebut dari oven dan kemudian


perkirakan luas batu-batu yang masih diselaputi aspal atau ter.

13 KADAR BITUMEN Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk  Timbang bejana berkapasitas 150 ml.  AASHTO T-40-67*
menentukan kadar bitumen  Masukkan benda uji ke dalam bejana tersebut dan tuangkan 100  ASTM D-4-70
campuran bahan-bahan yang ml CS2 sedikit demi sedikit sambil diaduk sehingga bitumen larut.
mengandung sekurang-kurangnya  Tutup bejana dengan gelas arloji selama 15 menit.
25% bitumen  Persiapan Gooch Crucible
 Masukkan tabung penyaring dalam mulut labu penyaring dan
masukkan Gooch Crucible ke dalam tabung penyaring, kemudian
hubungkan labu penyaring dengan pompa hampa udara. Isi
Gooch Crucible dengan suspensi asbes dalam air, isap
menggunakan pompa hampa udara hingga terbentuk lapisan
halus asbes pada dasar Gooch Crucible.
 Angkat dan bakar Gooch Crucible dengan pembakar gas
kemudian timbang setelah didinginkandalam desikator. Ulangi
sampai mendapatkan asbes kering sebanyak (0,5 ± 0,1) gram.
Selanjutnya masukkan Gooch Crucible ke dalam tabung
penyaring.
 Tuangkan larutan bitumen dan CS 2 ke dalam Gooch Crucible dan
isap dengan pompa hampa udara perlahan-lahan hingga
terbentuk endapan
 Bersihkan sisa-sisa endapan dalam bejana dengan CS 2 dan
pindahkan seluruhnya ke dalam Gooch Crucible sehingga filtrat
menjadi jernih, kemudian isaplah dengan pompa hampa udara
sampai endapan tampak kering.
 Pindahkan Gooch Crucible dari tabung penyaring, cuci bagian
bawah dengan CS2 untuk menghilangkan sisa filtrat yang
menempel. Masukkan dalam oven pada suhu (110 ± 10) oC
selama 20 menit untuk menghilangkan sisa-sisa CS 2. Timbang
setelah didinginkan dalam desikator.
 Bila masih terdapat sisa-sisaendapan dalam bejana, keringkan
bejana tersebut dalam oven pada (110 ± 10) oC dan timbang
sampai berat tetap
 Tambahkan berat tersebut sebagai koreksi pada endapan yang
tertinggal dalam Gooch Crucible.
 Bila diperlukan penentuan kadar mineral, maka Gooch Crucible
dipijarkan sehingga menjadi merah, kemudian timbang setelah
didinginkan dalam desikator.
 Bila dalam Gooch Crucible terdapat mineral carbonat, tambahkan
beberapa tetes amonia karbonat. Keringkan pada (110 ± 10) oC
kemudian pijarkan. Timbang setelah didinginkan dalam desikator.
 Bila ada kemungkinansebagian mineral melewati saringan asbes,
maka koreksi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Pijarkan cawan penguap hingga merah tua, timbang setelah
didinginkan dalam desikator. Masukkan filtrat dari labu penyaring
dalam cawan dan cuci labu dengan CS 2 kemudian masukkan
larutan tersebut ke dalam cawan. Uapkan CS 2 dalam cawan
tersebut hingga kering, kemudian pijarkan sisa CS2 dalam cawan
hingga tidak nampak lagi titik hitam atau titik pijar. Timbang
setelah didinginkan dalam desikator. Penambahan berat cawan
diperhitungkan sebagai korreksi berat terhadap berat endapan
yang tidak larut dalam Gooch Crucible.

Anda mungkin juga menyukai